44 research outputs found

    KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENSOSIALISASIKAN PMA RI NO. 29 TAHUN 2016 DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA PEKANBARU

    Get PDF
    Penetapan PMA RI No. 29 Tahun 2016 Tentang Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Agama oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 13 Juni 2016 di Jakarta, maka kedisiplinan pegawai sangat penting. Penilaian kinerja pegawai berdasarkan kehadiran kerja dan laporan kinerja setiap akhir bulan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana komunikasi pimpinan dalam mensosialisasikan PMA RI No. 29 Tahun 2016 di Kementerian Agama Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi pimpinan dalam mensosialisasikan PMA RI No. 29 Tahun 2016 di Kementerian Agama Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis data menggunakan teknik analisis filling system yang dikembangkan oleh Wimmer dan Dominick. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pimpinan dalam mensosialisasikan PMA RI No. 29 Tahun 2016 melalui komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Pimpinan juga melakukan sosialisasi melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Kata Kunci: Komunikasi Pimpinan, Sosialisasi, PMA RI No. 29 Tahun 201

    Monitoring and evaluation of education in Nigeria: challenges and ways forwards

    Get PDF
    The article discusses the challenges preventing effective monitoring and evaluation of education in Nigeria. Secondary data was used to support the points raised in the article. The secondary data were sourced from print material and online publication by recognized institutions and individual author. There are many challenges militating against effective monitoring and evaluation of educational programme in Nigeria. Some of the challenges include; inadequate funding of monitoring and evaluation programmme, inadequate professional monitoring and evaluating officers, poor capacity development of monitoring and evaluating officers, corruptions, insecurity, inadequate monitoring and evaluation tools, political instability and lack of political support. To solve this challenges, this article recommends the following:  the government should provide: adequate funding for monitoring and evaluation programmme, employment of more professional evaluator and monitors, constant capacity development programme for  monitoring and evaluating officers, fight all institution corruption, provide security for Monitoring and Evaluating officers, provide adequate monitoring and evaluation tools, ensure political stability and the political officeholders should support the activities of monitoring and evaluation in the country

    High Efficacy of Praziquantel in Schistosoma haematobium-Infected Children in Taraba State, Northeast Nigeria: A follow-up study

    Get PDF
    Objectives: This study aimed to assess the efficacy of praziquantel in reducing urinary schistosomiasis prevalence, parasite burden and morbidity rates among a previously reported sample of Schistosoma haematobium-infected children. In addition, predisposing factors for reinfection one year post-treatment were also determined. Methods: This prospective follow-up study was conducted between March 2014 and February 2015 among 675 previously reported children with urinary schistosomiasis in the Murbai and Surbai communities of Ardo Kola, Taraba State, Nigeria. A single dose of 40 mg/kg of praziquantel was administered to each infected child, with a second dose administered one month later if necessary. The number of S. haematobium eggs in urine samples was calculated at baseline and post-treatment. Results: At four weeks post-treatment, the overall cure rate was 98.1%. Among children with low and heavy parasite burdens at baseline, egg reduction rates (ERRs) were 100% and 96.5%, respectively. The vast majority of children with microhaematuria (98.7%) and proteinuria (98.6%) at baseline were cured at follow-up. Following a second dose, the ERR, overall and morbidity cure rates increased to 100%. At one year post-treatment, 272 infected children (40.3%) were re-assessed; of these, 51 children (18.8%) were reinfected. Close proximity to bodies of water (odds ratio [OR] = 1.23, 95% confidence interval [CI]: 0.998–1.530; P = 0.05) and fishing (OR = 2.23, 95% CI: 0.828–6.040; P = 0.01) were significant factors that predisposed children to reinfection. Conclusion: A moderate rate of reinfection was noted. Governmental and nongovernmental organisations in Nigeria should collaborate on mass treatment and health education campaigns to reduce the incidence of urinary schistosomiasis reinfections.Keywords: Urinary Schistosomiasis; Praziquantel; Treatment Outcome; Follow-Up Study; Nigeria

    GAMBARAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM

    Get PDF
    Jaundice atau ikterus neonatorum atau biasa dikenal dengan bayi kuning adalah suatu kondisi dimana terjadinya warna kuning kulit dan sklera pada bayi baru lahir, akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hyperbilirubinemia) yang selanjutnya menyebabkan peningkatan bilirubin dalam cairan luar sel (exracellular fluid) Penelitian ini bertjuan untuk mereview evidence terkait gambaran kejadian ikterus neonatorum. Metode penelitian ini adalah penelitian literature review.Pencarianjurnal dilakukan di portal jurnal online seperti google cendikia, DatabaseScience Dierect relevan dan pubmed. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu jurnal yang diterbitkan pada tahun 2015- 2020 menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dan fulltext. Hasil penelusuran jurnal didapatkan sebanyak 10 jurnal dilakukan review dalam penelitian ini.Berdasarkan Charting Data sesuai dengan 10 jurnal yang jadi bahan tinjauan, maka hasil dari penelitian ini adalah kejadian ikterus neonatorum terus terjadi di berbagai negara, terutama paling terbesarnya di Indonesia dengan jumlah Kejadian Ikterus Neonatorum paling banyak sebesar 30%.Hasil penelitian mengenai gambaran ikterus dapat disimpulkan yaitu banyaknya yang tidak tahu tentang ikterus diakibatkan karna kurangnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat baik secara langsung dalam bentuk penyuluhan maupun dari orang lain yang memiliki profesi sebagai tenaga kesehatan.Perlu diberlakukan adanya kebijakan dalam mengurangi angka kejadian ikterus neonatorum serta memberikan program-program mengurangi angka kejadian ikterus neonatorum

