535 research outputs found

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD)

    Get PDF
    Latar Belakang. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 melaporkan bahwa hanya 44% yang mendapat ASI dalam satu jam pertama setelah lahir. Keberhasilan inisiasi menyusu dini sangat dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan dan motivasi ibu sejak kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Metode. Jenis penelitian Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan sampel semua ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC selama bulan Juni 2015 di BPM Sri Martuti Piyungan Bantul Yogyakarta sebanyak 35 orang. Instrumen berupa kuesioner. Analisis menggunakan Spearman. Hasil. Responden yang memiliki pengetahuan baik 10 orang (28,6%), cukup 17 orang (48,6%), dan kurang 8 orang (22,8%). Responden yang memiliki sikap positif terhadap inisiasi menyusu dini 21 orang (60%) dan sikap negatif 14 orang (40%). Analisis data menggunakan Spearman diperoleh nilai p value 0,000 (p<0.05) dan nilai r=0.644. Simpulan. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang inisiasi menyusu dini (IMD). Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Inisiasi Menyusu Din

    KECENDERUNGAN INTEGRITAS AKADEMIK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

    Get PDF
    Integritas akademik adalah komitmen terhadap nilai-nilai kejujuran dan ketidakjujuran akademik dalam keseluruhan pelaksanaan pendidikan yang akan memengaruhi keyakinan dan tindakan dalam perilaku yang boleh dan tidak diperbolehkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecenderungan integritas akademik siswa di Sekolah Menengah Atas berdasarkan karakteristik demografis. Pendekatan yang dgunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei jenis cross sectional survey design. Partisipan untuk mengukur integritas akademik siswa melibatkan sampel sebanyak 174 dari populasi 620 siswa kelas X SMA Negeri 1 Lembang yang dipilih dengan menggunakan strategi two stage random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan instrumen M-AIS (McCabe Academic Integrity Survey) yang berskala ordinal mengacu pada teori integritas akademik yang dikemukakan oleh McCabe dengan nilai reliabilitas tinggi sebesar 0.89 pada aspek I dan 0.88 pada aspek II. Analisis data menggunakan perhitungan rata-rata ranking untuk diklasifikasi pada setiap kategori tingkatan dan analisis nonparametrik U-Mann Whitney untuk membandingkan setiap karakterisitik demografi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) siswa memiliki integritas akademik tinggi, (2) integritas akademik perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, (3) integritas akademik siswa peminatan MIA lebih tinggi dibandingkan siswa peminatan IIS, dan (4) integritas akademik siswa yang terlibat dalam ekstrakurikuler lebih tinggi dibandingkan siswa yang terlibat dalam komunitas. Rekomendasi penelitian ditujukan kepada pihak sekolah, guru bimbingan dan konseling, serta peneliti selanjutnya.;---Academic integrity is a commitment to the values of honesty and academic dishonesty in the overall implementation of education that will affect the beliefs and actions in behavior that is allowable and unallowable. The aim of this study is to describe the tendency of academic integrity in high school students based on demographic characteristics. The approach used was a quantitative approach with survey method type of cross sectional survey design. The participants that involved in this research were used to measure students’ academic integrity involving 174 students as the sample out of a population of 620 students of class X SMA Negeri 1 Lembang which were selected using two stages random sampling. M - AIS instrument ordinal scale ( McCabe Academic Integrity Survey) was used as the data collection instrument which refers to the theory of academic integrity proposed by McCabe with high reliability value of 0.89 in the aspect I and 0.88 in the aspect II. In data analysis, calculation of average ranking was used to classify each category in levels and U-Mann Whitney nonparametric analysis to compare every demographic characteristics. The result shows that: (1) the students have high academic integrity, (2) the academic integrity of women is higher than men, (3) the academic integrity of students of MIA program is higher than that in IIS program, and (4) the academic integrity of students that involved in extracurricular is higher than students who are involved in the community. Research recommendations were addressed to the schools, the teachers' guidance and counseling , as well as further researcher

