14 research outputs found
PENERAPAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GOOD AGRICULTURE PRACTICES (GAP) USAHATANI KOPI RAKYAT DI LERENG ARGOPURO KABUPATEN JEMBER
Aplication is expected to be effort to improve coffee farming in Panti District, Jember Regency is by implementing the people's coffee farming according to Good Agriculture Practices (GAP) guidelines. This study aims to determine the level of application of Good Agriculture Practices (GAP) of people's coffee farming, and determine the factors that influence. The analysis uses scoring analysis and multiple linear regression. The results showed 1) the level of application of Good Agriculture Practices (GAP) of coffee farming was 80.58 or suitable category 2) Adj R-Square value of 63.5%, variability in the level application of Good Agriculture Practices (GAP) of people's coffee farming explain by age, education level, family dependent, land area, intensity of smallholder, access farm information, and price perception. F test results obtained that all independent variables simultan have a significant effect on the level of implementation of Good Agriculture Practices (GAP) of people's coffee farming. T test results show that the dependents of the family, land area, access to farming information, and perception of coffee prices partially have a significant effect while the age, education level, and intensity of farmers' presence partially do not significantly influence the level of implementation of Good Agriculture Practices (GAP) of coffee farming people
Modal Sosial Petani Rehabilitasi dalam Pemulihan Ekosistem Taman Nasional Meru Betiri
Lahan kritis di wilayah Taman Nasional Meru Betiri yang dikategorikan terluas di Jawa Timur memerlukan dukungan para pihak untuk berpartisipasi. Keberhasilan kegiatan pemulihan ekosistem tersebut memerlukan dukungan utama dari petani rehabilitasi di sekitar kawasan penyangga taman nasional. Tujuan penelitian adalah menganalisis keberadaan modal sosial petani rehabilitasi dalam kerjasama pemulihan ekosistem pada kawasan konservasi di Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan skala guttman dan instrumen SCAT (Social Capital Assessment Tools). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial petani rehabilitasi dalam kerjasama pemulihan ekosistem adalah kuat dengan unsur kepercayaan (skor 95.31 persen), unsur norma (skor 64.06 persen) dan unsur jaringan sosial (skor 58.85 persen). Potensi modal sosial yang kuat dapat mendorong partisipasi aktif anggota kelompok LMDHK Wonomulyo yang saat ini cenderung pasif. Komunikasi yang baik dengan bahasa yang difahami oleh masyarakat desa hutan terus dilakukan secara intensif dan berkesinambungan yang ditunjang dengan transparansi informasi untuk meminimalkan konflik pengelolaan lahan dan meningkatkan pemulihan ekosistem di Taman Nasional Meru Betiri
STRATEGI MULTIKRITERIA PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERKELANJUTAN DI KAWASAN ARGOPURO
Generally, the purposes of this research is to develop multicriteria strategy for forest management in Argopuro mountain in Jember Regency in order to improve benefit for prosperity socialize and support regional development continuation. Degradation of forest significanly is influenced by the forest area managed by Perum Perhutani, the ratio of sum of the Perhutani worker amount and the amount of human resources each district. Education and the quantity of land managed by farmer influence the degree of participation in forest management. Game Theory Analysis show that forest management effort at optimum level at social and economic obtained through management by PHBM where farmer done farming in forest land, take care the wood and get sharing from Perum Perhutani. Multicriteria strategy of forest management at economic driver are PHBM with weighted at participation (social aspect), increase farmer income( economic aspect) and carbon emission to prevent of global warming (ecology aspect). Keywors : Forest management, Multicriteria strategy, Sustainable resourc
Pakan Amoniasi untuk Mendorong Pengembangan Sentra Ternak Unggul di Jember
Kelompok ternak kambing perah Lembah Meru terletak di Desa Wonoasri Kecamatan tempurejo, Kabupaten Jember. Kelompok ini memiliki cita-cita sebagai penghasil kambing PE unggul yang dapat menghasilkan bibit-bibit unggul melalui program pemuliaan yang telah dijalankan sejak tahun 2019. Untuk mendorong upaya tersebut, diperlukan sarana dan prasarana yang dapat mendukung pengemangan Desa Wonoasri sebagai Sentra Kambing PE Unggul seperti pakan. Sumber pakan alternatif limbah pertanian tersedia melimpah karena mayoritas adalah lahan pertanian dan perkebunan. Namun, penggunaan limbah untuk pakan ternak masih memiliki keterbatasan yaitu tingkat kecernaan dan kandungan protein yang rendah. Peningkatan kualitas nutrient dapat dilakukan dengan teknik amoniasi fermentasi. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pelatihan dan demonstrasi cara pembuatan pakan amoniasi fermentasi berbasis hijauan dari limbah pertanian. Pelatihan ini dilakukan pada bulan September-November 2020 di Sekretariat Kelompom Ternak Kambing Perah Lembah Meru. Rangkaiana kegiatan yang dilaksanakan adalah sosialisasi dan penyuluhan potensi limbah dan teknik amoniasi, pelatihan dan demonstrasi pembuatan pakan amoniasi fermentasi, FGD dan monitoring evaluasi produk pakan amoniasi fermentasi. Adapun luaran dari kegiatan ini adalah anggota kelompok ternak dapat mengaplikasikan teknik pengolahan pakan amoniasi fermentasi baik secara mandiri maupun dengan kelompoknya sehingga dapat mengefektif dan mengefisiansikan usaha budidaya ternak unggul
