80 research outputs found

    MODEL PEMBERDAYAAN PETANI DALAM ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK (STUDI KASUS PADA KELOMPOK TANI RUKUN MAKARYO KECAMATAN MOJOGEDANG, KABUPATEN KARANGANYAR)

    Get PDF
    Tujuan penelitian: (1) Identifikasi kondisi alih teknologi pertanian organik dan faktor penyebab petani sulit melaksanakan alih teknologi pertanian organik; (2) mengkonstruksi model pemberdayaan petani dalam alih teknologi pertanian organik yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani Rukun Makaryo; (3) mendeskripsi dampaknya bagi kelompok tani lain; (4) merumuskan model pemberdayaan petani dalam alih teknologi pertanian organik yang direkomendasi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data: observasi partisipatif, wawancara mendalam dan penelusuran dokumen. Informan dipilih secara sengaja. Validasi data, menggunakan metode Triangulasi, sedangkan analisisnya menggunakan model logika induktif interaktif. Proposisi hasilnya penelitian: 1.a. Pengembangan pertanian organik di suatu daerah akan menjadi semakin baik, jika senantiasa didukung oleh: (a) penguatan jejaring petani kader, (b) pilihan teknologi organik, (c) penerapan prinsip-prinsip kebutuhan kader dalam melaksanakan alih teknologi pertanian organik serta (d) kelembagaan petani. 1.b. Keberhasilan pemberdayaan petani dalam alih teknologi pertanian organik di suatu daerah akan menjadi semakin baik, jika senantiasa dilaksanakan dengan pendekatan local wisdom yaitu prinsip rukun dan hormat dengan cara persuasif menerapkan prinsip-prinsip kebutuhan kader dalam melaksanakan alih teknologi pertanian organik. 2. Model pemberdayaan petani dalam alih teknologi pertanian organik (kelompok tani Rukun Makaryo), dilakukan oleh individu tunggal sesuai dengan pola pikir dan dominasi kepentingannya dengan memanfaatkan semua kegiatan kesehariannya, sehingga senantiasa kurang mengakomodasi kepentingan: (1) kader dan (2) jejaring dukungan dari pemangku kepentingan eksternal. 3. Upaya pengembangan inovasi dan kegiatan kelompok tani kader dalam melaksanakan alih teknologi pertanian organik serta sosialisasinya, senantiasa didorong kuat oleh berbagai permasalahan yang tidak diakomodasi oleh kelompok tani Rukun Makaryo. 4. Model pemberdayaan petani dalam alih teknologi pertanian organik akan semakin berhasil dan mampu mengakomodasi kepentingan berbagai pihak, jika senantiasa: (1) dijadikannya: (a) kemandirian petani, (b) penguatan jejaring petani, (c) pilihan teknologi organik, (d) sertifikasi padi organik dan (e) penguatan jejaring pelaku pasar sebagai visi yang kuat dalam pemberdayaan petani, (2) dilakukannya oleh aktor (tokoh penerus) atau kelembaga petani yang memiliki: (a) power, (b) otoritas pengetahuan dan pengalaman, (c) akses vertikal dan horisontal serta (d) jiwa keteladanan (3) dilaksanakannya dengan mengedepankan local wisdom yaitu prinsip rukun dan hormat dengan cara persuasif menerapkan prinsip-prinsip kebutuhan kader dalam melaksanakan alih teknologi pertanian organik. Kata kunci: (1) pemberdayaan petani, (2) kemandirian petani, (3) penguatan jejaring petani, (4) pilihan teknologi organik, (5) local wisdom etika hidup orang jawa, (6) persuasif, (7) kebutuhan kader dalam melaksanakan alih teknologi pertanian organik

    Investigasi Kinerja Energi dan Eksergi Pengering Surya Konveksi Alamiah Terdistribusi dengan Media Penyimpan Panas Pasir

