250 research outputs found

    Pengelolaan Kenakalan Siswa di SMA Negeri 1 Ngadirojo

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan karakteristik sumber kenakalan siswa di SMA Negeri 1 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. (2) Mendeskripsikan karakteristik kenakalan siswa di SMA Negeri 1 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. (3) Mendeskripsikan karakteristik penanganan kenakalan siswa di SMA Negeri 1 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Sumber kenakalan siswa yang terjadi di SMA Negeri 1 Ngadirojo, Kabupaten Pacitan dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari lingkungan keluarga bersumber dari dalam diri siswa antara lain adalah sikap egois yang dimiliki oleh siswa. Yang berasal dari luar diri siswa adalah kurangnya disiplin yang diterapkan oleh orang tua dan kemarahan orang tua. Dilingkungan sekolah bersumber dari pengaruh teman-temannya, sikap guru ketika mengajar di dalam kelas. Kenakalan siswa juga dapat dipengaruhi lingkungan masyarakat dimana anak tinggal baik dengan teman sebaya maupun dengan orang yang lebih dewasa atau lebih tua. (2) Kenakalan siswa yang terjadi di lingkungan SMA N 1 Ngadirejo terbagi menjadi dua kelompok yaitu kenakalan yang sifatnya ringan dan berat. Kenakalan yang sifatnya ringan antara lain membolos, ngobrol atau ramai ketika jam pelajaran berlangsung, merokok, tidak mengerjakan PR sekolah, tidak memakai ikat pinggang dan kaos kaki, sering terlambat datang ke sekolah. Kenakalan siswa yang sifatnya berat antara lain tawuran, mencuri, mengkonsumsi narkoba, dll. Upaya dalam menanggulangi kenakalan siswa dilaksanakan secara preventif (pencegahan) dilakukan oleh guru BK melalui pendidikan remaja sebaya, kegiatan ekstrakurikuler, meningkatkan hubungan orang tua dan masyarakat (humas). Untuk upaya represif atau menghambat dengan memberikan nasehat dan peringatan secara lisan dan tulisan dan melakukan pendekatan dengan orang tua siswa. Untuk cara kuratif (penyembuhan) dan rehabilitasi (perbaikan) juga dapat dilakukan dengan jalan mengadakan pendekatan kepada siswa yang bersangkuta

    Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Silabus dan Rpp melalui Supervisi Akademik di SD N Gambiran YOGYAKARTA Tahun 2016

    Get PDF
    The current government policy provides the widest possible opportunity for teachers to demonstrate the potential for superior work embodied through improved learning outcomes and positive behaviors of learners. Teachers play an important role in realizing innovative, creative, effective schools. This continuous academic supervision can improve teacher competence in the preparation of syllabus and lesson implementation plan in primary school Gambiran UPT Eastern TK / SD. It can be proven from the results of the same score both in the first cycle and the second cycle. Percentage mastery of teachers in the preparation of syllabus and RPP in the first cycle shows the number of 55%, and in the second cycle of 85%. Thus there is an increase in mastery from the first cycle to the second cycle

    CHAERUL SALEH DALAM MEMPERJUANGKAN, MENGISI, DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

    Get PDF
    Abstrak                 Chaerul Saleh Datuk Paduko Rajo atau lebih dikenal dengan nama Chaerul Saleh sebagai mahasiswa hukum mulai aktif dalam kegiatan pemuda. Golongan pemuda yang aktif mulai bergabung dengan gerakan pemuda dari asrama Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Sukarni, A.M. Hanafi, dan Ismail. Chaerul Saleh menonjol dan menunjukkan pandangan perjuangannya bersifat nasionalis. Peristiwa Rengasdengklok menjadi awal perjuangan percepatan kemerdekaan Indonesia yang dipelopori oleh Chaerul Saleh, Wikana dan beberapa pemuda lainnya. Peran Chaerul Saleh, menjadi sangat menarik pada awal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, karena Chaerul Saleh berperan penting dalam mewarnai perjuangan kemerdekaan Indonesia. Chaerul Saleh merupakan salah seorang tokoh pejuang yang memiliki peran dan ikut mewarnai perjalanan sejarah Indonesia menjelang proklamasi sampai masa akhir pemerintah orde lama. Pada tanggal 1-23 agustus 1944 untuk pertama kali tokoh pemuda Chaerul Saleh beserta kawan-kawan mewakili peran pemuda. Chaerul Saleh sebagai pemimpin pemuda berusaha mendesak agar Soekarno dan Hatta segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Awal pergerakan perhimpunan Indonesia Chaerul Saleh merupakan orang kepercayaan Soekarno yang paling dekat sehingga masuk dalam cabinet menjadi menteri urusan veteran.   Kata Kunci : Chaerul Saleh, gerakan pemud

    STEREOTIPE BONEK (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pandangan Masyarakat Surabaya Terhadap Stereotipe Bonek )

