28 research outputs found

    Pengembangan Potensi Desa Nusa Sebagai Kawasan Destinasi Wisata Terpadu Berbasis Mobile Android

    Get PDF
    Nusa Village's local potential continues to be realized into various tourist attractions with the primary goal of improving the community's economy and maintaining environmental sustainability. Processing goods made from organic waste, culinary tours, homestays, and beautiful scenery with village nuances are some of the potentials in the village of Nusa. Many things can be grown in Nusa village; it is appropriate to promote and serve as an integrated tourist destination. The goal of this research is to use information technology to increase the potential of Nusa Village as an integrated tourist destination area. One application of information technology is the use of Geographic Information System (GIS) and Android mobile devices. Looking at the potential condition of the Nusa Tourism Village, it is a form of community empowerment that prioritizes sustainable development goals in order to increase people's income. Based on the potential of Nusa Village, it should be used as an integrated tourist destination area in Aceh Besar, so it is necessary to have supporting facilities, provide information to tourists, create a form of promotional media, and also a marketplace to sell handicrafts, so that it has a place to sell works. It is hoped that the development of this application will help to increase people's income in the aftermath of COVID-19. This research yields an android-based application, which will be used by the village of Nusa to map the location of tourism potential, and then by the women's group Nusa Creation Community (NCC), which creates handicrafts. They can be sold by the craftsmen through this marketplace system. This application provides tourists with information so that they can easily visit all destinations, and tourists can use it to buy handicrafts in a system

    Sistem Penerapan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM) dalam Mendukung Keputusan untuk Menentukan Lulusan Terbaik pada Sekolah Tinggi Teknik Poliprofesi Medan

    Full text link
    Proses dalam menetapkan calon Kelulusan terbaik pada Sekolah Tinggi Teknik Poliprofesi Medan bukanlah hal yang mudah terlebih dengan mempertimbangkan beberapa alternatif dan kriteria pada suatu situasi yang bersifat samar (Fuzzy), maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk Sistem Pendukung Keputusan adalah dengan menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM). Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu untuk menentukan calon lulus terbaik dengan latar belakang yang beraneka ragam antara lain berdasarkan nilai indeks prestasi (IPK), Lama Studi semester berjalan, Lama penyelesaian Tugas Akhir (TA) dan nilai Tugas Akhir (TA) dimana masing-masing memiliki kriteria yang bobotnya berbeda, hal ini tentunya akan mempersulit pengambilan keputusan untuk menentukan lulusan terbaik yang efektif sehingga penilaian kelulusan terbaik tersebut tepat sasaran, serta proses untuk melakukan seleksi perangkingan dapat dengan mudah dan cepat disertai dengan data yang akurat ada di sekolah tinggi tersebut

    Analisis Peranan Terminal baru Kartasura Terhadap Munculnya Zona-zona tunggu Pengguna Jasa Transportasi Angkutan Umum Kecamatan Kartasura

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Terminal Kartasura dan 10 zona tunggu pengguna jasa transportasi angkutan umum di sekitar terminal Kartasura. Kesepuluh zona tunggu tersebut diantaranya zona tunggu Ngabeyan, perempatan Kartasura, depan terminal lama, barat tugu, timur tugu, pertigaan arah Yogyakarta dan Sukoharjo, warna-warni, yang terdapat di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan : (1) mengetahui pelayanan yang diberikan terminal baru Kartasura terhadap para pengguna jasa transportasi angkutan umum; (2) mengetahui motif yang mendasari pengguna jasa transportasi angkutan umum lebih memilih menunggu angkutan umum di zona-zona tunggu tertentu di luar terminal baru Kartasura; (3) mengetahui factor daya dukung lingkungan dan factor ekonomi pengguna jasa transportasi angkutanumum pada tiap-tiap zona tunggu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian survai dengan mengadakan wawancara menggunakan daftar pertanyaan. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode Accidentil Sampling, karena jumlah responden yang menunggu angkutan umum pada zona-zona tertentu tidak diketahui secara pasti jumlahnya. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi, tabel silang, dan analisa deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi Karakteristik responden yaitu pengguna jasa transportasi angkutan umum, pendapatan responden, orientasi pengguna jasa angkutan umum menunggu angkutan umum di zona-zona tunggu tertentu, mata pencaharian responden. Data sekunder berupa data monografi dari BPS Kecamatan Kartasura Dalam Angka Tahun 2004, data dari DLLAJ Kabupaten Sukoharjo, data kondisi fisik terminal Kartasura dari kantor terminal Katasura, data AMDAL pembangunan terminal Kartasura dan studi mengenai daerah strategis dan potensial di Kecamatan Kartasura dari BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo, master plan pembangunan terminal Kartasura dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Pelayanan yang diberikan terminal Kartasura kepada pengguna jasa transportasi angkutan umum masih rendah; (2) Motif yang mempengaruhi pengguna jasa menunggu angkutan umum pada zona tunggu di luar terminal Kartasura ada tiga motif, yaitu tempat tinggal, tempat tujuan, daerah asal menunggu angkutan umum; (3) Faktor daya dukung lingkungan banyak memberikan pengaruh terhadap munculnya zona tunggu, akan tetapi faktor ekonomi pengguna jasa tidak banyak berpengaruh terhadap munculnya zona tunggu