    Get PDF
    Dalam rangka ikut berperan serta dalam upaya mengembangkan sistem pengering surya, maka dalam penelitian akan dilakukan rancang bangun dan uji eksperimental kinerja energi dan eksergi sistem pengering surya konveksi alamiah tipe terdistribusi untuk proses pengeringan berbagai komoditi pertanian dan perkebaunan. Pengkajian terhadap kinerja energi sistem dimaksudkan untuk mengetahui pengatuh berbagai parameter  yang mempengaruhi kinerja energi sistem pengering surya seperti media absorber yang digunakan dalam proses pengeringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  unit pengering yang dirancang dengan media penyimpan panas pasir dan kerikil mampu menaikkan temperatur ambien masing-masing sebesar 9.2 °C dan 3.07 °C pada proses pengeringan kacang. Penggunaan pasir sebagai media penyimpan pada unit pengering yang dirancang mampu menaikkan laju pengeringan kacang kedelai masing-masing sebesar sebesar 10,91% dan 57,69%. Besarnya perubahan eksergi aliran panas pada unit pengering mencapai 316172,1 J, dan semakin besar perubahan eksergi aliran udara yang melewati unit pengerin, maka laju pengeringan akan semakin meningkat

    STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN BIOETANOL PADA BAHAN BAKAR PERTAMAX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

    Get PDF
    ABSTRACTAn experimental study was conducted to investigate the effect of bioethanol blending in pertamax to the performance of four-stroke spark ignition engine.  The engine was tested in dynamometer bench. The performance parameters investigated were torque, brake power and specific fuel consumption (SFC). The engine performance test used pertamax 100% (E 0), pertamax 95%-bioethanol 5% (E 5), pertamax 90%-bioethanol 10% (E 10), pertamax 85%-bioethanol 15% (E 15),  pertamax 80%-bioethanol 20% (E 20). The experimental results showed that torque and brake power were higher when pertamax-bioethanol blending was used as fuel on low to medium engine speeds for all cases investigated. The higest torque and brake power was reached when the engine fueled by E 20. On the other hand, for high engine speeds, torque and brake power were reduced by increasing percentage of bioethanol, even E 15 % and E 20% were lower than E 0. In this engine speeds, the higest torque and brake power was reached when the engine fueled by E 5. The results also showed that the use of  pertamax-bioethanol blend caused lower SFC throughout all the engine speeds range studied. The lowest SFC power was reached when the engine fueled by E 2.Keyword : pertamax, bioethanol, torque, brake power, SFC

    Status Unsur Hara Ca,Mg, dan S sebagai Dasar Pemupukan Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan

    Get PDF
    Title  : Nutrient Status Ca, Mg, and S as The Basic Fertilizing of The Groundnut (Arachis hypogaea L.) in Punung, Pacitan. The research was done in May until October 2008. The aims of this research were to know the status of soil N, P, K and determine the fertilizing and the soil management strategy for peanut in Punung, Pacitan. This research used fenomenological qualitative descriptive method that supported by laboratory analysis and cuisioner about agriculture activity by the farmers at Punung. The research soil variables are pH, organic-C, N total, P available, K available, CEC, base saturation, and soil tekstur. The result of this research shows that the globally available Ca soil  status in Punung is medium (6,08-7,87me%), avalaible Mg soil provided status globally is high(4,05-5,25me%) , and S soil provided status globally is also very low. S nutrient must be added Land Map Unit (LMU) 2, 5, 9, 14, 15 to reach yield 2 ton/ha and 2,5 ton/ha of groundnut. Soil management strategy is done by adding S fertilizer adjusted with the plant need by drowning it into the soil nearby the root area with two times fertilizing, ZA fertilizer addition to keep S supply, the addition organic matter, the use of mulsa, plant rotation and soil management adjusted tho the slope condition

