18 research outputs found
FENOMENA PENGGUNAAN SUSUK PADA PROFESI JOGED DALAM SENI TAYUB DI KECAMATAN JEPON KABUPATEN BLORA JAWA TENGAH
Seni tayub merupakan bentuk kesenian yang dimiliki oleh masyarakat
Blora dan masih digemari hingga sekarang. Tayub sering dipertunjukan
pada acara-acara tertentu. Dengan masih berkibarnya seni tayub membuat
para joged berfikir bagaimana cara mereka mempertahankan eksistensinya
di dalam seni tayub dan tidak sedikit joged yang melakukan tindakan
menyimpang demi mempertahankan eksistensinya. Tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dari penggunaan susuk
yang dilakukan oleh joged, faktor apa saja yang mendorong mereka
menggunakan susuk dan dampak apa saja yang mereka rasakan setelah
mereka menggunakan susuk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.
Sumber data diperoleh melalui wawancara dan sumber tertulis. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling
dan snawball. Teknik validitas data menggunakan teknik triangulasi
sumbe. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yang
terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa adanya joged yang melakukan
tindakan menyimpang yaitu salah satunya menggunakan susuk pengasihan
berupa susuk pengasihan. Ada beberapa pokok temuan dari penelitian
yang dilakukan, antara lain pokok yang pertama 1) terdapatnya joged yang
masih percaya dengan hal gaib yaitu berusaha memasang susuk
pengasihan demi mempertahankan eksistensinya. 2) latar belakang
ekonomi joged yang kurang. Kedua faktor yang mendorong joged
menggunakan susuk adalah 1) faktor ekonomi 2) faktor persaingan
diantara joged 3) faktor mempertahankan eksistensi 4) faktor kurangnya
rasa percaya diri. Ketiga adalah dampak adanya penggunaan susuk
tersebut adalah dari segi internal yaitu 1) joged lebih merasa percaya diri
2) banyaknya permintaan tanggapan tayub dari masyarakat 3) lebih merasa
aman dari hal gaib, dari segi ekternal yaitu 1) adanya pandangan negatif
dari masyarakat 2) cap/label negatif yang diberikan oleh masyarakat 3)
adanya konflik akibat penggunaan susuk, konflik tersebut terjadi pada
sesame joged, konflik joged dengan masyarakat dan konflik joged dengan
anggota keluarga
Kata kunci: Tari tayub, susuk, labelin
Preliminary Study on the Development of Infographic-Based Islamic Education Teaching Materials to Improve Soft Skills for High School Students in Surakarta
Purpose – This research aims to conduct an initial assessment of students' attitudes in high school, with a focus on Islamic education, which is one of the benchmarks in soft skills development activities.
Design/methods/approach – This study uses research and development (R&D) with the ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) with three stages in it, namely the preliminary, development, and testing stages. To increase students' soft skills, an infographic-based Islamic Religious Education teaching material was designed in this study.
Findings – According to preliminary research conducted at senior high schools in Surakarta with class XI subjects, Islamic learning does not provide opportunities for students to improve their soft skills. This is requiring the development of learning tools, one of which is infographic-based teaching materials, to assist in achieving the expected competencies.
Research limitations – This study focuses on acquiring Islamic education in high school, with a focus on the limitations of development in teaching materials that affect students' ability to obtain competencies in the form of soft skills.
Originality/value – A preliminary investigation into the development of teaching materials in Islamic education courses, namely for senior secondary school, was studied further in this study. The development of soft skills is one of the things that is actively supported in the development of character education in Indonesian schools
Mobile Extended Reality : Instrument Franck-Hertz
Fisika adalah ilmu yang di dalamnya terdapat konsep-konsep yang tersusun secara abstrak. Salah satu konsep fisika yang bersifat abstrak adalah konsep terkait ekstitasi atomik menggunakan percobaan Franck-Hertz. Selama ini dalam pelaksanaan pembelajaran terkait konsep tersebut hanya disampaikan secara teoritis saja. Kegiatan pembelajaran secara teoritis pada konsep yang abstrak mengakibatkan ketidak pahaman mahasiswa terkait konsep tersebut, sehingga untuk mengurangi ketidakpahaman mahasiswa dalam memahami konsep eksitasi atomik menggunakan percobaan Franck-Hertz diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi yang tepat dalam kasus ini adalah menggunakan media pembelajaran yang mengikuti perkembangan teknologi yakni menggunakan instrumen berbasis Extended Reality. Terkiat penjabaran-penjabaran tadi penulis melakukan penelitian dengan tujuan mengembangkan instrumen franck-hertz berbasis Mobile Extended Reality, dalam pelaksanaannya penulis menggunakan model pengembangan 4D. Di dalam model pengembangan 4D ini terdapat 4 tahapan yang meliputi : (1) Define (pendefinisian) hal yang dilakukan studi literatur, analisis