19 research outputs found

    The Role of Stakeholders in the City Branding Policy “Madiun Karismatik” Madiun City Government

    Get PDF
    Conducting branding is now increasingly needed in government management. The main purpose of city branding is to bring out the regional identity and place a certain positioning of the area in order to compete with other regions. For a city branding strategy to be successful, it must involve various stakeholders in the city / region. City stakeholders are defined through the ABCGM concept, namely Academics, Business Sector, Communities, Government, and Media. Madiun City as one of the developing cities in the western part of East Java Province also develops city branding as a way to increase regional competitiveness in front of other regions. Madiun Charismatic was chosen to be the tagline for the city branding of Madiun. This study aims to determine the role of internal stakeholders of Madiun city in implementing the city branding strategy of Madiun City. The research method used is a case study method and uses data collection techniques through interviews, observation, and document searches. The results showed that the internal stakeholders of the city of Madiun have different roles in supporting this city branding policy. The involvement of the five internal stakeholders of the city of Madiun in this city branding program also complements one stakeholder with another so that it has a positive effect on the development of the city of Madiun

    PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG KAMBING TERHADAP HASIL BEBERAPA MACAM VARIETAS TANAMAN KEDELAI ( Glycine max L)

    Get PDF
    Kebutuhan kedelai tahun 2015 sebanyak 963,10 ribu ton biji kering. Meningkat sebanyak 8,10 ribu ton ( 0,85 persen ) dibandingkan tahun 2014. Peningkatan produksi tersebut terjadi di luar Pulau Jawa sebanyak 30,41 ribu ton, sementara di Pulau Jawa terjadi penurunan produksi sebanyak 22,31 ribu ton. Peningkatan produksi kedelai terjadi karena kenaikan produktivitas sebesar 0,18 kuintal/hektar ( 1,16 persen ) meskipun luas panen mengalami penurunan seluas 1,80 ribu hektar ( 0,29 persen ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai, untuk mengetahui pengaruh varietas tanaman kedelai terhadap dosis pupuk kandang kambing dan untuk mengetahui interaksi antara dosis pupuk kandang kambing dengan varietas tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Desa Teguhan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen, dengan ketinggian tempat 86 dpl dengan jenis tanah grumusol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama dosis pupuk kandang kambing dan faktor kedua varietas tanaman kedelai dan diulang 3 kali. Adapun faktor penelitian dimaksud sebagai berikut : 1) Faktor I, Dosis pupuk kandang kambing (K) yaitu K0 : 0 kg/ha (kontrol), K1 : 10 ton/ha, K2 : 20 ton/ha, K3 : 30 ton/ha, 2) Faktor II, Macam Varietas Kedelai (V) yaitu V1 : Grobogan, V2 : Burangrang, V3 : Baluran. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian ini adalah 1) Perlakuan dosis pupuk kandang kambing pada semua parameter dengan penggunaan dosis 10 ton/ha menunjukkan rata-rata hasil yang berbeda dengan hasil yang lebih banyak dibandingkan parameter lainnya, Perlakuan macam varietas menunjukkan bahwa varietas baluran merupakan varietas dengan hasil yang terbaik dibandingkan kedua varietas lainnya pada semua parameter penelitian, 2) interaksi antara dosis pupuk kandang dan macam varietas kedelai pada semua parameter penelitian menunjukkan tidak berbeda nyata. 3) Untuk hasil kedelai pada berat biji per petak tertinggi pada perlakuan varietas Baluran yaitu 299,5 g ( 2,11 ton/ha ) dan terendah pada perlakuan verietas Grobogan yaitu 206 g ( 1,39 ton/ha )

    IMPLEMENTASI PROGRAM EKSTRAKURIKULER “BINA IMAN” DALAM PRESPEKTIF TOLERANSI SISWA MUSLIM DAN KATOLIK DI SMAS KATOLIK YOS SUDARSO KEPANJEN

    Get PDF
    This research is a qualitative research with the type of case study research with the place of research at Yos Sudarso Catholic High School Malang. Data was collected using the methods of observation, interviews, and documentation. Data analysis is done by summarizing important data and then drawing conclusions. The program model of the "Bina Iman" extracurricular program at Yos Sudarso Kepanjen Catholic High School, namely the religious extracurricular model suggests that the "Bina Iman" extracurricular program model is a religious extracurricular model which in its implementation usually uses a lecture learning model, then training and practice as a complement and reinforce learning that has been taught. The process of implementing the "Bina Iman" extracurricular program at Yos Sudarso Catholic High School is by means of the steps taken by the teacher or coach of Yos Sudarso Kepanjen Catholic High School in the preparation of the lecture method including formulating specific instructional objectives, compiling lecture materials and then using the prepared material, in delivering lecture materials in class and using the media. In addition to explaining, the teacher or coach also gives tasks in this case as training related to lecture material, holding an assessment plan, usually practice and evaluation with the aim of knowing whether the goals that have been formulated can be achieved optimally

