DIGILIB at Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA)
Not a member yet
    6585 research outputs found

    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat D-3 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang s1 keperawatan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta

    Get PDF
    Latar Belakanng: Keperawatan merupakan profesi yang dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek serta sangat memperhatikan tuntutan pendidikan yang berkualitas sesuai standar yang di tetapkan. Kelanjutan pada pendidikan perawat juga di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu motivasi. Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang menggerakan seseorang ke beberapa jenis tindakan. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan seperti persaingan, dukungan keluarga, dukungan atasan. Dengan adanya faktor persaingan, dukungan keluarga, dan dukungan atasan dapat mempengaruhi motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat D-3 untuk melanjutkan penndidikan ke jenjang S1 Keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Metode: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah perawat D-3 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta sejumlah 48 orang dengan pengambilan sampel menggunakan non probability sampling. Hasil: Hasil penelitian dengan uji Spearman Rank diperoleh ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan persaingan (p-value 0,041<0,05), dukungan keluarga (p-value 0,008<0,05), dan dukungan atasan (p-value 0,026<0,05). Keeratan hubungan dengan nilai signifikansi persaingan , dukungan keluarga , dukungan atasan . Simpulan dan saran: Ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi perawat D-3 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Keperawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta. Penelitian ini dapat menjadi referensi pengetahuan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi perawat D-3 untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

    Hubungan dukungan suami dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester iii literature review

    Get PDF
    Latar Belakang : Kualitas tidur adalah suatu keadaan yang dijalani seseorang yang menghasilkan kebugaran saat bangun. Banyak faktor yang menyebabkan kualitas tidur pada ibu hamil. Perubahan fisiologis normal selama kehamilan seperti ketidaknyamanan fisik serta peningkatan hormon progesteron berkontribusi pada kualitas tidur pada ibu hamil trimester 3. Dukungan suami untuk meningkatkan kesiapan ibu dalam menghadapi proses persalinan yaitu dengan memberikan perhatian dan membina hubungan yang baik dengan ibu hamil.Tujuan : Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester III dan gap berdasarkan studi Literature review. Metode : metode penelitian dengan literature review dengan berbasis PEOS dengan menggunakan database Google Scholar dan PubMed dengan “Dukungan Suami, Kualitas Tidur, Ibu Hamil, Trimester III” dan “Husband Support, Sleep Quality, Pregnant Mother” dan menggunakan kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Hasil : Hasil penelitian menyatakan bahwa ketiga jurnal menyatakan terdapat hubungan dukungan suami dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III(100%). Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas tidur, salah satunya adalah kecemasan. Ibu hamil yang mengalami kecemasan tetapi tidak mendapat dukungan suami sebagaimana yang diharapkan kemungkinan akan mengalami komplikasi psikologis kehamilan. Kesimpulan : Dukungan suami menjadi faktor penting dalam penentu kecemasan ibu hamil diusia kehamilan trimester III, semakin tinggi dukungan dari suami yang didapatkan oleh ibu, maka kualitas tidur ibu meningkat. Sebaliknya, jika dukungan kurang akan dapat meningkatkan tingkat kecemasan pada ibu hamil sehinga pola dan kualitas tidur ibu menurun

    Hubungan antara kecemasan dengan peningkatan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Piyungan

    Get PDF
    Latar belakang :Lansia merupakan seseorang yang berusia lebih dari 60 tahun. Pada lansia cenderung mengalami berbagai masalah masalah kesehatan. Peningkatan tekanan darah merupakan suatu penyakit yang banyak di derita oleh lansia. Kecemasan merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi terjadinya peningkatan tekanan darah karena pada saat seseorang mengalami kecemasan maka pembuluh darah akan menyempit sehingga menyebakan tekanan darah meningkat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan peningkatan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Piyungan. Metodelogi: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analitik korelasi. Populasi dari penelitian ini adalah lansia yang berusia lebih dari 60 tahun di Dusun Mandungan Srimartani sebanyak 80 orang dengan sampel penelitian sebanyak 44 orang yang dihitung dengan rumus slovin. Sampel di ambil menggunakan dengan cara purposive sampling dengan menetapkan kriteria inklusi & esklusi. Data diambil menggunakan survey, dengan instrumen beruapa kuesioner geriatric anxiety scale dan dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital. Teknik analisis data menggunakan analisis Sperman Rank. Hasil penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan peningkatan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Piyungan, yang ditunjukan dengan nilai hasil analisis korelasi dengan nilai rhitung sebesar 0,566 > rtabel(0,05)(44) (0,297). Nilai signifikan atau nilai probalitas (0,000) dimana nilai tersebut lebih rendah dari strandart signifikan dari 0,05 atau (p < α ). Maka hipotesisinya berbunyi, Data H1: diterima dan H0: ditolak, sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan Kecemasan dengan Peningkatan Tekanan Darah yang signifikan pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Piyungan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecemasan dengan peningkatan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Piyungan. Saran: Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan bagi lansia tentang kecemasan dan tekanan darah dan lansia tidak khawatir apabila mengalami masalah tersebu

    Hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi S1 Psikologi Unisa Yogyakarta

    Get PDF
    Siklus menstruasi adalah proses perubahan hormone yang terus-menerus mengarah pada pembentukan endometrium, ovulasi, serta peluruhan dinding jika kehamilan tidak terjadi, Stres menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi karena stres menyebabkan gangguan hormon Luteinizing Hormon dan Follicle Stimulating Hormone, sehingga tidak terjadi perkembangan sel telur, sehingga hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi S1 Psikologi UNISA Yogyakarta. Metode penelitian analitik cross sectional dengan data primer berupa quesioner. Analisa data menggunakan uji sperman rank, Teknik pengambi sampel yaitu menggunakan Simple Random Sampling dengan populasi sebanyak 93 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stres normal sebanyak 37 mahasiwi (39,8%) dan siklus mentruasi teratur sebanyak 67 (72%). Tidak ada hubungan yang signifikasi antara tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi, dikarenakan hasilnya lebih dari (0,05) yaitu (0,255). Mahasiwi S1 Psikologi UNISA Yogyakarta karena didapatkan tingkat stres dalam katogori normal dan gangguan siklus menstruasi normal, tetapi pada status gizi dalam kategori kurus, diharapkan untuk mahasiswi memperhatikan pola makanan yang dikonsumsi hindari memakan junk food, makanan cepat saji, konsumsi makanan dengan gizi yang baik agar status gizi normal

    Hubungan lama puasa dengan status hemodinamik pada pasien pre anestesi umum di RS PKU Muhammadiyah Gamping

    Get PDF
    Latar Belakang : Puasa sebelum operasi adalah bagian dari keselamatan pasien dan durasinya berperan penting. Tujuan puasa preanestesi yaitu memberikan waktu yang cukup untuk pengosongan lambung, mengurangi risiko regurgitasi, dan aspirasi paru dari sisa makanan. Berdasarkan data ketepatan jam operasi yang dilakukan di Ruang IBS RS PKU Muhammadiyah Gamping pada penelitian sebelumnya bahwa sekitar 20% pasien puasa lebih dari 8 jam dikarenakan operasinya mundur, dan 15% di temukan pasien puasa kurang dari 6 jam. Pengurangan volume darah akan mengakibatkan tekanan darah turun, penurunan tekanan darah tersebut mengakibatkan respon fisiologis jantung sehingga fase awal terjadi nadi normal dan pada fase kronis terjadi peningakatan nadi, hal ini dilakukan jantung untuk memberikan kompensasi terhadap penurunan metabolisme dan penurunan curah jantung. Tujuan : Mengetahui hubungan lama puasa dengan status hemodinamik pada pasien pre anestesi umum di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan desain korelasional terhadap data sekunder. Sampel sampling purposive berjumlah 81 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Hasil : Hasil uji statistic menggunakan Uji koefisien kontigensi didapatkan adanya hubungan lama puasa dengan status hemodinamik pada pasien pre anestesi umum RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan nilai p-value 0,000 yaitu <0,05. Simpulan : Terdapat hubungan lama puasa dengan status hemodinamik pada pasien pre anestesi umum RS PKU Muhammadiyah Gamping Saran : Untuk meningkatkan kualitas penyimpanan data pasien yang dirawat di rumah sakit diharapkan mampu mengisi lembar observasi dan rekam medis pasien secara lengkap agar data yang ada menjadi valid dan lengkap

    Hubungan pengetahuan keselamatan kerja terhadap kepatuhan penggunaan APD di rumah sakit mahasiswa program studi keperawatan anestesiologi

