17 research outputs found
Dampak Pendekatan Matriks Enam Sel untuk Meningkatkan Kemampuan Pembuktian Calon Guru Matematika
Matriks enam sel merupakan kerangka dalam memahami struktur logika dari pernyataan matematika berkuantor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak penggunaan matriks enam sel dalam meningkatkan kemampuan pembuktian pernyataan berkuantor calon guru matematika. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan pre-test dan post-test pada satu kelompok tidak acak. Sampel penelitian ini adalah 35 calon guru matematika. Pengumpulan data pre-test dan post-test menggunakan soal tes yang terdiri dari enam pernyataan matematika berkuantor. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan uji Wilcoxon signed ranks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan matriks enam sel dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan pembuktian pernyataan berkuantor calon guru matematika. Secara khusus, kemampuan pembuktian calon guru matematika meningkat secara signifikan pada pernyataan berkuantor eksistensial
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN UNPACKING DAN KONSTRUKSI NEGASI PERNYATAAN MATEMATIKA
Kemampuan unpacking dan konstruksi negasi dari pernyataan matematika merupakan hal penting dalam pemahaman mengenai pernyataan matematika, pembuktian bahkan memahami konsep matematika dibaliknya. Kemampuan unpacking diasumsikan berhubungan dengan kemampuan konstruksi negasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kemampuan unpacking dan konstruksi negasi dari pernyataan matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey terhadap 35 calon guru matematika. Penelitian ini menggunakan tes yang memuat delapan pernyataan yang diminta untuk di-unpacking dan dikonstruksi negasinya. Data hasil tes dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif menggunakan rata-rata, maksimum, minimum dan standar deviasi. Statistik inferensial menggunakan korelasi product-moment. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kemampuan unpacking calon guru matematika berada pada kategori sedang dan kemampuan konstruksi negasi pada kategori sedang. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara kemampuan unpacking dengan kemampuan konstruksi negasi pernyataan matematika. Temuan penelitian mengimplikasikan pentingnya mengembangkan proses dimana calon guru matematika didorong untuk melakukan evaluasi mengenai pernyataan matematika.AbstractThe ability to unpack and construct the negation of mathematical statements is important in understanding mathematical statements, proving and even understanding the mathematical concepts behind them. The unpacking ability is assumed to be related to the negation construction capability. This study aims to examine the relationship between unpacking abilities and the negation construction of mathematical statements. This research is a quantitative study with a survey method of 35 pre-service mathematics teachers. This study uses a test that contains eight statements which are asked to be unpacked and constructed for negation. Data were analyzed quantitatively using descriptive and inferential statistics. Descriptive statistics use mean, maximum, minimum and standard deviation. Inferential statistics use product-moment correlation. The results showed the level of unpacking ability of prospective mathematics teachers was in the medium category and the negation construction ability was in the medium category. The results also showed that there was no significant relationship between unpacking ability and the negation construction ability of mathematical statements. The research findings imply the importance of developing a process by which pre-service mathematics teachers are encouraged to evaluate mathematics statements
Investigasi Penggunaan Buku Teks Singapura Pada Pembelajaran Matematika
Textbooks have a strong influence on curriculum development, learning approaches, activities and even assessments of learning mathematics. The aim of the research is to describe the use of mathematics textbooks based on the Singapore curriculum in mathematics learning. This research is a qualitative research with a case study method. The participant is an elementary school teacher at a school in Tangerang. Data collection was carried out by observation using an observation guide. Data analysis was carried out descriptively using coding. Coding uses Nicol and Crespo's framework regarding the model of using textbooks in mathematics learning, namely adhering, elaboration, and creating and is seen based on the role played by the teacher in the learning process. The results of the study show that the level of teacher use of books is in the adhering category for each teacher's role in using textbooks.Textbooks have a strong influence on curriculum development, learning approaches, activities and even assessments of learning mathematics. The aim of the research is to describe the use of mathematics textbooks based on the Singapore curriculum in mathematics learning. This research is a qualitative research with a case study method. The participant is an elementary school teacher at a school in Tangerang. Data collection was carried out by observation using an observation guide. Data analysis was carried out descriptively using coding. Coding uses Nicol and Crespo's framework regarding the model of using textbooks in mathematics learning, namely adhering, elaboration, and creating and is seen based on the role played by the teacher in the learning process. The results of the study show that the level of teacher use of books is in the adhering category for each teacher's role in using textbooks
