3,103 research outputs found

    PEMBUATAN RANGKA MESIN PENGADUK DIGESTER BIOGAS

    Get PDF
    Tujuan penyusunan proyek akhir yang berjudul proses pembuatan rangka mesin pengaduk digester biogas ini adalah mengidentifikasi bahan yang dibutuhkan, peralatan yang digunakan, proses yang dilakukan, serta uji kinerja dari rangka tersebut. Semua langkah ini dilakukan untuk memperoleh hasil produk sesuai dengan yang diinginkan dalam waktu yang efisien. Metode yang digunakan dalam pembuatan rangka mesin pengaduk digester biogas meliputi: (1). Menentukan bahan yang akan digunakan. (2). Memilih peralatan yang akan digunakan. (3). Langkah–langkah proses pembuatan rangka. (4). Melakukan uji rangka mesin pengaduk digester biogas. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat rangka mesin pengaduk digester biogas adalah plat siku ukuran 40 x 40 x 4 mm. Bahan ini dipilih karena memiliki spesifikasi yang cukup kuat untuk rangka mesin. Alat dan mesin yang digunakan adalah alat lukis, mistar baja, mistar gulung, penitik, penggores, palu, gerinda potong, gergaji, gerinda tangan, kikir, amplas, ragum, sikat baja, mesin las listrik, mesin bor, dan kuas. Proses pembuatan rangka mesin pengaduk digester biogas di mulai dengan proses membuat rencana pemotongan (cutting plan) pada bahan. Pemotongan bahan menggunakan gerinda potong dan gergaji tangan. Selanjutnya dilakukan proses perakitan rangka dimulai dari pembuatan rangka bagian atas dan bagian bawah. Proses penyambungan dilakukan dengan mengelas. Pengelasan dilakukan menggunakan las SMAW (shielded metal arc welding) menggunakan elekroda AWS E 6013 Ø 3,2 mm. Proses finishing dengan proses pengamplasan dan pengecatan. Uji kinerja dilakukan untuk mengetahui kinerja dari rangka mesin pengaduk digester biogas yang dihasilkan. Dari hasil uji kinerja yang dilakukan, rangka yang dihasilkan mampu menopang komponen lain dari mesin serta mampu menahan getaran yang dihasilkan oleh putaran motor ketika beroperasi yang menggerakkan poros utama pada putaran 20 rpm

    PERANCANGAN TATA LETAK PENYIMPANAN BAHAN BAKU SQUARE FOUR SIDE (S4S) BERDASARKAN KRITERIA KOMODITI (Studi Kasus Pada CV. Citra Indomebel Semarang)

    Get PDF
    ABSTRAK CV Citra Indomebel merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang garden Furniture (GF). Secara garis besar perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian gudang dan bagian produksi, dimana bagian gudang menjadi pendukung dari bagian produksi. Gudang yang dimiliki terdiri dari gudang bahan baku dan gudang penolong. Pada gudang bahan baku, pengalokasian komponen Square four Side (S4S) yang disimpan masih menggunakan penyimpanan random/acak yang berakibat terlambatnya supplai bahan baku ke bagian produksi karena terlalu lamanya waktu untuk mencari bahan baku dan bertambahnya waktu perjalanan operator. Sering terlambatnya supplai bahan baku ke bagian produksi dapat menyebabkan menurunnya produktivitas pada bagian produksi, hal ini terlihat adanya keterlambatan jadwal loading produk jadi. Untuk itu perlu dilakukan perancangan tata letak penyimpanan bahan baku yang lebih baik sehingga dapat mengurangi waktu mencari komponen, mengurangi jarak perjalanan operator dalam pengambilan dan pengiriman bahan baku serta meningkatkan pemanfaatan kapasitas gudang. Perancangan tata letak penyimpanan bahan baku dilakukan dengan memperhatikan bahan baku itu sendiri, dalam hal ini disebut faktor komoditi yang terdiri dari popularity, similarity, characteristic, dan size. Di samping memperhatikan bahan yang disimpan, perancangan tata letak penyimpanan juga memperhatikan kondisi ruangan yang tersedia. Berdasarkan hasil perancangan layout dan evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa tata letak penyimpanan bahan baku yang terbaik adalah berdasarkan supplier similarity. Tata letak penyimpanan bahan baku berdasarkan kriteria supplier similarity ini merupakan tata letak penyimpanan bahan baku terbaik untuk mengurangi waktu mencari bahan baku dan mengurangi jarak perjalanan operator dalam mengambil dan mengirim bahan baku. Untuk mengurangi waktu mencari bahan baku, parameter yang digunakan jumlah kelompok bahan baku. Sedangkan untuk mengurangi jarak perjalanan operator, parameter yang digunakan adalah rata-rata jarak bahan baku dari gudang ke pembahanan/produksi. Tata letak terbaik untuk meningkatkan kapasitas gudang adalah berdasarkan kriteria size. Rata-rata efisiensi area pallet dan pemanfaatan luas area juga volume ruangan terpakai merupakan parameter yang digunakan. Sebagai tahap akhir dilakukan perancangan tata letak penyimpanan bahan baku akhir. Tata letak penyimpanan akhir ini dibuat berdasarkan kriteria supplier similarity dengan mengintegrasikan kriteria yang lain. Sebagai pedoman dalam pencarian lokasi bahan baku secara tepat dan cepat, maka dibuatlah Stock Location System atau yang lebih dikenal dengan Mapping. Mapping ini merupakan informasi mengenai letak bahan baku itu ditempatkan

