19 research outputs found

    Komunikasi Antar Budaya Yang Efektif

    Full text link
    ; Pertukaran kebudayaan adalah hal yang sangat mungkin terjadi, karena siapapun yang datang dari suatu negara atau daerah sudah pasti tidak akan terlepas dari budaya di mana ia lahir dan dibesarkan. Dengan budaya yang mengakar di dalam dirinya, ia harus berbagi ruang dengan orang lain dari budaya lain. Pertukaran budaya ini, mungkin saja menimbulkan konflik. Konflik bisa diredam dengan lahirnya sebuah kesadaran bahwa setiap orang harus bisa memahami budaya orang lain yang berbeda budaya dengan dirinya. Proses komunikasi yang berlangsung antara orang-orang berbeda budaya tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: The Act (Perbuatan), The Scene (Adegan), The Agent (Pelaku), The Agency (Perantara), dan The Purpose (Tujuan). Faktor-faktor tersebut di atas juga menjadi salah satu penentu sebuah proses komunikasi itu berjalan efektif. Berdasarkan hal itu pula, kita bisa menentukan strategi atau metode komunikasi yang digunakan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat terwujud bila strategi dan metode komunikasi yang digunakan tepat. Strategi komunikasi yang efektfif sangat penting diperhatikan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikasi antar budaya sebagai bentuk komunikasi antarpribadi dari komunikator dan komunikan yang berbeda budaya. Efektivitas komunikasi antar pribadi itu sangat ditentukan oleh faktor-faktor: keterbukaan, empati, perasaan positif, memberikan dukungan, dan memelihara keseimbangan. Sedangkan prasangka sosial yang menentukan tiga faktor utama yaitu stereotip, jarak sosial, dan sikap diskriminasi. Hubungan antara prasangka dengan komunikasi sangat erat karena prasangka-prasangka diasumsikan sebagai dasar pembentukan perilaku komunikasi. Kata Kunci : Komunikasi, Budaya, Efektif Cultural exchange is very likely to happen, because anyone who comes from a country or region will certainly not be separated from the culture in which he was born and raised. With a culture rooted in him, he had to share a room with other people from other cultures. This cultural exchange, may be causing a conflict. Conflict can be muted with the birth of an awareness that every person should be able to understand the culture of other people of different cultures with him. The process of communication that takes place between people of different cultures is often influenced by several factors: The Act, The Scene, The Agent (Performer), The Agency (Intermediaries), and The Purpose. The factors mentioned above also becomes one of determining an effective communication process. Based on that, we can determine the strategies or methods of communication used in a communication process. Effective communication can be realized if the strategies and methods of communication are used appropriately. Efektive communication strategy is very important to be considered in a process of communication. Intercultural communication as a form of interpersonal communication of communicators and communicant of different cultures. Effectiveness of interpersonal communication was largely determined by factors: openness, empathy, positive feelings, provide support, and maintain balance. While the social prejudices that determine the three main factors, namely stereotypes, social distance, and discrimination. The relationship between prejudice to the communication very closely because of the prejudices assumed as the basis for the establishment of communication behavior. Keywords : Communication, Culture, Effectiv

    KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA YANG EFEKTIF

    Get PDF
    Abstract; Pertukaran kebudayaan adalah hal yang sangat mungkin terjadi, karena siapapun yang datang dari suatu negara atau daerah sudah pasti tidak akan terlepas dari budaya di mana ia lahir dan dibesarkan. Dengan budaya yang mengakar di dalam dirinya, ia harus berbagi ruang dengan orang lain dari budaya lain. Pertukaran budaya ini, mungkin saja menimbulkan konflik. Konflik bisa diredam dengan lahirnya sebuah kesadaran bahwa setiap orang harus bisa memahami budaya orang lain yang berbeda budaya dengan dirinya. Proses komunikasi yang berlangsung antara orang-orang berbeda budaya tersebut biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: The Act (Perbuatan), The Scene (Adegan), The Agent (Pelaku), The Agency (Perantara), dan The Purpose (Tujuan). Faktor-faktor tersebut di atas juga menjadi salah satu penentu sebuah proses komunikasi itu berjalan efektif. Berdasarkan hal itu pula, kita bisa menentukan strategi atau metode komunikasi yang digunakan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat terwujud bila strategi dan metode komunikasi yang digunakan tepat. Strategi komunikasi yang efektfif sangat penting diperhatikan dalam sebuah proses komunikasi. Komunikasi antar budaya sebagai bentuk komunikasi antarpribadi dari komunikator dan komunikan yang berbeda budaya. Efektivitas komunikasi antar pribadi itu sangat ditentukan oleh faktor-faktor: keterbukaan, empati, perasaan positif, memberikan dukungan, dan memelihara keseimbangan. Sedangkan prasangka sosial yang menentukan tiga faktor utama yaitu stereotip, jarak sosial, dan sikap diskriminasi. Hubungan antara prasangka dengan komunikasi sangat erat karena prasangka-prasangka diasumsikan sebagai dasar pembentukan perilaku komunikasi. Kata Kunci : Komunikasi, Budaya, Efektif Cultural exchange is very likely to happen, because anyone who comes from a country or region will certainly not be separated from the culture in which he was born and raised. With a culture rooted in him, he had to share a room with other people from other cultures. This cultural exchange, may be causing a conflict. Conflict can be muted with the birth of an awareness that every person should be able to understand the culture of other people of different cultures with him. The process of communication that takes place between people of different cultures is often influenced by several factors: The Act, The Scene, The Agent (Performer), The Agency (Intermediaries), and The Purpose. The factors mentioned above also becomes one of determining an effective communication process. Based on that, we can determine the strategies or methods of communication used in a communication process. Effective communication can be realized if the strategies and methods of communication are used appropriately. Efektive communication strategy is very important to be considered in a process of communication. Intercultural communication as a form of interpersonal communication of communicators and communicant of different cultures. Effectiveness of interpersonal communication was largely determined by factors: openness, empathy, positive feelings, provide support, and maintain balance. While the social prejudices that determine the three main factors, namely stereotypes, social distance, and discrimination. The relationship between prejudice to the communication very closely because of the prejudices assumed as the basis for the establishment of communication behavior. Keywords : Communication, Culture, Effectiv

    KOMUNIKASI ANTARBUDAYA: BERBAGI BUDAYA BERBAGI MAKNA

    Get PDF
    Membangun penghubung antarbudaya merupakan hal penting dan konkrit yang harus dilakukan. Dengan penghubung itu, maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara siapapun yang berbeda budaya dan sedang melakukan proses komunikasi. Hal lain yang bisa terwujud adalah terbangunnya kesamaan makna, dan kesamaan pengertian. Sama makna  berarti tercipta komunikasi efektif. Bila dalam proses komunikasi antabudaya sudah berjalan secara efektif berarti telah terjadi pertukaran budaya dan makna yang juga efektif

    KOMUNIKASI ANTARBUDAYA: BERBAGI BUDAYA BERBAGI MAKNA

    Get PDF
    Membangun penghubung antarbudaya merupakan hal penting dan konkrit yang harus dilakukan. Dengan penghubung itu, maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara siapapun yang berbeda budaya dan sedang melakukan proses komunikasi. Hal lain yang bisa terwujud adalah terbangunnya kesamaan makna, dan kesamaan pengertian. Sama makna  berarti tercipta komunikasi efektif. Bila dalam proses komunikasi antabudaya sudah berjalan secara efektif berarti telah terjadi pertukaran budaya dan makna yang juga efektif

    Jaringan Islamisasi Gorontalo (Fenomena Keagamaan dan Perkembangan Islam di Gorontalo)