    Get PDF
    Latar Belakang: Kepatuhan penggunaan APD adalah tindakan pencegahan kecelakaan kerja terutama di fasilitas layanan kesehatan. Kepatuhan tenaga kesehatan dalam penggunaan APD adalah sikap yang patuh akan penggunaan APD dalam melakukan tindakan keperawatan. Sikap seseorang dapat dibentuk melalui pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan kesehatan seseorang maka sejalan pula dengan kesadaran seseorang dalam partisipasinya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan keselamatan kerja terhadap kepatuhan penggunaan APD. Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa program studi Keperawatan Anestesiologi di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang sedang menjalankan praktik pre intra dan post di Rumah Sakit pada bulan Januari 2023 dengan teknik non-probability sampling dengan tipe purposive sampling menggunakan rumus slovin dan mendapatkan sampel sebanyak 60 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi inisial, jenis kelamin, usia, jawaban dari kuesioner pengetahuan keselamatan kerja dan jawaban dari kuesioner kepatuhan penggunaan APD. Hasil: Data dari hasil penelitian dianalisis dengan uji chi-square dengan nilai p 0,001 yang diartikan memiliki hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan keselamatan kerja terhadap kepatuhan penggunaan APD. Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan keselamatan kerja terhadap kepatuhan penggunaan APD di Rumah Sakit mahasiswa program studi Keperawatan Anestesiologi. Saran: Diharapkan peningkatan pengetahuan keselamatan kerja terhadap kepatuhan penggunaan APD di Rumah Sakit pada mahasiswa dapat ditingkatkan melalui institusi pendidikan dan dari penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya

    Hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi penata anestesi dengan tingkat kepatuhan dalam melakukan five moment hand hygiene

    Get PDF
    Latar Belakang : Infeksi nosokomial atau Health Care Associated Infections (HAIs) yaitu infeksi yang didapat dirumah sakit ketika penderita dirawat dirumah sakit. Prevalensi infeksi noskomial pada tahun 2021 di Indonesia didapati sebanyak 39%-60% masih terjadi di rumah sakit. Beberapa dampak infeksi nosokomial yang sering terjadi yang harus diwaspadai, anatar lain: infeksi saluran kemih, infeksi aliran darah, pnemunia dan infeksi luka operasi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi penata anestesi dengan tingkat kepatuhan dalam melakukan five moment hand hygiene. Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel berjumlah 84 responden dengan menggunakan teknik probability sampling. Analisa data di lakukan menggunakan uji korelasi spearman rank. Hasil penelitian : Dari 84 sampel yang diperoleh, penata anestesi dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (4.8%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (22.6%) dan tingat pengetahuan baik sebanyak 61 responden (72.6%). Penata anestesi dengan tingkat motivasi kurang sebanyak 1 responden (1.2%), motivasi sedang sebanyak 34 responden (40.5%), dan motivasi baik sebanyak 49 responden (58.3%). Sedangkan penata anestesi dengan tingkat kepatuhan tidak patuh sebanyak 21 responden (25%), patuh sebanyak 18 responden (21.4%), dan sangat patuh sebanyak 45 responden (53.6%). Hasil uji korelasi spearman dengan nilai signifikan 0,000 (( p < 0,05 ). Simpulan : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan motivasi penata anestesi dengan tingkat kepatuhan dalam melakukan five moment hand hygiene. Saran : Untuk menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial diharapkan secara konsisten penata anestesi dapat mengikuti seminar, workshop atau pelatihan hand hygiene

    Perbedaan Pengaruh Calf Raise Exercise dan 4 Single Limb Hopping Exercise terhadap Stabilitas Ankle Atlet Sepakbola Pasca Cidera Sprain Ankle

    Get PDF
    Latar Belakang: Sprain Ankle adalah kondisi dimana terjadinya overstretch pada ligament complex lateral terjadi pada gerakan plantar fleksi dan inversi. Kelemahan ligamen sebagai stabilisasi pasif mengakibatkan keluhan nyeri, dan inflamasi kronis. Tujuan: Untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh calf raise exercise dan 4 Single-limb hopping exercise terhadap peningkatan stabilitas ankle pada atlet sepak bola pasca cedera sprain ankle. Metode: Penelitian ini bersifat quasi eksperimental dengan pre dan post test two group design. Sebanyak 20 responden ditentukan dengan menggunakan tekhnik sample random sampling penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 10 responden yaitu kelompok perlakuan I dengan latihan calf raise exercise dan kelompok perlakuan II dengan 4 single limb hopping exercise. Latihan dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu. Alat ukur yang digunakan adalah standing stork test/ one leg standing test, uji normalitas menggunakan saphiro-wilk test. Uji Homogenitas menggunakan lavene’s test, uji hipotesis I dan II menggunakan paired sample t-test, dan uji hipotests III menggunakan independent sample t-test. Hasil: Hasil uji hipotesis I dan II menggunakan paired sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa kedua perlakuan berpengaruh terhadap peningkatan stabilitas ankle pada atlet sepakbola pasca cidera sprain ankle dan hasil uji hipotesis III menggunakan independent sample t-test diperoleh nilai p=0,024 (p<0,05) menunjukan ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan stabilitas ankle pada atlet sepakbola pasca cidera sprain ankle. Kesimpulan: Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara calf raise exercise dan 4 single limb hopping exercise terhadap peningkatan stabilitas ankle pada atlet sepakbola pasca cidera sprain ankle. Saran: Peneliti selanjutnya agar lebih banyak dan tanpa perlakuan lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga memperoleh data yang asli dari perlakuan penelitian

    Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat Instalasi Gawat Darurat RS PKU Muhammadiyah di Yogyakarta

    Get PDF
    Latar belakang : Stres kerja merupakan masalah yang timbul akibat berbagai jenis pemicu seperti beban kerja seseorang yang berlebih. Beban kerja yang berlebih dapat menyebabkan perawat mengalami ketidakfokusan terhadap perawatan yang akan diberikan kepada pasien. Dampak yang ditimbulkan akibat ketidakfokusan perawat dapat memebahayakan keselamatan pasien. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Hubugan Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Instalasi Gawat Darurat RS PKU Muhammadiyah di Yogyakarta. Metode Penelitaian : Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif desain analitik korelasi. dengan pendektan Cross Sectional. Populasi dari penelitian ini adalah perawat di RS PKU Muhammadiyah di Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping sebanyak 48 orang. Teknik pengambilan data menggunakan total sampling dengan menerapkan kriteria inklusi & esklusi. Data diamabil menggunakan kuersioner beban kerja dan stress kerja yang sudah baku. Analisi data dalam penelitian ini menggunakan uji statistika Spearman Rank. Hasil Penelitian :Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat instalasi gawat darurat RS PKU Muhammadiyah di Yogyakarat, yang ditunjukan dengan hasil analisis koefisien korelasi dengan nilai sebesar 0,426 > dengan nilai p value = 0,003 dimana nilai tersebut lebih rendah dari 0,05, artinya H 1 : diterima dan H 0 : ditolak, sehingga ada hubungan yang sinifikan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat instalasi gawat darurat RS PKU Muhammadiyah di Yogyakarta Kesimpulan : Terdapat hubungan antara beban kerja dengan stress kerja pada perawat instalasi gawat darurat RS PKU Muhammadiyah di Yogyakarat. Saran : Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pemahaman perawat,sehingga dapat menggunakan koping yang tepat dalam menghindari stres kerja apabila mengalami hal tersebut

    Pengaruh edukasi kebencanaan terhadap kesiapsiagaan bencana tanah longsor pada masyarakat kecamatan Bermani Ulu kabupaten Rejang Lebong

    Get PDF
    Latar Belakang: Bencana longsor adalah salah satu bencana yang paling banyak memakan korban jiwa di dunia. Daerah dataran tinggi adalah daerah paling rawan terdampak bencana longsor. Kurangnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan risiko bencana menjadi besar. Pengetahuan merupakan faktor utama dan menjadi kunci untuk kesiapsiagaan. Pengetahuan yang dimiliki biasanya dapat memengaruhi sikap dan kepedulian untuk siap siaga dalam mengantisipasi bencana dan pengetahuan dapat ditingkatkan melalui edukasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi kebencanaan dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah jenis penelitian pre-eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-Posttest Desig. Prosedur penelitian menggunakan satu kelompok subjek yaitu kelompok eksperimen tanpa menggunakan kelompok kontrol. Populasi yang digunakan adalah masyarakat Desa Baru Manis, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Sampel diambil sebanyak 40 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling. Instrumen penelitian menggunakn kuesioner kesiapsiagaan berjumlah 30 aitem (α=0.898) Teknik analisis data menggunakan Uji-T Paired Sampel Test. Simpulan: Dari hasil Uji-T (Paired Sample T-test) diketahui Sig (2-tailed) 0.000<0,05 disimpulkan bahwa H0 ditolak, dan Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa edukasi kebencanaan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan sikap kesiapsiagaan masyarakat. Saran: diperlukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode true eksperimen, agar memberikan kontrol, pengawasan dan screening yang lebih ketat kepada calon subjek sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang baru

    6,528

    full texts

    6,585

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    DIGILIB at Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA)
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