1,415 research outputs found
Incidence and clinical picture of upper respiratory infection in children receiving zinc supplement
The National Household Health Survey (1995) reported that the prevalence of upper respiratory infection (URI) in Indonesia was found 25.3% for all ages and 47.1% for the under five children. Reports of studies on the effect of zinc in the reduction of respiratory infection stated inconsistentresults. The objective of this community base study is to evaluate the effect of zinc as the attempt to reduce the incidence of URI. We have studied the effect of daily supplementation of 10 mg elemental zinc in a double blind, randomized, controlled trial consisting of 37 children (zinc group) and 36 children (control group) of 6 months - 5 years old. The distribution of preparation and monitoring of morbidity were performed regularly once a week along 2-month study period. During the 2-month study (February-April 2001) we found 24 URI cases in the zinc group and 24 cases in the control group. Time series analysis concerning the incidence and severity of the zinc group showed a negative slope (Yt: a – bx), while the placebo group showed a positive slope (Yt: a + bx). The evidence and severity of URI in zinc groups within the 1st and 2nd months showedsignificant different, while it was not in the control group. The study obviously showed the benefit of zinc supplementation in the reduction of URI as showed by negative slope in the time series analysis, and significant decreased of the incidence and the severity of URI in zinc group. There was no side effect of zinc supplemented noted. We suggest, therefore regular zinc supplementation to the diet of the children in the low economic level community are needed
DPP4 in MERS-CoV Transmission and Pathogenesis
MERS-CoV is a virus that commonly infects dromedary camels in the Arabian Peninsula and Africa. This virus spreads effectively in this species and merely causes mild upper respiratory tract infection. However, since late 2012s, it is known that MERS-CoV could also cause pneumonia in humans and has been causing multiple outbreaks. The clinical manifestation of MERS-CoV infection in humans ranges from asymptomatic to fatal. MERS-CoV attaches to a host protein called dipeptidyl peptidase-4 (DPP4) to infect host cell. This thesis describes our effort to understand the role of DPP4 and other host factors in MERS-CoV transmission and pathogenesis. We found that the localization of DPP4 and α2,3-sialic acids, an attachment factor for MERS-CoV, varies between species. We also found that DPP4 expression in the human lungs could be upregulated due to several insults. These results indicate that DPP4 and other host factors could explain the inter- and intraspecies variations in MERS-CoV transmission and pathogenesis. Further characterization of these host determinants could offer insight into this virus epidemiology and help us identify the most vulnerable individuals to protect against MERS-CoV infection, for example by using vaccination
Analisis Perbedaan Upaya Pencegahan Infeksi antara Bidan Delima dan Non Delima dalam Asuhan Persalinan di Kabupaten Kulon Progo
Universitas Diponegoro
Program Pascasarjana
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak
2012
ABSTRAK
Munica Rita Hernayanti
Analisis Perbedaan Upaya Pencegahan Infeksi antara Bidan Delima dan Non Delima dalam Asuhan Persalinan di Kabupaten Kulon Progo
xiv + 121 halaman + 21 tabel + 6 gambar + 5 lampiran
Praktik pencegahan infeksi oleh tenaga kesehatan masih bersifat selektif. Di Kabupaten Kulon Progo 44,4 % kematian bayi disebabkan oleh sepsis, 9 % kematian ibu disebabkan komplikasi demam nifas. Pertolongan persalinan 59 % dilakukan Bidan Praktik Swasta (BPS), dengan 47,8 % BPS telah berpredikat Bidan Delima yang seharusnya melayani dengan service of excellence. Studi pendahuluan menunjukkan Bidan Delima mengangap sepele dan merasa repot dengan pencegahan infeksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan upaya pencegahan infeksi antara Bidan Delima dan non delima dalam asuhan persalinan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua BPS di Kabupaten Kulon Progo sejumlah 90 BPS. Subjek terdiri dari 34 Bidan Delima dan 34 BPS non delima yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pengumpulan data dengan metode angket menggunakan kuesioner dan observasi dengan lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukkan dari 8 (delapan) variabel yang diteliti Bidan Delima mempunyai nilai yang lebih baik dibanding BPS non delima. Hasil uji beda menunjukkan ada perbedaan bermakna dalam pelaksanaan pencegahan infeksi (p = 0,003), ada perbedaan bermakna dalam hal pengetahuan (p = 0,037), sikap (p = 0,03), persepsi kepuasan pasien (p = 0,016), persepsi beban kerja (p = 0,027), dukungan organisasi profesi (p = 0,012). Tidak ada perbedaan yang bermakna dalam pelatihan pencegahan infeksi (p = 0,169) dan motivasi bidan (p = 0,325). Uji bivariat dengan stratifikasi umur menunjukkan ada 2 (dua) variabel yaitu pelaksaaan pencegahan infeksi dan persepsi kepuasan pasien yang tidak mempunyai perbedaan bermakna baik pada kelompok umur tua maupun umur muda.
