Kajian Teknis Operasi Peledakan untuk Meningkatkan Nilai Perolehan Hasil Peledakan di Tambang Batubara Kab. Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur

Abstract

Pada kegiatan penamabangan ,peledakan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk pembongkaran material.Ukuran keberhasilan peledakan dapat dilihat dari ketercapain target produksi, effisiensi bahan peledak, fragmentasi yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan. Selama penelitian diperoleh hasil bahwa perolehan hasil peledakan sebesar 89,87% sedangkan target perolehan sebesar 95%. Powder factor yang diterapkan sebesar ≤ 0,28 kg/m3 dan tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dilihat dari segi fragmentasi yang dihasilkan peledakan dapat dikatakan berhasil yaitu dengan bongkah (>100 cm) yang dihasilkan sebesar 12,35 % (< 15 %). Ketidaktercapainya target perolehan hasil peledakan dipengaruhi oleh kedalaman pemboran yang diterapkan dan fragmentasi hasil peledakan yang dihasilkan. Dimana untuk kedalaman pemboran lebih dari 8,5 m maka nilai perolehan yang dihasilkan akan lebih kecil bila dibandingkan dengan kedalaman kurang dari 8,5 m. Di samping itu, nilai perolehan akan menurun apabila jumlah bongkah hasil peledakan semakin besar, dan nilai perolehan akan tinggi apabila bongkah yang dihasilkan dari kegiatan peledakan sedikit. In mining operations, blasting is one method that can be used for demolition materials. Measures of success can be seen blasting from achievement of production targets, efficiency of explosives, the resulting fragmentation and its impact on the environment. During the study obtained results that detonation proceeds amounting to 89.87%. While blasting recovery are 95%. Powderfactor is applied for ≤ 0.28 kg/m3 and not exceed established limits. In terms of fragmentation of the resulting detonation can be said to succeed is by boulders (> 100 cm) generated by 12.35% (<15%). Blasting recovery are influenced by the depth of drill hole is applied and the fragmentation of the blasting. Where drill hole to a depth of more than 8.5 m then the value of the resulting gains will be smaller when compared with a depth of less than 8.5 m. In addition, the acquisition value will decline if the amount of blasting the larger chunks, and the acquisition will be high if the boulders resulting from blasting activities slightly

    Similar works