46 research outputs found

    UJI FITOKIMIA EKSTRAK ETANOL BUNGA POHON HUJAN (Spathodea campanulata) SECARA IN VITRO

    Get PDF
    Pohon hujan (Spathodea campanulata) merupakan tumbuhan yang tersebar diberbagai Negara tropis salah satunya ialah Indonesia. Selama ini tumbuhan Spathodea campanulata digunakan sebagai pengobatan tradisional oleh masyarakat. Berdasarkan tinjauan literatur tumbuhan ini mengandung banyak senyawa aktif yang berpotensi sebagai bioaktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada bunga pohon hujan (Spathodea campanulata) yang sudah mekar dan bunga pohon hujan (Spathodea campanulata) yang masih kuncup. Sampel pada penelitian ini diperoleh dari Kota Malino, Kab. Gowa yang kemudian dilakukan skrining fitokimia. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu ditemukannya senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, terpenoid dan tanin pada kedua sampel yang diujikan. Adanya kandungan metabolit sekunder terhadap bunga pohon hujan (Spathodea campanulata) yang sudah mekar dan Bunga pohon hujan (Spathodea campanulata) yang masih kuncup menunjukkan bahwa bunga ini berpotensi dikembangkan untuk pengujian bioaktivitas, yang mencakup anti bakteri, anti jamur, anti kanker dan anti oksidan

    Studi In Silico Senyawa Cendawan Endofit Sebagai Kandidat Obat Antiangiogenesis Hemangioma

    Get PDF
    Increasing levels of angiogenic factors such as gamma interferon (Y-IF), tumor necrosis factor-beta (TNF-β), and transforming growth factor-beta (TGF-β) are thought to be the cause of the angiogenesis process in hemangiomas. Endophytic fungi are potential in searching for new drug sources due to their antimicrobial, antifungal, and anticancer compounds. This study aimed to determine the potential and interactions of endophytic fungi as candidates for vascular endothelial growth factor receptor-2 (VEGFR-2) angiogenesis hemangiomas and apply Lipinski's rule of five to differentiate drug-like and non-drug-like molecules and in-line toxicity using in silico test. The research method was molecular docking using several programs, namely Autodock Vina (PyRx), PyMol, and Discovery Studio 2019, and tethering five ligands from the endophytic fungus Trichoderma sp. and Aspergillus sp. with 2 VEGFR-2 target proteins (protein codes were 3VHE and 1Y6A). The best binding affinity of the ligands was tested by Lipinski's rule of five and toxicity test using Toxtree. The results showed that benzyl benzoate is potentially an antiangiogenesis inhibitor for VEGFR-2 protein based on its binding affinity value, which is close to the control ligand value of -8.7 kcal/mol (3VHE) and -7.4 kcal/mol (1Y6A). Therefore, benzyl benzoate, chloromycetin, and 1-hexyl-3-nitrobenzene compounds comply with Lipinski's rule of five. Based on the results of the toxicity test and the parameters of the Kroes TTC decision tree, benzyl benzoate and chloromycetin are categorized as safe compounds for consumption.   Keywords: angiogenesis, benzyl benzoate, endophytic fungi, molecular docking, VEGFR-

    MANAJEMEN USAHA MODISTE DI KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Manajemen usaha modiste di kecamatan Godean kabupaten Sleman secara keseluruhan; 2) Manajemen SDM di modiste kecamatan Godean kabupaten Sleman: 3) Manajemen keuangan di modiste kecamatan godean kabupaten Sleman; 4) Manajemen produksi di modiste kecamatan Godean kabupaten Sleman; 5) Manajemen pemasaran di modiste kecamatan Godean kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua usaha modiste di kecamatan Godean kabupaten Sleman sebanyak 17 modiste. Karena jumlah populasi dibawah 100 maka untuk sample sama dengan jumlah populasi yaitu 17 modiste. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket dan kuesioner yang disebarkan kepada responden untuk diisi. Teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis deskriptif . Berdasarkan hasil penelitian manajemen usaha modiste di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman berada pada kategori cukup. Selain itu dapat diketahui kategori aspek manajemen yang terdapat pada usaha modiste di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman yaitu : manajemen SDM berkategori cukup, manajemen keuangan berkategori cukup, manajemen produksi berkategori cukup dan manajemen pemasaran berkategori cukup. Kata kunci : manajemen usaha modiste, SDM, keuangan, produksi dan pemasara

    Characterization of Soil Actinomycetes From Malino Pine Forest Rhizosphere of South Sulawesi

