84,276 research outputs found

    Faint Hα-Emission Objects in Nebulosities Surrounding the Star m Cen.

    Get PDF
    Tudjuh puluh delapan buah bintang Hα-emisi jang baru dan dua buah kabut-planit telah diketemukan pada suatu survey dalam daerah kabut gelap dan bertjahaja pada lingkungan bintang m Cen. Pusat daerah ini terletak pada Î±=13h04m; δ=-63°30'(1875). Posisi kira-kira magnitudo V dan warna V-R telah ditentukan. Peta-peta jang menundjukkan letak benda-benda itu dilampirkan.Di antara bintang-bintang emisi ternjata ada 12 buah jang mungkin merupakan bintang berubah. Hal ini menjokong kesimpulan bahwa sebagian daripada bintang emisi jang lemah tjahajanya mungkin membentuk asosiasi-asosiasi T jang mempunjai hubungan dengan kabut-kabut  tersebut di atas dan mungkin djuga mempunyai hubungan dengan asosiasi OB jang dinamakan I-Cru

    Model Relativistik Struktur Bintang dengan Profil Kerapatan Kuadratik

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil tekanan bintang relativistik menggunakan persamaan tekanan Oppenheimer-Volkoff yang diperoleh dari penyelesaian persamaan medan gravitasi Einstein menggunakan metode analitik. Penelitian ini menjelaskan bahwa tekanan bintang dipengaruhi oleh profil kerapatan yang berkurang secara kuadratik seiring bertambahnya jarak (r) dari inti bintang. Untuk membantu perhitungan tekanan bintang dengan profil kerapatan kuadratik, maka digunakanlah metode numerik Runge-Kutta Orde 4. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan maksimum terjadi di inti bintang dan semakin berkurang seiring bertambahnya jarak r dari inti bintang hingga di permukaan bintang, tekanan bernilai nol. Berdasarkan profil tekanan yang telah diperoleh, sebuah bintang relativistik harus memiliki batasan massa dan jari-jari minimum agar tetap berada dalam kesetimbangan hidrostatis. Melalui perhitungan analitik, sebuah bintang bermassa M dan berjari-jari R harus memenuhi syarat  dan  agar tetap stabil. Jika terdapat sebuah bintang yang tidak memenuhi syarat batas ini, maka gravitasi bintang tersebuh sangatlah besar dan tidak akan mampu diimbangi oleh tekanan dari energi yang dihasilkannya sehingga bintang tersebut mengalami keruntuhan gravitasi yang begitu cepat

    FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD CITY

    Get PDF
    Pada Era Modern saat ini, fungsi dan keberadaan sarana transportasi menjadi semakin vital dalam suatu kawasan lingkungan binaan. Khususnya Perpindahan manusia dari luar atau pinggiran kota Jakarta menuju ibukota Jakarta yang tinggi namun didukung oleh prasarana yang masih kurang memadai. Kondisi sarana transportasi yang masih jauh dari keteraturan dengan Berbagai macam jenis moda transportasi telah tersedia namun tidak bersinergi satu sama lain justru mengakibatkan permasalahan baru yang muncul. BSD city yang merupakan kota satelit yang terbentuk dari pesatnya perkembangan kota metropolitan ibukota Jakarta merasakan dampak yang sangat signifikan dalam hal tersebut. Sehingga BSD memerlukan suatu kawasan sentra moda transportasi dengan konsep intermoda untuk dapat mensinergikan moda transportasi yang ada dengan didukung fasilitas yang memadai. Kajian ini diawali dengan mengelompokkan moda transportasi yang dapat disinergikan beserta kebutuhan fasilitas yang dibutuhkan. Lalu dilakukan analisa kebutuhan kapasitas berdasarkan data banyaknya penumpang yang memakai moda transportasi. Pendekatan Perancangan Arsitektural dilakukan untuk dapat menghasilkan rancangan fasilitas transportasi yang representatif, menjawab permasalahan yang ada, dapat mengikuti perkembangan teknologi serta menselaraskan manusia dengan alam /lingkungan binaan. Dari Kajian ini dihasilkan program dasar kebutuhan ruang berserta persyaratan persyaratan yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan arsitektur. Kata kunci : Transportasi , Intermoda, Fasilitas, BSD City

