11 research outputs found
Climatology of Discomfort Index for Decade in Bandar Lampung, Indonesia
Climate change as certain phenomena has occurred globally and the impact feels by people especially for those who live on the island. Weather pattern shifting is one of the evidence of climate change impact, and many scientists are still trying to prove it. Weather affected by a combination of temperature, relativity humidity, etc. The fact that those parameters closely related to the need of health especially temperature and relative humidity and well-known thermal scale grouped in a range called discomfort index (DI). This study aims to analyze the outdoor condition in Bandar Lampung by figure out discomfort index. Weather parameter collected from secondary data of Teluk Betung weather station from 2007 â 2017 in three levels of high, average and low condition. In that period, temperature and humidity in Bandar Lampung relatively stable between 20-35âC and 50-100%. In general, the city encountered with varies conditions by high temperature above 29âC and high relative humidity more than 85%. Meanwhile, DI changes from year to year are not significantly occurred that indicates in high temperature, average and low weather are everyone feels severe stress, more than 50% of people feel discomfort, and comfortable condition. Nevertheless, every year it already shows an uncomfortable situation especially in high temperature and even at an average temperature. Furthermore, the study needs to compare with other weather stations in Bandar Lampung
Penataan Taman Lansia Di Kota Surabaya Berdasarkan Karakteristik Kebutuhan Masyarakat Lanjut Usia
Jumlah masyarakat lansia di Kota Surabaya terus berkembang dengan pesat.
Pada tahun 2010, jumlah penduduk lansia 10% jumlah penduduk keseluruhan,
melebihi prosentase jumlah penduduk lanjut usia nasional, yaitu 7,5%. Pada tahun
2013, jumlah masyarakat lansia di Kota Surabaya telah mencapai 16,74%dari total
penduduk Surabaya, dengan jumlah terbanyak terdapat di Unit Pengembangan VI
Tunjungan. Pada masyarakat lansia, proses penuaan membawa banyak perubahan,
baik dari segi fisik maupun psikologis, masyarakat lansia kebanyakan kaum
pensiunan yang kesepian sehingga membutuhkan fasilitas untuk berinteraksi
dengan sesamanya, salah satunya adalah taman.Di UP Tunjungan terdapat sebaran
taman terbanyak dari Kota Surabaya, 8 taman kota,namun tidak satupun
diperuntukkan untuk masyarakat lansia.Maka, tujuan dari penelitian ini adalah
merumuskan penataan taman lansia yang tepat sehingga lebih optimal dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat lansia di Kota Surabaya.
Metodologi penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif
kualitatif.Evaluasi taman di Unit Pengembangan Tunjungan yang potensial untuk
ditata sebagai taman bagi masyarakat lansia dilakukan dengan menggunakan
analisis character appraisal. Perumusan kriteria penataan taman lansia dari segi
fisik dan psikologis masyarakat lansia dengan behavior observation dan cognitive
mappingpada pengunjung taman lansia, serta menata Taman Lansia sesuai dengan
kriteria yang telah ditemukan melalui upayasinkronisasihasildarianalisis-analisis
sebelumnya menggunakan analisis synchronic reading.
Hasil dari penelitian ini adalah penentuan taman yang paling potensial untuk
ditata sebagai taman lansia di UP Tunjungan, serta kriteria dan konsep
penataantaman lansia. Taman terpilihmerupakantaman yang mampumemenuhi 7
dari 10 subkriteriatamanlansia. Kriteriapsikologis meliputi zonasi area taman
lansia berdasarkan segmentasi kelompok umur lansia, yaitu lansia dini (55-64
tahun), lansia madya (65-70 tahun), serta lansia risiko tinggi (>= 70 tahun), serta
peningkatan aksesibilitas tamanterpilih. Sedangkan, kriteria fisik adalah penataan
elemen taman lansia sesuai dengan zonasi yang ditetapkan. Konsep penataan
berdasarkankriteriatersebutdanmengacu pada tema yang ditetapkanyaituâelderly
park as a space of healthy ageing communityâ,dengan 3 kata kunci, yaitu
komunitas, space, dan kesehatan secara fisik dan psikologis.