The relationship between pre-service elementary school mathematics teachers’ beliefs about epistemology of mathematics, teaching and learning, and mathematics assessment
This study aims to examine the relationship between epistemological beliefs, teaching-learning beliefs and assessment beliefs in mathematics education. This research is a quantitative study with a correlational study. Data collection using the survey method with a cross-sectional design. The participants were 71 pre-service elementary school , mathematics teachers. The data on beliefs were collected through means of a questionnaire. The data collected from the questionnaire were then analyzed quantitatively through descriptive and inferential statistics. Descriptive statistics utilizes the mean value, maximum value, and standard deviation values. Inferential statistics use the product-moment correlation as well as path analysis. The research results show that there is a positive and significant correlation between static and dynamic beliefs on epistemology of mathematics, and the constructivist beliefs on mathematics teaching and learning, with the productive beliefs on mathematics assessment. In addition, there is seen to be a functional influence between both epistimological beliefs (both static and dynamic), as well as beliefs on teaching and learning (constructivist) and beliefs about mathematic assessment (productive). The results of this research signify the importance of considering one’s beliefs about the epistemology of mathematics and mathematics teaching and learning when constructing their beliefs regarding mathematics assessment
PENGEMBANGAN DESAIN DIDAKTIS PERTIDAKSAMAAN KUADRAT PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS
Rendahnya kemampuan matematis siswa disebabkan hambatan (obstacles) yang dihadapi dalam pembelajaran matematika khususnya materi pertidaksamaan kuadrat. Hambatan yang dialami siswa bersumber dari perkembangan siswa (ontological obstacles), didactical obstacles yaitu hambatan akibat pilihan pendekatan guru dan epistemological obstacles. Hambatan ini dapat terjadi karena desain didaktis yang digunakan guru adalah bahan siap saji tanpa proses analisis terlebih dahulu. Untuk itu penting untuk menyusun suatu desain didaktis yang mempertimbangkan hambatan belajar, learning trajectories. Selain itu, desain didaktis juga dapat disusun berdasarkan Theory of Didactical Situation. Menurut teori ini, desain didaktis disusun dalam suatu situasi sehingga terjadi proses interaksi siswa dengan milieu dimana dalam proses inilah siswa membentuk pengetahuannya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan belajar dan menyusun desain didaktis pertidaksamaan kuadrat. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan desain penelitian yaitu Didactical Design Research (DDR). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Trinitas Bandung pada kelas X dan kelas XI. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: (1) hambatan belajar yang dialami oleh siswa seperti generalisasi persamaan ke pertidaksamaan (epistemological obstacles), keterbatasan berpikir pada aritmatic thinking (ontogenical obstacles), pemaknaan hanya sebatas prosedural dan tidak beragamnya pendekatan dalam pembelajaran (didactical obstacles); (2) situasi didaktis yang disusun adalah permasalahan kontekstual yang disusun secara berkelanjutan dari desain didaktis-1 sampai desain didaktis-5; (3) hambatan belajar yang muncul setelah implementasi adalah generalisasi metode grafik ke metode garis bilangan, generalisasi persamaan ke pertidaksamaan, kecenderungan hanya menggunakan satu pendekatan (epistemological obstacles), tidak ada penekanan akan makna dan penggunaan simbol pertidaksamaan (didactical obstacles); (4) desain didaktis revisi berupa perbaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Epistemological Obstacles on The Quadratic Inequality
Students often experience difficulties and errors in solving quadratic inequality problems. These difficulties and errors are not only caused by students’ ignorance or misconceptions, but also caused by epistemological obstacles. This study aimed to determine the epistemological obstacles faced by the junior high school students in quadratic inequality. This research was a qualitative research that involved 105 ninth-grade students at one of the junior high schools in Bandung, Indonesia. The data were collected through open-ended tasks and task-based interviews. The data were analyzed using the inductive coding process to classify students’ errors.  The descriptive analysis was carried out to reveal students’ ways of understanding and ways of thinking behind each error to be compared with historical analysis. Based on the description of ways of understanding and ways of thinking and comparison with this historical phenomenon, the epistemological obstacles had be confirmed. The results showed that there were epistemological obstacles in quadratic inequalities. The epistemological obstacles consisted of students' quadratic equation knowledge acts and students' arithmetic knowledge acts. However, no epistemological obstacles were found in the development history of quadratic inequality. Students' epistemological obstacles were parallel to the historical phenomena of quadratic inequality.Â
Keyakinan Epistemologis dan Belajar-Mengajar Matematika Calon Guru Matematika Sekolah Dasar