    Get PDF
    Sepak bola dan suporter memang tidak bisa dipisahkan. Suporter merupakan pemain ke-duabelas bagi sebuah tim sepak bola, Sepak bola menjadi suatu tontonan menarik bahkan menjadi penghibur bagi mereka yang jenuh akan aktifitas sehari-harinya, namun terkadang etika sepak bola pun ternoda oleh ulah suporter dalam bertindak anarkis. Suporter negeri ini tidak luput dari stigma kekerasan. Berbagai perilaku anarkisme seolah mendarah daging didalam berbagai kejadian yang melibatkan suporter sepak bola tanah air. Salah satu kelompok suporter yang kerap berbuat kerusuhan dan anarkis adalah bonek. Bonek merupakan julukan dari suporter fanatik Persebaya Surabaya, klub yang berasal dari kota Surabaya. Hal yang membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai masalah ini adalah peneliti ingin mengetahui persepsi masyarakat mengenai stereotipe suporter, khususnya bonek dan kaitannya dengan kerusuhan dan kekerasan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stereotipe pada Bonek dan untuk mengetahui peranan media dalam pembentukan stereotipe Bonek. Sehingga peneliti dapat memahami lebih lanjut mengenai permasalahan yang sedang diteliti. Banyak permasalahan yang menyangkut tentang stereotipe Bonek dan sesuai dengan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian tanpa mencari atau menjelaskan hubungan antar variable, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. kesimpulannya adalah pendapat informan cenderung lebih banyak positif daripada negatifnya, yang secara tidak langsung dapat membuktikan bahwa tidak adanya stereotipe Bonek. Hal ini dikarenakan informan kita adalah orang-orang yang terlibat secara langsung dengan Bonek dan lebih banyak mengetahui tentang Bonek. Banyak sisi positif dari Bonek yang masyarakat kurang mengetahuinya, Bonek memiliki tingkat solidaritas yang sangat tinggi, tapi porsi pemberitaan media terhadap bonek sangat kurang berimbang

    Multimedia Interaktif dengan Strategi Episodic Mapping untuk Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa SMA

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil uji coba awal dari multimedia interaktif untuk pembelajaran menulis cerpen siswa SMA kelas XI. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada langkah model pengembangan Borg & Gall, yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) analisis kebutuhan, (2) perencanaan, (3) pengembangan beberapa produk awal, dan (4) uji coba. Subjek uji coba lapangan 15 peserta didik. Data dikumpulkan dengan angket uji coba produk untuk mengetahui respon peserta didik setelah menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran menulis cerpen yang dikembangkan.Hasil penelitian adalah sebagai berikut, (1) Kebutuhan meliputi ketersediaan media pembelajaran menulis cerpen yang baru, menarik, tepat, memudahkan dan memotivasi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran menulis cerpen. Kelemahan peserta didik adalah kurang mampu dalam menemukan dan mengembangkan ide menjadi beberapa paragraf yang baik. Keinginan guru dan peserta didik yaitu adanya media pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam menulis cerpen. (2) Produk pengembangan multimedia interaktif ini terdiri dari materi teks cerpen. Strategi episodic mapping ini benar-benar dapat membantu siswa mengembangkan ide karena dalam episodic mapping ini siswa dituntun untuk menentukan unsur intrinsik dalam cerpen. (3) Produk akhir memenuhi kualifikasi kelayakan produk yang ditunjukkan dengan hasil angket respon peserta didik bahwa multimedia interaktif dengan strategi episodic mapping yang dikembangkan pada aspek kualitas tampilan pada kategori “baik” dengan skor 4,00, pada aspek kualitas penyajian produk dengan kategori “baik” skor 4,00, dan manfaat produk dengan skor 4,3 kategori “baik”. Dari hasil validasi multimedia interaktif dengan strategi episodic mapping untuk pembelajaran menulis cerpen sangat membantu siswa dalam menulis cerpen. Multimedia interaktif dengan strategi episodic mapping ini bisa menjadi salah satu alternatif sumber belajar dalam menulis cerpen

    Respon Siswa SMA Terhadap Pembelajaran Fisika Berbasis Kearifan Lokal Pada Alat Musik Tradisional Rebana Untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi Sains

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis respon siswa SMA terhadap pembelajaran berbasis kearifan lokal pada alat musik tradisional rebana untuk meningkatkan keterampilan literasi sains. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, adapun subjeknya merupakan siswa kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) di daerah Gresik. Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di bulan Januari 2022 dengan menggunakan teknik Cluster rundom sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 150 siswa dari kelas XII di SMAN 1 Sidayu, SMAN 1 Dukun, dan SMAN 1 Driyorejo. Berdasarkan dari hasil data penelitian yang diperoleh penulis melalui penyebaran angket respon dan tes soal, dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan literasi sains siswa SMA di daerah Gresik khususnya pada materi elastisitas dan gelombang bunyi termasuk dalam kategori rendah. Gagasan yang ditawarkan penulis terkait hal tersebut yakni dengan menerapkan pembelajaran berbasis kearifan lokal terkait kehidupan sehari-hari, hal tersebut di dukung oleh data angket respon dari siswa yang membuktikan bahwa sebesar 88,6% siswa membutuhkan adanya inovasi baru dalam pembelajaran fisika, dan khususnya sebesar 84,7% siswa tertarik jika pembelajaran pada materi elastisitas dan gelombang bunyi dilakukan melalui media alat musik tradisional rebana. Oleh karena itu pentingnya bagi guru dalam mengikuti polah belajar siswa dalam kehidupan sehari-hari

