Basic List of Selection in the field of Public Health and the Environment . National Institute of Public Health and the Environment and Netherlands Vaccin Institute 1940-2005 (draft)

Herziene editie. Voor vragen Centraal Archief RIVMHet Basis Selectie Document (BSD) is het bij de Archiefwet 1995 voorgeschreven selectieinstrument voor overheidsarchieven. Met behulp van een BSD worden bewaartermijnen toegekend aan documenten waarbij onderscheid wordt gemaakt in bewaren (B) en vernietigen na een vastgestelde periode (V). De te bewaren documenten worden overgebracht naar het Nationaal Archief (NA). Dit rapport bestrijkt de periode 1940-2005 en is een actualisatie van rapport 840701002/1998 waarin de handelingen met bewaartermijnen van het Rijksinstituut voor de Volksgezondheid (RIV) en de rechtsopvolger hiervan, het Rijksinstituut voor Volksgezondheid en Milieuhygiene (RIVM) staan beschreven over de periode 1940-1995. In het afgelopen decennium is de taak "vaccinontwikkeling en productie" ondergebracht bij het Nederlands Vaccin Instituut (NVI) dat per 1 januari 2003 als zelfstandige agentschap onder het ministerie van VWS is gepositioneerd. Het NVI komt als aparte actor voor in dit BSD.As laid down by Dutch national law the fundamental selection instrument ('Basis Selectie Document' BSD) is to be used in national and regional government archives to separate records that should be preserved from records for which destruction is warranted. This method is designed by the National Archives of the Netherlands (NA) to control the tidal wave of records the NA anticipated after promulgation. This report extends report 840701002/1998 up to 2005, a valuation for all terms of reference the National Institute of Public Health and Environmental Protection (RIVM) and its predecessor, the National Institute of Public Health (RIV), were commissioned with from 1940 up to and including 1995. During the past decennium a main tasks of the RIVM namely "vaccine production and development" was established in a new institute: the Netherlands Vaccine Institute (NVI). The NVI appears as a separate actor in this BSD.RIV

An inventory control policy for liquefied natural gas as a transportation fuel

In this paper, we study a novel stochastic inventory management problem that arises in storage and refueling facilities for Liquefied Natural Gas (LNG) as a transportation fuel. In this inventory problem, the physio-chemical properties of LNG play a key role in the design of inventory policies. These properties are: (1) LNG suffers from both quantity decay and quality deterioration and (2) the quality of on-hand LNG can be upgraded by mixing it with higher-quality LNG. Given that LNG quality can be upgraded, an inventory control policy for this problem needs to consider the removal of LNG as a decision variable. We model and solve the problem by means of a Markov Decision Process (MDP) and study the structural characteristics of the optimal policy. The insights obtained in the analysis of the optimal policy are translated into a simple, though effective, inventory control policy in which actions (i.e., replenishment and/or removal) are driven by both the quality and the quantity of the inventories. We assess the performance of our policy by means of a numerical study and show that it performs close to optimal in many numerical instances. The main conclusion of our study is that it is important to take quality into consideration when design inventory control policies for LNG, and that the most effective way to cope with quality issues in an LNG inventory system involves both the removal and the replenishment of inventories

Hybrid heuristics for a maritime short sea inventory routing problem

We consider a short sea fuel oil distribution problem where an oil company is responsible for the routing and scheduling of ships between ports such that the demand for various fuel oil products is satisfied during the planning horizon. The inventory management has to be considered at the demand side only, and the consumption rates are given and assumed to be constant within the planning horizon. The objective is to determine distribution policies that minimize the routing and operating costs, while the inventory levels are maintained within their limits. We propose an arc-load flow formulation for the problem which is tightened with valid inequalities. In order to obtain good feasible solutions for planning horizons of several months, we compare different hybridization strategies. Computational results are reported for real small-size instances

