411 research outputs found

    Towards a unified conceptual model representation

    Get PDF
    A good documentation or representation is important for communicating simulation conceptual models between stakeholders effectively. A good conceptual model representation may be used as a legal document in a simulation project contract; it may be used as a model description, which is crucial in a distributed simulation environment for model reusability and interoperability and, finally, it can improve the credibility of the model. This paper proposes a unified representation of simulation conceptual models. A conceptual model comprises a number of components, which can be grouped into the problem domain and the model domain. A number of diagrams and textual representations are proposed to represent each of the conceptual model components. Our intention is to initiate the discussion and development of a unified conceptual model representation that will benefit stakeholders involved in a simulation project. A case study in health-care is used to show how the proposed unified conceptual modelling can be applied in practice

    Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (Hp3) Dilihat Dari Sudut Pandang Asas Keadilan Dan Kepatutan

    Full text link
    Hak Pengusahaan Perairan Pesisir atau biasa disingkat dengan (HP3) merupakan suatu terobosan baru pemerintah dalam hal pengelolaan wilayah pesisir. Terobosan pemerintah ini merupakan sebuah bentuk privatisasi terhadap wilayah pesisir yang dimana bertujuan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam pesisir. Dalam perjalanannya HP3 begitu ditentang oleh masyarakat khususnya masyarakat adat dan nelayan tradisional karena dengan adanya HP3 maka akan merugikan dan tidak melindugi kepentingan masyarakat adat dan nelayan tradisional yang telah turun temurun mencari nafkah di wilayah pesisir.Berdasarkan latar belakang tersebut menimbulkan suatu Perumusan masalah apakah HP3 sudah memenuhi rasa keadilan dan kepatutan didalam masyarakat Indonesia, serta bagaimana prospek kedepannya HP3 yang tercantum dalam undang-undang nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil.Permasalahan tersebut dicari penyelesaiannya dengan metode yuridis normatif, dengan jenis data yang dipakai adalah data sekunder, dan pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter dan studi pustaka.Hasil Penelitian menunjukan bahwa (HP3) dilihat dari sudut pandang kepatutan adalah patut dikarenakan pada intinya aturan (HP3) bertujuan mulia untuk melindungi nelayan tradisional, pengusaha, masyarakat adat dan kelestarian sumber daya alam. Sedangkan dari sudut pandang keadilan adalah tidak adil dikarenakan tidak melindungi para nelayan dan masyarakat adat Indonesia. Oleh karena itu, perlu diadakan Perubahan pada aturan HP3 supaya bisa memberikan rasa keadilan didalam masyarakat Indonesia dan perlu adanya aturan yang mendukung aturan HP3 ini.Kesimpulannya, bahwa aturan HP3 ini adalah Patut tetapi tidak adil. Oleh karena itu diperlukan Perubahan dalam Pasal-Pasal HP3 tersebut.Perubahan Pasal-pasal HP3 tersebut adalah perlunya memakai kata nelayan tradisional, wilayah pesisir dibagi menjadi empat bagian, jangka waktu HP3 diukur berdasarkan teori daya pikul, persyaratan dipermudah, ditambahkan juga aturan tentang pejabat yang berwenang yang tidak melaksanakan pengawasan terhadap ketaatan lingkungan pesisir, pelanggaran tata ruang pesisir bagi pemberi izin dan pemohon izin, insentif pajak, penghargaan, pencegahan dan pelatihan oleh ahli-ahli hukum ,ekonomi, lingkungan pesisir, dan lain-lain yang disediakan dinas atau departemen kelautan dan perikanan

    KESALAHAN KONSEP ANTARA KEBEBASAN BERAGAMA DAN PENISTAAN AGAMA DALAM RUANG PUBLIK INDONESIA

    Get PDF
    AbstractThis study analyzes the concept of religious freedom in Indonesia's public sphere. The problem that is answered is how is the concept of religious freedom applied in the Indonesian public sphere? The right to freedom of religion has 2 dimensions, namely forum internum and forum externum. The internum forum cannot be intervened by the state but the external forum can be limited by reason of protecting the rights of freedom itself. However, what happens is that these two dimensions are confused, resulting in discriminatory actions. One example is Law no. 1 Presidential Decree in 1965 concerning the Prevention of Abuse or Defamation of Religion A Judicial Review of this law was carried out in 2009 but there was no further action, either to abolish or revise it. In the public sphere, all citizens must live side by side without any discrimination. This research uses qualitative methods with a critical analysis approach. The critical analysis uses the thoughts of John Rawls about justice and Jürgen Habermas about the public sphere. The results show that the application of religious freedom must have clear boundaries between the informal public space and the formal public space.Keywords: blasphemy; law; religious freedomAbstrakPenelitian ini menganalisis konsep kebebasan beragama dalam ruang publik Indonesia. Permasalahan yang dijawab adalah bagaimana konsep kebebasan beragama diterapkan dalam ruang publik Indonesia? Hak kebebasan beragama memiliki 2 dimensi yaitu forum internum dan forum eksternum. Forum internum tidak dapat diintervensi oleh negara tetapi forum eksternum dapat dibatasi dengan alasan untuk menjaga hak kebebasan itu sendiri. Namun yang terjadi kedua dimensi ini dicampuradukkan sehingga muncul tindakan diskriminatif. Salah satu contohnya adalah Undang-Undang no. 1 Penetapan Presiden tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan atau Penodaan Agama Judical Review terhadap UU ini telah dilakukan pada tahun 2009 tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut, entah meniadakan atau merevisinya. Di dalam ruang publik, semua warga harus hidup berdampingan tanpa adanya diskriminasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis kritis. Analisis kritis menggunakan pemikiran John Rawls tentang keadilan dan Jürgen Habermas tentang ruang publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan kebebasan agama harus memiliki batasan yang jelas antara ruang publik informal dan ruang publik formal. Negara harus bersifat netral dalam pembuatan pembatasan

