19 research outputs found

    Higiene dan Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur : Kajian Deskriptif

    Get PDF
    Air adalah kebutuhan vital dalam kehidupan sehari-hari karena semua makhluk hidup membutuhkan air. Seiring berjalannya waktu, pemenuhan kebutuhan akan air minum bagi masyarakat sangat bervariasi. Kondisi ini membuat masyarakat memiliki alternatif lain untuk mengkonsumsi air minum yaitu air minum yang diproduksi oleh Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). air minum isi ulang memiliki harga yang lebih murah namun tidak semua depot air minum isi ulang kualitasnya terjamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan higiene sanitasi DAMIU di Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode observasi dan wawancara kepada pengelola atau karyawan depot air minum isi ulang yang menggunakan instrumen lembar observasi higiene dan sanitasi depot air minum yang diadopsi dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Hasil menunjukkan terdapat 2 (6,67%) DAMIU yang tidak memenuhi syarat kelaikan fisik dan 28 (93,33%) DAMIU memenuhi syarat kelaikan fisik. Kesimpulan penelitan ini adalah kondisi higiene dan sanitasi di 30 DAMIU di Kecamatan Banyuwangi secara umum sudah baik, namun perlu dilakukan upaya pembinaan dan pengawasan secara intensif oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi terhadap Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Banyuwangi

    Perbedaan Pemberian Bioaktivator dalam Kompos Takakura terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum)

    Get PDF
    Indonesia's population is increasing from year to year which has an impact on increasing the amount of waste and has a negative impact on public health and the environment. One of the proper waste handling methods is simple, practical, and efficient composting using the Takakura composting method. This study aims to determine the differences in stem height and number of leaves of tomato plants (Lycopersicum esculentum) between the control group and the treatment group with the addition of 4 bioactivators in Takakura compost. The research method uses an experimental design conducted in Banyuwangi during March-April 2022. Statistical analysis using T-test on data that is normally distributed and the Mann-Whitney test is used on data that is not normally distributed was carried out to determine differences in stem height and number of leaves of tomato plants (Lycopersicum esculentum). The results of this study showed that there was a difference (p value is 0.008 is less than 0.05) between the stem height of the tomato plants in the control and treatment groups with the addition of leachate activator compost, and there was no difference in the height of the tomato plants with the addition of EM4 bioactivator, BSF larvae, and drops. sugarcane. The results also showed no difference in the number of leaves from the addition of all bioactivators (EM4, BSF larvae, leachate, and molasses) in Takakura compost. It is recommended that further research be able to measure the C over N ratio during composting to determine the nutrient content in each activator during composting.Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun yang berdampak pada pertambahan jumlah sampah dan tentunya mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat serta lingkungan. Salah satu cara penanganan sampah yang tepat yakni pembuatan kompos sederhana, praktis, dan efisien dengan menggunakan metode komposting Takakura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tinggi batang dan jumlah daun tanaman tomat (Lycopersicum esculentum) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan penambahan 4 bioaktivator di dalam kompos Takakura. Metode penelitian menggunakan desain eksperimental yang dilakukan di Banyuwangi selama bulan Maret-April 2022. Analisis statistik menggunakan Uji T pada data yang berdistribusi normal dan Uji Mann Whitney digunakan pada data yang tidak berdistribusi normal dilakukan untuk mengetahui perbedaan tinggi batang dan jumlah daun tanaman tomat (Lycopersicum esculentum). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan (p value sama dengan 0.008 kurang dari 0.05) antara tinggi batang tanaman tomat pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan dengan penambahan kompos aktivator air lindi, dan tidak ada perbedaan tinggi tanaman tomat pada penambahan bioaktivator EM4, larva BSF, dan tetes tebu. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya perbedaan jumlah daun dari penambahan semua bioaktivator (EM4, larva BSF, air lindi, dan tetes tebu) pada kompos Takakura. Penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan pengukuran C dibagi N rasio saat pengomposan untuk mengetahui kandungan hara di setiap aktivator pada saat pengomposan

