9 research outputs found

    Penerapan Metode Natural Languange Processing Pada Chatbot Telegram

    Get PDF
    Media sosial dapat membantu komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat melakukan obrolan tanpa dibatasi jarak, salah satunya adalah Telegram. Terdapat fitur utama yang disediakan oleh Telegram untuk melakukan obrolan yaitu Chat Messenger. Beberapa instansi memanfaatkan Chat Messenger sebagai layanan Customer Service. Poltekpar mempunyai website untuk memberikan informasi seputar tes masuk perguruan tinggi dan ada juga mereka menyediakan Frequently Ask Question (FAQ) bagi mahasiswa yang mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan yang diinginkan o1eh pengunjung website. Frequently Ask Question (FAQ) merupakan elemen paling penting dan tidak terpisahkan dari sebuah website. FAQ adalah sebuah tulisan yang dirancang untuk menjawab pertanyaan terkait suatu informasi, FAQ biasanya dibuat berupa pertanyaan mengenai segala hal yang berkaitan dengan layanan. Dalam penelitian ini untuk memaksimalkan otomatisasi FAQ akan dibuat sebuah Chatbot. Untuk melakukan proses pembuatannya menggunakan metode Natural Language Processing (NLP), diterapkan pada Messenger Telegram dan sistem yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman Python. Hasil dari penelitian ini sebuah Chatbot di Politeknik Pariwisata Medan (Poltekpar) dengan kemampuan bisa mengidentifikasi pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa, Chatbot akan menjawab pertanyaan secara otomatis, antara lain terkait informasi pendaftaran kuliah, informasi tentang Pariwisata Medan (Poltekpar) dan informasi sistem perkuliahan

    Pengaruh Pengalaman Perseptual, Sosial, Epistemik, dan Terwujud terhadap Consumer Engagement pada Laman Facebook Telkomsel

    Get PDF
    Salah satu aplikasi media sosial yaitu Facebook dimanfaatkan oleh perusahaan seperti telkomsel dalam menciptakan pengalaman – pengalaman dalam menggunakan suatu merek. Pengalaman perseptual, sosial, epistemik, dan terwujud dinilai dapat mempengaruhi consumer engagement pada laman Facebook suatu perusahaan. Hal ini yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pengalaman perseptual, sosial, epistemik, dan terwujud terhadap consumer engagement pada laman Facebook Telkomsel. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tipe penyelidikan kausal dan menetapkan jumlah responden sebesar 100 orang yang merupakan pengikut Facebook Telkomsel sebagai objek penelitian dan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Variabel-variabel yang akan diteliti adalah pengalaman perseptual, pengalaman sosial, pengalaman epistemik, dan pengalaman terwujud sebagai variabel independen dan consumer engagement sebagai variabel dependen. Berdasarkan hasil data yang didapatkan menunjukan bahwa variabel pengalaman perseptual memiliki kategori baik dengan nilai 76,4%, variabel pengalaman sosial memiliki kategori baik dengan nilai 69,3%, variabel pengalaman epistemik memiliki kategori baik dengan nilai 74,8% dan pengalaman terwujud memiliki kategori netral dengan nilai 64,88%, sedangkan untuk consumer engagement didapatkan hasil sebesar 59,75% dan memiliki kategori netral. Secara parsial pengalaman perseptual dan epistemik tidak berpengaruh terhadap consumer engagement sedangkan pengalaman sosial dan terwujud berpengaruh terhadap consumer engagement. Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan oleh Telkomsel pada laman Facebooknya yaitu pengalaman terwujud yang perlu diperbaiki karena pengalaman terwujud berpengaruh terhadap consumer engagement pada laman Facebook telkomsel sedangkan para respondennya memberikan nilai netral untuk pengalaman terwujud pada laman Facebook Telkomsel. Kata kunci: Pengalaman perseptual, pengalaman sosial, pengalaman epistemik, pengalaman terwujud, consumer engagement