Direkomendasikan agar IBI menetapkan prosedur tetap pencegahan infeksi pada asuhan persalinan yang harus dipatuhi anggotanya dan melakukan pembinaan program Bidan Delima sebagai program unggulan untuk meningkatkan pelayanan BPS. Direkomendasikan kepada dinas kesehatan agar memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan manajemen pencegahan infeksi dan bekerjasama dengan IBI melakukan pembinaan terhadap BPS tentang pentingnya pencegahan infeksi khususnya pada asuhan persalinan.
Kata Kunci : Pencegahan Infeksi, Persalinan, Bidan Delima
Kepustakaan : 42 (1996 – 2012)
Diponegoro University
Postgraduate Program
Master’s Program in Public Health
Majoring in Health Policy Administration
Sub Majoring in Maternal and Child Health Management
2012
ABSTRACT
Munica Rita Hernayanti
Analysis on the Differences between the Infection Prevention Practice by Delima and Non Delima Midwives in Delivery Cares in Kulon Progo District
xiv + 121 pages + 21 tables + 6 figures + 5 enclosures
Infection preventive practice by health workers was still selectively done. In Kulon Progo district 44.4% of infant mortality was caused by sepsis, 9% by post-delivery fever complication. The majority of delivery assistance was done by private practice midwives (BPS). Almost a half (47.8%) of BPS had Delima midwives predicate. They should do their work with service of excellence. A preliminary study showed that Delima midwives did not take into account infection prevention and they felt that infection prevention was annoying. The study objective was to identify the infection preventive action difference between Delima and non Delima midwives in the delivery care.
This was an observational analytic and comparative study with cross sectional approach. Study population was all 90 BPS in Kulon Progo district. Study subjects consisted of 34 Delima midwives and 34 BPS non Delima who fulfilled inclusion and exclusion criteria. Data were collected through survey using questionnaire and observation using observation sheet.
Results of the study showed that Delima midwives had higher value on eight examined variables than non Delima BPS. Results of a difference test showed that there was a significant difference in the implementation of infection prevention (p= 0.003), knowledge (p= 0.037), attitude (p= 0.03), patient satisfaction perception (p= 0.016), perception on workload (p= 0.027), support from organizational profession (p= 0.012). There was no significant difference in infection preventive training (p= 0.169), and midwives motivation (p= 0.325). Results of bivariate test with age stratification showed that two variables namely implementation of infection prevention and patient satisfaction perception were not significantly different in both elder age group and young age group.
Recommendation for IBI is to establish standard procedure of infection prevention in the delivery care. All members of IBI should obey this standard procedure. IBI should develop Delima midwives program as a superior program to improve BPS service. Recommendations for district health office are to facilitate training implementation on the management of infection prevention, to collaborate with IBI to do supervision to BPS focusing on the important of infection prevention especially in the delivery care.
Key words : Infection prevention, delivery, Delima midwives
Bibliography : 42 (1996-2012
Implementasi Algoritma Metode Huffman Pada Kompresi Citra
Pertukaran informasi saat ini membutuhkan kecepatan dalam pengiriman informasi. Kecepatan pengiriman ini sangat bergantung kepada ukuran dari informasi tersebut. Salah satu solusi untuk masalah di atas adalah dengan melakukan pemampatan (kompresi).