    Get PDF
    Abstract: Actinomycetes are a group of Gram-positive bacteria that produce active compounds with a wide distribution range in nature especially in soil. The purpose of this study was to isolate actinomycetes from the rhizosphere soil of the Malino pine forest, South Sulawesi. This research is a descriptive qualitative study of 15 actinomycetes isolated from the rhizosphere soil of the Pine Forest. These 15 isolates have been successfully identified to the genus level. Actinomycetes were isolated by direct dilution method and further morphological identification was carried out. Actinomycetes were isolated on yeast malt agar (YMA) medium. The growing isolates showed colony colors brown, gray, and white. Produces yellow, brown, and beige color pigments. Based on the characterization carried out, all isolates were identified into the genus Streptomyces.Abstrak: Aktinomisetes merupakan kelompok bakteri gram positif yang menghasilkan senyawa aktif dengan rentang distribusi yang luas di alam, terutama di tanah. Tujuan penelitian ini untuk mengisolasi aktinomisetes dari tanah rizosfer hutan pinus Malino Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskiptif terhadap 15 isolat aktinomisetes yang diisolasi dari tanah rizosfer Hutan Pinus Malino Sulawesi Selatan. 15 isolat ini telah berhasil didentifikasi sampai tingkat genus. Aktinomisetes diisolasi dengan metode pengenceran secara langsung dan dilakukan identifikasi morfologi lebih lanjut. Aktinomisetes diisolasi pada media yeast malt agar (YMA). Isolat yang tumbuh memperlihatkan warna koloni coklat, abu-abu dan putih. Menghasilkan pigmen warna kuning, coklat dan krem. Berdasarkan karakterisasi yang dilakukan keseluruhan isolat teridentifikasi ke dalam genus Streptomyces

    Bacterial Contamination at Whiteleg Shrimp (Litopeanaeus vannamei) in Aquaculture

    Get PDF
    Indonesia has a very high biodiversity, which has later become one of the natural products of interest to the international community, including fishery products. One of the high-demand Indonesian fishery products is whiteleg shrimp Litopeaneus vannamei. However, safety food Exported whiteleg shrimp products must meet the criteria, including free from bacterial contamination such as Escherichia coli, Salmonella, Vibrio cholera. This study attemptted to analyze E. coli, Salmonella, V. cholerae contamination in 3 ponds in Bojo, Cilellang, and Palanro Village in District Malusetasi, Barru Regency, South Sulawesi. Two samplings for each pond were conducted in the morning were pond water and  fresh whiteleg shrimp. SNI 2728-2018 specifies the quality and safety requirements for fresh shrimp. This standard applies to whole or headless fresh shrimp handled from fresh shrimp and does not apply to fresh shrimp that has undergone further processing. Based on SNI 2728-2018, the E. coli test showed positive in Cilellang Village (sample A) with 11 MPN/g, negative in Palanro Village (sample B) and in Bojo village (sample C) with the value of <2 MPN/g. Escherichia coli test showed positive in sample D (Vannamei shrimp in Cilellang Village) and sample E (Vannamei shrimp in Palanro Village) with 2.0 MPN/g, 17 MPN/g, respectively. Only sample F (Vannamei shrimp in Bojo village ) showed a negative result. As for the Salmonella test, positive results showed in sample A, while sample B and sample C showed negative results. The Vibrio cholerae test showed negative at all samples. . This study concludes that Whiteleg shrimp from ponds in Mallusetasi District is classified as safe for consumption

    KERAGAMAN MIKORIZA ARBUSKULA INDONESIA DAN PERANANANNYA DALAM EKOSISTEM

    Get PDF
    Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) adalah salah satu kelompok cendawanyang hidup di dalam tanah, termasuk golongan endomikoriza yang mempunyaistruktur hifa yang disebut arbuskula sebagai tempat kontak dan transfer haramineral antara jamur dan tanaman inangnya pada jaringan korteks akar. Mikoriza terbentuk karena adanya simbiosis mutualisme antara cendawan atau fungi dengan sistem perakaran tumbuhan. Mikoriza arbuskula membentuk asosiasi simbiotik tertentu antara spesies tanaman dalam skala luas termasuk Angiosperm, Gymnosperm, Pterydopyta, dan beberapa Bryopyta, dan skala cendawan terbatas termasuk dalam ordo tunggal, Glomales. Cendawan ini dapat bersimbiosis dengan akar dan mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan tanaman, baik secara ekologis maupun agronomis. Peran tersebut diantaranya adalah meningkatkan serapan fospor (P) dan unsur hara lainnya, seperti N, K, Zn, Co, S dan Mo dari dalam tanah, meningkatkan ketahanan terhadap kekeringan, memperbaiki agregasi tanah, meningkatkan pertumbuhan mikroba tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tumbuhan inang serta sebagai pelindung tanaman dari infeksi pathogen akar. Selain itu mikoriza juga digunakan untuk remediasi lahan yang tercemar. Genus yang banyak dijumpai di Indonesia diantaranya yaitu Glomus, Gigaspora, dan Acaulospora