Perkembangan dan Sebaran Industri Tepung Berbasis Pangan Lokal Sebagai Upaya Substitusi Terigu di Jawa Timur
Industri tepung berbasis pangan lokal sebagai upaya untuk subsitusi terigu menunjukkan peluang untuk dapat berkembang di Jawa Timur. Terigu merupakan bahan pangan impor dikarenakan gandum tidak dapat diproduksi di wilayah Indonesia. Rata-rata nilai impor terigu tahun 2016-2020 yaitu 24.061,8 US$. Pelaksanaan impor di Indonesia bukan menunjukkan bahwa Indonesia tidak mampu mengelola kekayaan sendiri. Jawa Timur memiliki potensi produksi komoditas padi, jagung dan ubi kayu. Perlu adanya informasi sebaran industri dan wilayah potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perkembangan dan sebaran industri tepung berbasis pangan lokal di Jawa Timur dan mengetahui potensi pengembangan industri tepung berbasis pangan lokal sebagai substitusi terigu di Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis desktriptif serta scalling dan rescalling. Hasil penelitian menunjukkan industri tepung berbasis ubi kayu merupakan industri yang paling berkembang di Jawa Timur dari tahun 2011 hingga 2020 namun komoditas yang potensial untuk dikembangkan di provinsi ini adalah komoditas padi
Pengembangan Pembibitan Kambing Peranakan Etawah di Wonosari, Kabupaten Jember
Kelompok Ternak Lembah Meru merupakan salah satu kelompok yang mengusahakan pembibitan ternak kambing PE (Peranakan Etawah). Permasalahan dalam kelompok ini adalah sulitnya mendapatkan bibit unggul yang dapat menunjang keberhasilan usaha. Adapun solusi permasalahan tersebut adalah dengan mengembangkan dan menerapkan sistem pembibitan pola inti terbuka (open nucleus breeding scheme) karena sistem ini cocok diimplementasikan di peternakan rakyat. Metode pelaksanaan kegiatan berupa FGD (Focus Group Discussion) dengan UPTPT-HMT Jember sebagai sumber parent stock, sosialisasi dan pelatihan sistem pembibitan kambing PE, sosialisasi dan pelatihan manajemen pencatatan dan pembibitan ternak, dan evaluasi serta pemonitoran keberhasilan program. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perilaku (100%), pengetahuan (100%), dan keterampilan peternak dalam melakukan usaha pembibitan ternak kambing PE dengan sistem pembibitan inti terbuka (100%). Akan tetapi, penerapan teknologi pengolahan pakan dan penggunaan smartphone untuk pencatatan masih rendah (55%). Kelompok ternak berperan sebagai inti yang memelihara dan mengembangkan ternak unggul. Adapun anggota kelompok berperan sebagai plasma dan multiplier. Program ini sangat bermanfaat bagi peningkatan struktur sistem pembibitan ternak kambing PE di Kelompok Ternak Lembah Meru
Aplikasi Teori Permainan pada Perancangan Pola Kerja Sama yang Adil dalam Pengelolaan Irigasi di Tingkat Petani
EnglishAn appropriate incentive structure is an incentive for farmers. It is intended to encourage farmers to do something with a specific purpose, such as farm land management using the SRI (System of Rice Intensification) method. SRI application is encouraged method is through the application of fair irrigation water tariff (ipair) based on a remuneration system (reward and punishment) by taking into account the conditions of irrigation channels, synchronized date of planting, and water-saving cultivation methods. The fair ipair in Cianjur Regency ranges from Rp 96,667 to Rp 110,000 per hectare per planting season, and that in Karawang Regency varies from Rp 41,667 to Rp 48,333 per hectare per planting season. The highest payoffs are achieved when Perum Jasa Tirta (PJT) II, Regency Governments, and farmers apply water-saving strategy. This strategy in the long-term can save water availability which is potential to improve food yields and food security.IndonesianPenerapan struktur Insentif yang tepat dimaksudkan sebagai rangsangan bagi petani. Tujuannya adalah untuk mendorong agar bertindak dan berbuat sesuatu untuk tujuan tertentu seperti mendorong pengelolaan lahan dengan metode SRI (System of Rice Intensification). Sistem insentif kelembagaan agar mendukung metode SRI adalah melalui penerapan tarif ipair yang fair berdasarkan sistem remunerasi (reward dan punishment) dengan mempertimbangkan aspek kondisi saluran irigasi, keserempakan tanam, dan penerapan metode budidaya hemat air. Tarif ipair yang fair di Kabupaten Cianjur berkisar antara Rp 96.667 sampai 110.000 per hektar per musim tanam dan di Kabupaten Karawang berkisar antara Rp 41.667 sampai 48.333 per hektar per musim tanam. Kerja sama yang saling menguntungkan dengan hasil perolehan tertinggi (payoffs nash equilibrium) terjadi ketika PJT II (Perum Jasa Tirta II), Pemerintah Kabupaten dan petani menerapkan strategi hemat air (intermitten). Penggunaan metode irigasi intermiten yang hemat air pada jangka panjang selain mengatasi kelangkaan air juga berpotensi meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan
ADAPTASI DAN MITIGASI PETANI CABAI BESAR DI DESA SUMBEREJO DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Climate change (C-C) causes erratic weather changes like today which have a negative impact on the agricultural sector, especially on seasonal crops such as horticulture, because it will inhibit plant growth and cause high growth of plant pest organisms. The phenomenon of climate change is a serious obstacle for actors in the agricultural sector, such as farmers. Therefore, this study aims to analyze farmers' perceptions, adaptation-mitigation actions taken, and analyze the factors that influence large chili farmers in adapting and mitigating climate change. The research location in the large chili center is in Sumberejo Village, Ambulu District, Jember Regency. The research method uses analytical descriptive with scoring analysis tools (Likert Scale and Guttman Scale) and logistic regression analysis. Determination of the sample that is as many as 32 farmers with disproportionate stratified random sampling method. The results showed that the majority of respondents had a moderate level of perception. The most frequently carried out climate change adaptation-mitigation actions are the use of high-yielding varieties and organic fertilizers, soil management and changes in cropping patterns with a high level of implementation, while significant factors that have the opportunity to increase the implementation of adaptation-mitigation are age variables, availability of information related to agriculture and climate change and pest attack frequency
PAKAN FERMENTASI BERBASIS LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA DI KELOMPOK TERNAK LEMBAH MERU
Mitra program pengabdian kemitraan yang diusulkan adalah Petani-peternak yang tergabung dalam Lembah Meru yang berada di Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Kelompok ternak Lembah Meru membudidayakan kambing perah Ettawah sebagai penghasil daging dan susu sebagai usaha sampingan. Peternak yang tergabung dalam kelompok ini berjumlah 30 orang dengan kepemilikan kambing yang beragam bekisar 3-20 ekor/peternak. Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo merupakan daerah pinggiran hutan konservasi atau biasa disebut desa penyangga Taman Nasional Merubetiri (TNMB). Permasalahan-permasalahan yang dihadapi mitra terutama kelompok ternak Lembah Meru adalah kesulitan pakan berkualitas sehingga produktivitas daging dan susu kambing perah sangat rendah. Pakan ternak hanya didapatkan dari hasil merumput tiap harinya tanpa memperhitungkan kebutuhan ternak. Permasalahan lain yang ada dikelompok adalah manajemen kelembagaan peternakan yang tidak berjalan dengan baik sehingga usaha peternakan yang dijalani tidak berkembang. Solusi yang ditawarkan untuk permasalah mitra adalah: (1) penyuluhan peternak tentang potensi limbah pertanian termasuk janggel jagung dan rendeng kedelai, (2) Pelatihan ke peternak cara mengolah limbah pertanian menjadi pakan fermentasi yang sesuai dengan kebutuhan ternak, (3) Pelatihan dan penyuluhan tentang pengorganisasian kelompok dan manajmeen bisnis peternakan yang baik dan 4) melakukan monitoring pemberian pakan ke ternak. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan berjalan lancar dengan antusiasme peternak yang sangat tinggi. Produk pakan fermentasi yang dibuat tidak terkontaminasi jamur, warna normal kecoklatan dan berbau seperti tape. Kelembagaan kelompok Ternak Lembah Meru telah terbentuk dan berjalan sesuai tupoksi Kata Kunci — Limbah pertanian, Pakan fermentasi, Peternak Kambing PE, Wonoasri, Desa Penyangga Merubetir
DINAMIKA PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS CABAI MERAH (Capsicum annuum L) DI KABUPATEN JEMBER
Red chili prices in the market tend fluctuate over time. Development of red chilli in centers production included at Jember Regency continue to be made, but production still fluctuate and have not been able to meet market demand. Condition fluctuation production with uncertainty price needs to corrected immediately. Information of price and production need as solution to cope with fluctuation of red chili price. The research method used analytical descriptive method. Location chosen by purposive method at Jember Regency. The research used secondary time series data 2012 until 2016. Analytical tools used probability analysis and plot, trend analysis, and multiple linear regression analysis with double log model. The results showed that (1) production and prices red chili fluctuate every quarterly. The highest red chili price at farmers and consumers level occurred in the fourth quarter and the lowest in the second quarter. Red chili highest production in fourth quarter and lowest in first quarter. (2) Trend production and prices of red chili on 2017 until 2018 fluctuated and increased. (3) Factors that significantly affect of red chili supply are red chili production in previous month and harvested area