    Chatbot Telegram Menggunakan Natural Language Processing

    Get PDF
    Media sosial dapat membantu  dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi dan mengobrol tanpa batas jarak. Poltekpar memiliki website yang menyediakan informasi tentang tes masuk universitas dan Frequently Ask Question (FAQ) yang bertujuan membantu mahasiswa baru menemukan informasi terkait pendaftaran di Poltekpar. Untuk meningkatkan pelayanan publik, Poltekpar harus memberikan pelayanan yang terbaik pada calon mahasiswa. Pelayanan yang sebelumnya menggunakan FAQ memiliki kendala tidak dapat menjawab secara cepat, sehingga dinilai kurang efisien, maka akan lebih mudah dengan adanya Chatbot yang dapat menjawab pertanyaan secara realtime. Metode penelitian yang digunakan merupakan System Development Life Cycle (SDLC) Waterfall yang memiliki empat tahap yaitu analysis, design, coding dan testing dan menggunakan teknik pengujian aplikasi User Acceptance Testing (UAT). Dalam penelitian ini melakukan proses pembuatan sistem dengan menggunakan metode Natural Language Processing (NLP) yang diterapkan pada sistem yang dibangun dengan Telegram Messenger dan bahasa pemrograman Python. Hasil Chatbot yang diuji mendapat nilai persentase sebesar 94%. Hasil ini menunjukkan sistem Chatbot sangat layak dan efektif dalam membantu mahasiswa memperoleh informasi yang dibutuhkan

    Fatigue Life Analysis of FSO Anchor Chain with Corrosion Effect

    Get PDF
    In this study, the authors analyze the fatigue life of the anchor chain used to secure the Gamkonora FSO to the seabed. The objective is to determine the operational lifespan of the anchor chain by considering its fatigue life. The research begins with an analysis of the movement of the Gamkonora FSO under environmental loads in both free-floating and moored conditions to determine the tension in each anchor chain. Next, the anchor chain tension is calculated for various corrosion levels, namely 0%, 5%, 10% and 15%. Subsequently, the tension range and damage ratio values are determined using the T-N curve method based on Palmgren Miner’s failure law, with failure estimation carried out using the rainflow counting method. The numerical modeling results reveal that the largest translational motion behavior of the FSO occurs during heave motion, reaching 1.409 m/m, while the largest rotational motion is observed during roll motion, with a value of 3.463 deg/m when the FSO is fully loaded. The maximum tension recorded in the anchor chain is 1,695.14 kN at heading 90 under 0% corrosion conditions, with a safety factor of 4.53. Furthermore, the cumulative damage value from the T-N curve is obtained, with the largest value recorded as 0.0702. Based on the cumulative damage, the fatigue life of the anchor chain is estimated to be 14.25 years during its operational lifespan

    Pemanfaatan aplikasi daring untuk peningkatan pemasaran songket dan purun perajin Burai

    Get PDF
    Desa Burai merupakan salah satu desa yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Masyarakat Desa Burai mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin songket dan pengrajin anyaman purun. Usaha rumah tangga ini mengalami kendala pada masalah pemasaran yang terbatas. Kegiatan pelatihan dan penyuluhan aplikasi daring seperti WhatsApp Business dan marketplace dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan hasil kerajinan songket dan purun. Selama ini pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin songket dan kerajinan anyaman purun masih dengan cara manual tanpa bantuan aplikasi daring. Tim memberdayaan penggunaan apliaksi daring yaitu media sosial WhatsApp Business dan marketplace Shopee bagi para perajin songket dan anyaman purun. Kegiatan pendampingan dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan berupa paparan meteri dan pelatihan. Untuk mengukur keberhasilan kegiatan dilakukan pre-test sebelum kegiatan pendampingan dimulai da post-test setelah kegiatan dilaksanakan. Dari uji yang dilakukan menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dari peserta pada saat sebelum diberikan pendampingan dan setelah dilakukan pendampingan. Dari hasil pre-test dan post-test menunjukan adanya peningkatan lebih dari 20% setelah dilakukannya kegiatan. Hal menyimpulkan bahawa para perajin telah mampu menggunakan aplikasi daring untuk memasarkan produk mereka secara lebih luas

    Pelatihan Desain Kemasan Produk dan Media Pemasaran Online UMKM di Kelurahan Kukusan, Kota Depok

