88 research outputs found

    Kebiasaan Berpikir Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Statistika

    Get PDF
    Siswa yang memiliki kebiasaan berpikir memiliki kecenderungan berperilaku, berpikir, secara cerdas dan cara mengorganisir secara vocational, rasional dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif sehingga tujuan penelitian ini adalah    untuk mendeskripsikan kebiasaan berpikir matematis siswa SMP dalam menyelesaikan     masalah statistika. Subjek penelitian ini diambil dari dua SMP negeri di Kota Palembang. Subjek penelitian ini terdiri dari 97 orang siswa dengan rincian 26 siswa dari SMP Akreditasi A dan 71 siswa dari SMP berakreditasi B. Tes, angket, dan wawancara dipilih sebagai teknik pengumpulan data. Semua data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dari hasil analisis terhadap data tes, angket, dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan berpikir matematis dari aspek kognitif dan aktivitas secara umum sudah cukup baik. Dari aspek kognitif            tergambar bahwa siswa yang memiliki pengetahuan masa lama yang baik cenderung memiliki kebiasaan berpikir yang baik. Dari aspek aktivitas terlihat bahwa umumnya siswa belum terbiasa berpikir metakognisi dan belum terbiasa melihat hal-hal yang ganjil dalam matematika. Oleh karenanya diperlukan stimulus yang harus dilakukan secara  kontinu dan terintegrasi dalam keseharian siswa. &nbsp

    BERPIKIR MATEMATIS ASPEK PEMODELAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAs) PADA SISWA KELAS VIII

    Get PDF
    This research is a descriptive study that aims to find out the mathematical thinking process of modeling aspects of class VIII students on function material through the Model Eliciting Activities (MEAs) approach. The subjects of this study were students of class VIII-2 Palembang 37 Public Middle School, totaling 30 students. The learning process takes place by the steps in the Model Eliciting Activities (MEAs) approach. Data collection techniques used in this study were written tests consisting of 3 questions and interviews. After conducting research, the results of mathematical thinking obtained aspects of student modeling after the implementation of learning with the Model Eliciting Activities (MEAs) approach to the function material in class VIII-2 of SMP Negeri 37 Palembang is that students do more concretization and objectification processes. Students have been able to simplify a problem and make symbols to develop problem-solving strategies. However, in the process of estimation of results, students need to be trained to check back and answer from completion because there are still many students who do not do the process.Keywords: functions; mathematical thinking; modeling; model eliciting activities DOI: http://dx.doi.org/10.23960/mtk/v8i2.pp119-13

    PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HIGHER-ORDER THINKING SKILLS DAN MATHEMATICAL HABITS OF MIND SISWA SMP

    Get PDF
    Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang juga berdampak pada masih rendahnya kebiasaan berpikir matematis siswa. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh data lebih dari 50% siswa belum mampu menganalisis, mensintesis informasi, dan membuat kesimpulan. Hasil lainnya dari PISA 2009 diketahui bahwa kurang dari 10% siswa Indonesia mampu menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan pemikiran kompleks. Salah satu upaya yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan pembelajaran pendidikan matematika realistik berbantuan komputer (PMRK). Sampel penelitian ini adalah 185 siswa kelas IX terdiri dari SMP Negeri 9 Palembang, SMP Negeri 10 Palembang, dan SMP Negeri 17 Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Pretest-Posttest Two Treatment. Pada penelitian ini kelompok eksperimen diberi perlakuan PMRK sedangkan kelompok kontrol diberi PMR saja. Subjek penelitian dibagi berdasarkan kategori-kategori, yaitu kategori level sekolah (tinggi dan sedang), serta kategori pengetahuan awal matematika (atas, tengah, dan bawah). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: tes pengetahuan awal matematika, tes kemampuan berpikir tingkat tinggi, skala kebiasaan berpikir matematis, wawancara dan catatan lapangan. Analisis data menggunakan uji-t, uji Mann-Whitney, dan Anava dua jalur. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan pencapaian kemampuan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang belajar dengan pendekatan PMRK dan PMR saja, tetapi tidak terdapat perbedaan pada peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang belajar dengan PMRK dan PMR saja secara keseluruhan; (2) tidak terdapat perbedaan pencapaian kebiasaan berpikir matematis antara siswa yang belajar dengan pendekatan PMRK dan PMR saja, tetapi terdapat perbedaan peningkatan kebiasaan berpikir matematis antara siswa yang belajar dengan pendekatan PMRK dan PMR saja. Selain itu berdasarkan hasil penelitian pula diperoleh kesimpulan bahwa faktor pendekatan pembelajaran dan level sekolah serta faktor pembelajaran dan kategori PAM, tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kebiasaan berpikir matematis siswa secara keseluruhan. The background of this study is the lack of students’ higher-order thinking skills which is impacted on their mathematical habits of mind. The preliminary studies indicate that more than 50% of students were not able to analyze, synthesize information, and make conclusions. It reinforce the results of PISA which indicate that less than 10% of Indonesian students can solve problems that complex thinking. To overcome this problems, computer-assisted realistic mathematics education (PMRK) could be implemented. The sample in this study are 185 Junior High School students grade IX in Palembang that consists of SMP Negeri 9 Palembang, SMP Negeri 10 Palembang, and SMP Negeri 17 Palembang. In this experimental research with Pretest-Posttest Two Treatment Design, students in the experimental group were treated under PMRK and students in the control group were treated under PMR only. Subjects are categorized based on the level of school (high and medium), and mathematical prior knowledge (top, middle, and bottom). The instruments used in this study consisted of: mathematical prior knowledge test, higher-order thinking skills test, questionnaires mathematical habits of mind, interviews, and field notes. Data are analyzed using the t-test, Mann-Whitney test, and two-way ANOVA. The conclusion based on data analysis: (1) there are differences between students who learn under PMRK and PMR only in their achievement of higher-order thinking skills, but there is no difference between students who learn under PMRK and PMR only in their enhancement of higher-order thinking skills; (2) there is no difference between students who learn under PMRK and PMR only in their achievement of mathematical habits of mind, and there are difference between students who learn under PMRK and PMR only in their enhancement of mathematical habits of mind; (3) learning factors and school levels as well as the learning factor and PAM categories do not give effect in students’enhancement of higher-order thinking skills and mathematical habits of mind

    ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI (Studi Se-SUMATERA SELATAN)

    Get PDF
    Analisis  Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi  (Studi Se-Sumatera Selatan), Effriyanti, SE, M.Si sebagai Ketua Pembimbing  dan Pandriadi, SE, M.Si  Sebagai Anggota pembimbing. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa latar bekang pendidikan, peraturan, perangkat pendukung dan  aksesibilitas wilayah berpengaruh pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Se-Sumatera Selatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 3,640 yang berarti F hitung (3,640) > F tabel (2,61). Akan tetapi nilai koefisien determinan (R Square) atau pengaruh yang diberikan oleh variabel peraturan, latar belakang pendidikan, perangkat pendukung  dan aksesibilitas wilayah hanya sebesar 0,272 atau 27,20%, sedangkan sisanya sebesar 72,80%. Ini menunjukan bahwa variabel estimasi atau faktor-faktor lain lebih mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan temuan tersbut maka dapat meningkatkan kualitas penyampaian laporan keuangan tepat pada waktun di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi  (Studi Se-Sumatera Selatan) dapat ditingkatkan dengan dukungan yang baik  peraturan (X1), Latar Belakang Pendidikan (X2), Perangkat Pendukung (X3), dan aksesibilitas Wilayah (X4)

    Pendidikan Karakter Melalui Mathematical Habits Of Mind

    Get PDF
    Pendidikan karakter tidak hanya sekedar mengajarkan sopan santun atau ketaatan dalam menjalankan ibadah tetapi juga pada pembentukan pribadi yang seutuhnya dengan tujuan menyiapkan generasi yang mampu berpikir cerdas serta mampu beradaptasi dalam situasi yang tidak menentu. Pendidikan karakter ini dapat dilakukan melalui pembiasan-pembiasaan. Salah satunya adalah pembiasaan pikiran atau yang dikenal dengan mathematical habits of mind. Makalah ini membahas tentang hakikat pendidikan karakter dan mathematical habits of mind, serta bagaimana hubungan pendidikan karakter dan mathematical habits of mind. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa banyak karakter-karakter yang dapat dikembangkan melalui mathematical habits of mind diantaranya bertanggungjawab, kritis, kreatif dan lain-lai

    Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Materi Bangun Datar dengan Konteks Wisata Palembang

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi bangun datar konteks wisata Palembang. Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskiptif kualitatif. Teknik pengumpulan ada yang digunakan adalah tes dengan dua permasalahan berkaitan dengan konteks wisata Palembang yang telah di validasi oleh validator. Subjek penelitian ini adalah tiga orang siswa kelas VII di MTs Plus Sai’idiyah Lubuk Batang. Hasil dari tes dianalisis kemunculan indikator kemampuan koneksi matematis. Dari tiga siswa yang diberikan tes, pada kasus pertama salah satu siswa tidak memenuhi indikator ketiga tetapi pada kasus kedua seluruh siswa memenuhi ketiga indikator koneksi matematis

    KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI BERBASIS MASALAH DI SMA NEGERI 18 PALEMBANG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada pembelajaran matematika berbasis masalah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 18 Palembang yang berjumlah 30 orang. Proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan karakteristik dan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang terdiri atas tiga soal dan wawancara untuk memperoleh data tambahan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis masalah di kelas XI MIPA 1 SMAN 18 Palembang adalah terkategori cukup dengan rincian sebagai berikut: persentase siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi sangat baik adalah sebesar 16,667%. Selanjutnya, 26,667% memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori baik; 30,000% memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi terkategori cukup; 26,667% memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi terkategori kurang; dan tidak ada yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan kategori sangat kurang. Indikator menganalisis memiliki persentase kemunculan tertinggi yaitu sebesar 72,500%. Kemudian, kemunculan pada indikator mengevaluasi adalah sebesar 70,000%, dan indikator dengan persentase kemunculan terendah adalah mengkreasi yaitu sebesar 35,417%. Kata kunci: kemampuan berpikir tingkat tinggi, pembelajaran trigonometri, berbasis masalah This study is descriptive research aiming to describe students’ higher order thinking skills in mathematics problem-based learning. Total of 30 students of class XI Mathematics 1 SMA Negeri 18 Palembang were selected as research subjects. The learning process was done in accordance with the characteristics and steps of problem-based learning. Data were collected through written test consisting of three questions and interviews to obtain additional data. The results of the study shows that students’ higher order thinking skills in mathematics problem-based learning in class XI MIPA 1 SMAN 18 Palembang is categorized enough: 16,67% of students are categorized excellent; 26.667%  are categorized good; 30.00% are categorized enough; 26.667% are categorized low; and no one are in very poor category. The most frequent indicator of higher order thinking skills appeared, 72.50%, is analyzing and then 70.00% evaluating. Meanwhile, the least frequent indicator appeared is creating, 35.417%.  Keywords: higher order thinking skills, trigonometry problem based learning &nbsp

    Learning trajectory in the material of comparing and ordering fractions using paper folding for elementary school students

    Get PDF
    Background:Understanding fractions in mathematics often poses greater complexity compared to integral numbers. The primary difficulty lies in students' inadequate grasp of fractional basics, notably in comparing and sequencing fractions.Aim: This research seeks to create and evaluate a learning pathway's effect on fourth graders' comprehension of fractions, with a focus on their comparison and sequencing.Method: Employing a design research validation study approach, the research progresses through preliminary design, experimental design, and retrospective analysis. Conducted in a Palembang school involving six fourth graders recommended by their teacher, data collection encompassed essay-based pre and post-tests, Student Activity Sheets, observations, interviews, and documentations. The data analysis was retrospectively carried out, anchored on HLT as the benchmark.Result: Findings reveal a student learning trajectory encompassing three principal activities. Initially, students used folding and gluing of paper to discern fraction values. Subsequently, they engaged in coloring and illustrating folds for fraction comparison. The final activity involved drawing, coloring boxes, and fraction comparison and sequencing. Overall, students showed proficiency in understanding and determining fraction values and comparing them, yet struggled with ordering certain fractions.Conclusion: The structured learning path facilitated students' understanding of basic fraction concepts, especially in comparing them. Nevertheless, reinforcing methods or approaches for teaching fraction ordering is essential

    Pengembangan Soal Matematika Berkarakteristik TIMSS Tipe Pemecahan Masalah pada Topik Geometri Pengukuran Volume Kubus dan Balok Kelas VIII

    Get PDF
    This research aims to produce a TIMSS characterized math problems that are valid and reliable. The method of this research is Design Research. The sample of this study were 31 students of SMP Negeri 1 Inderalaya. The procedure of this study through the stages of Preliminary Evaluation and Formative Evaluation. Based on the results obtained 7 of TIMSS characterized with characteristics (1) using real-life contexts, (2) using characteristics of TIMSS, and (3) the type of problem-solving that problem logically and empirically valid  and reliable. Valid logically be fulfilled from the results of the assessment validator, where the validator comment on the terms of the content, construct, and  language. Valid empirically criteria for both internally for items validity and externally for the whole items validity. Items also expressed reliable with a high level of confidence as the test instrument through items with the analysis result reliability coefficient of 0,703
    • …
    corecore