    Efektivitas Komunikasi Pemasaran Produk Gapoktan Mitra

    Get PDF
    This study aims to describe the effectiveness of product marketing communications and describe variables and analyze the effect of advertising, sales promotion, personal selling (personal selling), direct marketing(direct selling), and word of mouth both simultaneously and partially on the effectiveness of product marketing communications at Roko. Indonesian Farmer Center, Yogyakarta. This study uses a quantitative method with the selection of samples by non-probable sampling. Data were analyzed through descriptive analysis, verification, classical assumption test, and multiple linear regression. The results show the effectiveness of marketing communication for partner Gapoktan products at the Indonesian Farmer Store Yogyakarta Center including the components of knowledge and behavior change as a whole in the high category. The variables of sales promotion, individual selling, direct marketing, and word of mouth have a significant effect on the effectiveness of marketing communication for partner gapoktan products at Toko TaniIndonesia Center Yogyakarta. While the advertising variable has no effect. The value of the coefficient of determination (R2) is 0.874, meaning that 87.4% of the effectiveness of marketing communication for partner gapoktan products at TTIC Yogyakarta can be explained by the variables of advertising, sales promotion, personal selling, direct marketing, and word of mouth.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas komunikasi pemasaran produk dan  mendeskripsikan variabel serta menganalisis pengaruh periklanan, promosi penjualan, personal selling (pejualan perseorangan), direct marketing(penjualan langsung), dan word of mouth baik secara simultan dan parsial terhadao efektivitas komunikasi pemasaran produk di Roko Tani Indonesia Center Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pemilihan sampel secara non-probably sampling. Data dianalisis melalui analisis deskriptif, verifikatif, uji asumsi klasik, dan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan efektivitas komunikasi pemasaran produk gapoktan mitra pada Toko Tani Indonesia Center Yogyakarta meliputi komponen pengetahuan dan behaviour change secara keseluruhan berada pada kategori tinggi. Variabel promosi penjualan, personal selling, direct marketing, dan word of mouth berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komunikasi pemasaran produk gapoktan mitra pada Toko TaniIndonesia Center Yogyakarta. Sedangkan variabel periklanan tidak berpengaruh. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,874, artinya 87,4% efektivitas komunikasi pemasaran produk gapoktan mitra pada TTIC Yogyakarta dapat dijelaskan oleh variabel periklanan, promosi penjualan, personal selling, direct marketing, dan word of mouth

    FUNGSI BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) SEBAGAI UPAYA MEINGKATKAN PEREKONOMIAN DESA KALIWEDI KECAMATAN GONDANG, SRAGEN

    Get PDF
    Regions Indonesia strive to be the best to advance and develop each region. The development of each region needs to be carried out, one of the efforts made is through village entrepreneurship. Village entrepreneurship can be accommodated in BUMDes which is developed through village government and village communities. The formation of BUMDes can be a solution to problems in the economy of rural communities by optimizing the potential of the village. This study aims to describe the process of establishing BUMDes in Kaliwedi Village, analyze the function of BUMDes as an effort to improve the economy in Kaliwedi Village, and analyze the support for business aspects that exist in BUMDes in Kaliwedi Village. This research method uses qualitative methods with a descriptive analysis approach. Locations were chosen purposively or deliberately in Kaliwedi Village. The determination of informants was carried out purposively, as well as the use of source and method triangulation methods. The results of this study stated that the process of establishing BUMDes Karya Mandiri Kaliwedi Village in 2014 already had BUMDes but it was called LKD, in 2019 Kaliwedi Village registered LKD as BUMDes and incorporated as BUMDes Karya Mandiri. The functions of BUMDes Karya Mandiri according to Government Regulation No. 11 of 2021 have eight functions, namely: 1) Consolidation of village community goods and/service products; 2) Production of goods and/services; 3) Shelter, buyers, marketing of village community products; 4) Village community business incubation; 5) Stimulation and dynamics of village community economic enterprises; 6) Services for basic and general needs for village communities; 7) Increasing the benefits and economic value of cultural wealth, religiosity and natural resources; and 8) Increasing the added value of village assets and village original income. The supporting aspects of BUMDes in realizing this function are: Natural Resources, Human Resources and Capital

    Perhitungan Volume Cadangan Andesit (Feldspar) pada Intrusi Gunung Ragas dan Bumiharjo, Desa Clering, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