Keyakinan epistemologis guru terhadap matematika akan mempengaruhi keyakinannya dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keyakinan epistemologis, keyakinan belajar-mengajar matematika serta hubungan keduanya pada calon guru matematika sekolah dasar. Kami menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan survei, yang dilakukan kepada 71 orang mahasiswa calon guru sekolah dasar. Hasil penelitian dipaparkan menjadi dua bagian. Hasil pada bagian pertama yaitu deskripsi keyakinan epistemologis akan matematika dan keyakinan akan belajar- mengajar matematika dari calon guru sekolah dasar, menunjukkan bahwa calon guru sekolah dasar lebih cenderung menyakinan matematika adalah pengetahuan statis. Hasil bagian kedua yaitu analisis korelasi antar keyakinan epistemologis akan matematika dengan keyakinan akan belajar-mengajar matematika, menunjukkan bahwa calon guru sekolah dasar cenderung memegang kedua keyakinan epistemologi statis dan dinamis akan matematika. Penelitian ini memberikan implikasi praktis dalam pendidikan, khususnya pendidikan guru sekolah dasar. Temuan ini mengimplikasikan bahwa untuk mengubah praktik belajar-mengajar matematika, harus dimulai dengan menguji ataupun mengubah keyakinan calon guru sekolah dasar mengenai epistemologi matematika
Swafoto Kelompok Sebagai Task Design Permutasi pada Pembelajaran Jarak Jauh
Task design atau desain tugas merupakan komponen penting dalam mendorong terjadinya proses belajar matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun task design pembelajaran topik permutasi. Penelitian ini melibatkan 80 siswa Sekolah Menengah Atas di Ngabang, Kalimantan Barat pada tanggal 1 Januari sampai 5 Maret 2021. Penelitian ini menggunakan metodologi didactic engineering yang terdiri dari empat tahap yaitu 1) preliminary analysis, (2) design and a priori analysis, (3) implementation, observation, and data collection, dan (4) a posteriori analysis. Task design disusun dengan menggunakan kerangka Teori Situasi Didaktis. Pada setiap tahap, khususnya tahap keempat, data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk materi permutasi dapat dibuat task design berupa swafoto kelompok. Swafoto kelompok merupakan fundamental situation dalam task design yang dikonstruksi dengan kerangka Teori Situasi Didaktis dan sesuai dengan konteks siswa. Task design ini juga mampu mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuannya melalui permasalahan swafoto kelompok. Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, pada masa pandemi ini, swafoto kelompok merupakan bentuk task design yang kontekstual dan mendorong siswa terlibat aktif karena sifatnya personal. Hasil penelitian ini juga menunjukkan potensi dan penggunaan Teori Situasi Didaktis sebagai kerangka task design pada topik permutasi di Sekolah Menengah Atas
PENERAPAN SISTEM AMONG SEBAGAI IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN DARING [IMPLEMENTING THE AMONG SYSTEM TO FOSTER INDEPENDENT LEARNING AND INCREASE STUDENT LEARNING ACTIVENESS DURING ONLINE LEARNING]
Student learning activeness is very important in the learning process. However, student learning activeness remains a problem at many schools. Students observed by researchers during the field practice programme had low activeness. Based on the results of the total percentage of student learning activeness observation sheets, 37% of the group belongs in the less active category. Students' learning activeness is influenced by the approach used by the teacher during the learning process. As an implementation of the independent learning concept, the Among learning approach provides freedom and space for students to be actively involved. The freedom concept certainly does not deviate from the correct understanding of a Christian perspective, which is freedom under the authority of God. Therefore, to overcome this problem, the researcher applied the Among system. The purpose of this paper is to determine the activeness of student learning in online informatics learning using the Among system. This research is descriptive qualitative research. The results showed that the students' learning activeness having implemented the Among system had increased. The researcher suggests that teachers need to first identify students’ existent situations and conditions before implementing the Among system due to its non-suitability in any context.
BAHASA INDONESIA ABSTRACT:Â Keaktifan belajar siswa merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Namun, keaktifan belajar siswa masih menjadi sebuah permasalahan di sekolah. Siswa yang diobservasi oleh peneliti saat menjalani program praktek lapangan memiliki keaktifan yang rendah. Berdasarkan hasil total persentase lembar observasi keaktifan belajar siswa yaitu sebesar 37% tergolong pada kategori kurang aktif. Pada dasarnya sikap keaktifan belajar siswa dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dengan sistem among memberikan kebebasan maupun ruang bagi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Kebebasan yang ada tentunya tidak menyimpang dari pemahaman yang benar menurut perspektif Kristen, yaitu kebebasan yang tetap berada di bawah otoritas Allah. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan ini peneliti menerapkan sistem among. Tujuan penulisan paper ini yaitu untuk mengetahui keaktifan belajar siswa pada pembelajaran informatika yang dilakukan secara daring dengan menggunakan sistem among. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa setelah penerapan sistem among mengalami peningkatan. Saran yang diberikan oleh peneliti sebelum menerapkan sistem among guru perlu terlebih dahulu mengidentifikasi situasi dan kondisi yang ada pada siswa. Sebab tidak semua permasalahan yang ada di dalam kelas dapat terselesaikan dengan menerapkan sistem among