52 research outputs found
PEMODELAN PENYEBARAN AIR LINDI UNTUK PENGELOLAAN TEMPAT PENIMBUNAN SAMPAH SEMENTARA DI TAMBAKBOYO, SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA
Tempat Penimbunan Sampah (TPS) Sementara Tambakboyo terletak di Kelurahan Condongcatur, Kecamatan
Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sekitar dilokasi penelitian jumlah
penduduknya sangat banyak. Airtanah bebas dilokasi penelitian dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk
berbagai macam keperluan, seperti untuk dikonsumsi. TPS tersebut menimbulkan resiko lingkungan berupa
adanya penyebaran air lindi. Air lindi merupakan air yang dihasilkan dari pemaparan (drains water) air hujan
pada tempat penimbunan sampah, sehingga rembesan air tersebut dapat mencemari lapisan akuifer yang ada
di bawahnya. Akibat proses penyebaran tersebut, air lindi dapat menyebar dalam akuifer dan menjangkau
daerah yang lebih luas. Jenis akuifer di lokasi penelitian adalah akuifer bebas. Pemodelan penyebaran air
digunakan untuk memprediksi penyebaran air lindi di dalam air tanah bebas di sekitar lokasi penelitian. Hasil
dari pemodelan air lindi ini selanjutnya dipakai sebagai dasar pengelolaan tempat penimbunan sampah
sementara di daerah Tambakboyo
Kata Kunci : TPS, Air Lindi, Pemodelan, Akuif
PREDIKSI CURAH HUJAN MENGGUNAKAN METODE THOMAS FIERING MODIFIKASI MODEL WILSON-HILFERTY TRANSFORMATION DAN METODE GUMBELL UNTUK SISTEM PENYALIRAN TAMBANG
Peniltian dilakukan di tambang batugamping Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakata. Nilai curah hujan yang akan terjadi tidak dapat ditentukan secara pasti dan tepat, akan tetapi dapat diperkirakan atau diprediksi. Dalam pengolahan data curah hujan terdapat berbagai macam metode yang digunakan, diantaranya adalah Metode Gumbell dan Metode Thomas Fiering. Tujuan dari penyusunan ini adalah untuk membandingkan hasil prediksi data curah hujan menggunakan Metode Thomas Fiering Modifikasi Model Wilson-Hilferty Transformation dan Metode Gumbell untuk selanjutnya menjadi acuan dalam pengolahan data desain saluran terbuka pada lokasi penelitian. Data yang digunakan selama sepuluh tahun (2011-2020), berasal dari data curah hujan milik Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul. Dari hasil penelitian didapat nilai curah hujan hasil prediksi Thomas Fiering Modifikasi Model Wilson-Hilferty Transformation sebesar 105 mm/hari sedangkan nilai curah hujan berdasarkan Distribusi Gumbell sebesar 111 mm/hari. Dari hasil perhitungan tersebut digunakan menjadi acuan dalam merancang sistem penyaliran tambang
Kajian Teknis Operasi Peledakan untuk Meningkatkan Nilai Perolehan Hasil Peledakan di Tambang Batubara Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur
Pada kegiatan penamabangan ,peledakan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembongkaran material.Ukuran keberhasilan peledakan dapat dilihat dari ketercapain target produksi, effisiensi bahan peledak, fragmentasi yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap
lingkungan. Selama penelitian diperoleh hasil bahwa perolehan hasil peledakan sebesar 89,87%
sedangkan target perolehan sebesar 95%. Powder factor yang diterapkan sebesar ≤ 0,28 kg/m3 dan tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Dilihat dari segi fragmentasi yang dihasilkan peledakan dapat dikatakan
berhasil yaitu dengan bongkah (>100 cm) yang dihasilkan sebesar 12,35 % (< 15 %).
Ketidaktercapainya target perolehan hasil peledakan dipengaruhi oleh kedalaman pemboran yang
diterapkan dan fragmentasi hasil peledakan yang dihasilkan. Dimana untuk kedalaman pemboran lebih
dari 8,5 m maka nilai perolehan yang dihasilkan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan kedalaman
kurang dari 8,5 m. Di samping itu, nilai perolehan akan menurun apabila jumlah bongkah hasil peledakan
semakin besar, dan nilai perolehan akan tinggi apabila bongkah yang dihasilkan dari kegiatan peledakan
sedikit.