    PENGOLAHAN SAMPAH SAYURAN MENJADI KOMPOS DENGAN METODE TAKAKURA

    Get PDF
    The increasing household activity is increasing also the amount of  vegetables waste produced will cause a pile of decomposed waste, so that proper waste management is needed. The processing of waste done by the Community is still conventional that takes a long time so needed an innovation by re-utilizing garbage into compost with the method Takakura. This research aims to determine the comparison of physical parameters (temperature, pH, humidity, smell, color and texture) between the control group and the treatment group in making compost with Takakura method. This research method utilizes an experimental semi-quasi design with a control group and a treatment group conducted in the Environmental Health Laboratory of  PSDKU Airlangga University in Banyuwangi during February-April 2019. The results showed that the parameters of physical quality compost vegetable waste without the addition of bioaktivator is the temperature of 29oC, pH 6.8, humidity 45%, colored blackish, smelling soil and texture like soil. While the parameters of physical quality compost vegetable garbage with the addition of Bioaktivator EM4 is 30oC temperature, pH 6.8, humidity 50%, colored blackish, smelling soil and texture like soil. Conclusion of making compost with vegetable garbage method Takakura obtained the temperature parameter of the treatment group higher than the control group, the pH of both groups, the humidity of the treatment group is higher or moist than With the control group as well as the color, smell and texture of both groups in accordance with the guidelines SNI 19-7030-2004. Keywords: compost, EM4, vegetable waste, takakur

    HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN BESAR UANG SAKU DENGAN KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN PADA REMAJA SUKU TENGGER

    Get PDF
    Keragaman konsumsi didefinisikan sebagai upaya untuk meningkatkan asupan yang meliputi beberapa jenis kelompok bahan pangan agar mencapai kebutuhan zat gizi harian sesuai pedoman dan menjamin terciptanya kesehatan yang optimal. Pada kelompok usia remaja, mereka sudah memiliki kebebasan untuk memilih makanan yang ingin dikonsumsi, sehingga banyak aspek yang dapat memengaruhi terciptanya pola konsumsi yang beragam maupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan frekuensi makan, tingkat pendidikan dan besar uang saku dengan keragaman konsumsi pangan pada remaja Suku Tengger. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data dilakukan mulai dari Bulan April-November 2021 dengan menggunakan kuesioner online berupa google form mengingat penelitian ini dilakukan pada masa pandemi Covid-19. Kuesioner tersebut ditujukan kepada populasi remaja Suku Tengger yang tinggal di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dengan kriteria usia 13-19 tahun dan bersedia mengikuti penelitian. Populasi remaja Suku Tengger sebanyak 150 orang dan didapatkan besar sampel yaitu 99 responden dengan teknik sampling studi partisipatif yakni berdasarkan responden yang mengisi kuesioner online. Hasil uji chi-square menampilkan nilai yang tidak signifikan antara frekuensi makan (p=0,430), tingkat pendidikan (p=0,147) dan besar uang saku (p=0,180) dengan keragaman konsumsi pangan remaja Suku Tengger. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara frekuensi makan, tingkat pendidikan dan besar uang saku dengan keragaman konsumsi pangan pada remaja Suku Tengger. Konsumsi pangan beragam mayoritas terdapat pada responden dengan frekuensi makan lebih sedikit, serta tingkat pendidikan dan besar uang saku yang lebih kecil

    Implementasi Bank Sampah Jelun (BSJ) sebagai Alternatif Solusi Permasalahan Sampah Desa Jelun Banyuwangi

    Get PDF
    Permasalahan yang selalu berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia ialah sampah. Semakin banyak barang yang dikonsumsi oleh masyarakat maka akan semakin meningkatkan volume sampah. Belum adanya kebijakan khusus yang tegas terhadap sampah, sistem dari Tempat Pembuangan Akhir yang kurang memadai, kurangnya kesadaran masyarakat dalam meminimalkan jumlah sampah ialah permasalahan yang terjadi di Indonesia. Desa Jelun merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Banyuwangi dengan masalah sampah yang tergolong masih tinggi dan belum mendapatkan pemecahan masalah yang sesuai. Maka dari itu perlu dilakukan sebuah upaya kegiatan dengan tujuan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat dalam hal pengelolaan sampah. Dimana dalam hal ini dibentuklah program pemberdayaan masyarakat berupa Bank Sampah melalui adanya serangkaian sosialisasi dan pelatihan. Setelah Bank Sampah dijalankan, hasil yang dapat diperoleh dari pengabdian masyarakat ini ialah kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sampah dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan sampah di wilayahnya serta dapat memberikan keuntungan secara finansial untuk keluarganya

    EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN DI SDN MODEL BANYUWANGI

    Get PDF
    Pendidikan lingkungan hidup merupakan alternatif upaya yang dilakukan untuk menanamkan karakter peduli lingkungan pada usia dini. Pendidikan lingkungan hidup dapat diberikan melalui program Adiwiyata. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penyelenggaraan program Adiwiyata dalam mewudujkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di SDN Model Banyuwangi. Jenis penelitian adalah penelitian observasional yang dilakukan pada 20 & 22 April 2019 di SDN Model Banyuwangi. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data didapatkan dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Analisis data dilakukan melalui proses pengumpulan, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penilaian penyelenggaraan Adiwiyata di SDN Model Banyuwangi berdasarkan komponen adiwiyata yang tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 05 tahun 2013. Indikator evaluasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 komponen yaitu kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa SDN Model Banyuwangi termasuk dalam kategori sekolah adiwiyata mandiri berdasarkan capaian nilai yang diperoleh dan jumlah binaan sekolah yang telah memenuhi persyaratan namun terdapat hambatan yaitu sarana biopori yang tidak difungsikan secara optimal dan berkurangnya fasilitas ruang kelas sebagai tempat hasil kreasi siswa. Saran kedepannya adalah hasil kreasi siswa dapat diletakkan di masing-masing kelas maupun di lorong sekolah

    Prevalence and Risk Factors of High Blood Pressure among Adults in Banyuwangi Coastal Communities, Indonesia

    Get PDF
    BACKGROUND: Hypertension is a disease that still a problem in the world. Hypertension is a risk factor for heart disease and stroke mortality. Economic development and an emphasis on coastal tourism may have an impact on public health conditions, such as hypertension. This study aimed to determine risk factors related to hypertension among adults in coastal communities in Indonesia.METHODS: This was a cross-sectional study of 123 respondents between the age of 18-59 years old selected by cluster sampling. This study was conducted among coastal communities in Banyuwangi District, East Java, Indonesia. Data was analyzed using multivariate logistic regression.RESULTS: Our study showed that the prevalence of systolic and diastolic hypertension among residents of coastal communities were as high as 33.33% and 31.71%, respectively. Increasing age was associated with systolic and diastolic hypertension (ORsystolic=1.11; 95% CI=1.03-1.19, p=0.01 and ORdiastolic=1.07; 95% CI=1.01-1.15, p=0.03) after controlling other variables. Respondents with the poorest and richer socio economic status had higher odds of having systolic and diastolic hypertension compared to respondents with the richest socio-economic status (ORsystolic-poorest =12.78; 95% CI=1.61-101.54, p=0.02; ORsystolicricher=10.74; 95% CI =1.55-74.37, p=0.02 and ORdiastolicpoorest= 10.36; 95% CI= 1.40-76.74, p=0.02;ORdiastolic-richer=6.45;95% CI=1.01-41.43, p=0.05) after controlling other variables.CONCLUSION: Being of older age and of the lower in socioeconomic status are significantly associated with increasing risk for systolic and diastolic hypertension in these coastal communities. More studies need to be done in these and other coastal village to help design appropriate health promotion and counseling strategies for coastal community

    DESCRIPTION OF THE SANITATION KARANG ASEM STASION IN BANYUWANGI 2017

    Get PDF
    Background & Purpose: Stations are one of the public places that have sanitation facilities and enable environmental pollution and diseases including diarrhea, dysentery, typhus, malaria and filiarisis. The aim of finding out the sanitation conditions at Station Karang Asem in Banyuwagi. Material and Methods: this study is an observational study conducted through a sheet of instrument that has been made based on applicable laws and interview sheets. The assessment instrument consists of 3 main variables that are used as the foundation in the assessment including the main building variables, sanitation facilities and supporting facilities at the station. of the 3 variables there are sub-variables and also sub-variables used as ratings. Assessment is done by looking at the total final score of the sum of 3 variable scores. Results: The total score of the main building variable 140 means fulfilling 100% sub-variable requirements, 77 sanitation facilities means fulfilling 50% of the assessment requirements of sub-variables and supporting facilities 97.5 means meeting the 21.5% assessment requirements of sub-variables. The total score of Karang Asem station sanitation is so that station x sanitation is 314.5. Which means in the Good category. Conclusion: Karang Asem Station in Banyuwangi has a Good category in station sanitation assessments, although there still needs to be an increase especially in its sanitation facilities.Keywords: station, sanitation, public place

