47 research outputs found

    BERAT BADAN DAN PANJANG BADAN LAHIR RENDAH SEBAGAI FAKTOR RISIKO TERJADINYA STUNTED PADA BALITA USIA 12-24 BULAN DI PUSKESMAS NGEMPLAK II

    Get PDF
    Latar Belakang: Tahun 2015, prevalensi panjang badan lahir rendah di wilayah puskesmas Ngemplak II yaitu sebesar 28%. Stunted dapat meningkatkan risiko terjadinya kesakitan, kematian, gangguan perkembangan motorik dan penurunan produktivitas dimasa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berat badan dan panjang badan lahir rendah sebagai faktor risiko terjadinya stunted pada balita usia 12 - 24 bulan. Metode: Penelitian observasional dengan rancangan case control dengan jumlah sampel 59 kasus (stunted) dan 59 kontrol (normal). Kriteria stuntedditentukan berdasarkan skor z indeks TB/U <-2 SD menurut WHO child growth standard. Data panjang badan lahir, berat badan lahir, panjang badan sekarang, jenis kelamin dan umur balita diperoleh melalui penelusuran dokumen yaitu data pemantauan status gizi tahunan dari Puskesmas Ngemplak II. Analisis data dengan uji Chi Square dan perhitungan Odd Ratio (OR). Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan hubungan bermakna antara berat badan dan panjang lahir rendah dengan kejadian stunted pada balita usia 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II. Hasil analisis diperoleh nilai panjang badan lahir dengan kejadian stunted (OR=5,658;p=0,000) dan berat badan lahir dengan kejadian stunted (OR=4,491;p=0,000). Kesimpulan: Panjang badan dan Berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko terjadinya stunted pada balita 12-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak II. Kata Kunci: Stunted; faktor risiko; balita usia 12-24 bulan; panjang badan lahir

    ANALISIS KARAKTERISTIK BAJA DC 53 PADA DIES HOT CUT MESIN EXTRUDER TWIN SCREW

    Get PDF
    Dalam dunia industri manufacture, mesin extruder banyak digunakan untuk memproduksi kebutuhan rumah tanggga yang berbahan plastik. Dies adalah salah satu komponen di dalam mesin extruder twin screw yang berfungsi sebagai cetakan/alur keluar bahan plastik. Bahan material dalam pembuatan dies harus mempunyai sifat yang keras, ulet, tahan terhadap gesekan. Salah satu bahan yang mempunyai sifat itu ialah baja DC 53. Untuk mendapatkan performa dies berbahan baja DC 53, perlu dilakukan perlakuan panas. Hasil pengujian karakteristik kekerasan material dihasilkan kekerasan rata rata 23.0 HRC dan hasil kekerasan rata rata 63,3 HRC setelah  heat treatment. Hasil pengujian komposisi kimia dihasilkan, kadar carbon yang terkandung di dalam dies sebesar 1,40%, dengan hasil tersebut dies masuk dalam kelompok high carbon steel. Pengujian pemakaian di lapangan dies hot cut mampu menurunkan down time sebesar 220 menit (3,26 jam) selama dua bulan beroperasi terhadap dies import. Untuk kapasitas dies hot cut mampu menekan angka reject sebesar 327 kg, dan performa terhadap ketahanan gesekan, dies hot cut mampu menurunkan angka penggantian cutting sebanyak 109 kali. Secara keseluruhan dies hot cut treatment mampu menurunkan down time, reject, penggantian cutting terhadap dies hot cut import yang selama ini bermasalah