kurikulum, analisis konsep mahasiswa; (2) Design (perancangan) hal yang dilakukan pembuatan story board instrumen yang dikembangkan; (3) Development (pengembangan) hal yang dilakukan yakni pengembangan instrument kemudian dilanjutkan validasi ahli serta uji coba terbatas dimana data yang diperoleh dianalisis menggunakan Teknik diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil validasi ahli menunjukan bahwa instrumen yang dikembangkan layak di uji coba serta hasil uji coba yang dilakukan kepada 8 mahasiswa menunjukan instrumen yang dikembangkan layak digunakan; dan (4) Dessiminate (penyebaran). Dalam penelitian yang dilakukan ini tahapan pengembangan instrumen hanya dibatasi hingga tahap development. Dalam hal kemampuan penguasaan konsep mahasiswa mengalami peningkatan setelah menggunakan instrumen yang dikembangkan hal ini ditunjukkan dengan nilai N – Gain mencapai 0,92 yang berada pada kategori Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen yang telah dikembangkan secara efektif dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika mahasiswa. Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengembangkan instrumen berbasis Mobile Extended Reality pada materi lainnya sehingga, media berbasis Mobile Extended Reality ini banyak tersedia dengan begitu pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan penguasaan mahasisiwa terkait konsep-konsep fisika
PENGARUH FINANCIAL KNOWLEDGE, FINANCIAL ATTITUDE, LOCUS OF CONTROL, DAN INCOME TERHADAP FINANCIAL MANAGEMENT BEHAVIOR (Studi Kasus pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Boyolali)
PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN KOMPENSASI NONFINANSIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Kompensasi Finasial terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Manfaat di Ambarawa, (2) Pengaruh Kompensasi Nonfinansial terhadap Kinerja Karyawan pada CV. Manfaat di Ambarawa, (3) Pengaruh Kompensasi Finansial terhadap Kinerja Karyawan dengan Budaya Organisasi sebagai variabel moderasi pada CV. Manfaat di Ambarawa, (4) Pengaruh Kompensasi Nonfinansial terhadap Kinerja Karyawan dengan Budaya Organisasi sebagai variabel moderasi pada CV. Manfaat di Ambarawa.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada CV. Manfaat di Ambarawa. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 120 responden. Data penelitian diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada Karyawan CV. Manfaat di Ambarawa dengan metode proportional random sampling. Uji keandalan instrumen meliputi uji validitas dan uji reabilitas. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan Moderated Regression Analysis (MRA).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kompensasi Finansial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, dibuktikan nilai koefisien regresi X1 0,294 dan nilai signifikansi uji t statistik 0,003<0,05; (2) Kompensasi Nonfinansial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan, dibuktikan nilai koefisien regresi X2 0,450 dan nilai signifikansi uji t statistik 0,000<0,05; (3) Budaya Organisasi memoderasi hubungan Kompensasi Finansial terhadap Kinerja Karyawan, dibuktikan nilai koefisien regresi X1X3
0,034 dengan signifikasi 0,008<0,05; (4) Budaya Organisasi memoderasi
hubungan Kompensasi Nonfinansial terhadap Kinerja Karyawan, dibuktikan nilai koefisien regresi variabel moderasi 0,047 dengan signifikansi 0,004<0,05.
Kata Kunci: Kinerja Karyawan, Kompensasi Finansial, Kompensasi Nonfinansial, Budaya Organisasi
pemodelan geographically weighted regression gwr pada persentase kriminalitas di provinsi jawa timur tahun 2017
Crime is everything that exists in Indonesia. Based on BPS data in 2018, East Java Province ranks first in the Province of North Sumatra and the Special Capital Region of Jakarta. This research was conducted to determine the factors that support crime in each Regency / City of East Java Province. The method used in this research is Weighted Geographic Regression (GWR). Geographically Weighted Regression (GWR) is one of the statistical methods used to model variable responses with regional or area-based predictor variables. Based on the GWR results, it is recognized as a variable Population Density Percentage (X1), Open Unemployment Rate (X2), Poor Population (X3), Population who are Victims of Drug Abuse (X4), Human Development Index (X5), and Married Human Population (X6) ) importance in the city of Surabaya. The coefficient of determination (R2) and AIC from GWR is better than the OLS model. This refers to the optimal R2 and AIC values of 91.40% and 129,293
Loneliness Pada Mahasiswa Yang Mengalami Broken home
