26 research outputs found
Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Alkohol di Desa Bekonang
Industri alkohol skala rumah tangga yang berada di Desa Bekonang Kabupaten Sukoharjo merupakan industri alkohol yang sudah lama ada dan sudah turun temurun dari generasi ke genarasi. Proses produksi alkohol di Desa Bekonang dilakukan dengan cara distilasi dengan bahan baku utama tetes tebu. Air limbah hasil distilasi ini memiliki warna coklat pekat dan berbau sedikit menyengat. Air limbah ini juga memiliki nilai COD, BOD, TSS dan nutrien yang tinggi sehingga perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Oleh karena itu akan direncanakan instalasi pengolahan air limbah untuk mengolah air limbah hasil produksi alkohol di Desa Bekonang. Perencanaan ini dilakukan dengan melakukan pengambilan data primer melalui survey dan uji laboratorium serta data sekunder dengan melakukan tinjauan pustaka. Dari tinjauan pustaka didapat kriteria desain yang kemudian digunakan untuk perhitungan unit pengolahan. Dari hasil perhitungan kemudian dilakukan penggambaran sesuai kaidah gambar teknik. Berdasarkan hasil dari perencanaan, didapat debit air limbah rata-rata sebesar 5,88 m3/hari dan debit air limbah maksimum sebesar 9,408 m3/hari. Air limbah dari masing-masing industri diangkut menuju IPAL dengan menggunakan mobil bak. Teknologi pengolahan yang digunakan adalah saringan, bak ekualisasi, anaerobik baffled reaktor, moving bed bioreactor, dan clarifier. Kualitas air limbah hasil pengolahan didapat sebesar TSS 74 mg/L, COD 193 mg/L, BOD 84 mg/L. Luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan IPAL sebesar 246 m2 dengan total biaya investasi sebesar Rp208.103.096,43
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPRTENSI PADA REMAJA DI DESA BANYUBIRU
Kejadian hipertensi pada remaja Berdasarkan data pengukuran
tekanan darah didapatkan hasil 47,95% dari jumlah penduduk usia remaja akhir
keatas (≥ 18 tahun) dilakukan pengukuran darah. Adapun hasil pengukuran
tekanan darah tinggi pada laki-laki sebanyak 9,58 %, sedangkan pada perempuan
sebanyak 11,48 %, Dan hasil pengukuran tekanan darah tinggi laki-laki dan
perempuan sebesar 10,76%. Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan
risiko hipertensi antara lain karakterisitik individu (usia, jenis kelamin, riwayat
penyakit hipertensi), pola makan (kebiasaan konsumsi lemak, natrium dan
kalium), serta gaya hidup (kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress,
konsumsi kopi, dan juga aktivitas fisik). Salah satu akibat dari konsumsi alkohol
yang berlebihan tersebut adalah terjadinya peningkatan tekanan darah yang
disebut hipertensi. Alkohol merupakan salah satu penyebab hipertensi karena
alkohol memiliki efek yang sama dengan karbondioksida yang dapat
meningkatkan keasaman darah, sehingga dalah menjadi kental dan jantung
dipaksa untuk memompa.
Metode: Penelitian ini termasuk dalam penelitian Kuantitatif. Jenis penelitian
yang digunakan adalah Observasional Analitik. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan cross sectional. Populasi penelitian di wilayah Desa Banyubiru
yaitu sebanyak 9830 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah quota sampling yaitu sebanyak 99 responden. teknik Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan analisis penelitian menggunakan analisis univariat
dan bivariat.
Hasil: Responden hipertensi dan mengkonsumsi alkohol sebanyak 25 (69,4%)
orang , responden tidak hipertensi dan mengkonsumsi alkhol sebanyak 11 (30,6%)
orang. Responden hipertensi dan tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 3 (4,8%)
orang, responden tidak hipertensi dan tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 60
(95,2%) orang. Berdasarkan hasil analisis statistic dengan menggunakan uji chi
square didapatkan nilai p value adalah 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05 maka
dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan alkohol
dengan kejadian hipertensi pada remaja di desa Banyubiru.