    An Introduction to Agent-Based Simulation as a Decision-Support Tool

    Get PDF
    Agent-based simulation (ABS) has been used widely in various application areas. This paper provides a tutorial on ABS. In addition to the theoretical foundations, such as the definitions of key ABS concepts and the structure of an ABS model, this tutorial also explains the technical aspect, such as how an ABS model is implemented using a software tool and how ABS is used to solve a problem. The software tool used in this tutorial is Repast. The last part of the tutorial discusses the challenges that need to be addressed in order to increase the confidence of decision-makers, who may not be familiar with computer programming, when using ABS to help them make decisions. The challenges include conceptual model representation, validation and participatory modelling

    SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN LOKASI PEMBUKAAN CABANG USAHA VARIASI MOBIL DENGAN METODE PROMETHEE

    Get PDF
    Penentuan lokasi cabang baru dengan memperhatikan aspek-aspek daya saing merupakan strategi penting yang harus dilakukan secara kritis. Identifikasi kriteria-kriteria penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi mutlak dibutuhkan. Aspek-aspek terkait permintaan, persaingan, dan instansi-instansi pendukung perlu diidentifikasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap usaha serta diketahui performansi dan potensi lokasi-lokasi alternatif, sehingga didapat lokasi terbaik bagi pembangunan cabang baru usaha variasi mobil.Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem yang digunakan untuk membantu dalam penyelesaian masalah dan dukungan keputusan.  Metode Promethee adalah suatu metode penentuan urutan dalam analisis multikreteria. Metode ini dapat digunakan untuk penentuan lokasi usaha dengan berbagai kriteria penentuan.Hasil dari penelitian ini adalah suatu aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk membantu para pengambil keputusan dalam pemilihan lokasi cabang usaha variasi mobil. Output berupa rangking lokasi yang digunakan untuk rekomendasi pembukaan cabang usaha variasi mobil.Kata kunci : SPK, lokasi, promethe

    Agent-based model of maritime search operations:a validation using test-driven simulation modeling

    Get PDF
    Maritime search operations (and search operations in general) are one of the classic applications of Operational Research (OR). This paper presents a generic agent-based model for maritime search operations which can be used to analyse operations such as search and rescue and patrol. Agent-based simulation (ABS) is a relatively new addition to existing OR techniques. The key elements of an ABS model are agents, their behaviours and their interactions with other agents and the environment. A search operation involves at least two types of agent: a searcher and a target. The unique characteristic of ABS is that we model agents’ behaviours and their interactions at the individual level. Hence, ABS offers an alternative modelling approach to analyse search operations. The second objective of our work is to show how test-driven simulation modelling (TDSM) can be used to validate the agent-based maritime search-operation model

    Persekutuan Umat Allah Di Dalam Cyberspace

    Get PDF
    This research departs from the phenomenon of live streaming mass due to the Covid-19 pandemic. Face-to-face mass activities were eliminated and replaced by using live streaming media. The focus of this research is to see how the value of the communion of people in the Eucharist can be maintained in cyberspace. Researchers used qualitative research methods with a theological reflection approach based on the thoughts of Antonio Spadaro and Anthony Le Duc about cyber theology. The novelty of this research is a theological reflection from the perspective of the teachings of the Catholic Church. The results showed that the people were helped to maintain the value of the Eucharistic communion in the midst of a pandemic. Cyberspace is a forum to strengthen relationships between believers emotionally and spiritually. However, it must be emphasized that cyberspace is only a supplement. This space is needed according to the portion and remains actualized in a real and direct relationship. Research data shows that people feel that they are not enough with live streaming mass. The church needs to help people to reflect more deeply on the relationship between God and humans in cyberspace. Therefore the Church has a tough task after the pandemic ends. AbstrakPenelitian ini berangkat dari fenomen misa live streaming akibat pandemik Covid-19. Kegiatan misa secara tatap muka ditiadakan dan diganti dengan memanfaatkan media live streaming. Fokus penelitian ini melihat bagaimana nilai persekutuan umat di dalam Ekaristi bisa dipertahankan dalam cyberspace. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan refleksi teologis berdasarkan pemikiran Antonio Spadaro dan Anthony Le Duc tentang cybertheology. Kebaruan penelitian ini adalah refleksi teologis dengan sudut pandang ajaran Gereja Katolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umat dibantu untuk mempertahankan nilai persekutuan Ekaristi di tengah pandemi. Cyberspace menjadi wadah untuk menguatkan relasi antarumat secara emosional dan spiritual. Namun yang harus ditekankan adalah cyberspace hanya suplemen. Ruang ini dibutuhkan sesuai porsinya dan tetap diaktualisasikan dalam relasi nyata dan langsung. Data penelitian menunjukkan umat merasa tidak cukup dengan misa live streaming. Gereja perlu membantu umat untuk merefleksikan lebih mendalam lagi relasi Tuhan dan manusia di dalam cyberspace. Oleh sebab itu Gereja mempunyai tugas berat setelah pandemi berakhir.

    Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemilihan Lokasi Pembukaan Cabang USAha Variasi Mobil dengan Metode Promethee

    Full text link
    Penentuan lokasi cabang baru dengan memperhatikan aspek-aspek daya saing merupakan strategi penting yang harus dilakukan secara kritis. Identifikasi kriteria-kriteria penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi mutlak dibutuhkan. Aspek-aspek terkait permintaan, persaingan, dan instansi-instansi pendukung perlu diidentifikasi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh aspek-aspek tersebut terhadap USAha serta diketahui performansi dan potensi lokasi-lokasi alternatif, sehingga didapat lokasi terbaik bagi pembangunan cabang baru USAha variasi mobil.Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem yang digunakan untuk membantu dalam penyelesaian masalah dan dukungan keputusan. Metode Promethee adalah suatu metode penentuan urutan dalam analisis multikreteria. Metode ini dapat digunakan untuk penentuan lokasi USAha dengan berbagai kriteria penentuan.Hasil dari penelitian ini adalah suatu aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk membantu para pengambil keputusan dalam pemilihan lokasi cabang USAha variasi mobil. Output berupa rangking lokasi yang digunakan untuk rekomendasi pembukaan cabang USAha variasi mobil

    APLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI TINGKAT SMA BERBASIS MOBILE DEVICE

    Get PDF
    Biologi merupakan salah satu cabang ilmu mata pelajaran pengetahuan alam yang harus dipelajari siswa-siswi di sekolah dari tingkat SD, SMP, dan SMA jurusan IPA. Dalam pembelejarannya, banyak orang yang belum menguasai pelajaran dengan tipe menghafal ini. Aplikasi Pembelajaran Biologi tingkat SMA berbasis mobile device ini dibuat untuk mempermudah para pengguna untuk mempelajari biologi dengan beberapa fitur pendukung aplikasi. Aplikasi e-Bio dibuat dengan bahasa pemograman Java ME yang dapat digunakan di mobile device dan sebagian fitur pada aplikasi ini dijalankan secara online untuk mengakses datanya dan ada juga yang bersifat offline sebagai bahan pembelajaran biologi. Aplikasi ini dibuat khusus untuk mobile device yang dapat dikoneksikan dengan internet dan bersifat menghibur dalam pembelajaran karena setiap soalnya dapat diimplementasikan dalam permainan hangman dan TTS sehingga dapat membuat aplikasi ini menarik bagi pengguna

    Penelitian Persepsi Kemasan Produk Skin Care Wanita dengan Pendekatan Teori Semantik

    Get PDF
    Di Indonesia, penelitian mengenai desain kemasan masih sangat minim, akibatnya pada saat mengembangkan desain kemasan, desainer menggunakan insting pribadinya untuk mendesain. Di sisi lain, industri produk perawatan kulit bertumbuh pesat, seringkali ditemukan perusahaan mengganti kemasannya secara berkala, maka penelitian internasional banyak dilakukan di desain kemasan. Oleh karena itu, penelitian skala lokal perlu dilakukan untuk meneliti persepsi konsumen pada kemasan produk dengan menggunakan pendekatan teori semantik, apakah kemasan yang ada sudah menyampaikan manfaat produk secara efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuisoner semi terstruktur menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Brand yang dipilih adalah Martha Tilaar, Sariayu, Viva, dan Citra. Hasil akhir yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah rekomendasi desain kemasan yang menarik konsumen.Kata Kunci: desain kemasan; desain produk; persepsi; teori semantik.Research in Packaging Perception of Woman Skin Care Products with Semantic Theory ApproachIn Indonesia, little research has been done in view of packaging design recommendations. As a result, when developing packagings, designers use their own personal judgment. Meanwhile, skin care products are a fast growing industry in which we often find brands changing their packagings very frequently. Internationally, a great deal of research has been done on this subject. However, local research is needed for evaluating consumer perception of Indonesian skin-care packagings using a semantic theory approach, to find out whether existing packagings convey the products' benefits effectively. A combination of qualitative and quantitative data from semi-structured questionnaires provided experiential data reflecting the research subjects' engagement in perceiving a range of packaging samples from selected Indonesian skin-care brands. Based on this research, recommendations for future packaging design can be provided.Keywords: packaging design; product design; perception; semantic theory
    corecore