    Peramalan Jumlah Permintaan Fuji Seat Dengan Metode Moving Average Dan Double Exponential Smoothing Di Pt. Tri Jaya Teknik Karawang

    Get PDF
    PT. Tri Jaya Teknik Karawang merupakan sebuah perusahaan yang berkomitmen untuk menunjang kelancaran proses produksi agar sesuai target yang ditetapkan. Permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan tersebut adalah kesulitan dalam menentukan jumlah produksi yang tepat dikarenakan permintaan Fuji Seat yang bervariasi setiap bulannya. Salah satu cara untuk menentukan jumlah produksi agar sesuai dengan jumlah permintaan konsumen adalah dengan melakukan peramalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah permintaan Fuji Seat, dan memilih metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan di perusahaan tersebut. Metode peramalan yang digunakan adalah metode Moving Average (MA) 2 bulanan dan 3 bulanan, serta metode Double Exponential Smoothing (DES) dengan a = {0,1; 0,5; 0,9}. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa metode peramalan yang paling tepat adalah metode (DES) a = 0,5. Hasil peramalannya adalah sebesar 335393 dan nilai ketepatan peramalan dengan Main Square Error, Main Absolute Percentage Error dan Mean Absolute Deviation masing - masing sebesar 6216634173; 0.19; dan 319741710

    Evaluasi Peningkatan Mutu guru Pendidikan Agama Islam Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada SMA Negeri Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011

    Get PDF
    Tenaga kependidikan terutama guru Pendidikan Agama Islam memiliki peranan yang sangat urgen dan merupakan salah satu komponen yang paling strategis dalam peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Penelitian ini difokuskan pada masalah peningkatan mutu guru dan kinerja Musyawarah Guru Mata pelajaran, dengan mencakup masalah : (1) bagaimana perlakuan untuk meningkatkan mutu guru Pendidikan Agama Islam, (2) bagaimana mengembangkan partisipasi stakeholders dalam proses peningkatan mutu guru, (3) Bagaimana menyamakan visi dan persepsi stakeholders untuk mendukung peningkatan mutu guru Pendidikan Agama Islam, (4) bagaimana perlakuan untuk meningkatkan keefektifan kinerja MGMP, (5) bagaimana keefektifan kinerja MGMP berpengaruh kepada pengembangan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri di Kabupaten Karanganyar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan ( action research ). Temuan siklus pertama dijadikan acuan untuk refleksi, dan akan dijadikan masukan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : (1) wawancara mendalam, (2) observasi berperan serta, dan (3) Dokumentasi. Adapun teknik keabsahan data yang digunakan adalah : (1) kredibilitas, (2) transferabilitas, (3) dependabilitas, dan (4) konfirmabilitas. Penelitian ini menghasilkan temuan, bahwa pelaksanaan peningkatan guru Pendidikan Agama Islam melalui pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP )sudah berjalan efektif apabila didukung oleh (1) akses partisipasi dan keterlibatan pro – aktif semua unsur stakeholders terhadap semua aspek peningkatan mutu guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri di Kabupaten Karanganyar, (2) kesamaan visi dan persepsi stakeholders tentang aspek peningkatan mutu guru maupun keefektifan kinerja MGMP, dan (3) mengembangkan partisipasi stakeholders dalam proses peningkatan mutu. Adapun keefektifan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran juga dapat diwujudkan dalam perlakuan yang diberikan pada siklus pertama dan kedua action research ini meliputi : (1) diadakannya forum sosialisasi keefektifan kinerja MGMP, (2) rapat evaluasi, dan (3) mencari kucuran dana bantuan operasional pembinaan

    PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( Studi Pelaksanaan Rintisan SBI SMA Negeri 1 Boyolali)

