149 research outputs found
OPTIMIZING UTILIZATION OF WATER IN VAN DER WIJCK IRRIGATION SYSTEM BY FUZZY LINEAR PROGRAMMING FOR FARMING SYSTEM
Van Der Wijck irrigation system was applied in Sleman and Bantul district of the Yogyakarta Special Province that has a 3,426.57 ha area. Van Der Wijck is a multipurpose irrigation system because water is used not only for growing crops, but also for sugarcane plantation and fi sh pond. Because the priority service is not clearly defi ned, confl icts among water users are easily occur. The aims of the study were (i) to compute and to predict the water availability both from rainfall and river fl ow, and (ii) to determine the use of the water in order to obtain optimum area of fi sh pond, sugarcane plantation, and other crops passed on discharge availability, seasonal water require-ment, and farm profi t. The results showed that the optimum areas for fi sh pond 17.2 ha and rice fi eld 3,309.57, 2,409.57, and 1,909.57 ha for planting season I, II, and III, respectively. The optimum areas for sugarcane are 35 ha, which is exchangeable with rice area. The optimum area of upland crops for planting season I, II, and III are 100, 1,000, and 200 ha, respectively
Arya Penangsang: Santri Kesayangan Sunan Kudus sebagai Pembangun Memori Kolektif dalam Revitalisasi Kota Cepu
The issue of locality emerged in line with the 1998 reform movement, one of which demanded decentralization of development, including culture. The local identity of the Cepu community is important in this study. Talking about Cepu City cannot be separated from the Islamic Sultanate of Demak, Sunan Kudus, and Arya Penangsang. Arya Penangsang is the grandson of Raden Patah (founder of the Islamic Sultanate of Demak), Sunan Kudus's favorite religious and intelligent student. He is also the Duke of Jipang (Cepu of the past) who is known to be wise, brave, and a staunch Muslim. However, Cepu is an old city that historically has always been defeated, especially after the collapse of the Islamic Sultanate of Demak which was replaced by Javanese rulers in Pajang and Mataram. In the coastal areas he was known as the prince of the last heir to the Islamic Sultanate of Demak who was killed dramatically. The representation of Cepu's local identity comes through the figure of Arya Penangsang and efforts to revitalize the past glory of Jipang Kadipaten as a means of articulation. Interestingly, Arya Penangsang is a figure whom the rulers and most of the Javanese people regard as an evil, cruel, and power-hungry rebel. Thus, efforts to represent the local identity of the Cepu community clash with the dominant discourse of Javanese society in general. Using the ethnographic method, this article aims to express the love of the Cepu people towards Arya Penangsang and the Kadipaten Jipang. The results of this study will explain how Arya Penangsang and the past glory of the Kadipaten Jipang have been awakened in the collective memory of the Cepu people. Arya Penangsang and the Kadipaten Jipang are currently constructed as local heroes in discourses on the revitalization of Cepu City. The results of this study contribute to become a model for the revitalization of other cities that have the same issue
Information on the Distribution of Cadmium in Agricultural Land in the Middle of the Serayu Watershed
Cadmium (Cd) is a heavy metal that is prohibited in food products. In the long term, consumption of food containing Cd can cause cancer (it is a direct carcinogen in humans). Poor management of the Serayu watershed has resulted in pollution of the surrounding land. Meanwhile, trust in management must be built within the framework of trade in the Industrial Era 4.0, which is developing continuously in world trade relations. This study aimed to obtain information on the distribution of Cd in agricultural soils in the middle of the Serayu watershed in March-August 2017. A total of 220 soil samples were taken using the GRID method, and the analysis of Cd concentration was determined by atomic absorption spectrofotometry (AAS). The results showed that Cd was detected in 142 soil samples in the range of 1.0-<1.5 mg kgā1 and detected in the range of 0.5-<1.0 mg kgā1 in 78 soil samples. The results were non-normally distributed with a clustered distribution pattern. The average value of the distribution of Cd in agricultural land in the middle of Serayu watershed was 1.21 mg kgā1, and the highest Cd concentration was 2.18 mg kgā1. The Cd concentration in the middle of the Serayu watershed is classified within the safe category because the concentration is still below the critical Cd threshold value of 3-8 mg kgā1.
