102 research outputs found

    ANALISIS STABILITAS LERENG DAN UPAYA PENCEGAHAN KELONGSORAN DI DESA WIROTAMAN KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

    Get PDF
    ABSTRAKKemajuan dalam bidang komunikasi di tanah air terlihat dengan semakin banyaknya pembangunan tower telekomunikasi sampai ke pelosok-pelosok. Namun pembangunan ini juga perlu diwaspadai pada daerah-daerah rawan longsor. Perlu dilakukan kajian secara menyeluruh mengenai kondisi geologis wilayah setempat agar pembangunan tower tidak mendatangkan bencana di kemudian hari. Seperti halnya di Desa Wirotaman, Malang yang akan dibangun tower telekomunikasi. Kontur daerah berbukit dan banyak sumber/ resapan air menjadikan Desa Wirotaman rawan longsor bila intensitas hujan tinggi. Pemukiman penduduk berada di tebing sehingga kerap menjadi korban longsor. Tentu saja rencana pembangunan tower telekomunikasi meresahkan penduduk setempat, karena tower tersebut akan di bangun di atas lereng yang cukup curam. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis upaya pencegahan kelongsoran. Studi analisis dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama melakukan investigasi mengenai kondisi lereng sekaligus penyelidikan tanah untuk mendapatkan data tanah. Selanjutnya tahap kedua analisis terhadap data tanah dan dilanjutkan dengan rencana penanggulangan yang akan dilakukan yaitu merencanakan dinding penahan tanah, terasering, serta rencana galian timbunan. Tahap ketiga adalah melakukan analisis stabilitas untuk dinding penahan tanah terhadap guling, geser dan daya dukung. Dimensi retaining wall yang diperoleh yaitu tinggi 2,8m dan lebar 1,25m, dimensi retaining stairs yaitu tinggi 1,8m dan lebar 1,45m.Kata kunci: kelongsoran, stabilitas lereng, retaining wall, retaining stairs, terasering ABSTRACTProgress in the sector of communication in this country is seen by the increasing number of telecommunications tower construction to remote areas. But this development also needs to be wary of landslide-prone areas. A thorough study needs to be carried out on the geological conditions of the local area so that tower construction does not bring disaster in the future. As is the case in Wirotaman Village, Malang which will build a telecommunications tower. The contour of the hilly area and many water catchments area make the village of Wirotaman prone to landslides when the intensity of rain is high. Settlements are on the cliffs so that they are often victims of landslides. Of course the telecommunications tower construction plan is disturbing the local population, because the tower will be built on a fairly steep slope. Therefore this research was conducted to analyze efforts to prevent landslides. The analytical study was carried out in three stages. The first stage is to investigate the condition of the slopes as well as soil investigations to get soil data. Then the second step is analyzing the soil data and followed by a countermeasure plan that will be carried out, namely planning the retaining wall, making terraces, as well as excavation and embankment plans. The third stage is to conduct a stability analysis for the retaining wall of the rolling, sliding and carrying capacity. Retaining wall dimensions obtained were 2.8m high and 1.25m wide, retaining stairs dimensions were 1.8m high and 1.45m wide.Keyword: landslide, slope stability, retaining wall, retaining stairs, terracin

    Analisis Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Geotekstil (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol Cibitung - Cilincing Seksi 2 STA 6+475)

    Get PDF
      Excavation and embankment work on toll roads is a routine work due to the difference of elevation between road and ground existing. This paper This paper will discuss slope stability during earth works at Cibitung - Cilincing Toll Road Project since there are a lot of excavation and embankment works. The slope stability has to be analyzed to determine safety factor (SF). On this paper, embankment slope at STA 6+475 is reinforced by geotextile system. The safety factor is calculated using before and after reinforced by geotextile using Bishop method and PLAXIS software program. The results shows that a safety factor of 1.47 (manually) and 1.201 (PLAXIS) in static condition. For dynamic condition with coefficient of horizontal earthquake of 0,18 is obtained average of safety factor of 0.95 (manually). While the safety factor for analysis with earthquake loads using PLAXIS software program cannot be calculated, then the lateral deformation value is sought, which is 0,505 m. From this result, the slope of existing condition has to be reinforced by geotextile system since SF is less than 1.25. Reinforcement of geotextile system designed is divided into 2 zones, such as: 1.0 m and 0.5 m. Analysis of slope stability of the embankment slopes with geotextile reinforcement system is obtained a safety factor of 1.880. It means that the condition of the existing embankment slopes reachs 64%. While the value of the lateral deformationnof the embankment slope using geotextile renforcement with an earthquake load is 0,034 m, so that this value meets the allowable deformation value