Perubahan Politik Hukum Pengaturan Pemilihan Kepala Daerah dan Implikasinya Terhadap Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan politik hukum pengaturan pemilihan Kepala Daerah. Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah ialah mewujudkan demokrasi di pemerintahan tingkat lokal melalui pengisian jabatan Kepala Daerah. Dalam kurun waktu kurang lebih sepuluh tahun terakhir telah terjadi tiga kali perubahan politik hukum pengaturan pemilihan kepala daerah yakni dipilih oleh DPRD, menjadi pemilihan langsung oleh rakyat bukan pemilu, kemudian pemilihan langsung oleh rakyat sebagai bagian dari pemilu. Sebagaimana terlihat pengaturannya dalam tiga Undangundang organik tentang Pemerintahan Daerah yang berlaku terakhir. Sementara secara esensi ketiganya merupakan pelaksanaan dari pasal 18 UUD 1945. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis asas-asas hukum, perbandingan hukum dan sejarah hukum, dengan menggunakan konsep dan teori sebagai alat analisis, dalam menjawab rumusan masalah penelitian yaitu: bagaimana perubahan politik hukum pengaturan pemilihan kepala daerah, bagaimana impilkasinya terhadap bentuk pertanggungjawaban, serta apa implikasinya terhadap ketaatan asas hirarki pemerintahan sebagai negara kesatuan dan perkembangan demokrasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa telah terjadi perubahan politik hukum pengaturan pemilihan kepala daerah dari dipilih oleh DPRD menjadi dipilih langsung oleh rakyat, didasari oleh adanya perubahan politik hukum nasional, tercermin dalam perubahan atas UUD 1945, khususnya pasal 18; yang secara konstitusional membawa perubahan mendasar dalam sistim ketatanegaraan Indonesia. Kekuasan pemerintahan bergeser dari eksekutif heavy menuju legislative heavy, pengaturan pemerintahan daerah bergeser dari pelaksanaan otonomi dengan asas sentralisasi menjadi otonomi dengan asas desentralisasi, dari filosofi keseragaman dalam kesatuan menjadi filososfi keberagaman dalam kesatuan, dengan Kewenangan yang besar, diberikan kepada daerah terkait pengisian jabatan kepala daerah, dengan partisipasi/keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pemilihan kepala daerah, campur tangan pemerintah terbatas pada tindakan administrasi. Sehingga pemilihan Kepala Daerah menjadi lebih demokratis. Hakikat pertangungjawaban dalam negara kesatuan bersifat hirarki, kepada Presiden. Implikasi perubahan pemilihan Kepala Daerah, ialah pertanggungjawaban kepada DPRD, dan kemudian pertanggungjawaban di berikan dalam tiga bentuk yakni kepada Pemerintah, berupa Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, kepada DPRD berupa keterangan pertanggungjawaban dan informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat. Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan bentuk ketidak taatan asas hirarki pemerintahan sebagai negara kesatuan dengan sistim pemerintahan Presidensil; maka perlu melakukan perubahan atas Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah, khususnya mengenai konsistensi pengisian Jabatan Kepala Daerah dan Pertanggungjawabannya dengan tolak ukur terselenggaranya model pemerintahan, efisiensi pemerintahan, sekaligus menjamin perkembangan demokratisasi; Serta Perlu dilakukan perubahan terhadap Regulasi yang mengatur tentang Rekruitmen Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik/gabungan partai Politik agar lebih transparan dan akuntabel

Ship emissions calculation from AIS

A methodology, named ECAIS, is presented to calculate ship emissions based on their fuel consumption from AIS data. This is done to avoid use of commercial ship databases, which can be expensive for research on sizable fleets. Using the approximation method Holtrop-Mennen it is possible to find a distinct ships propulsion power requirements for different speeds. This empirical method uses main ship characteristics for calculation. From AIS data several main ship characteristics can be derived. Remaining characteristics is found by generic ship approximation found in literature surveys. This is used in combination with power prediction and specific fuel consumption, and applied to different ship size categories, as fuel consumption is calculated from speeds in dynamic AIS data. Fuel consumption and CO2 emission are derived and compared to earlier studies

Maximizing the rate of return on the capital employed in shipping capacity renewal

Decisions regarding investments in capacity expansion/renewal require taking into account both the operating fitness and the financial performance of the investment. While several operating requirements have been considered in the operations research literature, the corresponding financial aspects have not received as much attention. We introduce a model for the renewal of shipping capacity which maximizes the Average Internal Rate of Return (AIRR). Maximizing the AIRR sets stricter return requirements on money expenditures than classic profit maximization models and may describe more closely shipping investors׳ preferences. The resulting nonlinear model is linearized to ease computation. Based on data from a shipping company we compare a profit maximization model with an AIRR maximization model. Results show that while maximizing profits results in aggressive expansions of the fleet, maximizing the return provides more balanced renewal strategies which may be preferable to most shipping investors.acceptedVersio

Basis Selectie Document (BSD) voor de taakgebieden Volksgezondheid en Milieu. Rijksinstituut voor Volksgezondheid en Milieu (RIVM) en het Nederlands Vaccin Instituut (NVI) over de periode 1940-2005 (concept)

Herziene editie. Voor vragen Centraal Archief RIVM<br

Numerical study on the influence of cover thickness and rebar spacing on effective areas in reinforced concrete ties

Nøyaktige estimater av rissdannelse, -fordeling, -vidde og påvirkningen dette har på konstruksjoner er essensielt for å dimensjonere for tiltenkt levetid. Formålet med denne oppgaven er å gjennomføre endelige elementanalyser på strekkstaver i armert betong for å undersøke innflytelsen overdekning og senteravstand har på rissvidder og rissfordeling. En litteraturstudie har blitt gjennomført med fokus på to områder: undersøke numeriske metoder for å estimere rissvidder og modellering av betong med elementanalyse. Som teorien tilsier er det behov for bedre metoder for rissviddeberegning og estimasjon av effektive strekksoner. Modellene har blitt validert ved å rekonstruere og bruke eksperimentene av Yannopoulos og Bresler og Bertero som referansetester. Fire modeller har blitt konstruert med ulik senteravstand og overdekning. De numeriske resultatene fra elementanalysene støtter idéen i Eurokode 2 om at et tilfeldig tverrsnitt kan transformeres til et ekvivalent aksesymmetrisk tverrsnitt. Det er kommet frem til at overdekning og senteravstand påvirker de effektive strekksonene rundt armeringen. De effektive arealene i to av prøvene er blitt overestimert av Eurokode 2, sammenlignet med hva de numeriske resultatene indikerer. En reduksjonsfaktor \zeta er blitt utledet basert på reduksjon av heftspenninger som bidrar til strekkstivhet. I praksis reduserer faktoren den totale omkretsen av armering som bidrar til heft. Et forslag til hva \zeta kan være er presentert, og er knyttet til de kjente størrelsene: overdekning og senteravstand