4,931 research outputs found
ANALISIS PENGARUH EFESIENSI LAMPU PIJAR, TL, LED DAN LAMPU HEMAT ENERGI TERHADAP KUALITAS DAYA LISTRIK DI RUMAH TANGGA
ANALISIS PENGARUH EFESIENSI LAMPU PIJAR, TL, LED DANLAMPU HEMAT ENERGI TERHADAP KUALITAS DAYA LISTRIK DIRUMAH TANGGAOlehMuhammad ZakyAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menentukan efesiensi beban yang optimalantara lampu Pijar, TL, Led, dan Hemat Energi yang dapat meningkatkanefesiensi energy dan kualitas daya listrik tanpa pemasangan alat pengantieksternal.Penelitian ini termasuk dalam deskriptif, kualitatif yang dilaksanakan dirumah tangga. Variable yang diukur antara lain : daya nyata, daya semu, dayareaktif, power factor, arus, dan tegangan. Subjek yang diteliti ialah : 4 buah lampudengan daya yang berbeda-beda dan merek yang sama. Pengambilan datadilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1. Data spesifikasi tegangan 2. Data spesifikasiarus 3. Data spesifikasi daya. Ketiga tahap ini dapat menggambarkan efesiensilampu yang optimal meskipun dengan beberapa asumsi.Berdasarkan hasil penelitian yang diuji diperoleh kesimpulan sebagaiberikut : lampu pijar dikombinasikan pada 3 buah lampu seperti TL, Led, danHemat energi dengan daya yang berbeda-beda dan merek yang sama makaterbukti pemakaian yang paling hemat yaitu pada lampu Led dengan pemakaiandaya lebih hemat dan pembayaran lebih murah untuk pemakaian pada rumahtangga.Kata Kunci : Efesiensi Lampu, Kualitas daya listri
ANALISIS PERBANDINGAN PERKUATAN TANAH ANTARA CERUCUK BAMBU DENGAN MATRAS BAMBU
Tanah lempung sangat lunak memiliki nilai kuat geser dan daya dukung tanah yang sangat kecil sehingga pada saat menerima beban luar akan mengalami penurunan yang besar dapat membahayakan bangunan diatasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut tanah lempung sangat lunak dapat diperkuat dengan menggunakan material bambu yang bisa dibuat menjadi sistem matras atau cerucuk. Perilaku matras bambu sama dengan perilaku raft foundation sedangkan perilaku cerucuk bambu sama dengan perilaku pondasi dalam. Pada matras bambu untuk modulus elastisitas yang bekerja baik adalah modulus elastisitas lentur sedangkan pada cerucuk adalah modulus elastisitas tekan. Penelitian ini akan dimodelkan secara fisik dengan pembebanan menggunakan alat hidraulik dan analisis menggunakan Finite Element Method (FEM) dengan menggunakan software Plaxis 2D. Bambu yang digunakan adalah bambu ater berdiameter 0.5cm. Pada pemodelan fisik untuk matras akan menggunakan 2 lapis, 3 lapis dan 4 lapis dengan penyusunan antar lapis saling tegak lurus dan pada cerucuk akan menggunakan panjang 5cm, 7.5cm dan 15cm dengan jarak antar cerucuk 4.2857d, 3.75d dan 3d. Untuk mendapatkan nilai daya dukung ultimit, grafik yang akan dicari adalah grafik penurunan berbanding daya dukung yang selanjutnya grafik tersebut akan dicari daya dukung ultimitnya dengan metode beban kritis. Dari hasil penelitian menunjukkan semakin banyak lapis matras yang digunakan maka akan mereduksi penurunan tanah dan meningkatkan daya dukung. Pada perkuatan cerucuk semakin panjang dan semakin dekat jarak antar cerucuk maka semakin kecil penurunan dan semakin besar daya dukung tanah. Penggunaan cerucuk lebih efektif daripada penggunaaan matras untuk mereduksi penurunan dan menginkatkan daya dukung tanah ultimit.; Very soft clay has a poor shear strength and soil bearing capacity when recive a big load. It will caused a big settlement and threatened a building above. For settle this problem, very soft soil needs some reinforcement and in this reseacrh it used bamboo as materials for matrasses and small piles system. Matrasses behaviour is the same as a raft foundation whereas small piles behaviour is the same as a driven piles. At the mattresses system, modulus of elasticity it will works good on the flexible strength. It totally different when used small piles system, the modulus of elasticity it will works good on the stress strength. In this reaserch are modeling with physical models and using finite element method with Plaxis 2D software. It used ater bamboo with 0.5cm on diameter for analysis physic and numerical. In the models of mattresses it is used a few combination with amount of layer. The combination are used 2 laminars, 3 laminars and 4 laminars which the installation of interlayer used perpendicular plane. In the models of small piles are used combination