In mining operations, blasting is one method that can be used for demolition materials. Measures of
success can be seen blasting from achievement of production targets, efficiency of explosives, the
resulting fragmentation and its impact on the environment. During the study obtained results
that detonation proceeds amounting to 89.87%. While blasting recovery are 95%. Powderfactor is
applied for ≤ 0.28 kg/m3 and not exceed established limits. In terms of fragmentation of the
resulting detonation can be said to succeed is by boulders (> 100 cm) generated by 12.35% (<15%).
Blasting recovery are influenced by the depth of drill hole is applied and the fragmentation
of the blasting. Where drill hole to a depth of more than 8.5 m then the value of the resulting gains will be
smaller when compared with a depth of less than 8.5 m. In addition, the acquisition value will decline if the
amount of blasting the larger chunks, and the acquisition will be high if the boulders resulting from blasting
activities slightly
PENDUGAAN BIJIH BESI DENGAN GEOLISTRIK RESISTIVITY-2D DAN GEOMAGNET DI DAERAH SEBAYUR, DESA MAROKTUAH, KEC. SINGKEP BARAT KABUPATEN LINGGA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU
Dalam rangka penelitian tentang potensi bijih besi yang terdapat di daerah Sebayur, Desa Maroktuah, Kecamatan Singkep
Barat, Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau ingin diketahui ketebalan dan penyebaran dari bijih besi yang terdapat di daerah
tersebut. Untuk itu akan dicari lapisan di bawah permukaan tanah yang mempunyai resistivitas yang sama dengan singkapan bijih
besi, maka dipilih metode untuk pendugaan bijih besi tersebut dengan memperkirakan kedalaman lapisan termasuk sifat-sifat
kemagnetan batuan sehubungan dengan batuan tersebut. Salah satu pilihannya adalah metode Geolistrik (resistivity mapping).untuk
mendeteksi bentuk endapan secara 2 dimensi (2-D) dan metode geomagnet untuk mendeteksi batu yang mengandung bijih besi
yang ditunjukkan dengan adanya anomaly geomagnet positif (U) dan negatif (S). Kolaborasi metode geofisika ini sangat efektif,
untuk mengetahui gambaran keadaan permukaan bawah tanah.
Kata Kunci : bijih besi, resistivity mapping, anomali geomagne
MULTI CRITERION PRIORITY ON KRIGING OF GOLD RESOURCES PREDICTION
This paper describes of three things. First, the Kriging estimation on gold grade which is distributed in the vein. The empirical variogram method based on Matheron classical and robust of Cressie-Hawkins. The two empirical fitting on variogram theory of spherical and exponential equations of weighted least squares and ordinary least squares used. The predictions of six sizes block-Kriging respectively, 15×15, 25×25, 35×35, 50×50, 75×75 and 100×100 based on four variographic models. Second, determine the priority of 24 prediction combinations based on TOPSIS method. Finally, the multiple criterion decision making method namely, 15×15 block Kriging based on a robust empirical variogram of exponential weighted least squares model represents as the best result
Pemanfaatan Pit Lake Sebagai Program Pasca Tambang
Pit lake merupakan akhir dari suatu kegiatan pertambangan. seperti danau alami, pit lake juga menampilkan keberagaman yang sangat besar. Saat meninjau pit lake yang akan digunakan sebagai program pascatambang, diperlukan dipertimbangan dari berbagai aspek terkait seperti perencanaan pascatambang, efek penurunan permukaan tambang dan kualitas air. Pada saat tambang tidak beroperasional, diperlukan studi teknis terperinci tentang berbagai aspek badan air yang dibuat dengan mempertimbangkan morfometri, geologi, hidrologi, kualitas air (geo-kimia), laju pengisian, dan biologi. Setelah pascatambang Pit lake dapat dimanfaatkan sebgai tempat wisata air, perikanan, persedian air, habitat satwa liar dan pembangkit listrik tenaga air. Pengelolaan dan pengembangan pit lake diperlukan sebagai penunjang program pascatambang bagi perusahaan sehingga dapat bermanfaat juga bagi masyarakat setelah berakhirnya kegiatan pertambangan
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS KERENTANAN AIRTANAH DENGAN METODE SVV DAN DRASTIC BERDASAR LITERATUR
