59 research outputs found

    Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMA Berdasarkan Kemampuan Akademik

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMAN 1 Enok pada materi barisan & deret aritmatika. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa tes tertulis berupa soal tentang materi barisan & deret aritmatika, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara deskriptif kualitataif, yaitu: (1) Redukasi data; (2) Penyajian data; (3) Penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini indikator yang ditelitia terdiri atas 4 yaitu: (1) fluency; (2) flexibility; (3) elaboration; dan (4) originality. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif untuk masing-masing indikator, menunjukkan bahwa rata-rata terendah pada indikator elaboration sebesar 13%, dan rata-rata tertinggi yaitu pada indikator flexibility sebesar 44%. Kemudian untuk indokator indikator kelancaran fluency dan keaslian originality diperoleh rata-rata yang kurang lebih sama, yaitu secara berurutan sebesar 30% dan 29%. Persentase rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas XI SMA Negeri 1 Enok secara keseluruhan yaitu sebesar 29%, yang menunjukan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah

    Pedagogical Content Knowledge (PCK) Mathematics Pre-service Teachers in Developing Content Representations (CoRes)

    Get PDF
    This study aimed to determine the pedagogical content knowledge (PCK) of pre-service teachers in developing CoRes as a support for designing mathematics learning. Data were collected by reviewing documents of CoRes development results by 32 pre-service teachers’ after analyzing school mathematics learning documents in the form of syllabi and lesson plans prepared by experienced teachers. The analysis of the results of the pre-service CoRes document made by the pre-service teachers’ is done using descriptive statistics that are by calculating the mean. The results of the data analysis show that 18.8% of the pre-service teachers achieved very good qualification, 56.3% with good qualification, 15.6% with sufficient qualification, and 9.4% with poor qualification. Although there were still pre-service teachers belonged to the poor qualification, there were no pre-service teachers who failed in developing CoRes. Some individual students still seem to have difficulty developing CoRes. However, the CoRes document that has been prepared is very useful for carrying out further activities. Thus, it can be concluded that the development of CoRes can be used by pre-service teachers as a support to design learning

    MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN MENGAJAR BERBASIS ICT BAGI CALON GURU ABAD XXI

    Get PDF
    Salah satu tantangan pendidikan abad 21 adalah mengembangkan profesional dan keterampilan mengajar berbasis ICT bagi calon guru matematika. Hal ini dimaksudkan sebagai bekal untuk memasuki dunia profesi di masa yang akan datang. Calon guru diharapkan dapat memperkaya media pembelajaran yang dirancangnya tanpa perlu melakukan proses yang rumit. Adanya pemanfaatan ICT proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan bermakna. Tugas-tugas yang diberikan juga dapat lebih beraneka ragam dan mendorong kreatifitas siswa. Berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013, di butuhkan peran serta dari pihak-pihak yang terkait seperti Pemda, Sekolah, Dinas Pendidikan serta organisasi profesi lain untuk memberikan fasilitas sesuai dengan kebutuhan sehingga pembelajaran matematika dapat berjalan secara efektif. Guru yang efektif adalah guru yang mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam ruang-ruang kelas

    Karakteristik Morfologi dan Molekuler Kultivar Capsicum annuum L. dan Capsicum frutescens L.