    HEALTH CARE-SEEKING BEHAVIOUR OF COASTAL COMMUNITIES IN BANYUWANGI, INDONESIA: RESULTS OF A CROSS-SECTIONAL SURVEY

    Get PDF
    Introduction:  Improving health care-seeking behavior of the coastal communities is a pathway to improve their health. This analysis aims to explore the health care-seeking behavior of the coastal communities in Banyuwangi District to recommend the room for improvement for health promotion and health service improvement for these communities. Method: Data from a cross-sectional survey of metabolic syndrome and mental health conducted in coastal communities in Banyuwangi was used for analysis.  Randomly selected participants from a list of members of Family Welfare Development Group (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga /PKK) were asked for an interview at corresponding village office in Ketapang, Bangsring, Bulu Agung, Grajagan and Kampung Mandar village.  Distribution of health care-seeking behaviors was analyzed individually and where possible were segregated by gender and age. Results: More than half of the coastal communities in Banyuwangi District went to health care service to seek health and 7 out of 10 turned to health care service to seek health for their family members.  Women more than men turned to health care service when they or their family members fell ill.  Private doctors rather than Puskesmas were more popular.  Private midwives were the most popular service for antenatal care (ANC) and delivery.  Although there was not a clear increase in health care service utilization over time, we found that contraceptive utilization increased with time. Conclusion: The utilization of health care service in Banyuwangi needs to be more promoted especially for men’s health

    Pengaruh Edukasi Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Peningkatan Pengetahuan Anak di Masa Pandemi

    Get PDF
    The Ministry of Health swiftly carried out control efforts by releasing Circular No. HK.02.02/I/385 to simultaneously actively participate in preventing the transmission of COVID-19 through the Masks for All movement and the provision of hand washing facilities with soap (CTPS). The purpose of the study was to analyze the effect of CTPS education and practice in increasing the knowledge of Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Mubtadin students. The type of research carried out is experimental research with a pre-experimental research design one-group pretest-posttest design. The population of the study was all students of Madrasah Tarbiyatul Mubtadin with a sample of 21 students of class IV Madrasah Tarbiyatul Mubtadin. The sampling technique is total population sampling and data collection techniques are through questionnaires. Data analysis using data processing software using paired t-test. The results of the paired t-test statistic showed a value (p-value is 0.000) less 0.05 so it could be stated that there was a significant difference between the students' knowledge of handwashing with soap before and after the intervention. There was an increase in the level of students' knowledge before and after the intervention and there was an influence of education and practice on students' knowledge of Handwashing with Soap (CTPS) at Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Mubtadin during the Pandemic Period. World Health Organization sejak tanggal 11 Maret 2020 menetapkan Indonesia menjadi pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan dengan sigap melakukan bentuk upaya pengendalian dengan merilis Surat Edaran No.HK.02.02/I/385 supaya serentak secara aktif ikut serta dalam pencegahan penularan COVID-19 melalui gerakan Masker untuk Semua dan penyediaan sarana cuci tangan dengan sabun (CTPS). Tujuan Penelitian adalah menganalisis pengaruh edukasi dan praktik CTPS dalam peningkatan pengetahuan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Mubtadin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental dengan desain penelitian pra-eksperimental one group pretest-posttest design. Populasi dari penelitian adalah seluruh siswa-siswi Madrasah Tarbiyatul Mubtadin dengan sampel yaitu siswa kelas IV Madrasah Tarbiyatul Mubtadin sebesar 21 siswa. Teknik sampling yaitu  total population sampling dan teknik pengumpulan data melalui kuisioner. Analisis data menggunakan software pengolahan data menggunakan uji paired t-test. Hasil uji statistik paired t-test  menunjukkan nilai (p-value sama dengan 0,000) kurang dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun siswa sebelum dan setelah intervensi. Terdapat peningkatan tingkat pengetahuan siswa sebelum dan setelah intervensi serta terdapat pengaruh edukasi dan praktik terhadap pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) siswa di  Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Mubtadin di Masa Pandemi
    corecore