    Get PDF
    The coronavirus pandemic (COVID-19) is a problem that is being faced by more than 200countries around the world. Depok City is one of the cities in Indonesia that has been the worstaffected by COVID-19. The impact of this pandemic is not only on the health and social sectorsbut also in the economic sector of the community, especially for owners of Micro, Small andMedium Enterprises (MSMEs). Thematic-Based Service Learning Program (SLPT) IPB helpedMSMEs in Kukusan Village, Depok City, which were affected by the pandemic, to increase salesof MSME products by holding training on product packaging design and online marketing.Training on the theme of "Appropriate Use of Packaging", "Packaging Design", and "OnlineMarketing Strategy" was held with an online approach through the Whatsapp Group applicationand an offline approach with interviews and direct practice with selected MSMEs. Overall,Kukusan MSMEs already has good product quality, it just requires stronger branding to increasesales. With this training, MSME players can increase the attractiveness of their packaging andexpand product marketing. The training that has been carried out has provided benefits to MSMEsin Kukusan Village. Keywords: MSMEs, training, design, packaging, marketin

    Analisis Kelelahan dan Keandalan Rantai Tambat dengan Mempertimbangkan Beban Tandem Offloading dan Pengaruh Pretension

    No full text
    Rantai tambat adalah salah satu komponen yang penting di dalam industri oil and gas maupun industri maritim lainnya. Rantai tambat digunakan untuk mengamankan struktur seperti kapal maupun anjungan minyak dan gas terapung seperti FSO agar tetap berada di posisi yang ditentukan. Selama operasi rutin dan operasi bongkar muat (offloading), beban yang diberikan pada rantai tambat dapat menyebabkan kelelahan struktural sehingga terjadi kegagalan pada struktur. Oleh karena itu, analisis umur kelelahan dan keandalan pada rantai tambat sangat penting untuk memastikan keamanan dan kinerja yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelelahan dan keandalan pada rantai tambat dengan mempertimbangkan dua faktor penting, yaitu pengaruh desain pretension dan pengaruh beban offloading. Beban offloading mengacu pada beban tambahan yang diberikan pada rantai tambat selama operasi bongkar muat dengan sistem tandem. Konfigurasi sistem tambat menggunakan sistem spread mooring sebanyak 8 rantai (4x2), berdiameter 87 mm, dengan variasi pretension 10%, 15% dan 20% dari Minimum Breaking Load (MBL) rantai. Dalam analisis kelelahan, metode "Rainflow Counting" dan "Palmgren-Miner" digunakan untuk menghitung jumlah siklus beban yang terjadi dan mengevaluasi akumulasi kerusakan akibat beban siklik sehingga nantinya umur kelelahan dapat dihitung dan diketahui. Sedangkan untuk analisis keandalan, digunakan meode Monte Carlo. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa desain konfigurasi sistem tambat masih memenuhi persyaratan safety factor yang direkomendasikan oleh API RP 2 SK baik pada saat analisis SLS, ULS, maupun FLS. Pada kondisi SLS dan ULS, tension terbesar terjadi ketika FSO berada pada kondisi muatan ballast. Pada analisis kondisi FLS, didapatkan bahwa adanya beban offloading dapat menambah fatige damage sehingga mengurangi umur kelelahan pada rantai. Dengan frekuensi offloading sebanyak 24 kali per- tahun dan juga mempertimbangkan adanya pengaruh perubahan muatan selama offloading, didapatkan umur kelelahan paling sedikit terjadi pada chain 1.2 pada segmen splash zone, yaitu 71 tahun dengan safety factor 4.7. Keandalan chain 1.2 terhadap umur kelelahan pada target umur operasi 5, 10, dan 15 tahun adalah sebesar 99.89%, 97.67%, dan 90.32%. =============================================================================================================================== Mooring chains are an important component in the oil and gas industry and other maritime industries. Mooring chains are used to secure structures such as ships and floating oil and gas platforms such as FSOs to remain in their designated positions. During routine operations and offloading operations, the loads exerted on the mooring chain can cause structural fatigue resulting in failure of the structure. Therefore, fatigue life and reliability analysis on mooring chains is essential to ensure safety and optimal performance. This study aims to conduct fatigue and reliability analysis on mooring chains by considering two important factors, namely the influence of pretension design and the influence of offloading load. Offloading load refers to the additional load exerted on the mooring chain during tandem loading and unloading operations. The mooring system configuration uses a spread mooring system of 8 chains (4x2), 87 mm in diameter, with pretension variations of 10%, 15% and 20% from the Minimum Breaking Load (MBL) of the chain. In the fatigue analysis, the "Rainflow Counting" and "Palmgren-Miner" methods are used to calculate the number of load cycles that occur and evaluate the accumulated damage due to cyclic loads so that later the fatigue life can be calculated and known. As for the reliability analysis, the Monte Carlo method was used. From the research results, it is found that the mooring system configuration design still meets the safety factor requirements recommended by API RP 2 SK both during SLS, ULS, and FLS analysis. In SLS and ULS conditions, the largest tension value is when the FSO is in ballast load condition. In the FLS condition analysis, it is found that the offloading load can increase the fatige damage so as to reduce the fatigue life of the chain. With an offloading frequency of 24 times per year and also considering the effect of load changes during offloading, it is found that the least fatigue life occurs on chain 1.2 in the splash zone segment, which is 71 years with a safety factor of 4.7. The reliability of chain 1.2 against fatigue life at the target operating life of 5, 10, and 15 years is 99.89%, 97.67%, and 90.32%