    PENGELOLAAN KURIKULUM PROGRAM KEPALA SEKOLAH PEMBELAJARAN TAHUN 2016

    Get PDF
    Modul Pengelolaan Kurikulum memfasilitasi Saudara untuk menyempurnakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)mengacu kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Saudara dalam mengelola kurikulum meliputi kegiatan merencanakan, melaksanakan, memantau, dan menilai KTSP. Pembelajaran pengelolaan kurikulum akan dilakukan melalui serangkaian kegiatan mengkaji dan menyempurnakan dokumen I KTSP, mengembangkan Perangkat Pembelajaran meliputi: Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) untuk jenjang TK/TKLB, dan Program Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem), Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta menetapkan KKM untuk jenjang SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB, dan SMK/SMKLB, sebagai salah satu proses penjaminan mutu SKL. Kemampuan pengelolaan kurikulum ini penting agar Saudara mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum secara efektif, sehingga dapat dijadikan panduan bagi guru dalam menerapkan kurikulum untuk menciptakan proses pembelajaran yang mendidik, beragam, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Dengan demikian, visi dan misi sekolah dapat dipahami serta diwujudkan ke dalam sikap, perilaku, kebiasaan, kinerja, dan profil lulusan sekolah yang mengacu pada tuntutan masyarakat “Indonesia Baru: Cerdas dan Kompetitif”. Modul pengelolaan kurikulum meliputi tiga topik utama, yaitu: KTSP, dokumen Perangkat Pembelajaran, dan Penetapan KKM. Setiap topik terbagi menjadi sejumlah kegiatan pembelajaran yang dapat meliputi pengenalan komponen dokumen, pengkajian dokumen, revisi, dan penyusunan dokumen. Kegiatan-kegiatan ini akan Saudara lakukan dalam satu tahap. Saudara akan melakukan kegiatan diskusi, curah pendapat (brainstorming), simulasi, dan lain-lain. Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri jika jumlah peserta tidak memungkinkan. Saudara juga akan melakukan kegiatan: (1)praktik mengkaji dan menyempurnakan dokumen I KTSP; (2)mengembangkan perangkat pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku; dan (3)menetapkan KKM. Modul ini memperhatikan aspek-aspek inklusi sosial, dapat dipergunakan dalam kondisi sosial-budaya sekolah yang beragam, mempertimbangkan isu-isu suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, orang dengan HIV/AIDs, dan yang berkebutuhan khusus. Inklusi sosial ini diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik

    Modul kepala sekolah pembelajar kelompok kompetensi 06: pengelolaan kurikulum

    Get PDF
    Modul kepala sekolah pembelajar ini dipersiapkan oleh Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan oleh kepala sekolah khususnya yang melaksanakan program kepala sekolah pembelajar serta pihak-pihak lain yang berkepentingan

    Pengaruh Latihan Double Leg Cone Hop Dan Knee Tuck Jump Terhadap Peningkatan Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Dalam Permainan Sepakbola di SSB Bina Liga U-15 Kota Pemalang

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang maksimalnya tendangan jarak jauh yang dihasilkan para pemain SSB Bina Liga U-15 Pemalang, yang disebabkan karena saat latihan pelatih lebih fokus dalam melatih taktik dan daya tahan tubuh tanpa memberikan latihan untuk meningkatkan kemampuan khusus salah satunya tendangan jarak jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari latihan double leg cone hop dan knee tuck jump terhadap peningkatan kemampuan tendangan jarak jauh pada permainan sepakbola di SSB Bina Liga U-15 Kota Pemalang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif eksperimen dengan desain Two Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain SSB Bina Liga Kota Pemalang yang berjumlah 78 pemain yang terdiri dari berbagai kelompok usia, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemain SSB Bina Liga U-15 Kota Pemalang yang berjumlah 16 pemain, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan dalam tes ini adalah instrumen tes kemampuan tendangan jauh dengan validitas 0,978 dan relibilitas sebesar 0,989 di ambil dari Barrow (dalam Setyawan, 2019). Hasil penelitian menunjukan perhitungan uji t untuk latihan double leg cone hop diperoleh Thitung > Ttabel  yaitu 5,642 > 1,895 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk latihan knee tuck jump diperoleh Thitung > Ttabel  yaitu 5,691 > 1,895 maka Ho ditolak dan Ha diterima.  Dari perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa latihan knee tuck jump lebih baik daripada latihan double leg cone hop terhadap peningkatan tendangan jarak jauh di SSB Bina Liga U-15 Kota Pemalang. Hal ini dikarenakan latihan knee tuck jump dengan cara melompat ke atas diam ditempat itu menyebabkan otot-otot dan sendi yang terkena jauh lebih terpusat dan lebih terfokus serta tekanan saat melakukan tidak berkuran