Keywords: agricultural land, cadmium, distribution, the middle of Serayu watershe
KRITIK SOSIAL TERHADAP DISKRIMINASI PEMUKA AGAMA DALAM CERPEN āMADAM BAPTISTEā KARYA GUY DE MAUPASSANT: Sebuah Tinjauan Sosiologis
Karya sastra dapat dilihat dari segi sosiologi dengan mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan. Pendekatan sosiologi sastra adalah salah satu pendekatan sastra yang mengkhususkan diri dalam menelaah karya sastra dengan mempertimbangkan segi-segi sosial kemasyarakatan. Cerpen āMadam Baptisteā karya Guy de Maupassant menarik untuk diteliti sebab menceritakan bagaimana agama menanggapi masalah-masalah sosial dan kemasyarakatan.
Semua pemeluk agama percaya bahwa agama berfungsi untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Agama adalah berisi aturan-aturan yang mestinya menjamin tata kehidupan masyarakat yang adil bagi umat manusia, terlebih bagi pemeluknya sendiri. Namun, bagi pemeluknya sendiri, melalui kaum rohaniwan, agama seringkali melakukan deskriminasi dalam melayani kebutuhan sosial masyarakatnya. Padahal kaum rohaniwan seharusnya menjadi penyelesai masalah-masalah sosial yang ada.
____________________________________________________________
Key words: sosiologi sastra, agama, diskriminasi, rohaniwa
KETERSEDIAAN UNSUR HARA MIKRO (FE, CU, ZN DAN MN) PADA LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA
Unsur hara mikro seperti Fe, Cu, Zn, dan Mn sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanamansehingga berperan penting dalam mewujudkan ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui ketersediaan unsur Fe, Cu, Zn dan Mn pada lahan pertanian di KabupatenBanjarnegara, pola sebaran spasial dan korelasi unsur-unsur tersebut di dalam tanah.Pengambilan contoh tanah dilaksanakan di lahan pertanian baik lahan sawah, tegalan,maupun perkebunan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada tahun 2015 denganmetode survey. Kandungan unsur Fe, Cu, Zn dan Mn dianalisis dengan metode ekstraksiMehlich 3 dan pengukurannya menggunakan Atomic Absorption Spectrometry (AAS). Hasilpenelitian menunjukkan ketersediaan unsur Fe 80,8% berada pada rentang normal dan 19,2%dibawah rentang normal. Ketersediaan unsur Cu dan Zn berada di bawah rentang normal.Ketersediaan unsure Mn 4,57% berada pada rentang normal, 94,13% berada di bawahrentang normal, dan 1,30% berada di atas rentang normal. Pola sebaran spasial unsur Feterdistribusi normal dan mengumpul (Clustered), unsurMn, Zn, dan Cu terdistribusi tidaknormal dan mengumpul (Clustered). Unsur Cu memiliki korelasi yang positif sangat nyataantara dengan Fe, Mn, dan Zn
KESEIMBANGAN DAN KETERSEDIAAN KALIUM DALAM TANAH DENGAN BERBAGAI INPUT PUPUK PADA SISTEM SAWAH TADAH HUJAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik, anorganik dan kombinasinya terhadap ketersediaan kalium, keseimbangan masukan dan keluaran kalium, dan efisiensi penyerapan kalium di lahan tadah hujan. Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai Januari 2017 di Kebun Percobaan Jakenan, Pati.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan dan tiga ulangan.Perlakuan terdiri darikontrol; urea 125 kg/ha, SP36 62.5 kg/ha, KCl 50 kg/ha; kompos 2.5 ton/ha; urea 125 kg/ha, SP36 62.5 kg/ha, KCl 50 kg/ha, kompos 2.5 ton/ha; kompos 5 ton/ha; and urea 125 kg/ha, SP36 62.5 kg/ha, KCl 50 kg/ha, kompos 5 ton/ha. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh kandungan kalium di tanah dan beras. Perlakuan urea 125 kg/ha, 62.5 SP36 kg/ha, KCl 50 kg/ha dankompos 2.5 ton/ha memberikan hasil padi tertinggi, yaitu 5.4 ton/ha
Toleransi tanaman kedelai (Glycine max l.) terhadap beberapa konsentrasi ion logam besi (Fe) pada pemberian pupuk kompos
Penelitian bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan toleransi tanaman kedelai akibat pemberian cemaran logam berat besi dengan beberapa konsentrasi dan pemberian pupuk kompos. Penelitian dilakukan di Rumah Kasa dan Laboratorium Terpadu BALINGTAN (Balai Penelitian Lingkungan Pertanian) Pati, Jawa Tengah dari bulan September - Desember 2017. Rancangan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 4x2 dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu perlakuan konsentrasi ion logam besi (Fe) 0, 100, 200, 300 ppm, dan perlakuan pemberian pupuk kompos 0 kg dan 1 kg sebagai faktor kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase pertumbuhan (tinggi tanaman dan waktu