    Kadar total fenol ekstrak bekatul sorgum (Sorghum bicolor L.) varietas super 2

    Get PDF
    Sorgum (Sorghum bicolor L.) merupakan tanaman pangan penting kelima setelah padi, gandum, jagung dan barley. Sedangkan di Indonesia menganggap sorgum sebagai tanaman sereal pangan ke tiga setelah padi dan jagung. Pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan, pakan dan industri dikarenakan kaya akan komponen pangan fungsional. Namun adanya kandungan tanin yang menyebabkan sorgum memiliki rasa agak pahit “sepet” sehingga diperlukan pengolahan dengan cara menghilangkan kulit biji sorgum dengan menggunakan alat penyosoh. Bekatul sorgum memiliki kemampuan sebagai antioksidan karena memiliki kandungan senyawa kimia seperti antosianin dan tanin yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol total ekstrak bekatul dengan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan. Hasil penelitian menunjukkan, kadar fenol total yang tertinggi adalah ekstrak bekatul etil asetat dengan kadar fenol total 25,08 mg, disusul ekstrak bekatul etanol dengan kadar fenol total 19,76 mg dan terendah ekstrak bekatul n-heksan dengan kadar fenol total 14,50 mg

    Molecular Docking of Shallot (Allium ascalonicum) Active Compounds to Lanosterol Enzym 14-Alpha Demethylase and Squalene Monooxygenase for Antifungi Potential Activity

    Get PDF
    Shallots (Allium ascalonicum) are one of the important horticultural export commodities in Indonesia, but the productivity of shallots has decreased due to the attack of pathogenic fungi. This study was aimed to determine the potential of active shallot compounds as ligands for inhibiting the activity of the enzyme lanosterol 14-alpha demethylase (ID: 4LXJ) and squalene monooxygenase (ID: 6C6R) enzymes which play an important role in the biosynthesis of ergosterol or fungal cell membranes. The molecular docking used the Autodock Vina (PyRx) program, an analysis of molecule interaction used PyMol, and Discovery Studio 2019 to analyze the types of bonds between molecules. Thirty-nine ligands from shallot compounds are docked to the anti-fungal target protein. The results showed ascalonicoside A1, ascalonicoside A2, ascalonicoside B, quercetin, isorhamnetin, quercetin di glucoside, quercetin tri glucoside, ethyl palmitate and benzyl salicylate have the potential to be anti-fungal to the enzyme lanosterol 14-alpha demethylase and squalene monooxygenase enzyme that responds to the synthesis of fungi cell wall. These ligand compounds bind to the target protein's amino acid residues with hydrogen and hydrophobic bonds. This research showed that shallot was the potential to be replicated as an anti-fungus for many purposes

    PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN PENCEGAHAN PERNIKAHAN USIA DINI

    Get PDF
    Abstrak: Remaja adalah masa penuh kegoncangan jiwa, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan baik fisik, psikis, maupun sosial. Berbagai perubahan tersebut dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang kemungkinan dapat mengganggu perkembangan remaja selanjutnya. Diantara persoalan tersebut yang dihadapi remaja adalah masalah kesehatan reproduksi. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Metode yang diigunakan adalah penyuluhan kepada 34 orang remaja. Evaluasi dilakukan melalui pretest dan posttest. Hasilnya penyuluhan berjalan dengan baik dengan peningkatan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebanyak 26,18% yang dapat dilihat dari peningkatan hasil posttest.Abstract: Adolescence is a period of mental turmoil, which connects a dependent childhood with a mature and independent adult. Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood which is marked by various changes, both physical, psychological, and social. These changes can cause problems that may interfere with the development of later adolescents. Among the problems faced by adolescents are reproductive health problems. The purpose of the activity is to increase the knowledge of adolescents about reproductive health. The method used is counseling to 34 teenagers. Evaluation is done through pretest and posttest. The result of the counseling went well with an increase in adolescent knowledge about reproductive health as much as 26.18% which can be seen from the increase in posttest results

    Efek antagonis jamur rhizosfer terhadap jamur patogen tanaman kentang

    Get PDF
    Kentang merupakan tanaman pertanian penting karena merupakan sumber karbohidrat yang menjadi bahan makanan pokok di Indonesia. Namun produktivitasnya terancam oleh cendawan patogen oleh karena itu diperlukan usaha pengendalian hayati menggunakan cendawan antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antagonis cendawan Rhizosfer terhadap cendawan patogen pada tanaman kentang. Cendawan Rhizosfer kentang diisolasi dan diuji daya antagonisnya menggunakan biakan ganda. Sebanyak 22 isolat cendawan berhasil diisolasi dari Rhizosfer tanaman kentang, dan 3 isolat berpotensi menghambat pertumbuhan F. oxysporum dan 5 isolat berpotensi menghambat pertumbuhan Culvularia sp. Aktivitas penghambatan ditunjukkan oleh 8 isolat cendawan yaitu Aspergillus sp. (3 isolat), Nigrospora sp. (1 isolat), Gliocladium sp. (1 isolat) Penicillum (1 isolat) dan Rizopus sp. (3 isolat) menunjukkan kemampuan kompetisi
    corecore