10 research outputs found

    Studi Kasus Pelayanan Rekam Medis pada Masa Pandemi Covid-19 Di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta

    Get PDF
    The Covid-19 outbreak has been declared as a public health emergency of international concern by the World Health Organization (WHO). The pandemic has also changed the process of health services provided to patients, including medical record services. This study aimed to examine the process of medical record services at the Gondokusuman II Primary Health Center (PHC) in Yogyakarta City during the Covid-19 pandemic. This qualitative research explored medical record services during pandemics. Three staff were recruited as respondents using the purposive sampling technique. Data were collected through observation and interviews. There were differences in patient registration services before and after the pandemic. Before registering, patients will be screened first. If they show Covid-19 symptoms, the patients are directed to the infectious clinic and the provision of medical records will be prioritized. To support the implementation of health protocols, the primary health center provides personnel protective equipment adequately. However, the reference for health protocols related to medical record services at the PHC level is not yet available. So, reference issued by the Ministry of Health is used respectively. Therefore, specific regulations need to be immediately compiled and disseminated to ensure that the prevention of Covid-19 transmission can be carried out more precisely

    PENGUATAN JEJARING LULUSAN PROGRAM STUDI DOKTOR MANAJEMEN KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    Get PDF
    ABSTRAKPengabdian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dalam konteks peningkatan keterlibatan dan penguatan jejaring lulusan dalam program studi di sebuah perguruan tinggi. Jejaring lulusan saat ini seolah tidak banyak dilibatkan dalam pengelolaan program studi karena dianggap berada di luar organisasi Pendidikan. Disisi yang lain, peran lulusan yang telah berada di indutri/dunia kerja dalam memberikan dukungan, saran, dan penguatan kepada program studi sangat signifikan. Terlebih, kesesuaian antara kurikulum program studi, kompetensi lulusan, dan harapan industri/dunia kerja seharusnya selaras. Selain itu, pengabdian ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dan alumni. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan alumni yang telah lulus dari program studi doktor manajemen kependidikan Universitas Negeri Semarang. FGD digunakan untuk mendapatkan masukan, umpan balik, dan pandangan dari alumni terkait dengan peran sebagai bagian dari jejaring lulusan, serta harapan terhadap program studi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pelaksanaan FGD telah menciptakan interaksi yang aktif antara alumni dan program studi. Alumni memberikan masukan yang berharga terkait dengan kebutuhan industri, perkembangan karier, serta perbaikan dan pengembangan program studi. Masukan dari alumni memungkinkan perguruan tinggi untuk menyesuaikan kurikulum, menambahkan program pengembangan karier, serta meningkatkan kualitas pengajaran. Dalam jangka panjang, pengabdian ini juga berpotensi memperkuat jejaring lulusan dan meningkatkan keterlibatan dalam mendukung akreditasi program studi. Kata kunci: jejaring lulusan; program studi; FGD; akreditasi. ABSTRACTThis community service aims to explain and analyze the implementation of community engagement within the context of enhancing involvement and strengthening the alumni network within a college's study program. Additionally, this initiative seeks to reinforce the relationship between the college and its alumni. The method employed in this endeavor is Focus Group Discussion (FGD), which involves alumni who have graduated from the doctoral program in educational management at Universitas Negeri Semarang. FGD is employed to gather input, feedback, and perspectives from alumni regarding their roles within the alumni network, as well as their expectations for the study program. The results of this initiative indicate that the implementation of FGD has facilitated active interaction between alumni and the study program. Alumni have provided valuable insights concerning industry needs, career development, as well as enhancements and advancements in the study program. Input from alumni enables the college to adapt the curriculum, add career development programs, and enhance teaching quality. In the long run, this dedication also holds the potential to strengthen the alumni network and increase involvement in supporting the accreditation of the study program. Keywords: alumni network; study program; FGD; accreditation

    Hubungan Antara Coder (Dokter dan Perawat) dengan Keakuratan Kode Diagnosis Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta Tahun 2012

    Get PDF
    Disease classification system is a grouping of diseases that are similar to the International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems Tenth Revisions (ICD-10) for the term of diseases and health-related issues. The coding application should be appropriate with ICD-10 in order to obtain the codes accuracy because the results are used for indexing the recording of disease, national and international reporting of morbidity and mortality, the analysis of health care financial, as well as for research and clinical epidemiology. The purpose of this study were to know the correlation between coders (doctors and nurses) and the accuracy of diagnosis codes based on ICD-10 at Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta in 2012. The type of this study was the observational analytic study with cross sectional design. The population was the entire files of outpatient medical records for the period of January to June 2012. The number of sample in this study was 385 samples using simple random sampling technique. The analysis showed that the number of codes which accurate were 174 (45.2%) and the inaccurate codes were 211 (54.8%). The results of chi square test with continuity correction showed that Ho was rejected because of the value of p = 0.001 (p <0.05). This showed the correlation between coders (doctors and nurses) and the accuracy of the diagnosis codes

    Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Menggunakan Video Dokumenter dengan Subtema Pertempuran Palagan Ambarawa di Kelas XI SMA N 1 Ambarawa

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis kelayakan hasil pengembangan media pembelajaran sejarah mrnggunakan video dokumenter dengan subtema Pertempuran Palagan Ambarawa yang sesuai dengan kebutuhan siswa di kelas XI SMA N 1 Ambarawa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and Development. Sumber data pada penelitian ini ialah guru, siswa, proses pembelajaran, dokumen dan angket. Uji objektivitas data yaitu triangulasi metode, triangulasi sumber dan validitas. Teknik analisi data dalam penelitian ini adalah deskriptip kualitatif untuk tahab pendahuluan, teknik analisa kuantitatif untuk tahab pengembangan dan tahab evaluasi menggunakan teknik analisa kuantitatif menggunakan skala likert. Hasil tingkat kelayakan dari ahli media menunjukan rata-rata 82,78% (kategori sangat baik), ahli materi rata-rata 87,5% (kategori sangat baik). Kelas XI IPS I mendapat angka respon sebesar 87,2% (kategori sangat baik) dan untuk kelas XI MIPA IV mendapat angka respon sebesar 81,6% (kategori baik)

    ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI SURVEILANS DEMAM BERDARAH DENGUE

    Get PDF
    Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular akibat virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan sering menimbulkan outbreak pada daerah beriklim tropis khususnya Indonesia. Keseriusan masalah ini bisa diatasi melalui sistem informasi surveilans dengan memanfaatkan teknologi informasi. Surveilans selama ini dilakukan secara manual (paper-based) yang menimbulkan permasalahan seperti keterlambatan pelaporan, data tidak up to date serta penyajian informasi yang kurang informatif dalam mendukung pengambilan keputusan. Langkah awal dalam menerapkan sistem informasi surveilans DBD yaitu menganalisis kesiapan pengguna agar implementasi sistem berjalan efektif dan efisien dan berdampak signifikan pada penurunan angka kejadian DBD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan penerapan sistem informasi surveilans DBD menggunakan instrument DOQ-IT (Doctor’s Office Quality – Information Technology). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Oktober tahun 2020 di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta. Subjek penelitian sebanyak 6 orang yang terdiri dari petugas surveilans, programmer DBD dan kader kelurahan. Obyek penelitian yaitu sistem informasi surveilans DBD. Pengumpulan data menggunakan kuisoner, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa angka kesiapan penerapan sistem informasi surveilans DBD berada dalam kategori cukup siap dengan total nilai 47.75. Perolehan rata-rata skor dari masing-masing variabel yaitu variabel sumber daya manusia dengan skor 2.125, budaya organisasi dengan skor 1.87, tata kelola kepemimpinan dengan skor 1.86 dan infrastruktur dengan skor 1.38. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Puskesmas Gondokusuman II berdasarkan hasil pengukuran dengan instrumen DOQ-IT (Doctor’s Office Quality – Information Technology) memiliki kemampuan yang baik pada komponen sumber daya manusia, namun juga terdapat beberapa kelemahan pada komponen budaya kerja organisasi, tata kelola kepemimpinan dan infrastruktur. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi dan antisipasi lebih lanjut pada komponen yang lemah agar implementasi sistem informasi surveilans berjalan baik. Kata kunci: Analisis Kesiapan, Demam Berdarah Dengue (DBD), Sistem Informasi Surveilans  Abstract Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a contagious disease caused by dengue virus and often causes outbreaks in tropical climates, especially Indonesia. This problem can be solved through surveillance using information technology. During this time, surveillance was doing manually (paper-based) which caused problems such as reporting delay, data not up to date and uninformative presentation for decision making. The first step in implementing DHF surveillance information system is analyze the user readiness so the system implementation runs effectively and efficiently and has significant impact on reducing incidence of DHF. This study aims to analyze the readiness to implement a dengue surveillance information system using the DOQ-IT (Doctor's Office Quality - Information Technology) instrument. This type of research is quantitative with a cross-sectional design. The research was conducted in April – October 2020 at Puskesmas Gondokusuman II, Yogyakarta. The research subjects were 6 people consisting of surveillance officers, DHF programmers, and village cadres. The research object is the DHF surveillance information system. Data collection techniques using questionnaires, observation, and documentation studies. The results of the study found that the readiness for the implementation of the DHF surveillance information system was in the ready category with a total score of 47.75. The average score obtained from each variable is the human resources variable with a score of 2.125, organizational culture with a score of 1.87, leadership governance with a score of 1.86, and infrastructure with a score of 1.38. This study concludes that Puskesmas Gondokusuman II based on the results of measurements with the DOQ-IT (Doctor's Office Quality – Information Technology) instrument has good capabilities in the human resource component, but there are also some weaknesses in the components of organizational work culture, leadership governance, and infrastructure. Therefore, further identification and anticipation of weak components are needed so that the implementation of the surveillance information system runs well. Keywords: Readiness Assessment, Dengue Hemorrhagic Fever, Surveillance Information System 