at the length and distance between small pile. The combination are used length 5cm, 7.5cm and 5cm and for distance between small pile are 4.2857d, 3.75d and 3d. For the gain a ultimite bearing capacity it can used the graph between settlement and bearing capacity and then you are using critical load method to get interpretation for ultmite bearing capacity value. The results of this research shown when using matrasses, the increasing of layer number it can be reduce the settlement and advance the ultimite bearing capacity. When using small piles the increasing of length and more closer distance between small pile it can reduce the settlement and advance the ultimite bearing capacity. Small piles are better than mattresses for reducing settelement and increasing ultimite bearing capacity
Observation of charge ordering signal in monovalent doped Nd0.75Na0.25-xKxMn1O3 (0 ≤ x ≤ 0.10) manganites
K doping in the compound of Nd0.75Na0.25-xKxMn1O3 (x = 0, 0.05 and 0.10) manganites have been investigated to study its effect on crystalline phase and surface morphology as well as electrical transport and magnetic properties. The structure properties of the Nd0.75Na0.25- xKxMnO3 manganite have been characterized using X-ray diffraction measurement and it proved that the crystalline phase of samples were essentially single phased and indexed as orthorhombic structure with space group of Pnma. The morphological study from scanning electron microscope showed there was an improvement on the grains boundaries and sizes as well as the compactness with K doping suggestively due to the difference of ionic radius. On the other hand, DC electrical resistivity measurement showed all samples exhibit insulating behavior. However, analysis of dlnρ/dT-1 vs. T revealed the clearly peaks could be observed at temperature 210K for x = 0 and the peaks were shifted to the lower temperature around 190 K and 165 K for x = 0.05 and x = 0.1 respectively, indicate the existence of charge ordering (CO) state in the compound. Meanwhile, the investigation on magnetic behavior showed all samples exhibit transition from paramagnetic phase to anti-ferromagnetic phase with decreasing temperature and the TN was observed to shift to lower temperature suggestively due to weakening of CO stat
An Analysis of Student’s English Worksheet Based on the Aspects of Teaching Material and Indicators (A Study toward the English Lesson Planning and its Equipment in SMKN 4 Bandung) Yulianto Kamaludin Zaky 137010032
This research paper is entitled “An Analysis of Student’s English
Worksheet Based on the Aspects of Teaching Material and Indicator.” This
study intends to find out how relevant the form of the worksheets that used by the
teachers based on standards proposed by experts that is implemented in SMKN 4
Bandung. the writer uses qualitative research method and applied descriptive
research. The main sources of the data are six worksheets from class X English
teacher of SMKN 4 Bandung. In collecting the data, the writer uses instrument of
the study covering the list of assessments based on the good worksheet
requirements proposed by Darmodjo, Kaligis, and Education Department. The
result of the data analysis shows that all the worksheets composed by the class X
English teacher of SMKN 4 Bandung are considered quite relevant with the good
worksheet requirements proposed by the experts but need some revisions in order
to increase the worksheets’ potential in helping students deepening their
knowledge. There are things that need to be revised in order to improve the
worksheets’ potentials. The first is adding the school identity, this can ease the
teacher’s work in organizing and administrating the worksheet. The second is
providing basic competences, this is to help teacher in conveying the learning
objectives. The third is the writing aspect, this is important because students
would look into how the teacher writes and imitate it, therefore a thorough
proofreading must be conducted to avoid typo. The fourth is content aspect,
content refers to exercises provided in the worksheet. The last is design aspect, a
plainly designed worksheet is not wrong but if a worksheet is designed in an
interesting way it could boost students’ motivation to learn more seriously, it is
suggested to add a few illustrations to the worksheet hence the students would pay
more attention to the worksheet.