    Get PDF
     In this article, the authors argue that Gorontalo Municipality, which is believed to have been founded as the centre of government since 1728 AD, or precisely in 6 Sya'ban 1140 H., has become an "Islamic city". Sultan Amai, in 1525, is believed to be the first place to the cornerstone of Islam in this country. The king Matolodulakiki made Islam as the official religion of the kingdom during his reign by prioritizing the principle: “Adati hula-hulaa to saraa, saraa hula-hulaa to Qur’ani”. The king Eyato then refined the principle of Islamic and state fusion and adat since 1673. Furthermore, Sultan Botutihe emphasized the process of Islamization by moving the centre of government from Dungingi to a new location, which is currently the complex area of the Great Baiturrahim Mosque in Gorontalo municipality. This mosque is a historical landmark of the government and the centre of religion. Implicitly this means that the relationship between state, religion and adat has been so strong in Gorontalo. The principle of the spread of Islam at this time endures to a new development, namely "custom in Islam or Islam that is imposed". Furthermore, the network of Islamization in the 19th century until the present era mainly marked by the establishment of several organizations and institutions such as: Al-Huda, Al-Khairat, Muhammadiyah and NU. Dalam artikel ini, para penulis berpendapat bahwa Kota Gorontalo yang diperkirakan lahir sebagai pusat pemerintahan sejak tahun 1728 M, atau tepatnya 06 Sya’ban 1140 H telah menjadi “kota Islam”. Sultan Amai, raja dari utara yang ke II Kerajaan Gorontalo pada tahun 1525 diyakini menjadi peletak pertama tonggak Islam di negeri ini. Raja Matolodulakiki menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan pada zaman pemerintahannya, dengan prinsip: “Adati hula-hulaa to saraa, saraa hula-hulaa to Qur’ani”. Peleburan Islam dan negara dan adat lantas disempurnakan oleh Raja Eyato, sejak tahun 1673. Selanjutnya, Sultan Botutihe menengaskan proses islamisasi dengan memindahkan pusat pemerintahan dari Dungingi ke lokasi baru, yakni kawasan kompleks Mesjid Agung Baiturrahim Kota Gorontalo saat ini. Mesjid ini kemudian menjadi tonggak sejarah pemerintahan dan pusat agama. Secara empiris dapat dikatakan bahwa hubungan antara negara, agama dan adat sudah sedemikian kuat di Gorontalo. Prinsip penyebaran Islam pada masa ini melahirkan suatu perkembangan baru yakni “adat yang di Islam-kan atau Islam yang diadat-kan”. Selanjutnya, jaringan Islamisasi pada abad ke-19 sampai zaman sekarang ditandai dengan berdirinya beberapa organisasi dan institusi seperti: AL-Huda, Al-Khairat, Muhammadiyah dan NU

    Education scholarship distribution management at Baznas Pohuwato

    Get PDF
    Baznas is declared a non-structural government institution that manages educational scholarship assistance for underprivileged children because education is a vital need for every comprehensive person, starting from the mindset, belief, and attitude of life that leads to quality of life. The purpose of this study was to examine the management of the distribution of educational scholarships at Baznas Pohuwato and to examine the obstacles in the distribution of academic scholarships at Baznas Pohuwato. This research is a qualitative descriptive method to answer questions about existing phenomena—data collection techniques through observation, interviews and documentation from primary and secondary data sources. The data obtained is then processed to produce conclusions from the phenomena found. The results of this study are the scholarship program at Baznas Pohuwato to improve achievement and educate the nation's children with a budget that will be allocated according to the expected student targets by analyzing the circumstances and needs of students. Baznas hopes that scholarship recipients can convey and introduce this program to other communities, and the community will be aware of the obligation to pay ZIS through Pohuwato to manage the funds collected. The Baznas Pohuwato can carry out routine socialization to people experiencing poverty so that the community will be aware of the activities and programs managed by the National Amil Zakāt  Agency (BAZNAS), especially the scholarship assistance program for poor children at all levels of education. In distributing scholarship assistance, the National Amil Zakāt Agency (BAZNAS) would pay attention to the timeliness of scholarship distribution so that the waiting time for recipients is not too long

    Komunikasi Komunitas Berbeda Budaya (Studi Komunikasi Antarbudaya Bagi Etnik Bugis-Makassar dan Etnik Gorontalo di Kota Gorontalo)