========================================================================================
The number of elderly people in Surabaya is growing fast; in 2010, the
percentage of elderly people in Surabaya is 10% of total people in Surabaya. It is
far more than the percentage of elderly people in Indonesia, that is 7,5 % of total
people. In 2013, the percentage of elderly people in Surabaya had reach 16,74%
of total people, with the largest population of elderly people in Development Unit
(UP) VI Tunjungan. The aging process brings many changes to a man, physically
and psychologically. Most of them are lonely retired men, so they need a facility
for them to interact with their kinds, such as parks. There are eight urban parks at
UP Tunjungan, but none of them is addressed for the elderly. Therefore, the
objective of this research is to formulate an alternative of elderly park
arrangement so that it could be optimized for providing elderlyâs needs in
Surabaya City.
The researchâs methods is qualitative descriptive. The evaluation of eight
parks in UP Tunjungan that potential to be arranged as an elderly park through
character appraisal analysis. Then, it is followed by the formulation of arranging
criteria for elderly park in both physical and psychological aspects through
behavior observation and cognitive mapping towards elderly visitors of the parks.
Lastly, the arrangement of elderly park based on the criteria formulated from the
synchronization of previous analysis results through synchronic reading analysis.
The result of this research is to find out the most suitable park as elderly
park in UP Tunjungan, also arranging criteria and concept of an elderly park. The
chosen park is the urban park that able to fulfill 7 out of 10 sub criteria of an
elderly park. Arranging criteria in psychological aspect consist of zoning area of
elderly park based on age group segmentation, i.e. early elderly (55-64thyears
old), middle elderly (65-70th years old), and high risk elderly (>= 70th), and
enhancing the accessibility of the suitable park. Arranging criteria in physical
aspect is the arrangement of the parkâs elements according to the zones that have
been established. The concept to arrange the park is based on those criteria and
referring to the formulated theme, that is âelderly park as a space of healthy
ageing communityâ, with 3 keywords, i.e. community, space, and physical and
psychological health
PENGARUH FAKTOR PLACE ATTACHMENT PADA PROSES ADAPTASI HABITAT DI PERMUKIMAN PETEMON, SURABAYA
Proses adaptasi habitat merupakan cerminan adanya faktor keterikatan masyarakatterhadap suatu kawasan kota, yang dipengaruhi oleh faktor fisik dan non fisik. PermukimanPetemon merupakan permukiman yang berumur cukup tua di kota Surabaya. Kawasan ini dikenalpula sebagai kawasan yang terdampak cukup berat ketika musim hujan di Surabaya dikarenakanbanjir. Namun, berdasarkan data profil kependudukan kelurahan Petemon, terjadi peningkatanjumlah penduduk dari tahun 2014-2016 dari dari 291 jiwa/hektare menjadi 306 jiwa/hektare. Halini terjadi dikarenakan adanya proses adaptasi habitat pada cara bermukim masyarakat akibatkeberadaan faktor keterikatan yang menjadi penyebab bertahannya penguni di kawasanpermukiman Petemon. Maka, diperlukan kajian terkait faktor place attachment yang terjadi padakawasan permukiman ini yang menyebabkan proses adaptasi habitat. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengidentifikasi faktor place attachment dalam adaptasi habitat di PermukimanPetemon. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik analisadengan teknik analisis character appraisal dalam menilai dan mengelompokkan lingkunganpermukiman serta metode wawancara dan pengamatan untuk menngidentifkasikan faktornya.Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasinya faktor place attachment pada kawasan studi.Faktor place attachment yang teridentifikasi adalah faktor fisik, sosial, kultural, individu,pengalaman, fasilitas sosial, kepuasan akan suatu tempat
Faktor yang Berpengaruh dalam Indeks Keberlanjutan Kota di Provinsi DKI Jakarta