Simpulan : Karena nilai p < α maka dinyatakan adanya hubungan antara
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada remaja
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Usaha Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Business profit is the main goal of establishing a company by a group of individuals who run their business. Every year, the owner will set a profit target to be achieved so that management as directors try to optimize all assets owned by the company, both short-term and long-term assets. To achieve profit goals from business activities, the company will try to maintain short-term ratio stability, fast payments, inventory turnover, receivables turnover, DER system and working capital turnover so that every year the company operates well and stably and is relatively stable in the business as it runs. The aim of this research is to analyze the effect of the current ratio, quick ratio, inventory turnover, accounts receivable turnover, DER and partial working capital turnover as well as on the profitability of consumer goods industrial companies listed on the IDX. The basic group includes no less than 73 companies in the consumer goods industry, the sampling method is purposive sampling so that sample includes 37 companies and no less than 111 observations were made. Data analysis techniques are multiple linear regression, classical assumption testing and hypothesis testing. The research results show that the current ratio, debt ratio, inventory turnover, accounts receivable turnover, and DER ratio partially have a positive and significant effect on the profitability (ROA) of consumer goods companies listed on the IDX, while working capital circulation has no significant effect on the company’s profitability. Meanwhile, the current ratio, quick ratio, inventory turnover, receivables turnover, DER ratio and working capital turnover have a significant effect on the ROA of consumer goods companies on the IDX.There is a strong correlation between a company’s current metrics, short-term metrics, inventory turnover, receivables turnover, DER, working capital turnover and ROA. ROA can be explained by the Current ratio, Quick Ratio, Inventory Turnover, Receivables Turnover, DER and Working Capital Turnover. 55,5% the remaining 44.5% can be explained by other variables that have not been tested.
Keywords: Current ratio, Quick Ratio, Inventory Turnover, Receivables Turnover, DER, Working Capital Turnover, RO
Storage Stability of Additive-free Salacca sp. Fruit Leather
We developed additive-free fruit leather made from snake fruit (Salacca sp.), one of the exotic fruits of Madura, Indonesia. Mature snake fruit variety native of Bangkalan Regency was peeled, the seed was discarded, and flesh was blanched for 5 minutes, cooled and then crushed in an electric blender to form a smooth slurry. The slurry was then cooked until thick, spread onto a flat surface, and then dried in an oven at 60°C until dry. Fruit leather with a water content of around 10% was kept in aluminium foil or polypropylene plastic bag at 25 and 35°C for 3 weeks. Every week, fruit leather was examined for tensile strength, water activity, colour (L, a b*values), and titratable acidity. Sensory analysis was performed using ten semi-trained panellists to score hardness, chewiness, sweetness, astringency, aroma, shininess, and cohesiveness. Results indicated that tensile strength apparently increased during storage. Polypropylene bag showed lower water activity and value, but higher titratable acidity of fruit leather. Storage time increased water activity, titratable acidity, but reduced all colour parameters. Higher storage temperature led to higher L and b values. On the contrary, sensory analysis results indicated the limited effect of factors studied. The shininess of fruit leather reduced with the progress of storage, and cohesiveness increased in the first week of storage only, followed by constant reduce towards the storage time. Astringency in snake fruit is a limiting factor. However, snake fruit leather showed moderate level (4.6 out of 9 score) of astringency
Selective Adsorption of Direct Group Anionic Dyes on Layered Double Hydroxide-Chitosan Composites
In this research, the potential of M2+/Al intercalated chitosan has been evaluated and good ability to reduce dyes in an aqueous solution. M2+/Al intercalated chitosan was prepared by anion exchange method and coprecipitation in a nitrogen atmosphere. Selectivity adsorption was studied to maintain the ability of M2+/Al intercalated chitosan for particle size of direct dyes (direct green, direct red, and direct yellow). To evaluate the adsorption process, M2+/Al intercalated chitosan was conducted with kinetic, isotherm, and thermodynamic parameters. The kinetic data fitted well by pseudo-second order and isotherm fitted Langmuir isotherm with qmax obtained 294.11 and 322.58 mg/g for Zn/Al-chitosan and Mg/Al-chitosan, respectively. Copyright © 2023 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0).