    PENGARUH TERAPI SENI BAGI PENDERITA SKIZOFAENIA DAlAM NOVEL SKlZOFRENIAISME (KETIKA SUTRIS TAK LAGI SUTRIS) KARYA DADANG RUSBIANTORO

    Get PDF
    Slazofreniaisme (kellka SUlris 10k lagi SUIri"\) merupakan novel Dadang Rusbiantoro yang diterbitkan oleh Yaya.<;311 Kalamakara dan yayasan Sumbu pada 2002. Teks Skl=ofreniaisme menghathrkan tokoll Sutrisna, ya.'1g menjadi objek cerita dan mewakili realitas skizotrenia, Realitas skizofrenia dalam teks ini mencenninkan naslb dan penderitaan skizofrenia Fenomena perawatan penderila skizofrenia digambarkan ~ecara ht&'as dan gamblang, bagrumana tokoh Sutnsna mempunyai asosiasi dan periJaku yang khas dan aneh, karena sebuah penyirnpangan penlaku individu akibat dati gangguan asosiasL Masalah yang menjadi fokus pembicaraan adalah ten tang keterkaitan antar unsur stmktuT intrinsik dalam teks ski:x:{reniaisme dan pengarnh terapi seni bagi skjzofret\la Tlljuan penelitian in! untuk mengungkapkan keterkaitan unSUf-tmS.ur yang mcmbamnm stmktur teks Ski;:o/reniaisme, serta menawarkan sebuah realitas bart} ~ . teutang terapi seni bagi penderita skizofienia. Toori yang digtluakan Imtuk mengatta~is.is penelitian ini adalah trod strllktllral dan psiko!ogi abnonnal yang diperkenalkan oleh Eugen Bleuler. Teori struktural mt'moahas urtSl!NUlSUr yang membangnn teks Skiu!/reniaL\"me, keterkaitan llnsm-unsur dalarn membentuk wacana teks Ski=f!/rel1ut!sme dan lood psikologi abnomlal menjeiaskan bagaimana proses dan mekanisme tempi senl bagi pcndcnta skizoficnia. Penelitjan ini menggunakan metooe kualitatif dengan stndi kepustakaan. Pendilinn kualilatif pada "astra mcngutama1:.an kedalaman pengbayatan lcrhadap interak;;i antarkonsep yang sedang dikajl secam emplris. Teks dipahami melalui il1ternksi konsep penokohan Sutrislla dalam teks dengan reahlas skizoirenia yang ada dl iUM teks. Basil interaksinya adalllh adanya IriSill) bahwa ktira.ktenstik skizofrenia terdapru pada penokohan Sutrisna dan poookohan SUirisn6 lerj)ahami secara detail mclalu! karakteristlk skizofrenia, sehingga dapat ditetmlkan di dalam teks sohlsi bagi pcnyembtthan Skizofrenia meJaJui media

    PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP LIQUID BODY SOAP EKSTRAK TEMBAKAU DAN ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSINYA

    Get PDF
    Liquid body soap is one of the soap products made from a mixture of oil and alkali in liquid form. Addition of tobacco extracts produces liquid body soap which has new characteristics. The existence of tobacco waste extracts can affect the level of consumer acceptance. The level of acceptance of panelists can be measured using hedonic testing. The purpose of this study was to determine the effect of adding tobacco waste extract to the reception of liquid body soap sensory quality attributes and calculating the cost of production. This research was conducted in two steps. The first stage was intended to determine the best formula based on panelists' acceptance. The design that has been used was the single factor Complete Random Design. The factors used in this study were variations in tobacco extract as much as 5%, 10%, and 15%. In the next stage, the cost of production was analyzed. The results showed that the addition of tobacco waste extract had no significant effect on panelists' acceptance of the sensory quality attributes of liquid body soap. The best treatment was obtained from the addition of tobacco waste extract as much as 5%. The cost of producing liquid body soap was Rp. 9.075,44. Consecutive total costs/ year, selling price, annual profit., and R / C ratio was Rp. 984.023.244,-; Rp. 11.000, -; Rp. 208.673.756,-; and 1,21. Keywords: panelists, tobacco extracts, sensory quality, cost of productio

    Pemodelan Airtanah Menggunakan Metode Beda Hingga pada Pra Penambangan Batubara di Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatra Selatan

