15 research outputs found

    Mengembangkan Bahan Instruksional melalui Model-model Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Jati Mulya 2

    Get PDF
    This research discusse the learning design models applied in SDN Jatimulya 2. At a minimum, it must have a basis for learning the teacher will easily use a subject in class, namely the basics of learning, including development. Teaching materials/materials, which are able to develop teaching materials will make changes in their learning, because the teacher is creative and able to develop teaching materials that have been provided or not provided by the school. Raw materials means all descriptions listed in sources, but have a certain classification. Teaching materials or learning materials (teaching materials) in general consist of the knowledge, skills, and attitudes that student must learn in order to achieve predetermined competency standards. In detail, the types of learning materials consist of facts, concepts, principles, procedures), skills, and values and attitudes. The research was conducted at SD Negeri Jatimulya 2 with data source of all the elements related to the development of instrucsional design through the design of an instrcksional model. The data teachnique is “ Observation method, interview, (interview) and documentation

    ANALISIS TINGKAT ANCAMAN DAN PROTEKSI KEBAKARAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN SUMBAWA

    Get PDF
    Bencana kebakaran di Kabupaten Sumbawa masih menghadapi berbagai kendala sehingga kejadian kebakaran sering berakibat fatal. Standar pelayanan minimal urusan sub kebakaran di Kabupaten Sumbawa sangat rendah, yaitu sekitar 70-75% yang terjadi karena kurangnya ketersediaan pos pemadam kebakaran dan penyelamatan pada tiap wilayah di kecamatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan dapat membuktikan bahwa masalah kebakaran merupakan masalah yang sangat serius untuk ditangani. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat ancaman dan proteksi kebakaran pada kawasan permukiman di Kabupaten Sumbawa. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan yaitu overlay dan buffering. Penelitian ini menghasilkan tingkat ancaman kebakaran di Kabupaten Sumbawa masuk dalam tingkat tinggi. Sedangkan proteksi kebakaran di Kabupaten Sumbawa membutuhkan penambahan sarana prasarana proteksi kebakaran di beberapa kecamatan

    Analisis Strategi Pengembangan Obyek Wisata Kampung Anggur Plumbungan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi terbaik dalam mengembangan obyek wisata Kampung Anggur Plumbungan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan responden menggunakan Nonprobability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Sumber data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD), wawancara, kuisioner, observasi, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan analisis Internal Factor Evaluation (IFE), analisis Eksternal Factor Evaluation (EFE), analisis Internal Eksternal (IE), analisis Strengths, Weakness, Oppoturnities, and Threats (SWOT), dan Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian dengan skor tertinggi 17,60 pada analisis QSPM yang terpilih ialah strategi pengembangan obyek wisata dengan pendampingan Stakeholder

    Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Kawasan Sekitarnya Berdasarkan Identitas Lokal Masyarakat Sasak