Ada banyak sekali metode kompresi data yang ada saat ini, namun pada tugas akhir ini akan dibahas tentang salah satu teknik kompresi data Algoritma Huffman Pada Kompresi Citra menggunakan Matlab 7.8.0. Metode Huffman merupakan salah satu teknik kompresi data yang bersifat loseless. Metode ini menggunakan prinsip bahwa nilai derajat keabuan yang sering muncul di dalam citra akan dikodekan dengan jumlah bit yang lebih sedikit, sedangkan nilai keabuan yang munculnya sedikit (jarang) dikodekan dengan jumlah bit yang lebih panjang. Kompresi dilakukan dengan cara membuat pohon biner huffman. Analisis kinerja algoritma ini bertujuan untuk mengetahui performansi algoritma ini pada citra digital. Untuk mengetahui performansi hasil proses kompresi dilakukan melalui perhitungan rasio kompresi, ukuran file hasil kompresi, kecepatan proses kompresi dan dekompresi. Serta memaparkan tentang kelebihan dan kekurangan Metode Huffman dalam implementasi proses kompresi citra.
Berdasarkan seluruh hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem kompresi menggunakan algoritma Huffman dapat menghasilkan citra dengan memori yang lebih kecil. Dalam analisa hasil kompresi citra didapatkan bahwa setiap masing – masing citra memiliki perbedaan ukuran yang bervariasi. Berdasarkan perhitungan, hasil kompresi citra Ums.jpg dengan ukuran asli 7,58 Kb memiliki nilai rasio kompresi sebesar 26,3%. Dengan waktu kompresi 28,6 detik dan waktu dekompresi 62,1 detik. Citra yang telah di proses decoding pada algoritma ini dapat di kembalikan lagi dengan cara encoding. Dari pengujian yang dilakukuan algoritma ini dapat mengkompres gambar grayscale, true color, dan black white
Unjuk Kerja Tenaga Pendidik (Studi Situs SMP Negeri 1 Baturetno Wonogiri)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) karakteristik unjuk kerja tenaga pendidik dalam perencanaan pembelajaran; 2) karakteristik unjuk kerja tenaga pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran; dan 3) karakteristik unjuk kerja tenaga pendidik dalam evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 1 Baturetno Wonogiri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Baturetno Wonogiri. Desain penelitian yang digunakan adalah etnografi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis, penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Karakteristik unjuk kerja tenaga pendidik dalam perencanaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Baturetno Wonogiri mengindikasikan bahwa unjuk kerja tenaga pendidik sudah baik. Kelemahan yang masih ditemukan adalah dalam hal
penyusunan RPP dan Silabus berbahasa Inggris; Karakteristik unjuk kerja tenaga pendidik dalam perencanaan pembelajaran menunjukkan bahwa hampir semua guru sudah menyusun RPP pada setiap awal pembelajaran; 2) Karakteristik unjuk kerja
tenaga pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa tenaga pendidik melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran melalui penugasan. Siswa didorong untuk mencari materi melalui sumber-sumber lain untuk
memperoleh dan membangun pengetahuan mereka sendiri sehingga proses pembelajaran lebih bersifat student-centered learning; 3) Karakteristik unjuk kerja tenaga pendidik dalam evaluasi pembelajaran dilakukan pada satu atau lebih kompetensi dasar sesuai dengan konsep penilaian berdasarkan konsep belajar tuntas atau mastery learning. Unjuk kerja tenaga pendidik dalam aspek evaluasi masih
belum optimal
Aplikasi Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan DBD di Yogyakarta
Dengue fever (DBD) is a health problem that often causes an epidemic. DBD case is quite high in Yogyakarta, especially in the rainy season. This case occurs annually and the medical records from some health facilities have already shown several vulnerable regions to DBD. By using Geographic Information Systems (GIS), data analysis can be carried out individually or in cumulative region. Spatial and temporal information can be derived from medical records data which become important information for warning.