Key words: Worksheet, Requirements of good worksheet, Worksheet Analysis
Kompetensi pedagogik guru dan implikasinya dalam perilaku adaptif siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015
Skripsi ini membahas tentang kompetensi pedagogik guru dan implikasinya dalam perilaku adaptif siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: Apakah kompetensi pedagogik guru dapat meningkatkan perilaku adaptif siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan deskriptif analisis. Dalam mengumpulkan datanya menggunakan beberapa metode, yaitu metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang dipakai dengan sistem triangulasi data untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi direduksi untuk mendapatkan kesimpulan yang valid.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Guru kelas VIII di MTs Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik, terlihat dari adanya kemampuan dalam memahami peserta didik, kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dan kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru berpengaruh terhadap perilaku adaptif pada siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015.Kemampuan guru dalam memahami peserta didik, membuat perancangan pembelajaran, serta kemampuan melaksanakan pembelajaran dalam suasana yang nyaman menjadikan siswa lebih mudah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, guru kelas VIII di MTs Negeri 1 Semarang tahun ajaran 2014/2015 diharapkan dapat semakin mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimilikinya, sehingga guru dapat semakin memahami peserta didik serta menerapkan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.Selain itu, pihak sekolah diharapkan senantiasa melakukan perbaikan atas kualitas guru. Perbaikan kualitas dan kompetensi guru dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti mengadakan pelatihan, pengembangan kompetensi guru dengan cara mengikutsertakan guru mengikuti seminar, atau mengadakan diskusi antara guru dan siswa
Idea 'gila' bawa pulangan lumayan: bekas jurutera firma IT jual perabot terpakai selepas hilang pekerjaan
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (Ctl) Dengan Metode Think-pair-share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017
Zaky Arya Rukma. K8410065. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DENGAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret.Juli 2017.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan metode Think Pair Share. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 36 siswa. Sumber data berasal dari guru, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes sebagai teknik utama dan didukung dengan teknik wawancara, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber.Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan memperhatikan Perubahan hasil disetiap siklus yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan metode Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Sosiologi pada peserta didik kelas XI IPS 1 dari mulai siklus pra tindakan ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan persentase perolehan nilai rata-rata peserta didik di tiap siklus juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pra tindakan nilai rata-rata 70.89 meningkat menjadi 77.75 pada siklus I dan kembali meningkat menjadi 82.27 pada siklus II.Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Kata Kunci: Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Contextual Teaching Learning, Think Pair Share, Hasil Belaja
Crystalline phase, surface morphology and electrical properties of monovalent-doped Nd0.75Na0.25Mn1-yCoyO3 manganites
Perovskite-type manganites Nd0.75Na0.25Mn1-yCoyO3 (y = 0 – 0.05) have been investigated to clarify the influence of Co-doped on crystal phase and morphological study as well as electrical transport properties. The Nd0.75Na0.25Mn1-yCoyO3 samples are prepared via solid state synthesis method. X-ray diffraction analysis revealed all the samples are essentially single phased and the peaks are indexed to an orthorhombic structure with Pnma space. The morphological study from scanning electron microscope shows the improvement of the grains boundaries and sizes as well as the compaction of particles can be seen as cobalt doping increased. On the other hand, the temperature dependence of electrical resistivity measurements using four-point-probe technique indicates all samples maintained an insulator like behaviour down to low temperature. Analysis of the resistivity change with respect to temperature, dlnρ/dT-1 versus T reveals a slope changes of resistivity has been observed and a boarder peak exist for y = 0 sample and the peaks become significantly obvious for y = 0.02 and 0.05 samples. The peaks are observed in the range of charge ordering (CO) transition indicate the existence of CO in the system
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA UNGGULAN SITU BAGENDIT DI GARUT JAWA BARAT
A. Latar Belakang
Perkembangan kondisi perekonomian nasional mendorong orientasi pembangunan daerah kabupaten Garut. Reorientasi mendorong dikrmbangkannya paradigma perencanaan pembangunan di sektor pariwisata yang mengurangi ketergantungan pada pusat pertumbuhan 3 basis yaitu perekonomian sektor industri, sektor tersier di kawasan perkotaan serta sektor pertanian. Perubahan paradigma ini juga sejalan dengan fungsi Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah penyangga di Jawa Barat dengan fungsi utama sebagai daerah konservasi. Kabupaten Garut dengan letak geografis dan morfologisnya menjadikan sebagian besar kawasan berfungsi sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Isu pembangunan daerah melalui sektor pariwisata saat ini yaitu melalui GURILAPS (Gunung, Rimba, Laut, Pantai, Seni Budaya). Di Jawa Barat tahun ini sedang dikembangkan program pelestarian dan pengembangan potensi alam yang disebut GURILAPS (Gunung, Rimba, Laut, Pantai, Seni Budaya) aksesibilitas 1 dari Anyer s.d. Pelabuhan Ratu, aksesibilitas 2 Pelabuhan Ratu s.d. Tasikmalaya, Garut termasuk aksesibilitas 2.