    Get PDF
    Estimasi cadangan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam industri pertambangan, karena dapat menentukan jumlah, kualitas, dan persebaran bahan tambang. Tatanan geologi Desa Clering menyebabkan tersingkapnya batuan intrusi yang mempunyai potensi sebagai sumber bahan galian c, yaitu andesit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan volume andesit tertambang saat ini. Penelitian dilakukan di Desa Clering, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara ini dilakukan dengan melakukan pemetaan geologi terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran kondisi lapangan yang diteliti. Pemetaan ini meliputi pemetaan litologi pada daerah tersebut serta struktur geologi yang ada di daerah penelitian tersebut. Setelah dilakukan pemetaan kemudian dilaksanakan pengukuran daerah tersebut dengan menggunakan alat total station dan menggunakan metoda poligon untuk mengukur daerah tersebut sehingga didapatkan titik koordinat X, Y dan Z yang bertujuan untuk mengetahui perhitungan jumlah cadangan bahan galian dengan menggunakan metode gridding pada daerah penelitian dan selanjutnya dari sampel litologi yang dilaksanakan pada pemetaan geologi dilakukan penyayatan dan dilakukan analisis di laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui komposisi mineral pembentuk batuan tersebut serta karakteristik feldspar pada daerah penelitian tersebut dan melakukan analisis SEM-EDX untuk mengetahui komposisi kimia batuan tersebut. Berdasarkan hasil analisis petrografi sampel batuan CL-1 yang terletak di Gunung Ragas tersusun oleh 40% fenokris yang terdiri dari plagioklas dan kuarsa, serta 60% massa dasar yang didominasi oleh plagioklas dan sejumlah kecil klinopiroksen dan mempunyai tekstur trakhitik, kemudian CL-2 yang terletak didaerah Bumiharjo tersusun oleh 60% fenokris yang terdiri dari plagioklas, hornblend, dan kuarsa, serta 40% massa dasar yang didominasi oleh plagioklas, piroksen, dan biotit. Kemudian volume cadangan untuk CL-1 sebelum ditambang sebesar Trapezoidal Rule: 1036465,76 m3, Simpsons Rule: 1036418,35 m dan Simpsons 3/8 Rule: 1036423,07 m3 lalu setelah ditambang untuk CL-1 sebesar Trapezoidal Rule: 622722,06 m3, Simpsons Rule: 622583,41 m3 dan Simpsons 3/8 Rule: 622739,08 m3 dan CL-2 sebesar Trapezoidal Rule: 97292,47 m3, Simpsons Rule: 97287,18 m3 dan Simpsons 3/8 Rule: 97289,14 m3. Manfaat batuan tersebut berdasarkan komposisi kimianya dengan melakukan analisis SEM-EDX didapati sebagai flux untuk keramik. Kata kunci: volume cadangan, metode poligon, metode gridding, andesit, kerami

    Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan

    Get PDF
    The research was aimed to analyze the support and the factors causing the lack of support and formulate solutions to support the empowerment of the Tandur Tukul Farmer Group to increase food security in horticulture and fisheries in Joyosuran-Pasar Kliwon, Surakarta City. Using descriptive-qualitative research method, this research was conducted in Tandur Tukul Farmer Group, Joyosuran. the informants were determined by purposive and snowball techniques bu collecting data through interviews, observation, and documentation. The data were analyzed using Milles and Huberman’s interactive inductive model and validated using triangulation of sources and review of informants. The results showed that the empowerment of the Tandur Tukul Farmer Group was supported by the chairman and members of the farmer group, community leaders, Joyosuran Community-Based Disaster Alert organization, Joyosuran Village Government, field agricultural extension workers, the Department of Agriculture, Food Security and Fisheries Surakarta, and Joyosuran Village Community Empowerment Institution in the form of material and non-material. Factors causing the lack of support are related to the lack of knowledge on plant cultivation and fisheries and ineffective communication. The solution to support this empowerment is by conducting comparative studies and strengthening the capacity of the farmer group and its human resources.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dukungan, faktor – faktor penyebab kurangnya dukungan, dan merumuskan solusi dukungan pemberdayaan Kelompok Tani Tandur Tukul dalam upaya peningkatan ketahanan pangan bidang hortikultura dan perikanan di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan lokasi di  Kelompok Tani Tandur Tukul Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta. Informan ditentukan dengan teknik sengaja (purposive) dan snowball dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model induktif interaktif Milles dan Huberman serta pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan review informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan Kelompok Tani Tandur Tukul didukung oleh ketua dan anggota kelompok tani, tokoh masyarakat, organisasi SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) Kelurahan Joyosuran, Pemerintah Kelurahan Joyosuran, penyuluh pertanian lapangan (PPL), Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertan-KPP) Kota Surakarta, dan LPMK Joyosuran dalam bentuk materi dan non materi. Faktor penyebab kurangnya dukungan yaitu terkait rendahnya wawasan budidaya tanaman dan perikanan serta jalinan komunikasi yang belum efektif. Adapun solusi dukungan pemberdayaan Kelompok Tani Tandur Tukul yaitu mengadakan studi banding dan penguatan kapasitas kelompok tani beserta sumber daya manusia didalamnya