    STRATEGI KOMUNIKASI PT PLN (PERSERO) AREA BANDA ACEH DALAM SOSIALISASI PROGRAM PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) DI KOTA BANDA ACEH

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi PT PLN (Persero) Area Banda Acehdalam Sosialisasi Program Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) di KotaBanda Aceh. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenaistrategi komunikasi yang dilakukan PT PLN dalam sosialisasi program P2TL dikota Banda Aceh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategikomunikasi yang efektif dalam sosialisasi program P2TL di kota Banda Acehyang dilakukan oleh PT PLN (Persero) area Banda Aceh dan untuk mengetahuiapa saja yang menjadi hambatan dalam melakukan strategi komunikasi untukmensosialisasikan program P2TL di kota Banda Aceh. Pendekatan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menjelaskanfenomena yang sedalam-dalamnya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenispenelian deskriptif yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual,dan akurat tentang fakta, populasi dan objek tertentu. Teori yang digunakan yaituteori perencanaan dan tujuan (plan and goal). Subjek dalam penelitian ini adalahpetugas PT PLN (Persero) dan beberapa orang masyarakat, penelitian inimenggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam teknikpengumpulan data, serta teknik penarikan sampel yang digunakan adalahpurposive sampling yaitu dengan menentukan kriteria. Melalui penelitian inidiperoleh hasil bahwa, strategi komunikasi yang digunakan adalah denganmengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, seleksi danpenggunaan media. Kesimpulan dalam penelitian ini menyatakan bahwa khalayakyang menjadi sasaran sosialisasi adalah seluruh masyarakat yang dibagi dalambeberapa golongan pelanggan, diantaranya pelanggan golongan rumah tangga,bisnis, perusahaan, dan industri. Pesan yang disampaikan cukup baik dan menarik,dengan menggunakan metode persuasif, informatif, dan edukatif. Media yangdigunakan adalah penyampaian via ceramah di mesjid, penyuluhan keliling, radio,spanduk, baliho, media cetak dan juga media sharing youtube. Faktor-faktorpenghambat yang dihadapi dalam pelaksanaan sosialisasi ialah banyak masyarakatBanda Aceh yang masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah, perbedaanbahasa, perbedaan pola pikir, cakupan area pelaksanaan yang luas dan sosialisasitidak dapat dilakukan secara massal dalam satu waktu.Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Hambatan Komunikasi, PT PLN(Persero) area Banda Aceh, Program P2T

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA: penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Bandung

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan menulis, khususnya menulis teks berita siswa SMP yang masih rendah. Faktor-faktor penyebab masalah tersebut diantaranya siswa kesulitan mencari dan menuangkan gagasan dalam menulis teks berita. Selain itu, faktor penyebab lain yaitu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis teks berita kurang bervariatif. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti akan menguji kefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe round table dalam pembelajaran menulis teks berita. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe round table dalam pembelajaran menulis teks berita. Model pembelajaran ini berfokus pada pembelajaran dengan menunjuk tiap-tiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara bergiliran dalam kelompoknya dengan membentuk meja bundar atau melingkar. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain nonequivalent control group design. Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas pembanding dengan jumlah masing-masing sebanyak 36 orang. Data dalam penelitian ini berupa hasil tes kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingan dengan pembelajaran terlangsung. Hasil perhitungan diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,225 > 1,669. Merujuk pada hasil hipotesis tersebut, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis teks berita di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe round table dengan kelas pembanding yang menggunakan metode terlangsung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe round table efektif dalam pembelajaran menulis teks berita. ---------- The reaserch is motivated by the activity of writing, especially in writing news item of studets of Junior High School, wich still now. The factors of cause problems are the the defficulties ti find and express the ideas in writing the text. In addition, other factors are the method used by teachers in teaching news item is not have enough variation of method. Based on these problems, researcher will test the effectiveness of the implementation of cooperative learning model with round table type in writing skill og news item. The purpose of this study is to see the effectiveness of cooperative learning model with round table type in writing skill of news item. This learning model is focused on learning by oppointing each member of the group to participate to turns in their group to from round table or circular. The method used is a quasi experimental design with nonequevalent control group design. This study uses two classes, that is experimental and comparison classroomwith the respondents of each class are 36 people. The data in this study come from the results of students’ abilities tests in writing news item. The results showed that the ability to write a news item by using cooperative learning model with round table type run into a higher enhancement compared with the conventional learning. The calculation result obtained from tcount > ttable, that is 4,225 > 1,669. Reffering to the result of hypotesis, there are significant differences between the results of learning in writing news item in experimens classroom by using cooperative learning model round table type with the of comparison classroom that use convensional method. So, it can be concluded that cooperative learning model round table to be effective in learning to write news item