Sebagaimana ditentukan oleh Sustainable Development Goals (SDGs), pertumbuhan kota yang baik ditandai dengan keseimbangan kemajuan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tantangan kota dalam mengatur kebergantungan akan lingkungan dan upaya masyarakat memenuhi kebutuhan dasar menjadi salah satu aspek keberlanjutan kota agar kesejahteraan lingkungan, ekonomi, dan sosial sejalan dengan respon pertumbuhan kota. Kebijakan, faktor lingkungan-sosial-ekonomi, infrastruktur, merupakan beberapa faktor yang termasuk di dalamnya. Jakarta menjadi tarikan bagi urbanisasi yang bersumber dari daerah sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur indeks keberlanjutan kota pada tahun 2010, 2015, dan 2019 di kota administrasi DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara). Perhitungan indeks melibatkan 13 indikator keberlanjutan kota. Untuk menilai komponen yang mempengaruhi keberlanjutan perkotaan, regresi linier berganda dan perhitungan kontribusi efektif digunakan sebagai metode analisis. Temuan studi ini menunjukkan bahwa keberlanjutan kota Jakarta cenderung rendah dan telah menurun selama sepuluh tahun terakhir, dengan proporsi RTH, tingkat pengangguran, dan jumlah tenaga kesehatan menjadi faktor yang paling berpengaruh
Evaluation of The Suitability of Urban Parks Based on The Characteristic of The Elderlyâs Needs in Surabaya
The number of elderly people in Surabaya City is growing fast, with the largest population in Development Unit (UP) Tunjungan. It resulted to the needs of elderly facilities, such as parks. The elderly have certain characteristics, so the designing of elderly park need a specific approach. Therefore, the researchâs objective is to evaluate urban parks in UP Tunjungan that suitable for characteristic of the elderlyâs need. The researchâs methods is qualitative descriptive. The evaluation of eight parks in UP Tunjungan based on general criteria of elderly park through character appraisal analysis. The result is to find out the most suitable park to be designed as Elderly Park that meets 7 out of 10 sub criteria of an elderly park
PENDAMPINGAN PENATAAN TANAMAN DALAM LOMBA KOMPETENSI SISWA TINGKAT NASIONAL SMKN 63 JAKARTA
Lomba bidang Lanskap dan Pertamanan salah satu bidang kompetensi siswa SMK tingkat nasional yang diselenggarakan setiap tahun oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Lomba ini kembali diadakan tahun 2022 setelah selesai masa pandemi. SMKN63 Jakarta selalu mengikuti lomba tersebut setiap tahun. Kepala sekolah beserta guru pendamping lomba meminta tim PkM dari jurusan Arsitektur lanskap untuk mendampingi kegiatan lomba tersebut. Materi yang diberikan pada pendampingan ini diantaranya penataan tanaman secara proposional dan estetis. Penataan tanaman secara proporsional dan estetis dapat menjadi ciri khas dari sebuah taman. PkM ini dilaksanakan di halaman sekolah SMKN 63 dan metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah survei, kuesioner, persiapan materi baik materi penyuluhan, maupun materi persiapan simulasi lapangan dan pelaksanaan pendampingan simulasi pembuatan taman. Hasil menunjukkan bahwa mitra sangat setuju (93%) apabila dalam menata tanaman terlihat proporsional dan estetis. Mitra tidak setuju 50% apabila taman yang unik itu merupakan elemen tanaman yang berbeda-beda, tidak membentuk suatu komposisi, tidak berstruktur. Taman yang sudah dibuat dalam lomba sudah mengikuti arahan hanya kecepatan kerja masih kurang. Sehingga perlu pelatihan yang lebih, untuk meningkatkan keterampilan
CONSERVATION CONCEPT OF OLD KAMPUNG THROUGH THE APPLICATION OF SUSTAINABLE DEVELOPMENT PRINCIPLES AT KAMPUNG SURABAYAN, KEDUNGDORO DISTRICT, SURABAYA
Kampung Surabayan is one of old kampungs in Surabaya, Indonesia, that has some potentials which can be developed as a sustainable kampung by balancing the environmental, socio-cultural, and economic aspects. In environmental aspect, Kampung Surabayan already has a good management based on various achievements from Green and Clean Competition (an eco-friendly settlement competition) and Safe Kampung Competition which held by Surabaya Government. The historical potential and cultural heritage, cooperative kampungâs residents, unique âkampungâ traditions such as "cangkruk" or âfree chatteringâ and "adu doro" or âpigeon racingâ, carry social and culture values. Also, the green economy values that come from the residentâs creativity to manage domestic garbages into unique and valuable handicrafts.One aspect that still be left behind is heritage conservation. As an old kampung, Kampung Surabayan should be conserved in order to keep the authenticity of Kampungâs heritage. The potentials of Kampung Surabayan can be integrated by Heritage Tourism Concept to create a sustainable kampung heritage