    RANCANG BANGUN MESIN IRAT BAMBU UNTUK PEMBUATAN JERUJI SANGKAR BURUNG DAN TUSUK SATE

    Get PDF
    Pembuatan  jeruji sangkar burung secara manual sangat tidak efektif dan efisien karena membutuhkan waktu yang lama dan presisi yang rendah serta keseragaman ukuran tidak akurat. Metode yang digunakan saat penelitian adalah quality function development dimana metode tersebut digunakan untuk menentukan desain serta spesifikasi mesin yang sesuai dengan keinginan atau permintaan konsumen guna mendapatkan hasil yang sesuai keinginan konsumen. Teknik analisa penelitian ini menggunakan independent sampel t-test comperative dengan menggunakan aplikasi SPSS pada komputer. Metode independen sample t-test adalah metode atau prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup, artinya ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berpasangan. Berdasarkan hasil uji independent sampel t-test comperative bahwa ad perubahan yang menonjol pada waktu penyerutan antara penyerutan secara manual dengan menggunakan mesin penyerut otomatis. Probabilitas (sig) 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, atau rata-rata hasil waktu dalam penyerutan bambu secara manual dengan secara otomatis berbeda signifikan. Artinya hasil waktu penyerutan secara manual lebih lama dibandingkan dengan waktu menggunakan otomatis. Dalam pengujian penyerutan bambu dengan panjang 60 cm secara manual  rata-rata waktu terhitung 344.1 detik sedangkan menggunakan mesin irat bambu rata-rata waktu terhitung 233.3 detik. Mesin irat bambu ini perlu di kembangkan lagi sesuai denganperkembangan di era modern ini

    Analisis Metode Routing terhadap Hidrograf Banjir Sungai Way Sekampung di Way Kunyir Menggunakan HEC-HMS

    Get PDF
    Flood events often occur in Indonesia so that quite a lot of people researched about the movement of floods and flood monitoring in the Watershed. The location of the study was carried out by the Way Sekampung river in Way Kunyir located in the Pringsewu district, Lampung province and is located downstream of the Batutegi dam. Flood tracing is intended to analyze the chances of a flood in the form of a flood hydrograph with or without using the Routing method and find out the results of some Routing methods in the watershed. The Routing method used in this study is Lag, Lag and K and Muskingum. The HEC-HMS modeling results state that peak discharge data when without Routing is greater than entering the Routing parameter. This is because entering the Routing parameter in modeling is very influential at peak times so that it affects the peak discharge at the watershed outlet. As a result of Muskingum Routing, the peak discharge is lower than before entering the flow routing, this is due to the occurrence of reservoirs along the river so that the peak discharge becomes lower than without Routing. The results of Lag Routing and Lag and K Routing are peak discharge decreased compared to before entering the Routing parameter. what should have happened to the peak discharge with Routing and without Routing remains the same, however, only peak discharge tranlations occur and there is travel time. This happens because there is no debit data at the station being reviewed so it uses rain data instead of HEC-HMS modeling
    • …
    corecore