    Get PDF
    Fokus umum penelitian ini adalah Pengelolaan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA Negeri 1 Boyolali, yang dirinci menjadi tiga sub fokus yaitu : 1. Bagaimana Karakteristik tata ruang SBI di SMA Negeri 1 Boyolali?, 2. Bagaimana karakteristik sarana prasarana pembelajaran Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ( RSBI ) di SMA Negeri 1 Boyolali?, 3. Bagaimana karakteristik kurikulum RSBI di SMA Negeri 1 Boyolali? Pengelolaan Pendidikan yang diterapkan adalah mengenai tata ruang, sarana prasarana, dan kurikulum Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kulitatif. Metode dalam penelitian ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, fokus penelitian, kehadiran peneliti, data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan keabsahan data. Hasil penelitian terhadap Pengelolaan Rintisan Sekolah bertaraf Internasional SMA Negeri 1 Boyolali ini dapat dilihat dari (1) Tata ruang Sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional meliputi tata ruang kelas , tata ruang terbuka hijau, tata kelola bangunan dan tata kelola limbah, (2) Sarana dan prasarana Rintisan sekolah bertaraf Internasional meliputi perabot peralatan pendidikan, media pendidikan, buku,bahan habis pakai serta peralatan habis pakai yang diperlukan dalam Kegiatan belajar Mengajar,Satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang , ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat ibadah, tempat bermain, tempat berkreasi, ruang / tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar, (3) Kurikulum Kurikulum Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional meliputi Kurikulum KTSP yang telah memenuhi SNP dan X ( OECD) yang ditambah dengan indikator X, maksudnya ditambah atau diperkaya/di-kembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar anggota OECD di atas atau dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi inter-nasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusatpusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya

    Penerapan Konsep Al-‘Urf dalam Pelaksanaan Ta’ziyah

    Get PDF
    One of the legal istinbath methods which must be considered to provide answers to new cases that have emerged in Islamic law is al-'urf. Al-'Urf are customs, habits or traditions that occur repeatedly or continuously in an area or place and are practiced by the wider community so that they become a part of religious life. Principally, al-'urf is divided into two parts, namely al-'urf shahih and al-'urf al-fasid. Al-Ê»Urf Al-Sahih is the custom which is practiced by the community at large, is justified by common sense considerations and has a noble or advantageous impact on life and does not intrude the provisions of the Qur'an and Hadith of Rasulallah saw. Meanwhile, Al-Ê»Urf Al-Fasid is the opposite of al-'urf al-shahih is the custom of the community that cannot be justified by common sense and contradicts the values of the Qur'an and hadith. This paper raises an example of the application of al-'urf in the performance of ta'ziyah. The application of al-'urf in the performance of ta'ziyah is a custom, habit or tradition that is repeatedly carried out by the community. However, none of these practices contradict the values of the Qur'an and Hadith. Therefore, performance of ta'ziyah is justified by the law (sharia). Because everything that contains goodness values is highly recommended to do it. In fact, a good custom, tradition or habit can be considered for the construction of a law

    Design and Implementation of Web-Based Lecture Evaluation System

    Get PDF
    This study aimed to produce a web-based lecture evaluation system in the Post-Graduate Program of IAIN Salatiga. The developed system was called SEVADO (Sistem Evaluasi Perkuliahan Dosen/Evaluation System of the Lecturer’s learning). The method of this research was research and development (R&D). The data collection techniques were documentations, interviews, focus group discussions (FGD), and questionnaires. The research subjects were 10 students during the pilot study and 46 students in the main research. The aspects which was tested includes functionality, usability, reliability, performance and supportability. To test the aspect of reliability and performance, WAPT tools (Web Application Performance Testing) software was applied. The researcher concludes that the web-based lecture evaluation system of the Post-Graduate Program of IAIN Salatiga was feasible. It met the five aspects of system testing: functionality (score 4.2/excellent category), usability (score 4.3/excellent category), supportability (score 4.3/excellent category), performance (97%), and reliability (92%)

    Pembagian Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Dan Hukum Islam

    Get PDF
    Marriage is one of the religious commands that must be done by people who already have the physical and mental abilities to carry it out. In the law state of Indonesia, marriages are regulated by the state regarding the terms and conditions for someone who is going to get married, and both rules are directed at men and women. These rules are contained in Law Number 1 of 1974 and Islamic Law. Therefore, if the marriage does not meet the terms and conditions set, the marriage cannot be carried out. Since marriage is a union between a man and a woman, there will be cooperation, both cooperation in fostering households to achieve harmony and in finding property for survival. Each property obtained by a married couple will become a common property even though in terms of quantity, the one earned by each husband and wife can be different, even the one who earns money is only one of them. However, the marriage between the two makes the property belong together. Although in terms of civil and Islamic law, there are no strict rules regarding shared assets, but because the assets are obtained after marriage, they become shared property. Therefore, if a divorce in the future occurs or one dies, the assets must be divided in half. The rules for the distribution of shared assets do not actually violate the general provisions contained in either positive law or Islamic law
    • …
    corecore