    ARTIKEL KARYA SENI KONSTELASI

    Get PDF
    Konstelasi adalah “gugusan bintang memiliki pola-pola tertentu yang dikenal sebagai rasi bintang (constellation) yang sering dikaitkan dengan figure atau benda yang berkaitan dengan budaya dan peradaban manusia”(Arifyanto, 2015:10). Sejak jaman dahulu para nenek moyang yang pergi melaut menggunakan rasi bintang sebagai penanda arah (kompas) untuk menentukan dimana posisinya ketika melaut dan bagaimana harus kembali ke darat. Keunikan dari bintang-bintang tersebut tidak selalu muncul ketika malam hari,jika terjadi cuaca mendung otomatis semua bintang-bintang tidaktampak. Saat itu pula semua manusia yang menyukai suasanamalam tidak dapat menikmati keindahan cahaya yang ditimbulkan oleh gugusan bintang-bintang. Fenomena ini penata peroleh dari ketidak-sengajaan, ketika sedang duduk di beranda rumah dan memandangi bintang-bintang yang tersebar dilangit. Sudah dari kecil penata senang mengamati bintang, karena bintang-bintang tersebut sekilas tampak penempatannya berantakan atau tidak teratur. Bintang-bintang yang kenyataannya terputus-putus, tetapi tetap membentuk sebuah konfigurasi. Hal ini membuat penata ingin mentransformasikan semua keunikan dari bintang-bintang yang berjejer setiap malam ke dalam suatu karya salah satunya komposisi musik. Garapan ini diungkapkan dalam gamelan Gender Rambat tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari empat belas bilah, mempergunakan alat pemukul instrumen Gender Rambat. Selonding yang terdiri dalam delapan bilah, mempergunakan alat pemukul yang sama dengan Gender Rambat, dan satu instrumen Tingklik tujuh nada dalam dua oktaf yang terdiri dari lima belas bilah, mempergunakan alat pemukul Tingklik. Penggabungan semua alat ini dirasakan tepat dan sesuai untuk mewujudkan garapan yang berpijak pada rasi bintang. Untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi mengenai wujud garapan serta media yang digunakan, maka penata memberikan batasan pemahaman tentang ruang lingkup karya ini. Komposisi karawitan konstelasi mengacu pada konsep garap karya kreativitas gamelan. Dalam penciptaan karya ini bukan berarti terputus dari akar tradisi, melainkan musik yang diciptakan sebagai hasil perkembangan tradisi sampai saat ini. Proses penciptaan karya kreativitas gamelan Konstelasi adalah usaha untuk mewujudkan suatu karya seni oleh penata. Karya ini dibagi menjadi tiga tahapan yang diambil dari konsep Alma M. Hawkins dalam buku Creating Trough Dance yang dialih-bahasakan oleh Y. Sumandiyo Hadi (2003: 24)“bahwa penataan suatu karya seni itu ditempuh melalui tiga tahapan, yaitu eksplorasi, improvisasi, dan forming”. Ketiga tahapan tersebut penata aplikasikan dalam proses penggarapan karya kreativitas gamelan Konstelasi. Kata Kunci: Konsep Konstelasi, Media Ungkap, Konsep Garap, Proses Kreativitas

    Teosaintisme dalam Tafsir Juz ʻAmma karya Muhammad Abduh: telaah QS. An-Nâzi’ât Ayat 1-5

