PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN INDEX LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan index LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam perusahaan LQ 45 periode 2006-2010 yang berjumlah 45 perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang mana pemilihan sampel penelitian disesuaikan berdasarkan maksud penelitian. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil, uji hipotesis menggunakan t-statistik dan f-statistik dengan level of significance 5%, disertai dengan pengujian asumsi klasik regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS) sebesar Rp 0.009, Devidend payout ratio (DPR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Melalui uji secara bersama-sama (simultan) terbukti bahwa Return On Asset (ROA) dan Devidend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Variabel Return On Asset (ROA) dan Dividend Payout Ratio (DPR) dapat menerangkan Earning Per Share (EPS) sebesar 0.120% atau 12%, sedangkan sisanya sebesar 88% lagi diterangkan faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini. Kata Kunci : Return On Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR), Earning Per Share (EPS

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN INDEX LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan index LQ 45 Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2010. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam perusahaan LQ 45 periode 2006-2010 yang berjumlah 45 perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yang mana pemilihan sampel penelitian disesuaikan berdasarkan maksud penelitian. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil, uji hipotesis menggunakan t-statistik dan f-statistik dengan level of significance 5%, disertai dengan pengujian asumsi klasik regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS) sebesar Rp 0.009, Devidend payout ratio (DPR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Melalui uji secara bersama-sama (simultan) terbukti bahwa Return On Asset (ROA) dan Devidend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap Earning Per Share (EPS). Variabel Return On Asset (ROA) dan Dividend Payout Ratio (DPR) dapat menerangkan Earning Per Share (EPS) sebesar 0.120% atau 12%, sedangkan sisanya sebesar 88% lagi diterangkan faktor lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini

Strategi Peningkatan Budaya Pelaporan Patient Safety di Rumah Sakit

This study aims to summarize previous research findings on strategies to enhance patient safety reporting culture in hospitals using a literature review method through searching seven databases (PubMed, EBSCOhost, ProQuest, ScienceDirect, Garuda, and Google Scholar) spanning from 2013 to 2023. Result, Ten studies met the criteria, resulting in the identification of eleven strategies to enhance patient safety reporting culture in hospitals. These strategies include: feedback, interprofessional collaboration and communication, non-punitive response to errors, clear standards or guidelines, patient safety training, simplification of procedures, increasing nurse awareness and socialization of mandatory reporting incidents, implementing a learning from mistakes approach, transparency, implementation of an implementation framework, and expectations and promotion of patient safety by superiors. In conclusion, this review provides evidence regarding strategies to improve patient safety reporting culture in hospitals, where the most reported strategy is feedback; interprofessional cooperation and communication; non-punitive response to mistakes; and clear guidelines regarding reporting.   Keywords: Patient Safety Culture; Hospital; Improvement Strateg

Aqueous electrosynthesis of an electrochromic material based water-soluble EDOT-MeNH2 hydrochloride

2\u27-Aminomethyl-3,4-ethylenedioxythiophene (EDOT-MeNH2) showed unsatisfactory results when its polymerization occurred in organic solvent in our previous report. Therefore, a water-soluble EDOT derivative was designed by using hydrochloric modified EDOT-MeNH2 (EDOT-MeNH2·HCl) and electropolymerized in aqueous solution to form the corresponding polymer with excellent electrochromic properties. Moreover, the polymer was systematically explored, including electrochemical, optical properties and structure characterization. Cyclic voltammetry showed low oxidation potential of EDOT-MeNH2·HCl (0.85 V) in aqueous solution, leading to the facile electrodeposition of uniform the polymer film with outstanding electroactivity. Compared with poly(2′-aminomethyl- 3,4-ethylenedioxythiophene) (PEDOT-MeNH2), poly(2′-aminomethyl-3,4-ethylenedioxythiophene salt) (PEDOT-MeNH3 +A-) revealed higher efficiencies (156 cm2 C-1), lower bandgap (1.68 eV), and faster response time (1.4 s). Satisfactory results implied that salinization can not only change the polymerization system, but also adjust the optical absorption, thereby increase the electrochromic properties

Teorema Titik Tetap Pada Ruang Metrik Quasi Parsial

Dalam Skripsi ini dipelajari definisi, lemma dan Teorema Titik Tetap Caristi pada ruang metrik quasi parsial. Dari definisi, lemma dan teorema yang dipelajari, ditunjukkan adanya hubungan barisan Cauchy dan kelengkapan ruang metrik quasi parsial dengan ruang metrik dan ruang metrik parsial. Dengan menggunakan teorema titik tetap Caristi, pemetaan mempunyai titik tetap jika ( ) ( ( )) merupakan T-orbitally semicontinuous dan memenuhi ( ( )) ( ) ( ( )) (