Garut termasuk pencetus awal yang memiliki database tentang wisata di Jawa Barat. Garut memiliki 25% wisata budaya, buatan, warisan dan 75% wisata alam. Setiap tahun selalu mengalami peningkatan WISMAN (Wisatawan Mancanegara). Obyek wisata di Garut terbagi menjadi 2 Zona yaitu Zona Utara dan Zona Selatan, terbagi menjadi SKW (Satuan Kesatuan Wisata). Semenjak Cipularang (jalur jalan tol yang menghubungkan Jakarta-Bandung melalui Cikampek, Purwakarta, Padalarang) dibangun dan di buka 2003-2004 tingkat pengunjung ke Garut naik sampai dengan 1000 orang. Potensi Wisata Kabupaten Garut 2007 memiliki 31 obyek wisata, salah satu obyek wisata unggulannya yaitu Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit. Minat investor banyak karena hampir 30% obyek wisata di Garut mempunyai nilai historis baik berupa legenda maupun sejarah. Oleh sebab itu, Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Barat menyusun program paket wisata untuk kunjungan dan lama tinggal ke Kabupaten Garut.
Garut pada era 20-an dikenal sebagai Swiss Van Java karena pesona alam landscapenya yang menakjubkan dengan kontur yang sangat eksotis dan disempurnakan dengan hawa sejuk yang bersih. Obyek wisata alam yang melimpah dari pantai sampai ke gunung. Dinas Pariwisata Kabupaten Garut dalam Program Kerjanya tahun 2007 merencanakan : Rehab Kampung Pulo Situ Cangkuang Kec. Leles, Rehab Gedung Kesenian Kec. Garut Kota, Pembuatan Bangunan Gedung Olahraga, Penataan Jalan Cibatu-Garut kota, Rehab Terminal Guntur-Garut, Pembuatan Bangunan Joglo di Tarogong, Pengembangan Obyek/Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit sebagai kawasan yang memiliki danau terluas di Garut.
Dari uraian tersebut diatas, di Garut dibutuhkan pengembangan daya tarik wisata yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pariwisata sekaligus memanfaatkan potensi alam dan potensi budaya yang terdapat di Kota Garut dan memiliki warna baru dalam dunia pariwisata Garut yang diharapkan dapat meningkatkan lama inap wisatawan sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah Garut. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan perencanaan dan perancangan tentang Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
Memperoleh suatu landasan perencanaan dan perancangan Tugas Akhir (TKA 145) di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dengan judul Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit di Kabupaten Garut jaw barat, lokasi potensial dan merupakan obyek wisata yang memiliki kekhasan dengan memanfaatkan potensi budaya dan potensi alam sebagai solusi kebutuhan wisatawan akan kenyamanan, ketenangan, menimbulkan rasa dekat kembali dengan alam dan menghilangkan kejenuhan akan rutinitas sehari-hari, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan dan lama tinggal di Kabupaten Garut.
Sasaran
Tersusunnya langkah-langkah proses (dasar) perencanaan dan perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit di Garut-Jawa Barat berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect).
C. Manfaat
Secara Subyektif
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Selain itu, Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) akan digunakan sebagai pegangan dan acuan selanjutnya dalam Perancangan Grafis Tugas Akhir.
Secara Obyektif
Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) ini juga dapat digunakan sebagai masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Jawa Barat.
D. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Substansial
Lingkup Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit di Garut-Jawa Barat termasuk dalam kategori perencanaan dan perancangan kawasan dengan massa banyak yang diwujudkan melalui studi-studi tentang zoning pada kawasan yang sejenis serta penataan kembali dan penambahan fasilitas sebagai usaha untuk menciptakan sebuah kawasan wisata yang mampu mengakomodir segala kegiatan penggunanya.
Ruang Lingkup Spasial
Lingkup spasial Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit yaitu administratif Situ Bagendit yang berada di wilayah Garut, Jawa Barat.