    Get PDF
    Cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai kecil (Capsicum frutescens L.) merupakan anggota famili Solanaceae yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki prospek ekonomi yang tinggi. C. annuum dan C. frutescens sangat bervariasi dan terdiri atas banyak kultivar. Oleh karena itu, karakterisasi morfologi dan molekuler penting dilakukan guna melihat keanekaragaman di antara kedua jenis cabai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi dan molekuler beberapa kultivar C. annuum dan C. frutescens, serta mengetahui hubungan kekerabatan di antara kultivar C. annuum dan C. frutescens berdasarkan karakter morfologi dan marka RAPD. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei eksploratif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive random sampling di beberapa lokasi di Banyumas. Karakterisasi morfologi dilakukan dengan mengamati 25 karakter morfologi, sedangkan analisis molekuler dilakukan dengan mengamati polimorfisme fragmen-fragmen DNA hasil PCR-RAPD. Data morfologi dan molekuler diskor, kemudian digunakan untuk analisis kluster dengan metode UPGMA menggunakan software MEGA 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lima kultivar C. annuum yaitu C. annuum ‘Jacko 99’, Lado F1, Lentur F1, Hai-Lux, dan Iggo, serta lima kultivar C. frutescens yaitu C. frutescens ‘Japlak’, Sret, Mahkota, Rembaka, dan Madun mempunyai karakter morfologi yang berbeda-beda. Analisis molekuler menggunakan primer OPA 01, OPA 02, OPA 10, OPB 11 dan OPB 12 menghasilkan total pola pita sebanyak 50 pita, terdiri atas 45 (90%) pita polimorfik dan lima (10%) pita monomorfik. Analisis kluster terhadap 25 karakter morfologi menghasilkan fenogram dengan jarak genetik berkisar antara 0-20%, sedangkan analisis kluster berdasarkan marka RAPD menghasilkan fenogram dengan jarak genetik berkisar antara 0-25%. Analisis kluster berdasarkan karakter morfologi sejalan dengan marka RAPD yaitu pada jarak genetik 20% C. annuum terpisah dari C. frutescens. Meskipun terdapat satu kultivar C. frutescens yaitu C. frutescens ‘Japlak’ yang mengelompok ke dalam C. annuum. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa C. annuum dan C. frutescens memiliki karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan morfologi dan marka RAPD. Analisis hubungan kekerabatan menunjukkan bahwa C. annuum dan C. frutescens membentuk kelompok yang berbeda

    Student Ability in Using Algebrator Software: Case Study During Online Learning

    Get PDF
    Online learning as an alternative that can be applied during the Covid-19 period. For the sake of smooth online learning, teachers need to make innovations so that the concepts of abstract mathematics learning are easily understood by students. One alternative is the use of technology as a learning medium to help solve mathematical problems using Algebrator software. This study aims to describe the ability of students to use Algebrator Software on number material as an alternative to online learning based on their mastery in using Algebrator. This research qualitative descriptive research with a case study approach. The research subjects were 5 class VII students who were randomly selected. The results of this study indicate that the ability of students to use Algebrator Software on number material as an alternative to online learning has been sufficiently mastered based on the results of the tests given and supported by the results of interviews. It is hoped that in the future students can improve their ability to master technology in mathematics learning

    Student Worksheets (LKPD) With Problem Based Learning (PBL) Model On Social Arithmetic Materials In Class VII SMP/MTs

    Get PDF
    This research is a development research that aims to produce learning tools with Problem Based Learning (PBL) model. Learning tools developed in the form of Student Worksheets (LKPD). Mathematical material used in this study is social arithmetic material. This study uses an R & D development method with a 4-D model which has several stages, namely (1) Define , (2) Design , (3) Develop  , (3) Disseminate . The instrument for collecting research data was in the form of a student worksheet validation sheet which was validated by 2 lecturers of Mathematics Education FKIP UIR and 2 teachers of mathematics studies at SMPN 1 Siak Kecil and student response questionnaire sheets. The data collection technique used is the validity test of the student worksheets and the practicality test of the student worksheets. The analysis technique used is the validity technique and the practicality technique. From the results of the study, the results of the validation of the student worksheets were 92.44% with a very valid validation level. And the results of the practicality of student worksheets are 87.84% with a very practical level of practicality. Based on the results of this study, it can be concluded that the development of Student Worksheets with the Problem Based Learning  (PBL) model on social arithmetic material in class VII SMP/MTs is very valid, very practical and suitable for use in the learning process

    KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMPN 02 MERAL

    Get PDF
    This study aims to describe the mathematical creative thinking skills of SMPN 2 Meral students on the material of flat side space. This type of research is descriptive with a quantitative approach. The data collection technique used is in the form of a written test in the form of questions about the material for building flat sides, documentation, and interviews. This study uses qualitative descriptive data analysis techniques, namely: (1) data reduction; (2) triangulation of data; (3) analyzing the results of written tests and interviews; (4) Drawing conclusions. This research focuses on 4 aspects, namely: (1) Fluency; (2) Flexibility; (3) Elaboration (elaboration); and (4) Authenticity (originality). The results of this study indicate that students' creativity in answering fluency indicator questions is 66.6% which is included in the creative category, 83.3% flexibility indicator questions which are very creative, and elaboration indicator questions are 41.6 % which is categorized as quite creative, 79.1% of originality indicators are included in the creative category, and the average percentage of creative thinking for class IX students at SMPN 2 Meral is 67.65% in the creative category

    Pengembangan Model Penyiapan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Calon Guru Melalui Program Perkuliahan Perencanaan Pembelajaran Matematika.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model penyiapan pedagogical PCK calon guru (MPPCKCGu) melalui program perkuliahan perencanaan pembelajaran matematika (PPM) yang layak untuk digunakan yaitu memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan kemampuan merancang dan mengimplementasikan pembelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, menggunakan model pengembangan Plomp. Prosedur pengembangan terdiri atas tiga fase yaitu: (1) preliminary research; (2) development or prototyping phase; (3) assessment phase. Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika semester V, dan dosen di Pekanbaru-Riau. Data yang dikumpulkan berupa: (1) data kuantitatif: skor kevalidan, kepraktisan dan keefektifan produk, dan (2) data kualitatif: saran perbaikan produk oleh para validator atau praktisi, serta komentar dari mahasiswa terkait pelaksanaan model perkuliahan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa (1) lembar validasi model perkuliahan; (2) lembar validasi RPS dan SAP; (3) lembar validasi LKM; (4) lembar validasi bahan ajar; (5) lembar penilaian kepraktisan dari dosen; (6) lembar penilaian kepraktisan dari mahasiswa; (7) lembar observasi keterlaksanaan perkuliahan; (8) tes penguasaan konsep materi trigonometri; dan (9) tes pedagogical content knowledge (PCK). Alur model penyiapan PCK calon guru meliputi: (1) menyiapkan, (2) menggali informasi, (3) menganalisis, (4) merancang, (5) menyajikan, dan (6) menyimpulkan. Produk yang dihasilkan berupa model penyiapan PCK calon guru beserta panduan model dan perangkat pendukung pelaksanaan perkuliahan berupa SAP, LKM, bahan ajar dan penilaian berupa tes konten dan angket PCK. Hasil analisis menunjukkan bahwa MPPCKCGu dan perangkat pendukungnya memiliki tingkat kevalidan sangat baik. Hasil uji coba memenuhi kriteria praktis. Hasil penilaian dosen menunjukkan kepraktisan dengan kriteria sangat baik. Respon mahasiswa menunjukkan kepraktisan dengan kriteria baik. Hasil observasi keterlaksanaan perkuliahan, menunjukkan bahwa MPPCKCGu terlaksana sebesar 86,1%. Calon guru dapat mengembangkan analisis konsep, menyusun peta konsep, mengembangkan Content Representations (CoRes), mengembangkan Pra- Pedagogical and Professional-experience Repertoires (PaP-eRs), merancang pengajaran matematika dalam bentuk pengembangan silabus, pengembangan RPP, dan mengimplementasikan pengajaran matematika dalam bentuk simulasi pembelajaran terbatas semuanya dengan kualifikasi baik. Berdasarkan hasil evaluasi perkuliahan mahasiswa menunjukkan bahwa MPPCKCGu efektif untuk meningkatkan kemampuan merancang dan mengimplentasikan pembelajaran matematika
    • …
    corecore