    Get PDF
    Masalah yang dikaji dalam penelitian ini. Pertama, mengenai konsep Teosaintisme dalam pemikiran Muhammad Abduh. Kedua, Telaah QS. An-Nâzi’ât Ayat 1-5 dalam Tafsir Juz ‘Amma ditinjau dari konsep Teosaintisme Muhammad Abduh. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Untuk mendiskripsikan apa yang dimaksud Teosaintisme., (2) Untuk menganalisa konsep Teosaintisme dalam Tafsir Juz ʻAmma QS. An-Nâzi’ât ayat 1-5 dalam pemikiran Muhammad Abduh. Jenis penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan). Penyajian tafsirnya dengan pendekatan analisis deskriptif. Yaitu sebuah tehnik penelitian untuk memberikan data secara komprehensif. Metode ini berfungsi memberikan penjelasan serta memaparkan secara mendalam mengenai data yang akan dikaji. Hasil penelitian ini adalah : (1) Teosaintisme adalah istiliah yang dikenalkan Ahmad Barizi sebagai seorang pengamat jalan pikiran Muhammad Abduh terhadap penafsiran dalam Tafsir Al-Manâr dan Tafsir Juz ‘Amma. Definisi teosaintisme sendiri memiliki arti melihat suatu ajaran agama dengan kacamata saintifik. Lebih dalam lagi. Maka, Teosaitisme menjadi jembatan penghubung antara doktrin agama dengan batas pemahaman manusia. (2) Muhammad Abduh dalam QS. An-Nâzi’ât Ayat 1-5 lebih menonjolkan pada makna bintang. Bintang yang disebutkan Muhamad Abduh sebenarnya tidak jauh beda dari makna malaikat mufassir lainnya, sebab Abduh dalam menggambarkan tugas malaikat berarti menjaga seluruh alam semesta tidak luput dari bintang dan pergerakannya. Bintang adalah sesuatu yang jarang ditanggapi dan cenderung diabaikan. Maksud dari penggunaan bintang sebagai qasam sendiri, berarti bintang memiliki peran penting bagi kehidupan di dunia, tanpa bintang hari dimana telah dijelaskan QS. An-Nâzi’ât akan datang

    KORELASI ASUPAN MAKRONUTRIEN DENGAN LAMA HARI RAWAT INAP PASIEN PASCA BEDAH LAPARATOMI DI IRNA BEDAH RSUP M. DJAMIL PADANG

    Get PDF
    Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan frekuensi cukup besar di Indonesia. Kasus komplikasi dan mortalitas yang disebabkan oleh tindakan ini juga memiliki angka yang cukup tinggi. Salah satu penyebabnya adalah dukungan nutrisi pada masa pasca operasi pasien disertai dengan faktor predisposisi lainnya. Dukungan nutrisi berupa asupan makronutrien berpengaruh pada lamanya penyembuhan luka. Lama penyembuhan luka akan mempengaruhi lamanya masa perawatan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi asupa makronutrien dengan lama rawat inap pasie pasca laparatomi di IRNA bedah RSUP Dr M Djamil, Padang Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan desain cross sectional study dengan sampel 37 pasien post laparotomi yang dirawat inap di IRNA bedah RS Dr M Djamil Padang. Variabel yang diteliti antara asupan makronutrien dengan lama rawat inap pasien post laparotomi. Asupan makronutrien diperoleh dari formulir food recall 2x24 jam yang ditanyakan kepada responden. Lama rawat inap diukur dengan mencatat tanggal operasi dan tanggal pulang pasien lalu dihitung hari rawat inap. Hubungan antar variabel dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil dari penilitian ini didapatkan bahwa adanya korelasi antara asupan karbohidrat dan lama rawat inap dengan nilai p<0,001 dan r=-0.591, korelasi antara asupan lemak dan lama rawat inap dengan nilai p=0,001 dan r=-0,529 dan korelasi antara asupan protein dan lama rawat inap dengan nilai p<0,001 dan r=-0,759. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapatnya korelasi yang bermakna antara asupan makronutrien dengan lama rawat inap pasien post laparotomi di IRNA Bedah Rumah Sakit Dr M Djamil Padang. Kata Kunci : Laparatomi, Makronutrien, Rawat Ina

    TSUROYYA'S STAR AS A SIGN OF PANDEMIC’S END (Critical Study of The End of a Pandemic From Hadith And Astronomical Perspective)