    Kajian Penggunaan Material Pasir Sumpur Kudus untuk Meningkatkan Kinerja Lapisan Pondasi Atas Agregat Kelas A

    Get PDF
    Permasalahan yang biasa terjadi pada proses pembuatan lapis pondasi perkerasan jalan agregat kelas A adalah sulitnya memenuhi kebutuhan agregat halus yang memenuhi persyaratan gradasi. Penelitian ini dilakukan mengkaji bagaimana membuat suatu campuran agregat kelas A yang sesuai dengan gradasi dan juga sesuai dengan ketersedian material yang ada di daerah tersebut. Pemanfaatan pasir gunung daerah Sumpur Kudus ini sebagai subtitusi agregat halus, diharapkan dapat menyelesaikan dua permasalahan sekaligus yaitu memperoleh  lapisan pondasi agregat kelas A yang mempunyai nilai CBR yang memenuhi persyaratan sekaligus pemanfataan material lokal yang selama ini hanya bertumpuk dan terbuang hasil dari longsoran yang sering terjadi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen skala laboratorium . Campuran agregat kelas A yang digunakan adalah 64,5% agregat kasar dan 35,5% agregat halus yang terdiri dari campuran pasir sungai dan pasir Sumpur Kudus. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian sifat fisisdan pemadatan terhadap pasir Sumpur Kudus serta pengujian California Bearing Capacity ( CBR ) terhadap agregat kelas A. Hasil penelitian memperlihatkan dengan digunakannya pasir Sumpur Kudus sebagai pengganti agregat halus pada campuran lapis pondasi agregat kelas A, nilai CBR laboratorium meningkat 5,62% yaitu dari 40,58% menjadi 46,2 %. Tapi nilai CBR laboratorium yang diperoleh ini belum memenuhi nilai CBR yang disyaratkan untuk agregar kelas A yaitu nilai minimal 90%