    Pemilihan Konfigurasi Sistem Tambat Berdasarkan Pada Kekuatan Rantai Jangkar Studi Kasus Temporary Storage Tanker Di Papa Field

    No full text
    Guna menjaga dan menahan pergerakan temporary storage tanker selama melakukan proses loading dan offloading, maka perlu dibangun fasilitas sistem tambat bangunan apung (mooring system). Dalam mendesain fasilitas sistem tambat, tentunya akan dihadapkan oleh beberapa alternatif pilihan konfigurasi yang sesuai dengan lokasi tersebut dan telah sesuai dengan code serta standard yang berlaku. Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan analisa pemilihan konfigurasi sistem tambat berdasarkan pada kekuatan rantai jangkar studi kasus temporary storage tanker di Papa Field dengan sembilan alternatif konfigurasi dan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Setiap alternatif konfigurasi akan memberikan nilai tegangan disetiap tali tambat dan gerakan kapal yang berbeda. Hasil analisis dengan menggunakan metode time domain menunjukkan bahwa semakin besar sudut rantai jangkar (mooring line) dan semakin banyak rantai jangkar yang digunakan, maka tension yang terjadi pada rantai jangkar akan semakin kecil. Dari sembilan alternatif konfigurasi, nilai tension dan motion maksimum terjadi pada konfigurasi satu (4x1 dengan sudut rantai spread mooring 30 derajat) yaitu sebesar 4468 kN dengan motion maximumnya adalah 4.84 m. Dari hasil tension tersebut, dengan menggunakan tipe (class) rantai R4, maka nilai faktor keamanan, SF (Safety Factor) adalah 1.72 sehingga masih memenuhi kriteria safety factor yang disarankan oleh API RP 2SK untuk analisis dinamis kondisi intact yaitu >1.67. Analisis pemilihan pada penelitian ini menggunakan metode analityc hierarchy process (AHP). Hasil analisis menunjukkan bahwa kriteria dengan bobot prioritas terbesar adalah kriteria survivability dan dilanjutkan dengan kriteria berthing ability. Sehingga dari hasil ranking pembobotan, didapatkan konfigurasi terbaik yang dapat dipakai adalah konfigurasi nomor tujuh yaitu 4x2 dengan sudah 30-40 derajat dengan bobot 0,1436 (14,35%) ===================================================================================================================================== In order to maintain and restrain the movement of the temporary storage tanker during the loading and offloading process, it is necessary to build a mooring system facility. In designing mooring system facilities, of course, you will be faced with several alternative choices that are suitable for the location and accordance with applicable codes and standards. In this study, researchers will analyze the selection of mooring system configurations based on the strength of the anchor chain case study of the temporary storage tanker at Papa Field with nine alternative configurations and predetermined criteria. Each alternative configuration will provide a different value of tension in each mooring line and ship movement. The results of the analysis using the time domain method show that the greater angle of the anchor chain (mooring line) and the more anchor chains used, the smaller tension occured in the anchor chain. From the nine alternative configurations, the maximum tension and motion values occur in configuration one (4x1 with a chain angle of 30 degrees spread mooring) which is 4468 kN with maximum motion of 4.84 m. From the results of the tension, using the type (class) of the R4 chain, the value of the safety factor (SF) is 1.72 so that it still meets the safety factor criteria suggested by API RP 2SK to analyze dynamic dynamic conditions, namely > 1.67 . The analysis in this selection research uses the analytical hierarchical process (AHP) method. The results of the analysis show that the criteria with the highest priority weights are the criteria for survival and the criteria for berthing ability. So from the results of the weighting ranking, the best configuration that can be used is configuration number seven, 4x2 with 30-40 degrees with a weight of 0.1436 (14.35%
    corecore