33 research outputs found

    GAMBARAN FREKUENSI PERNAPASAN PADA ASMA SETELAH DILAKUKAN TEHNIK INHALASI SEDERHANA DI PUSKESMAS OLAK KEMANG KOTA JAMBI TAHUN 2019

    Get PDF
    Latar Belakang: Asma adalah keadaan yang menunjukkan respon abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan napas  yang meluas. Untuk itu dikembangkan suatu metode inhalasi dengan cara menghirup uap air panas yang diberi sedikit minyak atsiri guna memperkuat efeknya yang dikenal dengan Inhalasi sederhana. Menurut WHO, penderita asma pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 400 juta jiwa. Metode: deskriptif kuantitatif, sampel berjumlah 17 orang, diambil dengan menggunakan purposive sampling. Hasil: frekuensi pernapasan setelah dilakukan tehnik inhalasi adalah 21,88 dengan standar deviasi 2,47. Kesimpulan : terjadi penurunan frekuensi pernapasan setelah dilakukan tehnik inhalasi sederhana terhadap penderita asma. Diharapkan melakukan tehnik inhalasi sederhana secara teratur karena dapat merelaksasi saluran pernapasan, dimana pernapasan yang terganggu akibat adanya lendir atau tengah mengalami sesak napas menjadi kembali normal

    PERBANDINGAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER BELADIRI KARATE DENGAN SEPAKBOLA TERHADAP SELF CONTROL SISWA SMP NEGERI 2 LEMBANG

    Get PDF
    Untuk mengetahui perbandingan pembelajaran ekstrakurikuler beladiri karate dengan permainan sepakbola terhadap self control siswa SMP Negeri 2 Lembang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ex post facto. Desain penelitian yaitu Causal Comparative. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler karate dan sepakbola. Sampel dalam penelitian ini adalah sampling purposive yaitu 15 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler karate dan 15 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis uji t dengan kesamaan dua rata-rata dua pihak. Hasil pengujian menunjukan bahwa hipotesis diterima, dengan diperolehnya t hitung 3,935 lebih besar dari t1- α (2,048). Sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh pembelajaran beladiri karate dengan pembelajaran permainan sepakbola terhadap self control siswa SMP Negeri 2 Lembang. Kesimpulannya, ekstrakurikuler karate lebih meningkatkan self control dibandingkan dengan kegiatan ekstrakurikuler sepakbola di SMP Negeri 2 Lembang;--- To determine the comparative study of extracurricular karate with football game towards self-control of Students of SMP Negeri 2 Lembang. The method that is used is ex post facto methodology. The study design is Causal Comparative. The populations in this study are students who join in extracurricular karate and football. The sample in this study is purposive sampling that is 15 students who join in extracurricular karate and 15 students who join in extracurricular football. The statistical analysis that is used is the analysis of t test with two average similarities of two parties. he test results show that the hypothesis is accepted, by obtaining t 3.935 bigger than t1- α (2.048). So that there are significant differences between the influences of karate study with football game study towards self-control of Students of SMP Negeri 2 Lembang. In conclusion, extracurricular karate further improves self-control than extracurricular football activities in SMPN 2 Lemban

    Defending Democracy: Citizen Participation in Election Monitoring in Post-Authoritarian Indonesia

    Get PDF
    The collapse of the authoritarian regime in 1998 has made Indonesia as one of the most democratic country in Southeast Asia. To ensure the quality ofdemocracy, in particular electoral democracy, supervision and monitoring of elections has a veryimportant role. Although the Badan Pengawas Pemilu(Bawaslu) or Election Supervisory Body of Indonesiahas experienced institutional strengthening, this institution has not yet become effective in supervisingand monitoring the elections. Therefore, electionmonitoring conducted by non-state agencies, particularly the citizens become important to complement the performance of Bawaslu. This article aimsto explore how the election monitoring conducted by citizens in the aftermath of post authoritarian era,affect the quality of Indonesian democracy. This article argues that although the citizen participation in monitoring the elections is likely to decline, but thecrowd sourced method that appeared in the 2014election has succeeded in improving the quality of the electoral process as well as defending the democratic regime in Indonesia