    Get PDF
    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditetapkan sebagai upaya mengatalisasi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik investor untuk menggerakkan perekonomian. Keberadaan KEK Mandalika yang memiliki keunggulan tujuan wisata dengan fasilitas pendukung yang memadai tentunya memberikan multipplier effect bagi perkembangan kawasan yang berada di sekitarnya, khususnya sektor pariwisata. Dalam aspek sosial budaya, pengembangan industri pariwisata dan pendukungnya dapat mengancam eksistensi identitas lokal masyarakat Sasak yang berada di sekitar kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsep pengembangan kawasan KEK Mandalika dan kawasan sekitarnya berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, telaah dokumen, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pengembangan berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak dilakukan dengan apresiasi, pelestarian dan pengelolaan tradisi dan budaya lokal masyarakat Sasak.Abstract:  The Mandalika Special Economic Zone (SEZ) is designated as an effort to catalyze economic growth so that it can attract investors to move the economy. The existence of the Mandalika SEZ which has the advantage of a tourist destination with adequate supporting facilities certainly has a multiplier effect for the development of the surrounding area, especially the tourism sector. In the cultural aspect, the development of the tourism industry and its supporters can threaten the existence of the local identity of the Sasak people living around the area. Data was collected through observation, interview, document review, and documentation. The purpose of this study was to determine the concept of developing the Mandalika SEZ area and the surrounding area based on the local identity of the Sasak community. The research method used is qualitative using descriptive analysis and triangulation. The results showed that the concept of development based on the local identity of the Sasak community was carried out by appreciating, preserving and managing the local traditions and culture of the Sasak people Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditetapkan sebagai upaya mengatalisasi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik investor untuk menggerakkan perekonomian. Keberadaan KEK Mandalika yang memiliki keunggulan tujuan wisata dengan fasilitas pendukung yang memadai tentunya memberikan multipplier effect bagi perkembangan kawasan yang berada di sekitarnya, khususnya sektor pariwisata. Dalam aspek sosial budaya, pengembangan industri pariwisata dan pendukungnya dapat mengancam eksistensi identitas lokal masyarakat Sasak yang berada di sekitar kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsep pengembangan kawasan KEK Mandalika dan kawasan sekitarnya berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, telaah dokumen, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pengembangan berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak dilakukan dengan apresiasi, pelestarian dan pengelolaan tradisi dan budaya lokal masyarakat SasakAbstract:  The Mandalika Special Economic Zone (SEZ) is designated as an effort to catalyze economic growth so that it can attract investors to move the economy. The existence of the Mandalika SEZ which has the advantage of a tourist destination with adequate supporting facilities certainly has a multiplier effect for the development of the surrounding area, especially the tourism sector. In the cultural aspect, the development of the tourism industry and its supporters can threaten the existence of the local identity of the Sasak people living around the area. Data was collected through observation, interview, document review, and documentation. The purpose of this study was to determine the concept of developing the Mandalika SEZ area and the surrounding area based on the local identity of the Sasak community. The research method used is qualitative using descriptive analysis and triangulation. The results showed that the concept of development based on the local identity of the Sasak community was carried out by appreciating, preserving and managing the local traditions and culture of the Sasak peopl

    Pengembangan Media Poster dalam Pembelajaran IPA Kelas IVB SD Negeri Cikokol 3

    Get PDF
    This research that we did aims to find out what learning media are used by educators when carrying out the learning process in the classroom. Learning media is a learning aid used by teachers to facilitate the learning process. The learning media developed in science learning in this journal is a poster. Posters are visual learning media that include striking images and text elements. The methods used in media development are R&D and interview and observation techniques. Based on the research results obtained, the development of poster media at SD Negeri Cikokol 3 is very necessary. With the hope that the poster can attract students attention so that students are more motivated to learn

    Efektifitas Edukasi COVID-19 Secara Daring Pada Kelompok Dukungan Sebaya Top Support Yayasan Pelita Ilmu

    Get PDF
    Abstract Corona virus or severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) is a virus that can cause mild disorders of the respiratory system, severe lung infections, and death. The large number of confirmed cases is positive, giving special attention to groups that are vulnerable to infection such as groups with immunodeficiency, one of which is the group of people with HIV. This study aims to assess the effectiveness of presenting online COVID-19 education to increase knowledge, attitudes and practices to prevent COVID-19 in the Peer Support Group (KDS) Top Support Pelita Ilmu Foundation (YPI) located in Jakarta. This study used a qualitative method. Target of interventions are mentors and peer educators. Data were collected through semi-structured interviews, self-administered questionnaire and report. The data analysis technique was carried out with three main activities, namely: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The validity of the data was carried out by means of credibility through the triangulation of sources and methods. The results showed that providing COVID-19 education online by involving mentoring and empowering peer educators was effective in increasing knowledge about the COVID-19 prevention protocol. Providing online educational assistance through a peer educator approach is useful as a chain message to oneself, family, community and peers. People who are educated are becoming more diligent in implementing 3M and healthy lifestyles, but to know this behavior change consistently, further research is needed.Abstrak Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Banyaknya kasus terkonfirmasi positif, memberikan perhatian khusus bagi kelompok-kelompok yang rentan terinfeksi seperti kelompok dengan imunodefisiensi, salah satunya kelompok orang dengan HIV. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas pemberian edukasi COVID-19 secara daring dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan COVID-19 di Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Top Support Yayasan Pelita Ilmu (YPI) Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Intervensi dilakukan kepada pendamping dan peer educator. Data primer dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan pengisian kuesioner, data sekunder didapatkan dari literatur serta materi dan laporan dari Yayasan Pelita Ilmu. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga kegiatan utama, yakni: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan kredibilitas melalui pemeriksaan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian edukasi COVID-19 secara daring dengan melibatkan pendampingan dan pemberdayaan peer educator efektif menambah pengetahuan tentang protokol pencegahan COVID-19. Pemberian pendampingan edukasi secara online melalui pendekatan peer educator bermanfaat sebagai pesan berantai kepada diri sendiri, keluarga, komunitas dan teman sebayanya. Orang yang diedukasi menjadi lebih rajin menerapkan 3M dan pola hidup sehat, namun untuk mengetahui perubahan perilaku ini secara konsisten perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