    Relation Active Cadre And Community Participation With Protein Energy Malnutrition Case

    Get PDF
    Integrated Service Post (Posyandu) is a place to monitor under five’s growth to combat protein energy malnutrition (PEM). Main actor in posyandu is cadre, who has to be active. Active cadre pursue mothers to weigh their under fives which can increase participation. Participation enhancement can increase mother’s knowledge and parenting practice which influence lowering PEM cases. This research aims to know relation between active cadre and community participation with PEM cases. This is an observational research use cross sectional design, which is held in Srandakan Public Health Center (PHC) working area. Independen variable is active cadre, moderating variable is community participation and dependent variable is PEM cases. Product moment Pearson and Rank Spearman correlation test were performend to prove hypothesis. Result show there are 402 active cadres with range 11, community participation is 87.06% and 50 PEM cases are found. There are significant correlations between active cadres and community participation, community participation and PEM cases, but there is no significant correlation between active cadres and PEM cases. It is better for Srandakan PHC to increase supervision and development of community participation and refreshing cadre in order to develop PEM prevention program. Key words: active cadre, participation, PEM

    PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA USAHA PADA PEMILIK UKM SEKTOR MANUFAKTUR GARMIEN DI TANAH ABANG, JAKARTA PUSAT

    Get PDF
                                                    ABSTRACTThe purpose of this study is to determine whether there is influence of market orientationand entrepreneurial orientation on performance in the small and medium scale of garmentmanufacturers in Tanah Abang, Central Jakarta. The population of this study is the owner of thegarment manufacturers in Tanah Abang, Central Jakarta. The Sample in this study was determinedby non probability sampling method. Researcher distributed questionnaires to 100 respondents. Theresults shows that there is an influence of market orientation and entrepreneurial orientation onperformance in small and medium scale of garment manufacturers in Tanah Abang, Central Jakarta.Market orientation provides the ability to understand and meet the today and future customer needswhich also using their ability to provides superior solutions for customers than their competitors.Entrepreneurial orientation can help to identify and respond earlier to market than their competitorsin order to create competitive advantages and achieve better performance. The implications of thisstudy for the garment manufacturers is to increase the knowledge about the factors that affecting theperformance such as market orientation and entrepreneurial orientation which could develop theirinsights and change the views in entrepreneurship.Keywords: small and medium scale enterprises, market orientation, entrepreneurial orientation,performance                                                ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh orientasi pasar danorientasi kewirausahaan pada kinerja usaha skala kecil dan menengah produsen garmen di TanahAbang, Jakarta Pusat. Populasi penelitian ini adalah pemilik produsen garmen di Tanah Abang,Jakarta Pusat. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan metode non probability sampling.Peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adapengaruh orientasi pasar dan orientasi kewirausahaan pada kinerja usaha skala kecil dan menengahprodusen garmen di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Orientasi pasar menggambarkan kemampuanuntuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan hari ini dan masa depan sekaligus jugamenggunakan kemampuan mereka untuk menyediakan solusi unggul bagi pelanggan dari pesaingmereka. Orientasi kewirausahaan membantu mengidentifikasi dan menanggapi pasar lebih cepatdari pesaing dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif dan mencapai kinerja yang lebihbaik. Implikasi dari penelitian ini untuk produsen garmen adalah untuk meningkatkan pengetahuantentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seperti orientasi pasar dan orientasi kewirausahaanyang bisa mengembangkan wawasan mereka dan mengubah pandangan dalam berwirausaha.Kata kunci: usaha kecil dan menengah skala, orientasi pasar, orientasi kewirausahaan, kinerj