    HUBUNGAN PENGONTROLAN KADAR GULA DARAH DAN LAMA WAKTU MENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN

    Get PDF
    Diabetes Mellitus dapat mempengaruhi gangguan pendengaran, karena terjadi mikroangiopati pada telinga dalam, neuropati nervus vestibulokoklearis, ataupun kombinasi keduanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama menderita diabetes mellitus terhadap derajat gangguan pendengaran. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel yang diambil adalah penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang dilakukan pemeriksaan fisik THT dan pemeriksaan audiometri. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder dengan sampel berjumlah 36 orang. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat: chi-square untuk mendapat hubungan antarvariabel. Hasil uji statistik untuk hubungan pengontrolan kadar gula darah dengan gangguan pendengaran adalah p value = 0,124, untuk hubungan lama menderita diabetes dengan gangguan pendengaran adalah p value = 0,000. Hasil ini menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara pengontrolan kadar gula darah dengan gangguan pendengaran dan terdapat hubungan bermakna antara lama menderita DM dengan gangguan pendengaranKata Kunci : pengontrolan kadar gula darah, lama menderita DM, derajat gangguan pendengaran, audiogram

    HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN KEJADIAN PSEUDODEMENSIA PADA MAHASISWA SEMESTER 2 PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANANUNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

    Get PDF
    Pseudodemensia bukan keadaan normal terjadi, dan bisa dihambat dengan mengatasi penyebabnya salah satunya kecemasan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kejadian pseudodemensia ada mahasiswa semester 2 prodi S1 keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Desain penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh mahasiswa semester 2 Prodi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan sebesar 136 mahasiswa, sampel sebesar 58 mahasiswa dilakukan secara propotional random sampling. Variabel independen penelitian ini adalah kecemasan dan variabel dependen kejadian pseudodemensia. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan tes MMSE. Data analisis menggunakan Rank Spearman dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan dari 58 responden sebagian besar (53,4%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan sebagian besar responden (55,2%) memiliki probable gangguan kognitif. Hasil uji Rank Spearman didapatkan nilai ρ = 0,040 < α = 0,05. Oleh karena ρ < α maka H0 ditolak, berarti ada hubungan kecemasan dengan kejadian pseudodemensia pada mahasiswa semester 2 prodi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Simpulan penelitian adalah kecemasan bisa menyebabkan pseudodemensia. Diharapkan mahasiswa mampu mengatasi kecemasan yang dihadapi diantaranya dengan cara selalu bersikap optimis, membaca, mendengarkan musik serta olah raga

    PENGEMBANGAN RUMAH ADAT BANTAYO POBO’IDE DI KABUPATEN GORONTALO

    Get PDF
    Abstrak: Pengembangan Rumah Adat Bantayo Pobo’ide Di Kabupaten Gorontalo. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi konsep rumah tumbuh yang di terapkan pada pengembangan rumah adat Bantayo Pobo’ide dan penambahan fungsi ruang bangunan tersebut. Metode yang digunakan yakni metode kualitatif deskriptif, lokasi penelitian di rumah adat bantayo pobo’ide bagian belakang dengan pengembangan bangunan yang ada, dengan jenis penelitian survey dan wawancara. Hasil dari penelitian ini yakni (1) konsep filosofi bangunan rumah adat yang termuat 3 (tiga) unsur firmitas, utilitas dan venustas; (2) penambahan fungsi ruang bagi bangunan sebelumnya. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah terdapat perbedaan fasade bangunan dari bangunan bagian depan dengan bangunan pengembangan selain itu tercipta fungsi ruang rumah adat tersebut. Saran kepada pemerintah Kabupaten Gorontalo khususnya agar melestarikan bangunan rumah adat sebagai simbol kebudayaan arsitektur. Hasil penelitian akan menjadi bahan koreksi bagi pemerintah setempat. Untuk kepentingan desain bangunan sangat diperlukan kritik arsitektur dari arsitek bersama dewan adat Gorontalo, agar pembahasan dan pemberian masukan untuk lebih memperhatikan lagi kondisi bangunan baru rumah adat Bantayo Pobo’ide di kabupaten Gorontalo. Kata kunci: Bantayo Pobo’ide; rumah tumbuh; Fasade dan Fungsi Ruang Abstract: Development of the Bantayo Pobo’ide Traditional House in District Gorontalo. The purpose of the study was to identify the concept of a growing house which was applied to the development of the Bantayo Pobo'ide traditional house and the addition of the function of the building's space. The method used is descriptive qualitative method, the research location is in the back of the Bantayo Pobo’ide traditional house with the development of existing buildings, with survey and interview research types. The results of this study are (1) the concept of a traditional house building philosophy which contains 3 (three) elements of firmitas, utility and venustas; (2) additional function space for the previous building. The conclusion from the research conducted is that there are differences in the facade of the building from the front of the building with the development building besides that the function of the traditional house space is created. Suggestions to the Gorontalo Regency government in particular to preserve traditional house buildings as symbols of architectural culture. The results of the research will be used as correction material for the local government. For the purposes of building design, architectural criticism from the architect together with the Gorontalo traditional council is urgently needed, so that discussions and provide input to pay more attention to the condition of the new building of the Bantayo Pobo'ide traditional house in Gorontalo district