Modified Layered Double Hydroxide Mg/M3+ (M3+Â =Â Al and Cr) Using Metal Oxide (Cu) as Adsorbent for Methyl Orange and Methyl Red Dyes
Mg/Cr-layered double hydroxide (Mg/Cr-LDH) and Mg/Al-layered double hydroxide (Mg/Al-LDH) intercalated metal oxide (Mg/Cr-Cu and Mg/Al-Cu) were synthesized by the co-precipitation method which is indicated by the X-ray diffraction (XRD), Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR), and Brunauer Emmett Teller (BET) analysis. Mg/Cr-LDH intercalated metal oxide increased its surface area from 21.5 to 38.9Â m2/g, while the surface area of Mg/Al-LDH from 23.2 to 30.5Â m2/g. The adsorption capacity of Mg/Cr-Cu is 64.156Â mg/g for methyl orange (MO) and 78.740Â mg/g for methyl red (MR), and the adsorption capacity of Mg/Al-Cu is 97.087Â mg/g for MO and 108.696Â mg/g for MR. Equilibrium time on the adsorption process occurred at 90Â minutes with adsorption kinetics followed by pseudo-second-order (PSO). The adsorption isotherm followed the Langmuir isotherm equation. Data of thermodynamic parameters indicate that the adsorption process in this study occurs spontaneously and endothermically. The regeneration results show that Mg/Cr-Cu and Mg/Al-Cu can be used for the 5Â cycles regeneration process of MO and MR adsorption process. Interactions that occur between adsorbents and adsorbate include physical interactions, interactions with the involvement of hydrogen bonds, and electrostatic interactions
USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERDASARKAN HASIL PERHITUNGAN EMISI DAN FISIOLOGI KERJA
Proses produksi di UKM JL membutuhkan input untuk menjadi produk yang
diharapkan. Penggunaan energi akan menghasilkan output yang dapat
berdampak buruk bagi lingkungan jika tidak diperhatikan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi sumber serta besar emisi karbon yang dihasilkan di UKM
JL. Selain itu dilakukan juga identifikasi kelelahan pada pekerja dalam melakukan
aktivitas produksi. Pada penelitian ini, identifikasi dilakukan pada tahap produksi
hingga distribusi produk dari UKM JL.
Penelitian ini menggunakan metode Life Cycle Assesment (LCA). Metode LCA
terdiri dari empat tahap yaitu goal and scope definition, life cycle inventory analysis,
life cycle impact assessment, dan life cycle interpretation. Dalam melaksanakan
penelitian, perlu dilakukan pengambilan data primer maupun sekunder untuk
diolah pada langkah selanjutnya. Sedangkan pada proses produksi, penelitian
fokus pada produksi dompet.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sumber emisi karbon terdapat pada
penggunaan listrik, bahan bakar, dan pernapasan manusia. Listrik digunakan
untuk menjalankan mesin jahit, mesin emboss, dan lampu. Pada penggunaan
bahan bakar digunakan untuk kendaraan baik Honda Vario maupun Daihatsu
Luxio yang digunakan untuk proses pembelian, dan distribusi. Sumber emisi
terakhir ada pada pernapasan manusia saat melakukan aktivitas maupun saat
tidak melakukan aktivitas kerja. Emisi CO
2
yang dihasilkan dari penggunaan listrik
selama satu tahun sebesar 0,201 tonCO
2eq
/tahun. Pada penggunaan bahan bakar
selama satu tahun jika menggunakan Honda Vario menghasilkan emisi sebesar
0,087 tonCO
2eq
/tahun, dan penggunaan Daihatsu Luxio sebesar 0,437
tonCO
2eq
/tahun. Emisi yang dihasilkan dari pernapasan pekerja selama satu tahun
sebesar 0,027 tonCO
2eq
/tahun. Pada proses produksi di UKM JL, pekerja tidak
membutuhkan waktu istirahat tambahan
Perlindungan Hukum Perusahaan Asing Yang Dipailitkan (Analisis Yuridis Terhadap Putusan Nomor : 64/Pkpu/2012/Pn.Niaga. Jkt.Pst Dan 44 Pk/Pdt.Sus-Pailit/2016/Pn.Niaga.Jkt.Pst)
Dalam skripsi ini peneliti membahas tentang pengaturan yang ada dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Tentang syarat dinyatakan Pailit yang dalam hal ini harus memiliki syarat utang dan harus memiliki Kreditor lebih dari satu, akan tetapi dalam hal ini ada kekosongan Hukum antara Pengaturannya tidaklah memiliki Kreditor yang lebih dari satu.