    Berat Badan, Panjang Badan dan Faktor Genetik sebagai Prediktor Terjadinya Stunted pada Anak Sekolah

    Get PDF
    Background: Riskesdas in 2013 showed that Yogyakarta (DIY) had a prevalence of stunted new kid in school is less than the national average, which is 14.9% (MOH, 2013). Stunted or short, is a linear growth retardation has been widely used as an indicator to measure the nutritional status of individuals and community groups. Stunted can be influenced by several factors: birth weight, birth length match and genetic factors. Objective: To determine the weight, length of low birth weight and genetic factors as predictors of the occurrence of stunted on elementary school children. Methods: The study was a case control analytic. Research sites in SD Muhammadiyah Ngijon 1 Subdistrict Moyudan. The study was conducted in May and June 2015. The subjects were school children grade 1 to grade 5 the number of cases as many as 47 children and 94 control children. With the inclusion criteria of research subjects willing to become respondents, was present at the time of&nbsp; the study, they have a father and mother, and exclusion criteria have no data BB and PB birth, can not stand upright. The research variables are BBL, PBL, genetic factors and TB / U at this time. Data were analyzed by chi-square test and Odd Ratio (OR) calculation. Results: In case group as much as 91.5% of normal birth weight and length of 80.9% of normal birth weight, most of the height of&nbsp;&nbsp; a normal mother and father as many as 85.1%. In the control group as much as 78.7% of normal birth weight and 61.7% were born normal body length, height mostly normal mom and dad that 96.7% of women and 90.4% normal normal father. Statistical test result is no significant correlation between height mothers with stunted incidence in school children, and the results of chi-square test P = 0.026 with value Odd Ratio (OR) of 3.9 and a range of values from 1.091 to 14.214 Cl95%. Conclusion: High maternal body of mothers can be used as predictors of the occurrence of stunted school children and mothers with stunted nutritional status have 3.9 times the risk of having children with stunted nutritional status. &nbsp; Keywords: BBL, PBL, Stunted, Schoolchildre

    VARIASI CAMPURAN TEPUNG KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI SUMBER KALSIUM PADA BROWNIES KUKUS DITINJAU DARI SIFAT FISIK, ORGANOLEPTIK DAN KADAR KALSIUM

    Get PDF
    Buah pisang merupakan bahan pangan yang bergizi, sumber karbohidrat, vitamin dan mineral. Kulit pisang mengandung kalsium yang cukup tinggi yaitu sebesar 715 mg/100 g. Brownies kukus adalah cake cokelat padat dengan aneka variasi rasa akan tetapi memiliki kandungan kalsium yang rendah. Pencampuran tepung kulit pisang kepok dalam pembuatan brownies kukus diharapkan dapat meningkatkan kadar kalsium brownies kukus. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya sifat fisik, organoleptik dan kadar kalsium brownies kukus dengan variasi campuran tepung kulit pisang kepok.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi campuran tepung kulit pisang kepok sedangkan variabel terikatnya adalah sifat fisik, organoleptik dan kadar kalsium. Pengolahan data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin banyak campuran tepung kulit pisang kepok maka warna brownies kukus semakin cokelat kehitaman, aroma dan rasa brownies kukus semakin khas kulit pisang, serta tekstur brownies kukus semakin kasar. Warna dan aroma brownies kukus yang paling disukai adalah brownies kukus dengan campuran 25%. Adapun rasa dan tekstur brownies kukus yang paling disukai adalah brownies kukus dengan campuran 0% (kontrol). Kadar kaslium tertinggi terdapat pada brownies kukus dengan campuran tepung kulit pisang kepok 25%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan sifat fisik, organoleptik dan kadar kalsium brownies kukus dengan variasi campuran tepung kulit pisang kepok. Berdasarkan warna dan aroma, brownies kukus dengan campuran tepung kulit pisang 25% dapat diterima oleh panelis. Kata Kunci : kulit pisang kepok, brownies kukus, sifat fisik, sifat organoleptik, kalsiu
    corecore