    PENDAMPINGAN PROSES TRANSFORMASI SISTEM PENJAJARAN REKAM MEDIS MENGGUNAKAN TERMINAL DIGIT FILING

    Get PDF
    Puskesmas sebagai penyedia sarana pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan akurat. Oleh karena itu, puskesmas harus mampu mengelola rekam medis dengan baik sehingga rekam medis dapat disediakan dengan cepat dan tepat saat dibutuhkan. Puskesmas Gondokusuman 2 Kota Yogyakarta menerapkan sistem penyimpanan berkas rekam medis berdasarkan wilayah. Adanya peningkatan signifikan pada kunjungan pasien baru dari luar daerah menyebabkan penumpukan berkas rekam medis pada satu lokasi saja. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah melakukan transformasi sistem penjajaran rekam medis menggunakan TDF. Metode dalam kegiatan ini dengan pendekatan difusi ipteks, melalui rangkaian kegiatan penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi sistem penjajaran rekam medis, pengadaan sarana proses transformasi sistem penjajaran berupa rak kayu serta pendampingan proses transformasi dari penjajaran rekam medis berdasarkan wilayah menjadi TDF dengan sasaran petugas rekam medis yang dilaksanakan selama 3 bulan. Hasil pengabdian ini adalah penerapan Terminal Digit Filing yang mampu menyimpan rekam medis tersebar ke dalam semua section rak penyimpanan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan penjajaran rekam medis. Diharapkan program evaluasi dan monitoring pendampingan proses transformasi sistem penjajaran TDF dapat dilakukan pada program PKM berikutnya untuk menjamin keberhasilan proses transformas

    Optimalisasi Tracking Rekam Medis Dengan Barcode di Puskesmas Lendah II

    Get PDF
    In 2014, primary health centres Lendah II was implemented health information system for primary care (Simpus). the use of simpus can&nbsp; help the physician and health practicioners entry data of patient, import dan export data and also improved theirs performance. The implementation of medical records for primary health centres an important role in managing patient data. The use of technology and information systems in the health sector has an impact on optimizing services. One of them is by utilizing a barcode system to support storage at primary health centres Lendah II This study aims to help the storage tracking system in the filing room using barcodes.&nbsp; Data capture with FGD for needs analysis, then application design and trials. This research uses research and develompent.&nbsp; The results of the study by making class diagrams, barcode applications and examples of barcodes applied to poly service names and medical record numbers. Barcodes will be printed and affixed to the patient's medical record to facilitate tracking of the The barcode of the patient's medical record number will also be affixed to the patient's BPJS card, making it easier for officers to check the patient's medical record number on the simpus. There is a scanner reader tool that will make it easier for officers to read barcode codes

    PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

    No full text
    Abstrak Puskesmas adalah usaha pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam manajemen puskesmas maka puskesmas harus melaksanakan manajemen rekam medis yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dengan terpenuhinya jumlah petugas rekam medis yang sesuai dengan uraian pekerjaannya maka pelayanan akan menjadi lebih maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uraian pekerjaan dan jumlah kebutuhan petugas rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II Kota Yogyakarta dengan menggunakan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN). Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian berupa uraian kegiatan tenaga pendaftaran dan pengelolaan rekam medis di Puskesmas Gondokusuman II yang secara garis besar meliputi kegiatan registrasi pasien serta pengelolaan rekam medis. Selain itu, tenaga pendaftaran dan rekam medis juga turut serta dalam kegiatan rapat, lokakarya serta seminar di bidang rekam medis. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan SDM dengan metode WISN, kebutuhan tenaga pendaftaran dan rekam medis yang ideal di Puskesmas Gondokusuman II adalah sejumlah 5 orang. Dengan jumlah tenaga saat ini yang hanya 3 orang maka diperlukan penambahan sebanyak 2 orang. Tentu saja, penambahan SDM tersebut juga dengan mempertimbangkan kualifikasi dan kompetensi tenaga di bidang rekam medis agar tertib administrasi pada pengelolaan rekam medis semakin baik. Kata Kunci : Puskesmas, rekam medis, kebutuhan SDM, WIS