    Analisis Kemampuan Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bertipe Pisa

    Full text link
    The research objective was to determine the mathematical ability of junior high school students to solve problems of type PISA. This study took place in SMP Al-Hikmah. Sources of data are the students who have conducted previous PISA tests. With the tests and interview techniques. The results showed that there is still a lack of mathematical ability of students in solving PISA at level 1. At the level of mathematical ability at level 2 is more than 50% of students who can answer correctly. At the level of mathematical ability in level 3 there are only 50% of students are able to do it correctly. At the level of mathematical ability in level 4 only 2 students are able to complete it, at the level of mathematical ability This means that the student is still not able to work effectively with model.Pada level mathematical abilities at level 5 students still can not afford to do it. At the level of mathematical ability at level 6 students have not been able to use his reasoning

    LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. G MASA HAMIL SAMPAI DENGAN NIFAS DAN KB DI BPM NANIK PULO WONOKROMO SURABAYA

    Get PDF
    Salah satu yang menjadikan tolak ukur status kesehatan suatu negara dapat dilihat dari pelayanan maternal yang dilakukan tenaga kesehatan, termasuk oleh bidan. Saat ini angka kematian dan kesakitan Ibu dan bayi masih sangat tinggi termasuk negara kita yaitu Indonesia. Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 (Depkes,2015). Maka perlu dilakukan standart pelayanan kebidanan yang dimulai sejak masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan penggunaan kontrasepsi. Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of care pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan menggunakan manajemen kebidanan dan pendokumentasian pada SOAP. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan atau Continuity of care dilakukan penulis pada Ny. G Mutigravida dari masa hamil trimester III usia kehamilan 36- 37 minggu, bersalin, masa nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan menggunakan standart asuhan kebidanan. Asuhan diberikan sejak 31 Maret 2016 sampai dengan 12 Mei 2016 . Kunjungan asuhan kebidanan juga di lakukan di rumah ibu dan di BPM Nanik Pulo Wonokromo. Pada tanggal 31 maret 2016 pada kunjungan kehamilan ibu mengeluh kakinya bengkak dapat diatasi dalam kunjungan kedua serta masalah tersebut merupakan masalah fisiologis dalam kehamilan dan dari semua kunjungan yang dilakukan pemeriksaan semua dalam batas normal. Pada usia kehamilan 38-39 minggu ibu bersalin di BPM Nanik Pulo Wonokromo secara normal. Proses persalinannya pada lama persalinan berlangsung kala I 50 menit, kala II 10 menit, kala III 5 menit dan kala IV 2 jam. Pada tanggal 18 April 2016 jam 12.35 WIB bayi lahir spontan dengan jenis kelamin laki-laki pada proses persalinan tidak ada penyulit. Pada masa nifas kunjungan dilakukan sebanyak 4 kali dan hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal, keadaan ibu baik, proses involusi dan laktasi baik. Keadaan bayi dalam kunjungan 1-4 dalam keadaan baik. Pada kunjungan KB ibu diberikan konseling mengenai macam-macam KB sebelumnya ibu menggunakan metode KB suntik 3 bulan dan pada kunjungan kedua di nifas hari ke 25 ibu dan suami memilih untuk menggunakan metode KB suntik 3 bulan. Asuhan yang diberikan Ny.G sudah dilakukan dengan baik dan benar, sehingga setelah diberikan asuhan, bengkak pada kaki dapat diatasi. Proses persalinan yang normal dan lancar tanpa penyulit serta pada masa nifas tanpa adanya keluhan. Untuk penggunaan alat kotrasepsi ibu dan suami memilih metode KB suntik 3 bulan. Hal ini menunjukan bahwa ibu kooperatif dan mengikuti anjuran yang diberikan oleh petugas. Berdasarkan hasil asuhan kebidanan secara continuity of care yang telah diberikan kepada Ny. G saat hamil, bersalin, nifas, BBL, serta KB hasil pemeriksaan yang didapat dalam batas normal, tidak ada penyulit. Diharapkan klien dapat menerapkan asuhan dan konseling yang telah diberikan dan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat sehingga angka kematian ibu dan bayi akan menurun