    Analisis Spasial Peluang Lokasi Unit Sekolah Baru Menggunakan Metode Score dan Sistem Informasi Geografis

    Get PDF
    School is a formal educational institution recognized by the Indonesian State Education Institute, every citizen has the right to get it. In accordance with field interview observations, there is no equal distribution of junior high school locations around sub-districts in Aceh Besar and the distance of school locations from students' residences is very far. The purpose of this study is to analyze geographic information systems (GIS) on the probability of building  new school in Aceh district, which are divided in 4 criterias; high, medium, low, and no probability, as well as using school spatial analysis (buffer, overlay and clip) and scoring methods to determine the probability for the location of the new school. The results show 4 criteria for the location probability; there are 11 districts with high probabilities, 21 medium probabilities, 23 low probabilities, and 23 no probabilities in each district

    PERANCANGAN INTERIOR CO-WORKING SPACE DI KOTA BANDUNG DENGAN PENDEKATAN AKTIVITAS YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DALAM INTERIOR

    Get PDF
    ABSTRAK Berkembangnya informasi, komunikasi, dan teknologi kearah yang lebih modern membuat memungkinkannya para independent workers professional bekerja dengan cara yang lebih fleksibel. Pada awalnya ketersediaan tempat berupa fasilitas bagi para independent workers professional dalam bekerja belum tersedia, para independent workers professional tersebut cenderung menggunakan café, perpustakaan, dan public space lainnya. Akan tetapi tempat tersebut tidak dapat menggabungkan kenyamanan dalam bekerja, kemuadahan dalam berinteraksi, dan kemananan secara berkelanjutan. Coworking space merupakan sebuah fasilitator bagi para independent workers professional yang dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja, kemudahan dalam berinteraksi, dan kemanan secara berkelanjutan. Berdasarkan hasil observasi dari penelitian sebelumnya dan survey yang dilakukan, masih banyak coworking space di Kota Bandung yang mengedepankan faktor fisik terkait fasilitasnya dibandingkan dengan faktor non fisik yaitu nilai komunitasnya/interaksi. Akan tetapi kelengkapan suatu fasilitas di dalam coworking space tidak dapat menjamin coworking space tersebut menjadi pertimbangan utama penggunanya, faktor non fisik terkait nilai komunitas/interaksi juga mejadi pertimbangan utama bagi para penggunanya untuk datang ke coworking space tersebut. Selain hal tersebut masih banyak coworking space yang kurang mempertimbangkan cara kerja pengguna di era digital yaitu cara keja yang berpindah/digital nomad dengan variasi area kerja yang bermacam – macam. Untuk itu dibutuhkan suatu perancangan yang dapat mempertimbangkan faktor fisik don non fisik di dalam coworking space faktor fisik yang dimaksud seperti menyediakan fasilitas berupa ruang komunal yang dapat memberikan suatu kesempatan bagi penggunnanya untuk berinteraksi dan adanya variasi area kerja yang disesuaikan dengan cara kerja yang berpindah/digital nomad sedangan faktor non fisik yang dimaksud seperti nilai komunitas di dalam coworking space. Dengan memperhatikan kedua faktor terkait fisik dan non fisik diharapkan untuk mengarahkan suatu aksi dari individu/perilaku menjadi sebuah kegiatan./aktivitas yang diaplikasikan pada desain interior. Kata Kunci : Coworking Space, Interaksi, Aktivitas dan Perlaku