Keywords: dengue fever, rainy season, GI
PENGUJIAN REFRIGERAN ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN PADA MESIN PENDINGIN JENIS KOMPRESI UAP
The Vapor Compretion Refrigeration Machine is very commonly used, either for home or industuial scale. The pefomance of machine is depend on the quality of the fluid (refigerant) that operated. The refrigerant that usally used is R-12 that have very good thrmoynamic properties. In fact this refrigerant came from the CFC’s (Chlorofluoride Carbonate), is the substance which have potency to detruct the inviromenthal system. From that writer tend to do research that concern with same alternative refrigrerant. They are R-134, Butana and Petrozon. The perfomance that result from machine than compared with the perfomance of refrigeration machine that operatet with R-12 refrigerant. Research activity begun with instaling refigerant machine complatet with experimanthal divice and control system. Using the R-12 refrigerant, the maximum COP is 2.21. The COP of refrigeration machine that operated with alteranative refrigerant are: 1. For Butana the maximum COP is 2.1 at low cooling load and evaporator pressure 2.6 bar 2. For R-134a the maximum COP is 2.4 at high cooling load and evaporator pressure 1.2 bar 3. For Petrozon the maximum COP is 2.2 at high cooling load and evaporator pressure 2.6 ba
Analisis Pengawasan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Suatu Perusahaan Jenang Menara Di Kudus
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kebijaksanaan perusahaan dalam penentuan jumlah persediaan bahan baku. (2) Persediaan bahan baku yang paling ekonomis. (3) Perencanaan dan pengendalian pengadaan bahan
baru sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan suatu proses produksi yang optimal.
Penelitian dilaksanakan di perusahaan Jenang Menara Kudus, sedangkan obyek penelitian adalah pemakaian bahan baku, biaya pesan, pembelian, dan biaya penyimpanan bahan baku perusahaan Jenang Menara Kudus. Sumber data dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi: kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja yang dipakai, jam kerja standar, jumlah bahan baku yang dibeli, harga
bahan baku, dan pemakaian bahan baku senyatanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode penentuan jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis (EOQ), Safety Stock, dan Total Inventory
Cost (TIC). Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: (1) Sistem pengawasan persediaan bahan baku pada perusahaan Jenang Menara Kudus belum
mencapai pada tingkat yang ekonomis. (2) Besarnya safety stock yang diterapkan perusahaan belum optimal, sehingga dapat dimungkinkan terjadi kekurangan bahan
baku pada periode tertentu yang dapat mengganggu proses produksi. (3) Reorder Point (pemesanan kembali) yang dilakukan perusahaan kurang tepat. (4)
Pengendalian persediaan bahan baku di Perusahaan Jenang Menara di Kudus belum efektif. Hal terbukti dari biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan
tahun 2000 sampai dengan 2003 cukup besar, yaitu Rp 4.258.018. Sedangkandengan menerapkan konsep EOQ, biaya yang dikeluarkan untuk persediaan bahan
baku pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 adalah: Rp 3.976.767. Berdasarkan perbandingan, dengan menerapkan konsep EOQ akan menghemat sebesar Rp281.251
PENERAPAN SANKSI PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK TERHADAP PELAKU PEMALSUAN MEREK (STUDI DI DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA)
SULISTYANTO WIDAGDO. E0011305. PENERAPAN SANKSI PIDANA
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG
MEREK TERHADAP PELAKU PEMALSUAN MEREK (STUDI DI
DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAN MAHKAMAH AGUNG).
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan Hukum
(Skripsi). 2015.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penegakan ketentuan
pidana dalam Undang-Undang tersebut terhadap pelanggaran pemalsuan merek
yang terjadi di Indonesia dan apakah sanksi pidana dalam Undang-Undang
tersebut dapat menekan angka pertumbuhan merek palsu.
Penelitian hukum ini merupakan penelitian hukum empiris, yang bersifat
deskriptif dan dengan metode kualitatif. Data atau bahan hukum yang digunakan
adalah data primer yang diperoleh langsung dari Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM dan Mahkamah Agung
Republik Indonesia dan data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan
kepustakaan, dokumen, buku, dan laporan-laporan. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan studi kepustakaan dan wawancara. Berikutnya
dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan bahwa
penegakan ketentuan pidana dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek terhadap pelanggaran pemalsuan merek dapat dilaksanakan oleh
Penyidik Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
di Dirjen HKI dan dilihat dari Hakim dalam memutus perkara yang penulis
peroleh dari Mahkamah Agung Republik Indonesia. Menurut data yang penulis
temukan dalam penelitian, dapat dilihat bahwa sanksi pidana dalam Undangundang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek belum bisa menekan angka
pertumbuhan merek palsu. Hal ini dikarenakan masih besarnya intensitas
pemalsuan atau pelanggaran merek. Berikutnya dilihat dari putusan juga belum
dirasakan memberikan efek jera, sebab sanksi dari putusan tersebut jauh dari
sanksi maksimal dan masih terkesan ringan.
Kata Kunci: Penerapan, Sanksi Pidana, Mere
- …