    MOTIVASI WISATAWAN MANCANEGARA MELAKUKAN KEGIATAN WISATA (Studi Wisatawan Asing yang Berwisata di Sumatera Barat)

    No full text
    Pariwisata telah menjadi salah satu industri di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Begitu juga dengan Negara Indonesia salah satunya adalah Sumatera Barat. Sejak tahun 2005 Pemerintah telah menetapkan Sumatera Barat sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia dengan kekayaan, keindahan alam, serta budayanya. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Sumatera Barat melalui Bandara International Minangkabau tahun 2009 mencapai 47.263 orang dibandingkan tahun 2008 yang berjumlah 37.762 orang. Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah adalah apa yang menjadi motivasi wisatawan mancanegara melakukan kegiatan wisata di Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan Teori fenomenologi, disebabkan orang melakukan tindakan berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Pengalaman ini memberikan seperangkat pengetahuan dimana individu menginterpretasikan sesuatu yang menjadi dasar dari tindakannya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatatan kualitatif dengan tipe penelitian bersifat deskriptif. Sementara itu, informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dalam pengumpulan data digunakan teknik observasi terlibat dan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian ddiperoleh kesimpulan bahwa motivasi wisatawan mancanegara melakukan kegiatan wisata ke Sumatera Barat adalah (1) motif internal yakni a). Hobby, sedangkan motif ekternal yakni a). Makanan khas daerah (kuliner), b). Budaya yang unik, c). Harga yang terjangkau. Sedangkan d) motif eksternal yakni e). Pengaruih dari teman serta mendengar dan membaca dari media massa

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERJUDUL”ASAL-USUL CANDI SINGASARI” DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG BEBER