    GAMBARAN STIMULUS ORANG TUA PADA PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 0-2 TAHUN DI RT 07 RW 03 DESA GUMENO KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK

    Get PDF
    Perkembangan anak khususnya motorik kasar sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, terutama dari orang tua. Fenomena saat ini masih banyak orang tua beranggapan motorik kasar akan tumbuh dengan sendirinya walau tanpa stimulasi apapun, yang menyebabkan stimulus tidak sesuai dengan perkembangannya. Tujuan penelitian ini gambaran stimulus orang tua dalam perkembangan motorik kasar pada anak usia 0 – 2 tahun di RT 07 RW 03 Desa Gumeno Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Desain penelitian deskriptif, populasi responden penelitian adalah seluruh orang tua yang mempunyai anak usia 0 – 2 tahun di sebesar 30 orang tua. Teknik total sampling besar sampel sebanyak 30 responden. Variabel ini adalah stimulus orang tua dalam perkembangan motorik kasar. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, pengolahan dianalisis secara diskriptif dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan stimulus orang tua dalam perkembangan motorik kasar pada anak menunjukkan sebagian besar (63,3%) baik, dan hampir setengahnya (36,7%) buruk Simpulan penelitian sebagian besar responden melakukan stimulasi dengan baik. Disarankan bagi orang tua mencari informasi tentang stimulasi yang baik tentang perkembangan anak sehingga dapat memantau perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Untuk itu diharapkan bidan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dapat menfaisiltasi dan memberikan penyuluha

    GAMBARAN CITRA DIRI REMAJA YANG BERJERAWAT DI DESA SEKETI RT 01 RW 02 KECAMATAN BELONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

    Get PDF
    Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, ditandai perubahan fisik dan psikologis. Salah satu perubahan fisik yaitu dengan timbulnya jerawat, jerawat dapat menyebabkan citra diri negatif akan mempengaruhi hubungan sosial dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti terdapat 28 remaja yang berjerawat dari 60 remaja. Tujuan penelitian mengetahui gambaran citra diri remaja yang berjerawat di Desa Sekeri RT 01 RW 02 Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Desain penelitian deskriptif, populasi penelitian seluruh remaja umur 12-21 tahun berjerawat di desa Seketi RT 01 RW 02 Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Besar sampel penelitian sebanyak 28 remaja, menggunakan total sampling.Variabel penelitian adalah citra diri remaja yang berjerawat. Instrument yang digunakan adalah kueisioner. Analisa data menggunakan analisa deskriptif disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian bahwa dari 28 remaja sebagian besar 19 remaja (68%) memiliki citra diri negatif terhadap jerawat dan hampir setengah 9 remaja (32%) mempunyai citra diri positif. Simpulan dari penelitian adalah sebagian besar remaja mengalami citra diri yang negatif terhadap jerawat. Untuk itu diharapkan tenaga kesehatan (perawat) dapat memberikan informasi tentang citra diri dan cara merawat diri terutama kebersihan kulit, serta memberikan motivasi kepada remaja melalui orang tua dan teman sebayanya

    ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN HURUF KONSONAN TSU DALAM BAHASA JEPANG TERHADAP PENUTUR BAHASA INDONESIA