Push And Pull Factor dalam Proses Habitat Selection Akibat Keberadaan Kegiatan Pendidikan Tinggi di Kawasan Perumahan Siwalankerto, Kota Surabaya, Jawa Timur (Habitat Selection Process Due to Exixtence of Higher Education Activities Siwalankerto Housing Area, Surabaya City, East Java)
Kehadiran sebuah perguruan tinggi di sebuah kawasan mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap perkembangan sebuah kota, baik secara fisik maupun non fisik. Kawasan Siwalankerto adalah kawasan yang terdampak oleh keberadaan Universitas Kristen Petra Surabaya. Komunitas pendatang (mahasiswa dan pegawai) yang masuk menyebabkan perubahan terhadap kecenderungan penggunaan lahan dari perumahan ke perdagangan dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasiswa.Berdasarkan data profil kependudukan Kelurahan Siwalankerto, terjadi penurunan jumlah penduduk dari tahun 2010-2014 dan peningkatan tingkat migrasi keluar sebesar 4,7%. Hal ini mengindikasikan terjadinyaproses habitat selection yang berpengaruh pada push and pull factor yang menyebabkan masuk dan keluarnya komunitas pada kawasan, salah satunya pada Perumahan Siwalankerto Permai. Pergeseran komunitas dari penghuni tetap menjadi komunitas penghuni musiman bertentangan dengan prinsipkomunitas berkelanjutan dalam SDGs. Maka, diperlukan pemahaman terkait push and pull factor apakah yang menyebabkan terjadinya perpindahan komunitas. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pushand pull factor dalam proses habitat selection akibat keberadaan perguruan tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis character appraisal dalam menilai dan mengelompokkan lingkungan perumahan serta metode wawancara dan pengamatan untukmenngidentifkasikan faktornya. Hasil dari penelitian ini adalah teridentifikasinya Push and pull factor pada kawasan studi. Push factor yang diidentifikasi adalah faktor lokasi dan ekonomi, sedangkan pull factoryang diidentifikasi adalah faktor lokasi, ekonomi, sarana dan prasarana, dan sosial.Kata Kunci : habitat selection, komunitas, kawasan perumahan, push factor, pull facto
Climatology of Discomfort Index for Decade in Bandar Lampung, Indonesia
Climate change as certain phenomena has occurred globally and the impact feels by people especially for those who live on the island. Weather pattern shifting is one of the evidence of climate change impact, and many scientists are still trying to prove it. Weather affected by a combination of temperature, relativity humidity, etc. The fact that those parameters closely related to the need of health especially temperature and relative humidity and well-known thermal scale grouped in a range called discomfort index (DI). This study aims to analyze the outdoor condition in Bandar Lampung by figure out discomfort index. Weather parameter collected from secondary data of Teluk Betung weather station from 2007 â 2017 in three levels of high, average and low condition. In that period, temperature and humidity in Bandar Lampung relatively stable between 20-35âC and 50-100%. In general, the city encountered with varies conditions by high temperature above 29âC and high relative humidity more than 85%. Meanwhile, DI changes from year to year are not significantly occurred that indicates in high temperature, average and low weather are everyone feels severe stress, more than 50% of people feel discomfort, and comfortable condition. Nevertheless, every year it already shows an uncomfortable situation especially in high temperature and even at an average temperature. Furthermore, the study needs to compare with other weather stations in Bandar Lampung