    No full text
    ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan meningkatkan proses dan hasil kemampuan menulis teks eksplanasi siswa SMP menggunakan media wayang beber. Rancangan penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Data dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara, angket, dan tes menulis. Media wayang beber berbentuk lembaran berisi gambar yang mewakili cerita. Data proses siklus II mengalami peningkatan karena siswa lebih aktif, serius, dan teliti dibandingkan siklus I. Hasil menulis siklus I menunjukkan 64,52% siswa mendapat nilai di atas KKM, sedangkan siklus II 100% siswa mendapat nilai di atas KKM. Terjadi peningkatan 35,48% dari siklus I ke siklus II. Kata kunci: kemampuan menulis, pembelajaran teks eksplanasi, wayang beber. Menulis dapat diartikan sebagai proses mengungkapkan ide, pikiran, atau pendapat, melalui simbol grafis dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dipahami orang lain. Menurut Sofyan (2006:28) tujuan pembelajaran menulis adalah merangsang kreativitas siswa, serta menggali potensi dan bakat yang dimiliki siswa untuk dikembangkan dalam kegiatan menulis. Tulisan dapat digunakan untuk mengungkapkan informasi, pengetahuan, pemikiran, dan gagasan yang penulis miliki. Kegiatan pembelajaran menulis dalam penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar menulis teks eksplanasi baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan hal tersebut peneliti menemukan kelemahan tingkat penguasaan keterampilan menulis. Kurangnya minat siswa terhadap menulis ini perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang variatif, menarik, menyenangkan, dan dapat merangsang siswa untuk lebih suka menulis. Berdasarkan kenyataan tersebut, terlihat perkembangan kemampuan menulis di kalangan siswa masih sangat kurang. Hal ini juga dialami oleh sebagian besar siswa kelas VII-I SMP Negeri 16 Malang yang menjadi subyek penelitian ini. Peneliti menjadikan kelas VII-I SMP Negeri 16 Malang sebagai subjek penelitian berdasarkan alasan, (1) SMP Negeri 16 Malang berada di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Malang, (2) proses belajar mengajar aspek menulis khususnya dalam kompetensi dasar menulis teks eksplanasi masih lemah. Hal ini dapat diketahui oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nuvi Indri Nurwati selaku guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia SMP Negeri 16 Malang, dalam keterampilan proses pembelajaran menulis khususnya kompetensi dasar menulis teks eksplanasi, selama ini siswa cenderung, (1) kurang berminat jika harus menulis terlalu banyak, (2) merasa malas menulis, malas merangkum, dan lebih suka fotocopy, (3) menggunakan tanda baca yang kurang tepat, dan kebanyakan melakukan penyingkatan-penyingkatan kata yang tidak tepat penggunaannya, (4) selain itu guru menggunakan media pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Kenyataan tersebut diperkuat dengan hasil menulis teks eksplanasi siswa kelas VII-I SMP Negeri 16 Malang, yang mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 10 siswa (32,26%), sedangkan 21 (67,74%) mendapatkan nilai ≤ 75. Oleh karena itu, minat menulis siswa perlu dikembangkan. Salah satu bentuk keterampilan menulis dalam kurikulum 2013 yang tertuang di SMP adalah kompetensi menulis teks eksplanasi baik secara lisan maupun tulis. Dalam kompetensi ini siswa dituntut untuk dapat menulis teks eksplanasi dengan urut dan tepat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teks sastra serta media wayang beber guna menarik perhatian dan minat siswa. Media wayang beber mirip dengan media komik. Perbedaan antara wayang beber dengan komik terletak pada gambar yang ada di dalamnya. Pada wayang beber, setiap beberan hanya terdapat satu gambar yang mewakili peristiwa dalam cerita, sedangkan media komik terdapat beberapa gambar didalamnya. Kelebihan media wayang beber untuk membantu siswa memperoleh kemudahan ketika menulis, karena dengan bantuan wayang beber sebagai media pembelajaran akan membangkitkan ide-ide siswa yang tertuang dalam sebuah cerita yang akan mereka tuliskan dan mereka ringkas. Teks sastra juga akan menambah rasa keingintahuan siswa terhadap isi ceritanya. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Nurrohmi (2010) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Dongeng dengan Menggunakan Media Gambar Berseri Acak pada Siswa Kelas VII-E SMPN 24 Malang. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa media gambar berseri acak dapat meningkatkan kemampuan menulis dongeng. Hal itu terlihat dari serangkaian kegiatan yang mencakup studi pendahuluan, siklus I, dan Siklus II. Penelitian lain tentang penggunaan media gambar juga dilakukan oleh Husna (2011) dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Cerita Melalui Media Gambar Kartun pada Siswa Kelas V-MI Darussalam Desa Kepuharjo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa media gambar kartun dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita. Hal itu terlihat dari serangkaian kegiatan yang mencakup siklus I dan siklus II yang dimulai dari tahap pramenulis, pemburaman, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilaksanakan ini terletak pada penggunaan media gambar, tetapi jenis gambar yang digunakan berbeda, yaitu wayang beber dengan gambar kartun (komik). Namun pada dasarnya landasan teori yang digunakan hampir sama. Perbedaannya pada penggunaannya media wayang beber digunakan untuk kegiatan menulis teks eksplanasi. Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber pada siswa kelas VII-I SMPN 16 Malang. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan mix metode dan desain penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Penelitian ini dimulai dengan mencari informasi tentang keadaan pembelajaran di kelas dalam rangka mencari kelemahan dengan mendeskripsikan hal-hal yang terkait dengan kelemahan tersebut. Selama penelitian tindakan berlangsung peneliti mengamati terjadinya tindakan kemudian mendeskripsikan dalam bentuk informasi. Penelitian ini menggunakan tiga tahap penelitian, yaitu (1) studi pendahuluan, (2) prosedur tindakan pada siklus I, dan (3) prosedur tindakan pada siklus II. Peneliti terlibat langsung dalam setiap tahapan yang dilakukan. Peneliti berkolaborasi dengan guru dan mitra peneliti untuk melakukan setiap tahap penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah semua aktivitas siswa dan guru Bahasa Indonesia kelas VII-I SMP Negeri 16 Malang, terdiri atas 7 siswa laki-laki, dan 25 siswa perempuan, tetapi terdapat 1 siswa perempuan yang tidak menjadi subjek penelitian, dikarenakan tidak pernah mengikuti proses penelitian yang dilakukan peneliti, sehingga jumlah siswa perempuan 24. Total siswa yang menjadi subjek penelitian 31 siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 16 Malang yang beralamatkan di Jl. Teluk Pacitan, Arjosari, Malang. Penelitian ini menggunakan dua instumen penilaian, yaitu instrumen penilaian data proses dan data hasil. Instrumen penilaian data proses berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan lapangan, dan angket. Instrumen penilaian data hasil berupa tes menulis. Adapun instrumen data proses sebagai berikut. Pertama, pedoman wawancara diarahkan pada guru bidang studi dan siswa untuk memperoleh tanggapan atau respon mengenai hal-hal yang terkait dengan penerapan media wayang beber dalam meningkatkan keterampilan menulis. Kedua, pedoman observasi dan catatan lapangan dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung (KBM). Baik pada saat studi pendahuluan, maupun saat penerapan media wayang beber. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati proses yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan siswa dalam KBM. Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan pembelajaran menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber. Ketiga, angket diperlukan untuk mengukur seberapa besar minat siswa terhadap wayang, dan seberapa besar pengetahuan siswa tentang cerita rakyat yang ada di Indonesia. Angket dibagikan kepada siswa setelah kegiatan studi pendahuluan. Instrumen data hasil, yakni tes menulis digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keterampilan menulis siswa. Aspek yang dinilai adalah kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, keruntutan, dan ejaan, serta tanda baca yang digunakan. Teknik pengumpulan data dilakukan sejak pratindakan, tindakan, dan pascatindakan. Ketiga tahap tindakan tersebut diperoleh data verbal lisan dan tertulis. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik wawancara, observasi, catatan lapangan, angket, tes menulis, dan studi dokumenter. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data proses dan data hasil. Adapun data proses dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, keaktifan siswa dalam bertanya. kedua, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. Ketiga, keseriusan partisipasi siswa dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Keempat, ketelitian siswa ketika menulis teks eksplanasi. Data hasil berupa skor menulis teks eksplanasi tentang Asal-usul Candi Singasari. Pengumpulan data proses dilakukan dengan observasi, wawancara, catatan lapangan, angket, dan dokumentasi, sedangkan pengumpulan data hasil berupa skor menulis teks eksplanasi dinilai menggunakan rubrik penilaian menulis teks eksplanasi pada aspek kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, keruntutan, dan ejaan, serta tanda baca yang digunakan.   