Kegiatan penambangan material sirtu memberikan dampak positif dan negatif, dampak positifnya adalah bahan galian yang diambil dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam membangun infrastruktur dan sarana prasarana. Dampak negatif dari kegiatan pertambangan material sirtu adalah terjadinya perubahan tata guna lahan yang mempengaruhi potensi resapan air dan berdampak pada ketersediaan air tanah baik secara kuantitas maupun kualitas. Analisis kerentanan air tanah dilakukan sebagai upaya awal dalam menanggulangi penurunan potensi air tanah yang berpengaruh terhadap penurunan muka air tanah (groundwater level), debit air tanah, penurunan permukaan tanah (surface/land subsidence), dan kualitas air tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hasil analisis kerentanan air tanah akibat kegiatan penambangan dengan menggunakan metode SVV dan DRASTIC. Kedua metode ini digunakan sebagai metode pembobotan dan penilaian. Metode DRASTIC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:, curah hujan, , media tanah, konduktivitas hidraulik, kedalaman muka air tanah, topografi (lereng), dan media akuifer, sedangkan metode SVV dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: ketebalan dari zona tidak jenuh air, nilai recharge atau perkolasi, dan tipe material zona tidak jenuh air. Kedua metode ini diharapkan dapat mengetahui tingkat kerentanan air tanah erosi yang terjadi di daerah penelitian
Implementasi Sistem Manajemen Hot Work ke dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
The Occupational Safety and Health Management System (SMK3) is part of the company's management system in general which aims to control risks associated with work activities in order to create a safe, efficient and productive work environment. PP RI Number 50 of 2012 issued regulations regarding the Implementation of the Occupational Safety and Health Regulatory System, and Article 5 of the Law requires every company to implement SPK3 in their company, especially for companies that employ a minimum of 100 (one hundred) workers/laborers or have a high level of potential hazard. Hot work Permit System is a system of written permission to do work that generates heat sources. This study aims to determine the implementation of SMK3 with hot work system management as fire and explosion prevention at PT. XYZ, Indramayu. It is recommended for companies to strengthen the application of safety culture by implementing a hot work permit system, organizing training for welding workers, and conducting socialization regarding standard operating procedures (SOP) in work behavior for all workers
KAJIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN PENAMBANGAN BATUGAMPING UP PARNO, GUNUNGKIDUL, DIY
Unit Pertambangan (UP) Parno merupakan perusahaan tambang perseorangan yang bergerak di bidang penambangan batugamping yang terletak di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi bahaya pada kegiatan penambangan, melakukan penilaian potensi risiko pada tahapan penambangan, dan melakukan upaya pencegahan risiko agar kecelakaan kerja pada tahap penambangan dapat dihindarkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu melakukan studi literatur, penyelidikan lapangan, pengambilan data primer dan sekunder, dan pengolahan data. Identifikasi risiko dilaksanakan guna menganalisis dampak yang dapat ditimbulkan dan bagaimana cara mencegah hal tersebut agar tidak terjadi kecelakan kerja. Setelah dilakukan identifikasi risiko, semua langkah kerja yang terdapat di UP Parno dinilai tingkat bahayanya. Dari hasil penilaian potensi risiko didapatkan tingkat risiko pada tahap pembongkaran sebesar 58,33% risiko rendah, 41,67% risiko sedang. Pada tahap pemuatan didapatkan nilai tingkat risiko sebesar 70,59% risiko rendah, dan 29,41% risiko sedang. Pada tahap pengangkutan didapatkan nilai sebesar 55,54% risiko rendah, 27,27% risiko sedang, 9,09% risiko tinggi, dan 9,09% risiko ekstrim. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperlukan adanya evaluasi program keselamatan dan kesehatan kerja lebih detail agar pekerja dapat melaksanakan kerja sesuai dengan SOP yang benar, dan dapat meminimalisir akan terjadinya kecelakan kerja dan sakit akibat kerja
- …