    PENGARUH KARAKTERISTIK DEWAN KOMISARIS TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN. STUDI KASUS PADA BUMN PERSERO TERBUKA TAHUN 2014-2018

    Get PDF
    In the corporate governance mechanism, the board of commissioners with its characteristics has a strategic role to increase the value of the company through the process of monitoring the management of the company by the board of directors. This study aims to analyze the effect of the characteristics of the board of commissioners on company performance (ROE and Tobin's Q) in public listed SOEs on the IDX for the 2014-2018 period. By using panel data regression analysis, the results show that the number of independent commissioners and the age of the board of commissioners has a significant positive effect on firm performance (ROE and Tobin's Q), while the educational level of board members and board meetings has a positive effect on ROE but has a negative effect on Tobin's Q. Meanwhile, the number of commissioners does not have a significant effect on ROE, but has a positive effect on Tobin's Q. The findings of this study can be used as a consideration for shareholders, in this case the Ministry of SOEs for the improvement of corporate governance mechanisms, especially in the aspect of the board of commissioners. Keywords: board of commissioner, SOEs, corporate governance, firm financial performance, Ministry of SOE

    Performance Analysis of Ammonia Converter in Ammonia Unit Factory

    Get PDF
    An ammonia converter is a catalyzed reactor that facilitates the synthesis of NH3 (ammonia) from hydrogen (H2) and nitrogen (N2). Several studies have shown that the performance of this reactor significantly influences the operational efficiency and productivity of ammonia plants. Therefore, this study aims to evaluate the performance of an ammonia converter by assessing the effect of operating conditions on the reactant conversion and reaction products using design and actual data. The operating conditions examined included temperature, pressure, ratio of reactants, and inert mole utilized during the NH3 synthesis process. The results showed that the highest NH3 yield of 20.28% was achieved in actual data with 351.5oC temperature, 154.32 kg/cm2 pressure, 3.58 raw material ratio, and 3.57% inert mole (sixth dataset). The performance efficiency of an ammonia converter can be assessed using temperature, reactant ratio, and inert moles, while the pressure factor was insignificant due to dataset fluctuations. Based on the evaluation results, the converter experienced a decrease in performance due to a discrepancy in the existing operating conditions between the design and actual data

    EFEKTIVITAS GRAFTING ASAM OLEAT MENGGUNAKAN INISIATOR BENZOIL PEROKSIDA DAN BAHAN PENGISI MONTMORILLONITE PADA MODIFIKASI CYCLIC NATURAL RUBBER SEBAGAI PRINT BINDER MATERIAL POLIOLEFIN

    Get PDF
    Salah satu metode untuk melakukan modifikasi pada senyawa polimer adalah melalui grafting. Metode grafting sendiri memiliki konversi yield yang paling tinggi dibandingkan metode modifikasi polimer yang lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas dari produk modifikasi Cyclic Natural Rubber dengan menggunakan metode grafting asam oleat dan inisiator benzoil peroksida serta bahan pengisi montmorillonite untuk digunakan sebagai print binder pada material poliolefin. Proses grafting dilakukan pada suhu 90℃ dengan waktu reaksi 1 jam. Dilakukan grafting asam oleat sendiri dikarenakan asam oleat dapat meningkatkan sifat fisik dan kompabilitas karet sebagai binder. Produk hasil grafting dikarakterisasi menggunakan Analisa FTIR dan SEM, dan juga dihitung persentase derajat grafting untuk mengetahui total asam oleat yang telah tergrafting. Efektifitas produk diuji pada lapisan polistirena menggunakan Analisa tensile strength dan persentase elongasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan monomer dan inisiator mampu menghasilkan derajat grafting tertinggi pada variasi 20phr monomer dan 4 phr inisiator yaitu 4,45%. Penambahan monomer dan inisiator ini juga memiliki efektivitas yang baik sebagai print binder dibuktikan pada variasi 20phr monomer dan 3 phr inisiator menunjukan angka tensile strength yang tinggi yaitu 306,54KPa