Family is a group or collection of people who live together becauseblood ties or marriage. In the family there are several problemslike divorce, quarrels with Disputes in the family can happencausing family quarrels or family crises or broken homes.Crisis situations in the family can cause loneliness in many parties,especially in children. Someone also has social problems. It means,these teenagers no longer see themselves differently from teenagersothers, because their peers also have the same inhibiting problems. FromThe 111 respondents involved aim to see a picture of lonelinessto students who experience broken homes, to get dataThis research was collected with a loneliness scale, descriptive statistical techniques inuse to analyze research data. The results of the analysis get thatmen and women have different levels of loneliness. male andBroken home female students have the same level of loneliness.This research only examined adolescents.Keluarga adalah sekelompok atau kumpulan orang yang hidup bersama karenaikatan darah atau perkawinan. Dalam keluarga terdapat beberapa masalahseperti perceraian, pertengkaran dengan Perselisihan dalam keluarga dapatmenyebabkan pertengkaran keluarga atau krisis keluarga atau broken home.Situasi krisis dalam keluarga dapat menyebabkan kesepian di banyak pihak,terutama pada anak-anak. Seseorang juga mengalami masalah sosial. Artinya,para remaja tersebut tidak lagi memandang dirinya berbeda dengan remajalainnya, karena teman sebayanya juga memiliki masalah yang hamper sama. Dari111 responden yang di libatkan bertujuan untuk melihat gambaran rasa kesepianpada mahasiswa yang mengalami broken home, untuk mendaptkan datapenelitian ini di kumpulkan dengan skala kesepian, teknik statistic deskriptif digunakan untuk menganalisis data penelitian. Hasil analisis mendapatkan bahwalaki laki dan perempuan memiliki taraf kesepian yang berbeda. laki laki danperemupuan mahasiswa broken home memiliki taraf kesepian yang sama.Penelitian ini hanya meneliti kepada remaja
Moderating role of audit quality and firm size on pretax profit margin and related party transactions: evidence from Indonesia
This study examines the effect of related party transactions (RPTs) on pretax profit margin (PPM). It analyzes the moderating effect of audit quality and firm size based on a large panel of Indonesian-listed firms. The sample of three representative business groups from 2010–2021 and analysis uses the Generalized Method of Moments (GMM) estimator to control PPM as a proxy of taxable income. We document that this study finds that PPM(t-1) and RPT Sales negatively impact and are significant on firms’ PPM, consistent with the incentive alignment hypothesis. However, RPTs, RPT Loan, and RPT Receivables affect positively. We also find that audit quality strengthens the impact of RPT Loan and RPT Receivables on the PPM negatively and positively significantly; however weakens RPTs, RPT Sales, and RPT Expenses. Moreover, firm size weakens the effect RPTs on PPM. RPTs and tax avoidance are complex and multifaceted phenomena of corporate finance. Additional business groups and variables may have moderating and mediating effects on the impact of taxable income on the business group. Stakeholders, especially the government, should supervise and control RPTs activities comprehensively, especially on the types of RPT Sales and RPT Expenses transactions. The paper offers two contributions. First, it gathers the first evidence on the taxable income and RPTs practices and offers insights into Indonesia’s business group behavior. Second, the analysis examines eleven years considering the sensitivity of audit quality and firm size to RPTs and pretax profit margin
Curcumin Menghambat Karbonilasi Protein Lensa pada Model Tikus Diabetes yang Diinduksi Streptozotocin
Aim
: lens protein carbonylation is one of mechanism th
at involved in complication cataract of diabetes. T
he aim of
this study was proving the effect of curcumin antio
xidant to inhibit lens protein carbonylation in dia
betic mouse
models.
Material and Method:
curcumin was solved in maize (corn) oil with concen
tration 0.4 mL/100 mg curcumin.
Diabetic mouse models were induced by intraperitone
al Streptozotocin injection with dose 150 mg/kg of
body weight.
Curcumin was given once a day as long as two days t
o the mouse that had glucose level more than 200 mg
/dL. The
effect of curcumin was compared to control group, a
qua treated group, metformin group and curcumin+met
formin
group. Lens of diabetic mouse models were pounded t
o get homogenate that will be examined the carbonyl
protein
level. Absorbance was read using spectrophotometer
with wave length 375 nm.
Result and Discussion:
Carbonyl
protein levels (nm/ml) were like below: Control gro
up (33.16± 19.83), Diabetes+Curcumin group (32.07± 9.
52),
Diabetes+Metformin (98.61± 17.72), Diabetes+Curcumin
+Metformin group (57.27± 12.19), Diabetes+aquades gr
oup
(311.83± 73.69). Carbonyl protein level of diabetic
mouse lens that given curcumin was not different wi
th control group
and curcumin+metformin group. Carbonyl protein leve
l of diabetic mouse lens that given curcumin was si
gnificantly
different with aqua treated group and metformin gro
up.
Conclusion:
curcumin inhibits carbonylation of lens protein in
diabetic mouse models that induced by streptozotoci
n.
Suggestion:
this experiment must be improved more in order
to give option preventive therapy of cataract compl
ication of diabetes