    CHARACTER ANALYSIS OF STELLA IN FIVE FEET APART MOVIE

    Get PDF
    The purpose of this study is to describe the main character in the Five Feet Apart movie. The moral messages contained among there is sincere love stories, patience in the fight against illness, close friendship relations, and others. This research is a descriptive qualitative study, where the researcher collected and analyzed data through several steps (1) the researcher watched a video that contains the Five Feet Apart movie (2) the researcher watched and observed the movie repeatedly (3) the researcher made the script of the Five Feet Apart movie as a dialog text (4) the researcher made thegroup the data in the form of dialogue that reflects the main characters in the Five Feet Apart movie (5) the researcher analyzed the dialogues that reflect the main characters of the Five Feet Apart movie in the table and (6) the researcher described and analyzed the main character in the Five Feet Apart movie. And then the researcher uses tables to measure the results of research which then concludes data relating to the main characters in the Five Feet Apart movie. Based on the results of the study found that Stella's character as the main character is humorous, full of love, friendly, steadfast, strong, smart, caring, emphatic, patient, discipline, optimistic, brave, forgiving, wise,  polite, fair, obedient, and stubborn. So, Stella is the protagonists because most of  her characters are good. Keywords:  Movie, Character, Five Feet Apar

    PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI (KIE) DENGAN MEDIA TERPADU TERHADAP PERILAKU IBU MERAWAT BALITA DIARE DI POSYANDU MERPATI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI TAHUN 2019

    Get PDF
    Perilaku ibu yang kurang baik dalam merawat balita diare akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita serta dapat mengakibatkan kematian pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi informasi edukasi (KIE) dengan media terpadu terhadap perilaku ibu merawat diare di Posyandu Merpati Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Experimental Pre-Post Test With Control Group. Sampel berjumlah 80 orang, diambil dengan menggunakan systematic random sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner survei KAP (knowledge, attitudes, and practices) yang dimodifikasi peneliti sesuai kebutuhan. Hasil uji t dependent didapatkan ada pengaruh komunikasi informasi edukasi (KIE) dengan media terpadu terhadap pengetahuan ibu merawat diare (p= 0,000) serta sikap ibu merawat diare (p= 0,002) dan tindakan ibu merawat diare (p= 0,004). Diharapkan pihak Puskesmas hendaknya menerapkan suatu strategi pendidikan kesehatan yang diberikan dalam perawatan balita diare tentang pemberian cairan tambahan dan makanan lebih mendalam dan teratur dengan menggunakan leafleat, alat peraga dan audiovisual sehingga dapat lebih efektif dan efisien. Kata Kunci: Komunikasi Informasi Edukasi (KIE), media terpadu, perilaku, balita, diare. Daftar Pustaka: 80 (2012-2018

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA RAKYAT KERINCI “SAKUNUNG-SAKUNUNG NINAU

    Get PDF
    The purpose of this study was to describe the value of character education and public perceptions of the Kerinci folklore. This research is in the form of qualitative research and uses a descriptive approach. The study used was a sociology of literature study, the data source used was a folklore book entitled Sakunung-Sakunung Ninau originating from Koto Tuo, the indigenous people of Pulau Tengah as well as articles from the internet, journals and other supporting books. Based on the research results, there are values ​​of character education in the folklore of Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau. In general, the five aspects of character education values ​​proclaimed by the Ministry of Education and Culture, namely Religious, Nationalist, Independent, Mutual Cooperation and Integrity are contained in the story of the Sakunung-Sakunung Folk. Sakunung Ninau, according to the community's perception, the three respondents said that Sakunung Ninau is a bedtime story filled with advice. It can be concluded that the folklore of Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau has character education values, as well as the public's perception that Sakunung Ninau contains advice.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dan persepsi masyarakat pada cerita rakyateKerinci. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Kajian yang digunakan adalahekajian sosiologi sastra, sumber data yane dipakai adalah buku cerita rakyat berjudul Sakunung-Sakunung Ninau yang berasal  dari eDesa Koto Tuo Pulau Tengah, masyarakat asli Pulau Tengah serta artikel dari internet, jurnal dan buku penunjang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat nilai-nilai pendidikan karakter di dalam cerita rakyat Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau, secara garis besar kelima aspek nilai pendidikanekarakter yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas terkandung didalam cerita Rakyat Sakunung-Sakunung Ninau, pada persepsi masyarakat ketiga responden mengatakan bahwa Sakunung Ninau merupakan cerita penghantar tidur berisikan nasehat. Dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau memiliki nilai pendidikan karakter, serta persepsi masyarakat bahwa Sakunung Ninau mengandung naseha

    NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA RAKYAT KERINCI “SAKUNUNG-SAKUNUNG NINAU

    Get PDF
    The purpose of this study was to describe the value of character education and public perceptions of the Kerinci folklore. This research is in the form of qualitative research and uses a descriptive approach. The study used was a sociology of literature study, the data source used was a folklore book entitled Sakunung-Sakunung Ninau originating from Koto Tuo, the indigenous people of Pulau Tengah as well as articles from the internet, journals and other supporting books. Based on the research results, there are values ​​of character education in the folklore of Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau. In general, the five aspects of character education values ​​proclaimed by the Ministry of Education and Culture, namely Religious, Nationalist, Independent, Mutual Cooperation and Integrity are contained in the story of the Sakunung-Sakunung Folk. Sakunung Ninau, according to the community's perception, the three respondents said that Sakunung Ninau is a bedtime story filled with advice. It can be concluded that the folklore of Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau has character education values, as well as the public's perception that Sakunung Ninau contains advice.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dan persepsi masyarakat pada cerita rakyateKerinci. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan deskriptif. Kajian yang digunakan adalahekajian sosiologi sastra, sumber data yane dipakai adalah buku cerita rakyat berjudul Sakunung-Sakunung Ninau yang berasal  dari eDesa Koto Tuo Pulau Tengah, masyarakat asli Pulau Tengah serta artikel dari internet, jurnal dan buku penunjang lainnya. Berdasarkan hasil penelitian terdapat nilai-nilai pendidikan karakter di dalam cerita rakyat Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau, secara garis besar kelima aspek nilai pendidikanekarakter yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong dan Integritas terkandung didalam cerita Rakyat Sakunung-Sakunung Ninau, pada persepsi masyarakat ketiga responden mengatakan bahwa Sakunung Ninau merupakan cerita penghantar tidur berisikan nasehat. Dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat Kerinci Sakunung-Sakunung Ninau memiliki nilai pendidikan karakter, serta persepsi masyarakat bahwa Sakunung Ninau mengandung naseha

    KREATIVITAS MENGGAMBAR MOTIF KREASI BATIK PADA GERABAH MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DI KELAS VIII D SMPN 1 PURWADADI CIAMIS JAWA BARAT TAHUN AJARAN 2013/2014

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas menggambar motif kreasi batik pada gerabah melalui pendekatan konstruktivistik di SMPN 1 Purwadadi Kelas VIII D Ciamis Jawa Barat. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat merangsang siswa untuk berfikir kreatif sehingga mampu menggambar motif batik sesuai dengan sumber ide, setiap siswa diberi kesempatan untuk bertukar pendapat dan mengungkapkan ide gagasan. Bagi guru, dapat memberi masukan untuk menerapkan pendekatan konstruktivistik dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sebagai upaya dalam meningkatkan kreativitas menggambar motif kreasi batik dan dapat mengaplikasikanya pada benda fungsional yaitu gerabah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D yang berjumlah 36 Siswa dan Bapak Mubin, selaku guru Seni Budaya di SMPN 1 Purwadadi sebagai kolabolator dengan peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- Mei dengan tiga siklus, setiap siklus mencakup empat tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, pelaksanaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif-kualitatif yaitu hasil dari dokumen nilai karya menggambar motif kreasi batik di deskripsikan dalam bentuk kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas menggambar motif kreasi batik melalui pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kreativitas menggambar motif kreasi batik pada siswa kelas VIII D SMPN 1 Purwadadi. Pencapaian peningkatan berdasarkan indikator ketercapaian yaitu : 1) Minat siswa dalam menggambar motif batik pada siklus I mencapai 47.5%, siklus II meningkat menjadi 57.3%, dan pada siklus III meningkat menjadi 78.2%. 2) Kemampuan siswa menemukan ide kreatif dalam menggambar motif kreasi batik pada siklus I mencapai 59%, siklus II meningkat menjadi 61.5%, dan pada siklus III meningkat menjadi 81%. 3) Kemampuan siswa menggambar motif kreasi batik yang kreatif dan mengaplikasikannya pada gerabah sesuai dengan pengembangan sumber ide pada siklus I mencapai 42%, siklus II meningkat menjadi 58%, dan siklus III meningkat menjadi 77%
    corecore