    Get PDF
    Semenjak awal tahun 2020 kita disibukkan menghadapi pandemi covid-19. Banyak pola dan tatanan kehidupan yang berubah. Mulai dari kegiatan ritual peribatan sampai dengan aktifitas sehari-hari. Lamanya pandemi ini membuat banyak kalangan memunculkan prediksi kapan pandemi ini berakhir. Diantara prediksi akhir pandemi yang muncul yakni ketika terbitnya bintang Tsuroyya. Prediksi ini muncul berdasarkan pembacaan terhadap hadist yang menjelaskan tentang 'ahah. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana prediksi akhir pandemi covid-19 ini dilihat dari pemahaman hadist yang komprehenship serta kondisi yang melatar belakangi turunya hadist tersebut. Selain itu, karena yang dijadikan petunjuk adalah bintang Tsuroyya, maka prespektif dari ilmu astronomi juga akan diketengahkan. Penelitian ini memakai metode kolaborasi antara library research dan field research. Literatur hadist tentang bintang tsuroyya sebagai akhir akhir 'ahah dikumpulkan, termasuk bagaimana pendapat muhaddist dan sudut pandang astronomi dalam hal ini. Kemudian prediksi tersebut diuji verifikasi dari pandangan astronominya dengan field research. Dari penelitian ini ditemukan bahwa opini yang berkembang secara liar di public tentang akhir pandemi dilihat dari munculnya bintang tsuroyya dari prespektif hadist kurang tepat. Karena maksud dari kata 'ahah dalam hadist lebih merujuk ke hama yang menyerang tanaman, bukan hewan ataupun manusia, sehingga kurang tepat bila diartikan sebagai pandemi. Dari prespektif astronomi, terbitnya bintang tsuroyya ini terjadi pada tanggal 15 Juni 2020. Ini merupakan siklus tahunan yang pasti terjadi. Terbitnya bintang tsuroyya ini menjadi penanda awal musim panen buah kurma di Arab.Keywords : Bintang Tsuroyya, Akhir Pandemi, Prespektif Hadist, Astronom

    Analisa Desain Cutting Boschpump Distributor Tipe Rotary

    Get PDF
    Abstrak Boschpump distributor adalah pompa perpindahan positif yang komponen pemompaan berputar. Cara kerjanya yaitu menghisap zat cair pada sisi isap, zat cair masuk ke celah atau ruangan tekan diantara komponen-komponen, kemudian ditekan ke celah yang semakin kecil selanjutnya zat cair dikeluarkan melalui sisi buang. boschpump dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan mendistribusikan bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan injeksi. Tahapan analisa dalam perencanaan cutting boschpump distributor tipe rotary terdiri dari metode analisa desain dalam pemotongan alat tersebut sehingga memperlihatkan komponen yang terdiri dari dalam boschpump distributor, memilih alat pemotongan yang sesuai dengan bahan material, menganalisa cara kerja komponen alat dari boschpump distributor. pemotongan alat boschpump distributor dengan menggunakan alat Bor, Gerinda potong, Cutting nanas ukuran M 3.0, Cutting frais ukuran M 6.0, Cutting dinamond grading ukuran M 2.0, dengan memotong pada bagian plat nok dan pluyer, Selenoid, Governor, Regulating valev. Pada bagaian yang telah dipotong berikut cara kerja dari komponen, plat nok berfungsi untuk mendorong maju mundur plunyer, plunyer: untuk mendorong bahan bakar ke katup pengirim kemudian di kirim ke nozzel, selenoid: pemutus bahan bakar, governor: mengatur bahan bakar yang terkirim ke ruang bakar, regulating valev: mengembalikan bahan bakar ke feed pump.Kata Kunci: analisa desain cutting boschpump distributor tipe rotar

    Identification of Quaternary Sediments and the Existence of Biogenic Gas Sources in the Topang Delta, Meranti, Riau