    National disability-adjusted life years(DALYs) for 257 diseases and injuries in Ethiopia, 1990–2015: findings from the global burden of disease study 2015

    Get PDF
    Background: Disability-adjusted life years (DALYs) provide a summary measure of health and can be a critical input to guide health systems, investments, and priority-setting in Ethiopia. We aimed to determine the leading causes of premature mortality and disability using DALYs and describe the relative burden of disease and injuries in Ethiopia. Methods: We used results from the Global Burden of Diseases, Injuries, and Risk Factors Study 2015 (GBD 2015) for non-fatal disease burden, cause-specific mortality, and all-cause mortality to derive age-standardized DALYs by sex for Ethiopia for each year. We calculated DALYs by summing years of life lost due to premature mortality (YLLs) and years lived with disability (YLDs) for each age group and sex. Causes of death by age, sex, and year were measured mainly using Causes of Death Ensemble modeling. To estimate YLDs, a Bayesian meta-regression method was used. We reported DALY rates per 100,000 for communicable, maternal, neonatal, and nutritional (CMNN) disorders, non-communicable diseases, and injuries, with 95% uncertainty intervals (UI) for Ethiopia. Results: Non-communicable diseases caused 23,118.1 (95% UI, 17,124.4–30,579.6), CMNN disorders resulted in 20,200.7 (95% UI, 16,532.2–24,917.9), and injuries caused 3781 (95% UI, 2642.9–5500.6) age-standardized DALYs per 100,000 in Ethiopia in 2015. Lower respiratory infections, diarrheal diseases, and tuberculosis were the top three leading causes of DALYs in 2015, accounting for 2998 (95% UI, 2173.7–4029), 2592.5 (95% UI, 1850.7–3495.1), and 2562.9 (95% UI, 1466.1–4220.7) DALYs per 100,000, respectively. Ischemic heart disease and cerebrovascular disease were the fourth and fifth leading causes of age-standardized DALYs, with rates of 2535.7 (95% UI, 1603.7–3843.2) and 2159.9 (95% UI, 1369.7–3216.3) per 100,000, respectively. The following causes showed a reduction of 60% or more over the last 25 years: lower respiratory infections, diarrheal diseases, tuberculosis, neonatal encephalopathy, preterm birth complications, meningitis, malaria, protein-energy malnutrition, iron-deficiency anemia, measles, war and legal intervention, and maternal hemorrhage

    A review of mixed-potential type zirconia-based gas sensors

    Get PDF

    ANALISIS KARTUN UPIN DAN IPIN SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER ANAK

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kartun Upin dan Ipin sebagai media pendidikan karakter anak. dalam konteks pendidikan anak, penting sekali untuk memanfaatkan media yang dapat membantu pembentukkan karakter anak. Dalam analisis inilah dilakukan peninjauan lebih lanjut terhadap kartun Upin dan Ipin sebagai media yang berpotensi efektif dalam pendidikan karakter anak. Hal yang dianalisis adalah bahsa verbal dan nonverbal yang dituangkan kedalam konten dan pesan yang disampaikan dalam kartun ini, termasuk nilai-nilai yang terkandung, pengembangan empati, pembangunan keterampilan sosial, dan pemahaman tentang konsekuensi tindakan. Analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang efektivitas kartun Upin dan Ipin sebagai media pendidikan anak.&nbsp

    STRATEGI GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTs RUSMEE STHAPANA SCHOOL ( PATANI SELATAN THAILAND )

    No full text
    ABSTRAK Skripsi dengan judul “Strategi Guru untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Rusmee sthapana school (Patani Selatan Thailand)” ini ditulis oleh Patimoh Wama, Nim 12201183506, pembimbing Dr. Hj. Luluk’ Atirotu Zahroh, M.pd Kata Kunci : Strategi , Motivasi , dan Aqidah Akhlak Strategi pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan pembelajaran yang di desain secara khusus baik metode ataupun pemanfaatannya untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu strategi yang di gunakan guru merupakan kunci penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah : (1) Apasaja strategi yang di lakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Rasmee sthapana school ? (2) Bagaimana cara guru menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi bejar siswa mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Rasmee sthapana school ? (3) Bagaimana kesulitan yang di hadapi guru saat menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran akqidah akhlak di MTs Rasmee sthapana school ? Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :1) Untuk mendeskripsikan strategi yang di lakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Rasmee sthapana school. 2) Untuk mendeskripsikan cara guru menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi bejar siswa mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Rasmee sthapana school. 3) Untuk mendeskripsikan kesulitan yang di hadapi guru saat menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran akqidah akhlak di MTs Rasmee sthapana school. Dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studikasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penjian data, dan penarikan kesimpulan Hasil analisis data yang di temukan bahwa : (1) Strategi yang di lakukan guru di MTs Rusmee sthapana school yaitu membuat kelas khusus kepada siswa yang bermasalah untuk lebih diberi pembinaan-pembinaan yang lebih selama 3 bulan. Setelah berjalan selama 3 bulan siswa akan dikembali lagi kekelas masing-masing. (2) Cara guru menerapkan satrategi mewujudkan tujuannya tersebut, kepala Sekolah dan guru-guru madrasah menerapkan metode pembinaan akhlak dengan berbagai metode untuk diterapkan dalam strategi pembinaan di program dakwah tersebut. Yang lebih aktif dalam metode. (3) Kesulitan yang dihadapi guru Kesulitan pembelajaran yang sampai saat ini mereka hadapi di kelas meliputi beberapa faktor yaitu : faktor minat belajar, faktor penerapan materi, faktor metode pembelajaran, dan faktor lingkungan
    corecore