    Get PDF
    Pada saat mempelajari bahasa asing, pada umumnya kita tentu akan mempelajariya huruf dari bahasa tersebut. Setiap bahasa memiliki fonem yang berbeda-beda. Pembelajaran huruf dan bagaimana cara melafalkannya merupakan pembelajaran dasar dalam pembelajaran bahasa asing. Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat membedakan makna, sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Misalnya, dalam bahasa Indonesia yang membedakan kata “kelas” dan “keras” adalah fonem /l/ dan /r/. Contoh lainnya yang berhubungan dengan bahasa Jepang. Pada penulisan bahasa Jepang, sering kita temukan kata dari bahasa asing yang ditulis dengan fonem yang sama. Misalnya, kata “light” (cahaya) dan “right” (kanan) yang memiliki makna yang berbeda, namun sama-sama ditulis dengan huruf atau lambang fonem yang sama yaitu 「ライト」/raito/. Dengan kesalahan seperti ini akan mudah sekali terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Terutama, komunikasi verbal.Setelah membandingkan fonem yang dimiliki oleh bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, salah satu fonem bahasa Jepang yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia adalah fonem [ts]. Penelitian ini dilakukan di kampus Showa, Gunma University kepada 15 orang mahasiswa Indonesia, yang terbagi 2 suku bangsa dengan 2 bahasa daerah yang berbeda (Sunda dan Jawa). Pada penelitian kali ini, pertama-tama, penulis memperdengarkan sebuah rekaman yang berisikan kalimat yang sama dengan teks yang telah dibaca oleh responden, lalu meminta responden untuk mengulanginya dan kemudian merekamnya. Selanjutnya, penulis meminta responden untuk mebaca sebuah teks, kemudian merekamnya kembali. Setelah data terkumpul dan di periksa oleh penutur asli bahasa Jepang, penulis menganalisisnya berdasarkan teori yang ada. Hasilnya menunjukkan bahwa bahasa ibu (bahasa daerah) tidak berpengaruh dalam kealahan pelafalan bahasa dikarenakan responden melakukan kesalahan ditempat yang sama dan persentase jumlah responden yang mampu melafalkan dengan baik dan benar, dengan yang tidak, dapat dikatakan seimbang (50:50). Kemudian, huruf “tsu” yang berada diawal kataatau tidak didahului oleh bunyi apapun lebih rentan terjadi kesalahan. Dengan kata lain, bunyi yang keluar sebelum huruf “tsu” berpengaruh dalam membantu melafalkan fonem [ts] dalam huruf konsonan “tsu”. Kata kunci : Fonetik, Huruf Konsonan Tsu, kesalahan pelafalan, linguistik At the timen of learning a foreign languange, in general, we would learn the letters of the language. Each language has different phonemes. Learning letters and how to prounounce it is the basis of learning a foreign language learning. Phoneme is the smallest sound that can distinguish the meaning, while the letter is the epitome of sound or phoneme emblem. For example, in the Indonesian language, phoneme /l/ and /r/ differentiates the word “kelas”(class) and “keras” (hard). In relatiom to Japanese languange learning, particulary in writing Japanese loan word, we often find the word of the foreign language written with the same phoneme. For example, the word “light” (cahaya) and “right” (kanan) which have different meanings, but written in the same letters or phoneme symbols /raito/. Such an error will lead to misunderstandings to take place in communication, especially in terms of verbal communication. After comparing of characteristic of phoneme of both Japanese and Indonesia language, it was found out that the phoneme [ts] in the Japanese phonemes does not exitst in the Indonesian language. The research was conducted at the Showa campus of Gunma University involving 15 Indonesian students who were divided into two different ethnicities with two different local languages (Sundanese and Javanese). In her study, the researcher firstly the author played recording of the same sentences as the next text will read later by the respondents. Furthermore, the author asked the respondents to recite it and then record it. Then, the author asked respondents to read a text, and then to record it. again. Once the data were collected and checked by native Japanese speaker, the author analyzed them. The results showed that the local language does not affect the pronouncation errors because the respondents made the misktake at the same place and the percentage of respondents who were able to recite properly, compared to those who were unable to, was equal (50:50). Then, the letters “tsu” located at the beginning of words or not preceded by any sound is more susceptible to errors. In other words, the sound that comes out before the letter “tsu” is influential in helping to pronounce phonemes [ts] in letters “tsu”. Keyword : phonetic, Consonant Tsu of Japanese languange, pronounce errors, linguisti
    corecore