    INDEX

    Get PDF
    Subject and author inde

    INDEX

    Get PDF
    Authors Index and Subject Inde

    PENGEMBANGAN SIMULASI INTERAKTIF PADA PROSES EKSFOLIASI GRAFIT MENJADI GRAFENA MENGGUNAKAN CAIRAN IONIK DAN POTENSINYA UNTUK MEMBANGUN VIEW OF NATURE OF SCIENCE AND TECHNOLOGY (VNOST) SISWA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk simulasi interaktif cairan ionik sebagai pelarut ionik pada proses eksfoliasi grafit menjadi grafena yang dapat membangun VNOST siswa. Model penelitian yang digunakan adalah model Educational Design Research (EDR), yang memiliki tiga tahap dalam pelaksanaan penelitiannya, yaitu analisis, pengembangan, dan evaluasi. Namun, pada penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan saja. Fokus utama dalam penelitian ini adalah VNOST siswa yang dapat dibangun setelah menggunakan simulasi interaktif yang dikembangkan. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dari salah satu SMAN di Kota Bandung, karena berdasarkan hasil analisis konsep-konsep yang terkait dengan proses eksfoliasi grafit menjadi grafena merupakan materi yang terkandung dalam KD 3.5 dan 3.7 mata pelajaran Kimia kelas X. Ada enam konteks yang disampaikan pada simulasi interaktif yang dikembangkan yaitu teknologi layar sentuh, grafena sebagai alotrop karbon, karakteristik grafena, sintesis grafena, cairan ionik, dan eksfoliasi grafit menjadi grafena menggunakan cairan ionik. Setiap konteks mengandung satu atau dua aspek VNOST. Potensi simulasi interaktif pada proses eksfoliasi grafit menjadi grafena dalam membangun VNOST siswa hanya tiga aspek VNOST yang pandangan realist yaitu definisi pengetahuan ilmiah, definisi teori ilmiah, dan hubungan sains dengan teknologi. Tiga aspek yang dominan pandangan has merit yaitu definisi sains, proses penelitian ilmiah, dan tujuan sains. Sementara untuk aspek definisi teknologi dan tujuan penelitian ilmiah, sebagian siswa memilih pandangan yang realist dan sebagian lainnya memilih pandangan yang has merit. Pada aspek tujuan sains dan definisi teori ilmiah masih terdapat pandangan naive. Kata kunci: VNOST, simulasi interaktif, grafena, cairan ionik, interaksi antarmolekul This research used to produced an interactive simulation in the process of graphite exfoliation into graphene using ionic liquids and their potential to build students’s view of nature of science and technology (VNOST). The research model used was the Educational Design Research (EDR) model, which has three stages in conducting research, that is analysis, development, and evaluation. However, this research only reached the development stage. The main focus in this research was the VNOST students that could be built after using interactive simulations that were developed. Participants involved in this research were students of class X from one of the high schools in the city of Bandung, because based on the results of the analysis of the concepts was related to the process of exfoliating graphite into graphene, the material contained in KD 3.5 and 3.7 subjects in class X chemistry. There were six contexts presented in the interactive simulation developed, namely touch screen technology, graphene as a carbon allotroph, graphene characteristics, graphene synthesis, ionic liquid, and exfoliation of graphite into graphene using ionic liquids. Each context contained one or two aspects of VNOST. The potential of interactive simulations in the process of exfoliating graphite into graphene in building students' VNOST were only three aspects of VNOST that were realist views, that was the definition of scientific knowledge, the definition of scientific theory, and the relationship of science and technology. Three dominant aspects of the has merit view were the definition of science, the process of scientific research, and the purpose of science. While for aspects of the definition of technology and the purpose of scientific research, some students choosed a realist view and some others choose a view that has merit. In the aspect of the objectives of science and the definition of scientific theory there were still a naive view. Key word: VNOST, interactive simulation, graphene, ionic liquid, intermolecular interactio

    Analisis Potensi Mata Air untuk Padi Sawah di Nagari Bukik Kecamatan Canduang Batabuah Kabupaten Agam

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi mata air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi padi sawah di Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam. Potensi sumber mata air sangat berhubungan erat dengan kebutuhan air dan ketersediaan air. Ketersediaan air yang digunakan dalam penelitian yaitu ketersediaan dari debit mata air Kayu Rantingan I, Kayu Rantingan II, Pincuran Tujuh dan Tarok. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi debit yang mampu disediakan mata air sebesar 41,241 l/s. Berdasarkan klasifikasi debit aliran menurut Meinzer (1923) dalam Yusuf (2015) total debit mata air termasuk dalam mata air kelas IV yaitu 10 ≤ X < 100 l/s. Mata Air Pincuran Tujuh memiliki ketersediaan air sebesar 23,224 l/s dengan luas sawah sebesar 14,86 ha, dengan kebutuhan air sebesar 3,1310 l/s, Mata air Tarok memiliki ketersediaan air sebesar 11,89 l/s, dan kebutuhan irigasi sebesar 8,2468 l/s dengan luas sawah sebesar 39,14 ha. Mata air Kayu Rantingan I memiliki ketersediaan air sebesar 4,629 l/s, kebutuhan air irigasi sebesar 3,7736 l/s dengan luas sawah sebesar 17,91 ha. Mata air Kayu Rantingan II memiliki ketersediaan air sebesar 2,252 l/s, kebutuhan air irigasi sebesar 2,7749 l/s dengan luas sawah sebesar 13,17 ha. Hasil dari neraca air menunjukan bahwa ketersediaan air yang ada, dapat memenuhi kebutuhan air irigasi padi sawah. Kata kunci : Debit, Mata Air, Kebutuhan Air, Potens
    • …
    corecore