    Get PDF
    Airtanah merupakan air yang tersimpan dan mengalir di bawah tanah. Keberadaan airtanah sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Pada kondisi tertentu, airtanah dapat mengganggu dan memberikan dampak negatif. Kegiatan penambangan terutama metode open pit dilakukan penggalian dengan menurunkan elevasi tanah. Penggalian dapat menyebabkan terpotongnya akuifer sehingga airtanah masuk ke tambang dan menyebabkan terganggunya kegiatan penambangan. Maka dari itu, pemodelan airtanah dilakukan untuk melihat pola aliran airtanah pada daerah penelitian. Pemodelan dilakukan dengan mengumpulkan data geologi, hidrologi, dan hidrogeologi daerah penelitian. Tujuan  penelitian ini untuk mengetahui sistem airtanah berupa model konseptual yang dapat menggambarkan daerah penelitian, hasil kalibrasi, hasil analisis sensitivitas, dan pola aliran airtanah pada daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 5 lapisan pembawa airtanah yaitu 2 akuifer dan 3 akuitard. Akuifer didominasi oleh batupasir dan akuitard didominasi batubara dan batulanau. Model dikalibrasi dengan kondisi steady state dengan hasil kalibrasi yaitu nilai RMS 2,865 m, nilai NRMS 11,869%, nilai standard error the estimate 0,758 m, dan nilai koefisien korelasi 0,922. Hasil analisis sensitivitas menunjukan jika model sensitif dengan penambahan nilai recharge dan sensitif dengan penambahan nilai konduktivitas hidraulik pada akuitard 1 yang didominasi batulanau. Arah aliran airtanah menunjukan air mengalir ke segala arah menuju elevasi terendah dikarenakan daerah penelitian berupa perbukitan. Kata Kunci: airtanah; metode beda hingga; pemodelan airtana

    Mapping the Lava Flood Hazard Using the Flood Discharge Approach and 2D Hydrodynamic Modeling at the Rejali River, Mount Semeru

    Get PDF
    In December 2021, Mount Semeru experienced an eruption accompanied by extreme rainfall, which resulted in lava floods, known as lahars or debris flows. The lava flood destroyed infrastructure, resulting in loss of life. Various rivers surrounding Mount Semeru, including the Rejali River, experienced the effects of this phenomenon. To address this, a study is needed to analyze the occurrence and frequency of lava floods over specific time intervals through the creation of a hazard map. This study aims to map the hazard of lava floods for various return periods using a coupled HEC-HMS and HEC-RAS software alongside a lava flood discharge approach. The HEC-HMS software is used to simulate hydrological processes, to obtain the lava flood discharge, while the HEC-RAS is used to model a two-dimensional (2D) lava flood hazard map. The input parameters of the modeling in this study are rainfall intensity, soil type, land cover, river distance, slope, and elevation. The results show that the flood area covers 9.55% of the total study area by 2 year return period (Q2), 11.80% by Q10, 14.10% by Q50, and 15.72% by Q200 with an overall validation Root Mean Square Error (RMSE) of 0.16. These changes are determined by the discharge volume from each return phase and the river's shallow depth, which causes overflow beyond the river's ability to accommodate the flow. Thus, this study suggests that the models successfully generated a reliable model for mapping the risk of lava floods on the Rejali River. These findings can help the government reduce disaster losses through adequate adaptation and mitigation initiatives

    EFFECTS OF GEOMECHANICAL PROPERTIES ON MATERIALS ADHESIVITY

    Get PDF
    Material properties is one of the most significant variables in terms of efficiency. The sediment layer in a coal pit mine has a possibility of sticking to the equipment bucket and reducing its productivity, especially in the disposal area. Consequently, stickiness has a close definition of adhesivity level; thus it may be associated with geomechanical properties. Various soil classification in the disposal area was investigated to identify the relationship between adhesivity and geomechanical properties such as water content, density, cohesion, and internal friction angles. Multivariate regression analysis and statistical test (F-test and t-test) were used to investigate geomechanical properties related to adhesivity on each disposal area. Primary data was taken from a standard and modified laboratory testing. The results showed that disposal materials were high-plasticity materials with different grain-sizes. The dominant grain size on disposal 1, 2, and 3 were clay, sand, and clay, respectively. Based on regression analysis, the adhesivity on each disposal was increased along with the water content until its optimum value. Using a statistical test with a significance level of 95% (P-value 0.04), water content, cohesion and internal friction angle affected the adhesivity level on disposal 1 by 99% (adjusted R 2 0.99). Adhesivity level in disposal 2 was only affected with density by 63% (adjusted R 0.63). Meanwhile, in disposal 3, the significance level of 33 % (P-value 0.50) was used to define that water content, cohesion, and internal friction angle as parameters affecting adhesivity level by 33% (adjusted R2 0.33