    Pengolahan Zat Warna Direk Limbah Cair Industri Jumputan Menggunakan Karbon Aktif Limbah Tempurung Kelapa pada Kolom Adsorpsi

    Get PDF
    Kain jumputan adalah salah satu industri tekstil yang berkembang di Indonesia. Dalam pembuatannya kain jumputan ini banyak menggunakan zat warna sintesis, salah satunya zat warna direk. Penggunaan zat warna sintetis menyebabkan masalah yang serius bagi lingkungan terutama masalah yang diakibatkan oleh limbah cair yang dihasilkan karena sebagian besar zat warna bersifat sukar terurai. Salah satu metode yang terbukti efektif untuk menghilangkan zat warna adalah adsorpsi menggunakan karbon aktif secara kontinyu. Pada penelitian ini karbon aktif dibuat dari limbah tempurung kelapa dengan variasi aktivator HCL (0, 5, 10 15 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi HCL mempengaruhi mutu karbon aktif antara lain kadar air 1,30%, kadar abu 3,04%, kadar zat terbang 9,90%, kadar karbon terikat 85,86% dan daya serap terhadap iodin 379,51% yang telah memenuhi SNI 06 – 3730 – 1995 tentang arang aktif teknis. Kemudian, karbon aktif tersebut digunakan untuk menyerap zat warna direk yang ada pada limbah jumputan dengan variasi waktu adsorpsi (10, 20, 30 40 menit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif yang teraktivasi HCL 15% (v/v) dengan waktu 40 menit memberikan hasil penyerapan terbaik yaitu sebesar 92,8% dengan konsentrasi zat warna sisa sebesar 8,0865 mg/L. Model kesetimbangan yang sesuai yaitu menggunakan model isotherm Langmuir dan Fruendlic

    PENGARUH WAKTU REAKSI DAN INISIATOR POTASSIUM PERSULFATE DAN AMMONIUM PEROXYDISULFATE TERHADAP KOPOLIMERISASI STYRENE-GRAFTED-NATURAL RUBBER

    Get PDF
    Reaksi kopolimerisasi emulsi diperkirakan dapat menggabungkan karakteristik unggul antara karet alam dengan stirena untuk membentuk material baru yang kuat, keras, kaku, dan mudah dalam pemrosesan. Penelitian ini dilakukan untuk memodifkasi karet alam terdeproteinisasi dengan sintesis stirena yang dicangkok pada rantai utama karet alam melalui kopolimerisasi cangkok emulsi yang menggunakan inisiator Potassium Persulfate (KPS) dan Ammonium Peroxydisulfate (APS). Penelitian ini menggunakan dilakukan dengan perbandingan antara karet alam terhadap monomer stirena % (v/v) sebesar 60 : 40. Proses kopolimerisasi emulsi dengan metode cangkok pada suhu 65°C dalam variasi waktu yang menggunakan sodium deodesil sulfat sebagai emulsifier. Hasil analisis FT-IR menunjukkan bahwa proses cangkok telah terjadi dengan munculnya bilangan gelombang 696,38 cm-1 dan 696,43 cm-1 pada sampel KPS dengan waktu reaksi 6,5 jam dan APS dengan waktu reaksi 6 jam yang menunjukkan adanya gugus fungsi C=C (benzene) yang berasal dari stirena, serta terjadi pengurangan kandungan protein dalam karet alam dengan tereliminasinya bilangan gelombang 1.210,53 cm-1 milik ikatan N-H. Penggunaan inisiator mempengaruhi efisiensi cangkok stirena dan nisbah cangkok, inisiator KPS menghasilkan efisiensi cangkok stirena 85,1236% sedangkan efisiensi cangkok stirena dengan menggunakan inisiator APS sebesar 61,4405%. Waktu reaksi terbaik yaitu 6,5 jam pada inisiator KPS memiliki konstanta kecepatan 0,0018 menit-1 dan 6 jam pada inisiator APS memiliki konstanta kecepatan 0,0059 menit-1. Hasil penelitian menunjukkan kinetika reaksi disusun mengikuti orde 1
    corecore