berbunga) pada perlakuan pemberian kompos (1 kg) memberikan pengaruh lebih baik di bandingkan dengan tanpa pemberian kompos (0 kg) pada berbagai konsentrasi cemaran besi. Tanaman kedelai dengan perlakuan tanpa pemberian kompos (0 kg) pada semua konsentrasi cemaran logam mati pada saat proses pembentukan polong. Perlakuan pemberian kompos 1 kg dapat mempertahankan produksi kedelai pada konsentrasi cemaran besi 100 ppm tetapi mengalami penurunan pada konsentrasi 200 ppm dan 300 ppm, serta pemberian kompos pada cemaran konsentrasi 100ā300 ppm belum mampu menurunkan kandungan besi biji tanaman, nilainya masih diatas batas ambang yang diijinkan. Kata kunci: kedelai, logam besi, kompo
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KERJA BANGKU
The objective of this research is to determine the relationships between inductive thinking (X1) and student vocational attitude toward technicianĆ¢ā¬ā¢s profession (X2) individually and simultanously and learning achievement (Y) in bench work subject. The research conducted in State Vocational High School in East Jakarta, in the school year of 200/2010 proved the positive relationships between the independent variables (X1 and X2, individually and simultanously) and the independent variable (Y). Based on the reseach findings, this research identified some implications and give a number of suggestions to follow up
TOLERANSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP BEBERAPA KONSENTRASI ION LOGAM BESI (Fe) PADA PEMBERIAN PUPUK KOMPOS
Penelitian bertujuan untuk mengkaji respon pertumbuhan tanaman kedelai
(Glycine max L.), produksi dan kualitas kedelai terhadap konsentrasi logam besi,
pengaruh pemberian pupuk kompos dan pengaruh interaksi ion logam dan
pemberian pupuk kompos. Penelitian dilakukan di Rumah Kasa dan Laboratorium
Terpadu Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (BALINGTAN) Pati, Jawa
Tengah dari bulan September - Desember 2017. Bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah biji kedelai varietas Dering, padatan logam besi, tanah, kompos,
pupuk NPK. Alat yang digunakan yaitu pot, timbangan, cangkul, cetok, label,
oven, shaker, nampan, motar, forteks, AAS. Rancangan dasar yang digunakan
dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap pola faktorial 4x2 dengan 3
ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi cemaran ion logam besi (Fe) terdiri 0,
100, 200, 300 ppm, dan faktor kedua adalah pemberian pupuk kompos terdiri dari
tanpa pemberian pupuk kompos (0 kg) dan pemberian pupuk kompos 1 kg.
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan media tanam,
perlakuan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pengamatan. Persiapan
media tanam dengan memasukkan tanah ke dalam pot. Tanah yang berada di pot
selanjutnya diberi cemaran logam besi sesuai dengan perlakuan. Tanah yang
dicemari logam besi diinkubasi selama 4 hari dan dilakukan pengadukan dua kali
sehari agar cemaran besi homogen. Pemberian pupuk kompos dilakukan sesuai
perlakuan setelah selesai perlakuan. Penanaman benih kedelai dilakukan 1 minggu
setelah pemberian pupuk kompos. Perawatan tanaman kedelai dilakukan dengan
menyiram tanaman, membersihkan gulma yang ada, pengendalian hama serta
pemupukan. Tahap terakhir yaitu pemanenan yang dilakukan pada 81 hari setelah
tanam (HST). Parameter yang diamati yaitu daya berkecambah, tinggi tanaman,
jumlah daun, waktu berbunga, jumlah polong isi dan hampa pertanaman, bobot
100 biji, kandungan besi pada biji serta kandungan besi pada daun. Data hasil
pengamatan dianalisis dengan anova dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda
Duncan (Duncanās Multiple Range Test = DMRT) pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase pertumbuhan (daya kecambah,
tinggi tanaman, jumlah daun dan waktu berbunga) pada perlakuan pemberian
kompos (1 kg) memberikan pengaruh lebih baik di bandingkan dengan tanpa
pemberian kompos (0 kg) pada berbagai konsentrasi cemaran besi. Tanaman
kedelai dengan perlakuan tanpa pemberian kompos (0 kg) pada semua konsentrasi
cemaran logam mati pada saat proses pembentukan polong. Perlakuan pemberian
kompos 1 kg dapat mempertahankan produksi kedelai pada konsentrasi cemaran
besi 100 ppm tetapi mengalami penurunan pada konsentrasi 200 ppm dan 300
ppm, serta biji kedelai pada pemberian kompos dan cemaran konsentrasi besi
100ā300 ppm dapat dikonsumsi oleh manusia
- ā¦