    No full text
    Judul disertasi ini komunikasi komunitas berbeda budaya (studi komunikasi antarbudaya bagi etnik Bugis-Makassar dan etnik Gorontalo di Kota Gorontalo). Selanjutnya, disertasi ini dirumuskan dalam tiga rumusan masalah, yaitu bagaimana komunikasi verbal etnik Gorontalo dan etnik Bugis-Makassar yang menimbulkan bias komunikasi; bagaimana persepsi diri dan persepsi orang lain etnik Gorontalo dan etnik Bugis-Makassar; bagaimana proses komunikasi etnik Bugis-Makassar dalam berinteraksi dengan etnik Gorontalo. Penelitian ini termasuk kategori penelitian lapangan yang bersifat kualitatif-deskriptif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, komunikasi antarbudaya, sosiologi dan antropologi. Penelitian ini dilaksanakan di kota Gorontalo. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Yang menentukan keabsahan data dalam penelitian ini adalah kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Selanjutnya, dilakukan reduksi data yang terus berlangsung selama penelitian. Kemudian, proses akhirnya adalah penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa verbal bisa bermakna berbeda bila disampaikan dalam budaya yang berbeda, perbedaan makna itu terkadang menimbulkan kesalahpahaman atau terjadi bias komunikasi. Dalam budaya material berupa bahasa verbal pengaruh budaya Manado masih sangat kental, ini terlihat pada bahasa Indonesia dialeg Gorontalo yang cenderung mengikuti logat Manado dan terlihat juga dalam perayaan ulang tahun serta pemberian nama bagi anak-anak mereka. Dari persepsi diri dan persepsi terhadap etnik lain terungkap kedua etnik dalam memandang dirinya atau in-groupnya lebih dominan mengungkapkan persepsi pada hal-hal yang positif semata. Sementara dalam memandang orang lain atau out-groupnya, persepsi yang diungkapkan masih berimbang antara yang positif dan negatif. Proses komunikasi berlangsung dalam tiga model yakni linear, interaksional, dan transaksional. Proses komunikasi antara etnik Gorontalo dan etnik Bugis-Makassar terwujud dalam proses interaksional, bahkan sampai pada tahap transaksional. Dalam konteks tersebut, proses komunikasi terjadi tidak disengaja atau tanpa direncanakan, namun berlangsung secara spontan karena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi atau saling kenal mengenal. Proses komunikasi dengan model traksaksional membawa kedua etnik ini pada harmonisasi hubungan. Mereka sama-sama bertanggungjawab terhadap efek atau bias komunikasi yang mungkin ada dalam sebuah proses komunikasi. Harmonisasi hubungan ini mengarah pada minimalisasi konflik karena kedua etnik melakukan proses komunikasi dengan mengedepankan pada persamaan yang mereka miliki yakni persamaan agama dalam hal ini Islam, kedekatan geografis yang melahirkan ikatan emosional yang cukup kuat, dan ikatan sejarah yang menghubungkan antara kedua etnik ini. Implikasi penelitian lebih ditekankan pada aspek mengurangi bias komunikasi yang selalu ada dalam setiap proses komunikasi, apalagi yang berbeda budaya sehingga tercipta rasa aman dan damai tanpa konflik. Pertemuan antara budaya adalah kemestian, maka mempelajari dan menerapkan komunikasi antarbudaya yang efektif adalah kewajiban

    DAKWAH DAN FENOMENA WANlTA DALAM IKLAN TELEVISI

    No full text
    Abstract; Iklan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari media massa, kelangsungan hidup media massa tersebut tergantung ada atau tidaknya iklan. Oleh karena itu, media massa berlomba-lomba mendapatkan iklan dengan melakukan berbagai cara. Sebuah proses komunikasi secara otomatis akan menghadirkan seorang komunikator, pesan, media, komunikan dan efek. Informasi akan diterima secara efektif oleh khalayak bila disalurkan atau disampaikan melalui media yang tepat. Pemilihan saluran yang tepat ini sangat penting karena merupakan salah satu komponen penting berhasil tidaknya proses komunikasi. Televisi acapkali dilihat dengan setengah hati. Di satu sisi ia menjadi hiburan yang menyihir, di sisi lain ia menjadi kecemasan yang berkepanjangan karena itu, tidak aneh muncul ungkapan yang paradoks, cara untuk menyukai televisi justru dengan membencinya. Iklan televisi terkesan "hidup" karena peran yang sangat besar dari copywriter dan visualiser . Iklan yang ditampilkan lewat televisi relatif lebih diingat oleh khalayak dibandingkan media lainnya. Pembaca surat kabar tidak akan pemah bisa mengingat tema lagu suatu iklan. Begitu juga pendengar radio tidak akan pemah bisa melihat bagaimana ekspresi wajah yang mencerminkan kenikmatan ketika model iklan meminum minuman ringan. Pada media televisi, keterbatasan daya ingat khalayak sasaran dalam hal visual dan audio bisa diminimalkan karena dua sisi ini bisa ditampilkan bersamaan. Beberapa implikasi negatif wanita dalam iklan televisi yang bisa ditemukan dalam masyarakat diantaranya: membuat wanita berusaha selalu tampil menarik sesuai dengan gambaran wanita ideal dalam iklan televisi.Kata Kunci; Dakwah, Wanita, Iklan Televisi                                  Advertising is an integral part of the mass media. The survival of the mass media depends on whether there is an advertisement or not. Therefore, the mass media is running on to get  many advertisment by variety of ways. A communication process will automatically bring a communicator, message, media, communicant and effect. Information will be effectively received by the audience when distributed or delivered through appropriate media. The selection of the right channel is very important because it is one of the important components of the success of the communication process. Television is often seen with a half-hearted. On the one hand, it is a good entertainment, but it becomes prolong anxiety. Therefore, there is a paradox saying appears that a way to love television is to hate it. Television commercials seem "alive" because of the enormous role of copywriter and visualiser. Advertisement presents on television relatively more memorizes to the audience than other media. Newspaper reader will never be able to remember the theme song of an advertisement. Likewise, radio listeners will never get to see how the facial expressions that reflect enjoyment when drinking soft drinks advertising model. In the television media, the limitation memory of target audience in terms of visual and audio can be minimized because the two of them can be displayed simultaneously. Some of the negative implications of women in television advertising that can be found in the community are to make women try to always look attractive in the image of the ideal woman in television advertising Keywords; Da'wah, Women, Television Ad