    Aktivitas Permainan Estafet Bola Modifikasi untuk Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun

    Get PDF
    Penelitian ini diawali dengan sebuah temuan di KBIT Insan Mulia terdapat 17 dari 22 siswa belum mampu melakukan gerakan berlari sambil membawa benda ringan. Berdasarkan STPPA idealnya anak usia 3-4 tahun sudah mampu melakukan gerakan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah melakukan upaya peningkatan keterampilan motorik kasar melalui aktivitas permainan estafet bola modifikasi. Tindakan dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dengan instrumen lembar observasi. Kriteria keberhasilan adalah 70% BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan motorik kasar sebesar 50% pada siklus I. Sedangkan pada siklus II diperoleh peningkatan dengan hasil 72,72% dalam kriteria BSH dan 18,18% berada pada kriteria BSB (Berkembang Sangat Baik). Kolaborator memperbaiki cara berkomunikasi, menjelaskan, memberikan motivasi, serta memberikan reward kepada subjek. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa permainan estafet bola modifikasi dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahu

    Egg predation risk trigger adult hoverfly (diptera: syrphidae) to avoid laying eggs in patches attended by ladybird larvae (coleoptera: coccinellidae): Resiko predasi pada telur memicu lalat apung (diptera: syrphidae) un

    Get PDF
    INTISARI Preferensi peletakan telur oleh lalat apung predator, Episyrphus balteatus pada koloni kutu aphid yang dihadiri oleh predator potensial, yaitu larva tiga spesies kumbang koksi predator yang menimbulkan dampak serius pada telur diamati di laboratorium menggunakan uji tanpa pilihan. Hasil uji menunjukkan bahwa spesies kumbang koksi yang paling besar dan agresifHarmonia axyridis menimbulkan dampak negatif paling serius dengan menyerang dan memangsa telur lalat apung dibandingkan dua spesies kumbang koksi yang lain. Spesies dan tahap perkembangan larva kumbang koksi juga menentukan tingkatan resiko predasi pada telur lalat apung. Petnilihan tempat peneluran oleh lalat apung kemudian dikorelasikan dengan tingkat predasi yang disebabkan oleh larva kumbang koksi pada telur lalat apung. Hasil pengujian menutzjukkan bahwa lalat apung akan meletakkan telur dalam jumlah paling sedikit pada koloni yang dihadiri oleh kompetitor terkuat, yaitu larva H. axyridis, dan meletakkan telur dalam jumlah\u27ialing banyak pada koloni yang dihadiri oleh kompetitor terlemah, yaitu Scymnus posticalis. Sebagai tambahan, dampak yang ditimbulkan oleh larva kumbang koksi instar keempat lebih kuat dibandingkan larva kumbang instar pertama. Kata kunci : Predasi, Peletakan telur, Larva kumbang koks

    Keanekaragaman Kupu-Kupu Diurnal (Sub Ordo: Rhopalocera) Di Komplek Gunung Bromo KPH Surakarta Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

    Get PDF
    Salah satu keanekaragaman jenis yang menonjol di Indonesia apabila dibandingkan dengan negara lain adalah serangga termasuk kupu-kupu. Wilayah Komplek Gunung Bromo terdapat hutan alami dan hutan tanaman koleksi dengan total luas wilayah 115 hektar yang memiliki banyak jenis bunga yang menjadi sumber pakan utama kupu-kupu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu diurnal (Sub Ordo: Rhopalocera) di komplek Gunung Bromo KPH Surakarta Kabupaten Karanganyar tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan cara menganalisis nilai indeks keanekaragaman Shanon dan kemerataan spesies di dalam populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara penangkapan kupu-kupu secara langsung pada 4 buah rute yang telah dipilih yang dianggap paling mewakili seluruh karakteristik wilayah dan vegetasi Komplek Gunung Bromo. Hasil sampling di 4 etape diperoleh sebanyak 211 individu yang terdiri dari 4 familia, 21 genus dan 26 spesies. Analisis keanekaragaman dengan Indeks Shanon menunjukkan nilai H’ sebesar 2,249 pada etape 1; 2,558 pada etape 2; 2,664 pada etape 3 dan 2,218 pada etape 4. Sedangkan nilai H’ untuk seluruh etape penelitian adalah 2,956 artinya keanekaragaman kupu-kupu ada pada kategori sedang. Sebaran spesies pada lokasi penelitian dapat dikatakan merata dengan nilai E = 0,907
    corecore