Kemudian pasal ini sudah sangatlah jelas memiliki penjaminan dari Pemerintah untuk Penanam modal Asing Acrossasia Limited ini dan seharusnya sebelum diselesaikan dalam ranah pailit Hakim memiliki wawasan yang luas dan melakukan Introduction to Analysis Economic of Law, artinya pengenalan analisis ekonomi hukum dalam ranah usaha. Hal ini dilakukan karena Perusahaan ini memiliki Badan Asing di Cayman Island Hongkong dengan tujuan untuk memperdamaikan Peusahaan Asing Acrossasia Limited dengan PT. First media Tbk, agar perusahaan Asing tersebut dapat Reorganisasi Perusahaan : atau Fresh Start (maksudnya membuka awal yang baru dari Perusahaan Acrossasia Limited) Perusahaan dengan cara memberikan kesempatan kepada perusahaan lain agar dapat mengelola Perusahaan Asing Acrossasia Limited ini dari awal dengan cara membuat dan membentuk (format) komponen Perusahaan Asing Acrossasia Limited ini menjadi atau memiliki keadaan yang baru dalam Perusahaan, dengan tujuan Perusahaan Asing Acrossasia Limited ini dapat bangkit kembali.
Kemudian Perlindungan hukum Perusahaan Asing Acrossasia ini lebih diterapkan. Karena pada tahap inilah nasib debitor pailit ditentukan. Apakah dia dihabisi, dalam arti hartanya dibagi sampai menutupi utang-utangnya atau debitor masih bernafas dengan diterimanya suatu rencana perdamaian atau restrukturisasi utang. Maka dalam hal ini hakim harus memilah-milah pasal terlih dahulu karena dari ketentuan Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang bahwa : “permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksut pasal 2 ayat 1 telah terpenuhi
PERLINDUNGAN HUKUM PERUSAHAAN ASING YANG DI PAILITKAN ( Analisis Yuridis Terhadap Putusan Nomor : 64/PKPU/2012/PN.NIAGA. Jkt.Pst dan 44 PK/Pdt.Sus-Pailit/2016/PN.NIAGA.Jkt.Pst)
Luckysa Alfan Wijaya, Dr. Budi Santoso, S.H., LL.M.; Ranitya Ganindha, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Email: [email protected] ABSTRAK Kepailitan seringkali di lakukan untuk memutuskan suatu perkara pailit Perusahaan yang memiliki utang sudah telah jatuh tempo, akan tetapi dalam hal ini Perusahaan Asing Acrossasia Limited yang memiliki Badan Hukum Asing di Cayman Island di Negara Hongkong yang mempunyai cabang Perusahaan di Indonesia telah memiliki utang kepada PT. First Media Tbk sejumlah USD 47,713,115 or equivalent to Rp. 464.725.740.100,00-. This thesis raises the issue of decision of Commercial Court Judge in Decision Number (Number: 64 / PKPU / 2012 / PN.NIAGA.Jkt.Pst and 44 PK / Pdt.Sus-Bankrupt / 2016 / PN.NIAGA.Jkt.Pst). Because in this case the Judgment of the Central Jakarta Commercial Court Judge has decided the bankruptcy of the foreign company Acrossasia Limited does not do insolvency first, it just decided bankrupt first new menginsolvensi. In this case, the Judge decided to go bankrupt Foreign Company Acrossasia Limited with one single creditor namely PT. First Media Tbk. So as to result in a legal vacuum that could harm either party in a bankruptcy of a Company. Therefore, how the Legal Protection of the Foreign Company can be bankrupt does not insolvency to the company first. Keywords: Companies that Issued, Law Number 37 Year 2004.