    Komunikasi Transendental Manusia-Tuhan

    No full text
    Communication as the process of delivering a message from the communicator to communicant through media and produce effect, raises questions related to human communication made with God by naked eye can not see. This paper discusses the transcendental communication, ie communication that occurs between man and God. In this paper stated that all communication elements exist in communication between man and God. Source of communication or communicators consisted of God and man. The message in the form of verses of God through the Qur’an and pray, remembrance delivered man to God. The line is the Qur'an serve as channels of God's messages and intra channel's private. Receiver or communicant basically the same as the source or communicator. And feedback effects expected in this transcendental communication is a human being should do what he was told and stay away from what is forbidden. Effects can also be granted the praying, inner peace, or can occupy heaven in the hereafter. While the models of communication that could be in line with the communication process is the Model SR transcendental, Aristotle Model, and Model of Lasswell.Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menghasilkan efek, melahirkan pertanyaan terkait dengan komunikasi yang dilakukan manusia dengan Allah yang secara kasat mata tidak dapat dilihat. Tulisan ini membahas komunikasi transendental, yaitu komunikasi yang terjadi antara manusia dengan Tuhannya. Dalam tulisan ini dikemukakan bahwa semua unsur-unsur komunikasi ada dalam komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Sumber komunikasi atau komunikator terdiri dari Allah dan manusia. Pesannya berupa ayat-ayat Allah lewat al-Qur’an dan doa, zikir yang disampaikan manusia kepada Allah. Salurannya adalah al-Qur’an berfungsi menjadi saluran dari pesan-pesan Allah dan saluran intra pribad. Penerima atau komunikan pada dasarnya sama dengan sumber atau komunikator. Efek dan umpan balik yang diharapkan dalam komunikasi transendental ini adalah manusia harus melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Efek juga bisa berupa terkabulnya doa sang hamba, ketenangan batin, atau bisa menempati surga di akhirat. Sementara model-model komunikasi yang bisa sejalan dengan proses komunikasi transendental adalah Model S-R, Model Aristoteles, dan Model Lasswell

    Komunikasi Transendental Manusia-Tuhan

    No full text
    Communication as the process of delivering a message from the communicator to communicant through media and produce effect, raises questions related to human communication made with God by naked eye can not see. This paper discusses the transcendental communication, ie communication that occurs between man and God. In this paper stated that all communication elements exist in communication between man and God. Source of communication or communicators consisted of God and man. The message in the form of verses of God through the Qur’an and pray, remembrance delivered man to God. The line is the Qur'an serve as channels of God's messages and intra channel's private. Receiver or communicant basically the same as the source or communicator. And feedback effects expected in this transcendental communication is a human being should do what he was told and stay away from what is forbidden. Effects can also be granted the praying, inner peace, or can occupy heaven in the hereafter. While the models of communication that could be in line with the communication process is the Model SR transcendental, Aristotle Model, and Model of Lasswell.Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menghasilkan efek, melahirkan pertanyaan terkait dengan komunikasi yang dilakukan manusia dengan Allah yang secara kasat mata tidak dapat dilihat. Tulisan ini membahas komunikasi transendental, yaitu komunikasi yang terjadi antara manusia dengan Tuhannya. Dalam tulisan ini dikemukakan bahwa semua unsur-unsur komunikasi ada dalam komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Sumber komunikasi atau komunikator terdiri dari Allah dan manusia. Pesannya berupa ayat-ayat Allah lewat al-Qur’an dan doa, zikir yang disampaikan manusia kepada Allah. Salurannya adalah al-Qur’an berfungsi menjadi saluran dari pesan-pesan Allah dan saluran intra pribad. Penerima atau komunikan pada dasarnya sama dengan sumber atau komunikator. Efek dan umpan balik yang diharapkan dalam komunikasi transendental ini adalah manusia harus melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Efek juga bisa berupa terkabulnya doa sang hamba, ketenangan batin, atau bisa menempati surga di akhirat. Sementara model-model komunikasi yang bisa sejalan dengan proses komunikasi transendental adalah Model S-R, Model Aristoteles, dan Model Lasswell
    corecore