    Ketepatan Kodifikasi Klinis Berdasarkan ICD-10 di Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia: Sebuah Studi Literatur

    Get PDF
    Sistem klasifikasi penyakit merupakan pengelompokan penyakit-penyakit yang sejenis berdasarkan The International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem Tenth Revisions (ICD-10). Penerapan pengodean harus sesuai ICD-10 guna mendapatkan kode yang tepat sehingga mencerminkan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketepatan klasifikasi klinis dan faktor yang mempengaruhinya di fasilitas kesehatan tingkat primer (Puskesmas) dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (rumah sakit) di Indonesia. Penelitian menggunakan metode systematic review terhadap sejumlah artikel penelitian terpublikasi tahun 2009-2019. Literatur didapat dari 3 database online, 19 jurnal, Google Scholar, dan prosiding online. Jumlah total literatur yang diperoleh sebanyak 458 artikel dan sebanyak 45 artikel memenuhi kriteria penelitian. Hasilnya menunjukkan tingkat ketepatan kode diagnosis di Puskesmas sebesar 26 – 45% dan di rumah sakit sebesar 21 – 81%. Ketepatan kode bervariasi antar klasifikasi penyakit berdasarkan sistem organ tubuh atau penyakit khusus tertentu. Secara kuantitatif, studi literatur menunjukkan adanya pengaruh ketepatan terminologi medis/penulisan diagnosis; kelengkapan pengisian rekam medis; tingkat pengetahuan, pengalaman, dan beban kerja PMIK terhadap ketepatan kode. Hasil studi literatur juga menunjukkan bahwa ketersediaan SPO dan fasilitas yang memadai, serta dilakukannya audit coding juga merupakan faktor penentu ketepatan kode. Dengan demikian, peningkatan ketepatan kode diagnosis perlu dilakukan untuk menunjang sistem pelaporan kesehatan yang bermutu. Upaya peningkatannya sebaiknya tidak hanya pada sebagian faktor melainkan harus dilakukan secara menyeluruh pada semua aspek.

    PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM RANGKA MENYAMBUT ERA NEW NORMAL

    Get PDF
    To reduce the death rate and control the transmission of Covid-19 disease, promoting a healthy lifestyle program is needed. The community services program aimed to improve local community knowledge and attitudes in responding to Covid-19 at New Normal Era. Our participants were the village officer representative and cadres of Kanoman Hamlet, Banyuraden, Gamping, Sleman. We provided counseling and education program regarding a clean and healthy lifestyle. In addition, we conducted a training program for village officers on how to use medical examination tools, provide medical equipment assistance, and evaluate the program's success. The results show that the local community finally realized the importance of a clean and healthy lifestyle. Also, an education program on a clean and healthy lifestyle, cough etiquette, correct hand washing steps, and other health protocols are going to be continuously provided by village officers and cadres to the community through routine meeting forums. The training and provision of medical equipment also dramatically supports the implementation of health protocols in the hamlets of Kanoman, Banyuraden, Gamping, Sleman. Finally, it is necessary to provide further support and encourage the local community for the continuous prevention of covid-19.Untuk menekan angka kematian dan pengendalian penularan penyakit Covid-19, diperlukan program gaya hidup sehat. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat setempat dalam menyikapi Covid-19 di Era New Normal. Mitra PKM adalah perangkat desa dan kader Dusun Kanoman, Banyuraden, Gamping, Sleman.&nbsp; PKM ini menyediakan program penyuluhan dan edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, PKM ini juga mengadakan program pelatihan bagi aparat desa tentang cara penggunaan alat pemeriksaan kesehatan, pemberian bantuan alat kesehatan, dan evaluasi keberhasilan program. Hasil dan Dampak dari kegiatan penyuluhan ini adalah perangkat dusun dan kader PKK akhirnya menyadari pentingnya perilaku ber-PHBS. Edukasi perilaku ber-PHBS, etika batuk, langkah cuci tangan yang benar dan protokol kesehatan lain secara paralel akan diberikan oleh perangkat dusun dan kader PKK kepada masyarakat melalui forum pertemuan di dusun. Pelatihan dan pemberian hibah alat kesehatan berupa termometer digital, tensimeter digital dan timbangan digital juga sangat mendukung impelementasi protokol kesehatan di dusun Kanoman, Banyuraden, Gamping, Slema
    corecore