    Mekanisme Pengelolaan Program Alokasi Dana Desa dalam pembangunan ekonomi desa (Studi Kasus di Desa Modangan, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar)

    Get PDF
    Program Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun 2011 di Kabupaten Blitar adalah merupakan bantuan langsung dari Pemerintah Kabupaten Blitar kepada Pemerintah Desa dalam upaya meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan yang ada di desa serta dalam rangka Pembangunan Desa melalui Pembangunan Manusia, Pembanguan Lingkungan dan Pembangunan Usaha / Ekonomi. Kabupaten Blitar merupakan kabupaten yang telah mengalokasikan dana untuk desa sejak tahun 2007 dengan harapan bahwa pembangunan semakin merata sampai ke tingkat desa. Salah satu sasaran dari program Alokasi Dana Desa (ADD) tersebut adalah Desa Modangan yang terletak di Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Adapun permasalahan yang ingin peneliti ketahui yang kemudian dideskripsikan dan dianalisis adalah tentang bagaimanakah mekanisme pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) yang meliputi mekanisme pelaksanaan kegiatan pengelolaan ADD dalam pembangunan ekonomi desa di desa Modangan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar dan apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat mekanisme pengelolaan ADD dalam pembangunan ekonomi desa Modangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban ADD di desa Modangan. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan Program Alokasi Dana Desa (ADD) di desa Modangan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar telah berjalan lancar. Hal ini dapat terlihat dari tahap persiapan berupa Menyusun APBDes Tahun Anggaran 2011, Tim Pengelola Alokasi Dana Desa, Penyusunan DURK, Pencairan Dana ADD, Musyawarah Penggunaan ADD, Melaksanakan Kegiatan, Pertanggungjawaban Kegiatan, dan Penyusunan Laporan dan Pertanggungjawaban Keberhasilan. Pendapatan masyarakat desa Modangan sendiri meningkat setelah adanya program ADD

    Model Pemilihan Moda Antara Bus Dan Kereta Api Dengan Menggunakan Metode Stated Preference : Studi Kasus Perjalanan antara Kota Blitar Dan Malang.

    Get PDF
    Bus sebagai salah satu moda transportasi yang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan moda transportasi kereta api dalam hal waktu tempuh yang lebih singkat dan frekuensi keberangkatan yang lebih banyak. Tetapi moda bus ini mempunyai kelemahan biaya perjalanan yang lebih tinggi, sedangkan kereta api memiliki kelemahan waktu tempuh yang lebih lama dan frekuensi keberangkatan yang lebih sedikit dibanding moda transportasi bus. Dengan kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh kereta api dan bus ini, sehingga terjadi persaingan diantara kedua moda.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan faktor-faktor dan model pemilihan moda transportasi antara bus dan kereta api perjalanan antara Blitar-Malang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan mengisi kuisioner yang disusun dengan teknik stated preference . Atribut-atribut yang digunakan adalah biaya perjalanan, waktu tempuh, dan frekuensi keberangkatan. Pengambilan data dilakukan di Terminal Malang dan Blitar serta di Stasiun Malang dan Blitar. Model yang digunakan adalah model logit binomial. Dari analisis statistik deskriptif dan regresi logistik didapatkan hasil faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap pemilihan moda antara bus dan kereta api perjalanan antar Blitar-Malang adalah pendapatan (responden bus mempunyai pendapatan yang lebih besar dibandingkan responden kereta api), waktu tunggu (kereta api mempunyai waktu tunggu yang lebih lama dari bus). Dan dari analisis model logit binomial didapatkan atribut waktu tempuh yang sangat berpengaruh dengan persamaan utilitas (U BS–UKA= - 0,370 – 0,056X Δ2 ). Dari persamaan utilitas tersebut dapat dihitung probabilitas bus dan kereta api. Pada saat selisih waktu tempuh -7 menit (kereta api lebih lambat 7 menit dari bus), maka probabilitas bus dan kereta api akan seimbang. Jika selisih waktu tempuh lebih dari -7 menit, maka probabilitas bus akan naik dan probabilitas kereta api akan menurun. Dan sebaliknya jika selisih waktu tempuh kurang dari -7 menit, maka yang terjadi sebaliknya probabilitas kereta api akan naik dan probabilitas bus akan turun. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan yang jelas dalam waktu tunggu antara bus dan kereta api yang akan menambahkan lama waktu tempuh
    corecore