E. Metode Pembahasan
Laporan ini dibahas dengan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan dan menguraikan data primer dan sekunder. Yang secara deduktif diolah dan dikaji dengan mengacu pada potensi dan masalah yang muncul, kemudian dilakukan pendekatan perencanaan dan perancangan atas dasar pertimbangan berbagai aspek yang berorientasi pada disiplin ilmu arsitektur , landasan teoritis dan standar yang ada. Kemudian secara induktif diperoleh hasil berupa alternatif pemecahan masalah. Metode ini digunakan agar diperoleh gambaran mengenai pengembangan kawasan wisata untuk dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit.
1. Data Primer
Melakukan survei lapangan pada lokasi yang direncanakan dengan pengamatan langsung dan membuat dokumentasi hasil pemotretan langsung dan membuat dokumentasi hasil pemotretan langsung dan membuat dokumentasi hasil pemotretan kondisi dan potensi di lapangan serta studi banding.
2. Data Sekunder
Studi literatur untuk mencari data tentang pengertian, karakteristik, bentuk kegiatan dan fasilitas serta literatur yang berkaitan dengan penekanan desain arsitektur. Mengumpulkan data yang berkaitan seperti data kebijaksanaan, peraturan yang berlaku, keadaan sosial budaya masyarakat dan peta kondisi wilayah.
F. Kerangka Pembahasan
BAB I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, kerangka pembahasan dan alur pikir.
BAB II Tinjauan Pustaka
Berisi tentang tinjauan pengembangan kawasan wisata yang meliputi pengertian, jenis dan daya tarik wisata, aktifitas, studi besaran ruang dan kapasitas, serta tinjauan penekanan desain dan studi banding kawasan wisata yang sejenis.
BAB III Kajian Lokasi Situ Bagendit di Garut Jawa Barat
Berisi tentang data umum Kabupaten Garut dan data fisik dan non fisik Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit. Kajian ini dalam bentuk olahan tentang potensi dan masalah lokasi, berbagai persyaratan dan prediksi pertumbuhan yang akan datang.
BAB IV Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
1. Pendekatan Program Perencanaan
Pendekatan perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit berupa penentuan kebutuhan fasilitas, kapasitas, program ruang, kebutuhan luas tapak dan kesesuaian lahan untuk wisata.
Kebutuhan Fasilitas Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit ditentukan dari data yang diperoleh berupa potensi alam yang ada, keinginan wisatawan (pengunjung yang akan berekreasi), jenis atraksi wisata, proses kegiatan dan kelompok kegiatan, studi banding mengenai potensi wisata, studi kasus mengenai permasalahan wisata. Data tersebut dianalisa dengan cara mengkaji studi banding dan studi kasus. Hasil analisa tersebut berupa data pengunjung dan pengelola yang disertai studi banding mengenai frekuensi, jumlah dan tujuan.
Kapasitas diperoleh dari analisa prediksi jumlah pengunjung dan optimal lahan (daya tampung) yang berdasarkan pada data hasil analisa kebutuhan fasilitas.
Program Ruang diperoleh dari analisa kebutuhan fasilitas dan kapasitas dengan studi banding mengenai standat besaran ruang.
Kesesuaian Lahan untuk wisata merupakan tahap terakhir perencanaan.
2. Pendekatan Program Perancangan
Pendekatan perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit berupa karakter kawasan, penekanan desain, basic desain kawasan dan pola desain.
Karakter kawasan diperoleh dari data mengenai aspek fungsional, aspek konstektual, aspek teknis, aspek kerja dan aspek biaya. Data tersebut dianalisa berdasarkan unsur/elemen pembentuk citra/kawasan : Landuse (penggunaan lahan), Path (jaringan jalan), Edge (batas antar kawasan), Node (titik tumbuh) dan Landmark serta aspek arsitektural.
Penekanan Desain dihasilkan dari proses karakter wisata melalui kolaborasi antara konteks image sebuah kawasan 50% dengan kemampuan gagasan/ide individu 50%.
Basic Desain Kawasan dihasilkan dari proses penekanan desain melalui eksplorasi desain.
Pola Desain rancangan Pengembangan Kawasan Wisata Unggulan Situ Bagendit diperoleh dari data basic desain dan program ruang yang diproses melalui eksplorasi karakter tapak dan karakter kawasan
BAB V Program Ruang dan Konsep Dasar Perancangan Arsitektur
Berisi tentang program ruang dan konsep dasar perancangan serta kesimpulan-kesimpulan yang digunakan sebagai dasar dan acuan dalam studio grafis
- …