    Get PDF
    Delta Topang, located in Topang Island, Riau Province is known to have the potential of biogenic gas. This research was conducted to identify the Quaternary sediment and the existence of biogenic gas reservoar. In this research has been conducted 75 points of surface geoelectrical measurements (38 points in Parit Jawa and 37 points in Parit Bintang) and 2 points of core drilling (BH-1 in Parit Jawa and BH-2 in Parit Bintang). Total Organic Carbon was also carried out on 10 samples (5 samples from each drilling core). Based on resistivity value of geoelectrical measurements from all points, in general are determined 2 sediment types, very fine sediment (silt and clay) and fine sand. We discussed in detail only point 11 representing Parit Jawa region and point 39 representing Parit Bintang Village. Both in point 11 and point 39, very fine sediment was identified from the surface down to 59 m and 58.5 m respectively, mostly dominated by hydrous clay. Below these, very fine sediment is identified as fine sand. Core drilling BH-1 and BH-2 (40 m length each) composed of thick layer of hydrous clay from the core surface down to bottom part, intercalated with thin layers of silt and fine sand. We considered fine sand found at depths between 24 to > 90 m (from all geoelectrical measurement points) as the closure of biogenic gas. At Parit Jawa biogenic gas closures are found at 2 locations, which are in south west and north east measurement area. At Parit Bintang biogenic gas closures are found at 3 location which are one in south and two in north measurement area. Total organic carbon analyzed from BH-1 indicate the highest percentage at 26-27 m depth with percentage 71.6%. From BH-2 the highest value is indicated at 33-34 m depth with percentage 78.0%. From all this information it is known that the formation of biogenic gas from the abundance of TOC is in the layers of hydrous clay and clay where is in an anaerobic sulfate-reduction environment.Keyword: Quartenary sediment, biogenic gas, surface geoelectrical measurement, core drilling, total organic carbonDelta Topang, yang terletak di Pulau Topang, Distrik Rangsang, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau pada diketahui memiliki potensi keberadaan gas biogenik. Penelitian ini dilakukan untuk Identifikasi Sedimen Kuarter dan keberadaan sumber gas biogenik. Pada penelitian ini telah dilakukan 75 titik pengukuran geolistrik permukaan (38 titik di Parit Jawa dan 37 titik di Parit Bintang). Pemboran inti dilakukan di dua lokasi antara lain BH-1 di Parit Jawa dan BH-2 di Parit Bintang. Analisa total karbon organik juga dilakukan pada 10 sampel (5 sampel dari setiap inti pemboran). Berdasarkan nilai resisitivitas pengukuran geolistrik dari semua titik, secara umum ditentukan 2 jenis sedimen, adalah sedimen yang sangat halus (lanau dan lempung jenuh air) dan pasir halus. Dalam makalah ini dibahas secara rinci hanya titik 11 yang mewakili Desa Parit Jawa dan titik 39 yang mewakili Desa Parit Bintang. Baik di Point 11 dan Point 39, sedimen yang sangat halus diidentifikasi dari permukaan hingga kedalaman 59 m dan kedalaman 58,5 m, yang didominasi oleh lempung jenuh air, di bawah sedimen yang sangat halus ini diidentifikasi sebagai pasir halus. Hasil pemboran inti BH-1 dan BH-2 (masing-masing 40 m) terdiri dari lapisan tebal lempung jenuh air dari permukaan, ke bagian bawah merupakan lapisan lanau dan pasir halus. Dari pengukuran geolistrik diperoleh pasir halus yang ditemukan pada kedalaman antara 24 m hingga lebih dari 90 m adalah sumber gas biogenik. Di Parit Jawa, sumber gas biogenik ditemukan di 2 lokasi, yaitu di barat daya dan timur laut daerah pengukuran. Di Parit Bintang sumber gas biogenik ditemukan di 3 lokasi yaitu satu di selatan dan dua di daerah pengukuran utara. Total karbon organik yang dianalisis dari BH-1 menunjukkan persentase tertinggi pada kedalaman 26-27 m dengan persentase 71,6%. Dari BH-2 nilai tertinggi ditunjukkan pada kedalaman 33-34 m dengan persentase 78,0%. Dari semua informasi ini diketahui bahwa pembentukan gas biogenik dari kelimpahan TOC, berada di lapisan lempung dan lempung jenuh air di mana berada dalam lingkungan reduksi sulfat anaerob.Kata kunci: Sedimen Kuarter, gas biogenik, pengukuran geolistrik permukaan, pemboran inti, total organic carbo
    corecore