Wujud data dalam penelitian ini ada dua yaitu, data proses dan data hasil pembelajaran menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber pada siswa kelas VII-I SMP Negeri 16 Malang. Data proses pembelajaran berupa keaktifan, keseriusan, dan ketelitian siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis teks eksplanasi. Data hasil pembelajaran berupa skor hasil menulis siswa tentang teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari. Skor tersebut merupakan bukti adanya peningkatan dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi.   Teknik  analisis  data  dalam penelitian tindakan kelas (PTK) bertujuan untuk memperoleh kepastian terjadi perbaikan, peningkatan atau perubahan sebagaimana yang diharapkan, bukan untuk membuat generalisasi atau pengujian teori. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Prosedur analisis data dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama, persiapan, langkah ini dilakukan untuk memilih data sedemikian rupa, sehingga hanya data yang terpakai saja yang tersisa. Kegiatan dalam langkah ini difokuskan untuk  mengumpulkan data proses yakni, (a) mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisian, dalam hal ini adalah siswa, (b) mengecek kelengkapan data, yang berupa instrumen pengumpulan data proses berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, dan pedoman pengambilan gambar. Untuk data hasil berupa tes tulis dan rubrik penilaian, (c) mengecek macam isian data proses dan data hasil. Kedua, tabulasi, tabulasi mencakup pemberian skor, pemberian kode, mengubah jenis data jika diperlukan, dan memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data. Ketiga, penerapan data sesuai pendekatan. Penerapan data sesuai pendekatan adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan pendekatan. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa satu kelas diperoleh dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh siswa satu kelas dari hasil siklus I dan siklus II. Nilai yang diperoleh siswa satu kelas setiap siklus dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut dihitung dalam persentase. Hasil yang diperoleh keseluruhan siswa pada siklus I dibandingkan dengan hasil yang diperoleh keseluruhan siswa pada siklus II untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis siswa satu kelas. HASIL Hasil penelitian peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber pada siklus I dan siklus II meliputi kualitas peningkatan proses dan hasil menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Berjudul Asal-usul Candi Singasari Menggunakan Media Wayang Beber Proses pembelajaran yang ditemukan pada siklus I. Pertama, siswa kurang menyukai kegiatan menulis cerita. Kedua, siswa juga kurang antusias dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Keseriusan siswa juga masih kurang. Siswa terlihat asyik mengobrol sendiri dengan temannya dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa juga terlihat tidur-tiduran dibangku ketika guru sedang menjelaskan. Kemudian untuk ketelitian siswa juga masih kurang, karena sebagaian besar dari mereka terlihat diam seperti memperhatikan tetapi saat guru bertanya tentang teks eksplanasi kepada siswa, tidak ada yang bisa menjawab.  Ketika mengidentifikasi teks eksplanasi berdasarkan unsur intrinsik cerita, beberapa siswa sudah aktif bertanya kepada guru tentang penjelasan teks eksplanasi dan cerita rakyat. Beberapa siswa juga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang teks eksplanasi dan cerita rakyat. Siswa juga sudah terlihat lebih serius jika dibandingkan pada saat studi pendahuluan. Keseriusan siswa juga terlihat ketika siswa mampu menulis teks eksplanasi dengan tenang, walaupun masih terdapat beberapa siswa berjalan-jalan melihat tulisan teman, dan berteriak-teriak memanggil nama teman yang lain. Ketelitian siswa terlihat ketika mereka menuliskan draf (pemburaman). Terlihat siswa menuliskan kejadian/hal penting yang mereka simak pada cerita Asal-usul candi Singasari. Namun Keaktifan siswa lebih baik jika dibandingkan pada studi pendahuluan. Hal tersebut ditandai dengan (1) sebagian siswa sudah aktif bertanya kepada guru tentang penjelasan teks eksplanasi dan cerita rakyat, (2) sebagian siswa juga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang teks eksplanasi dan cerita rakyat. Siswa juga sudah terlihat lebih serius jika dibandingkan pada saat studi pendahuluan. Terlihat bahwa siswa mampu menulis teks dengan tenang, walaupun masih terdapat beberapa siswa berjalan-jalan melihat tulisan teman, dan berteriak-teriak memanggil nama teman yang lain. Ketelitian siswa juga terlihat ketika mereka menuliskan draf (pemburaman). Terlihat siswa menuliskan kejadian/hal penting yang mereka simak pada cerita Asal-usul candi Singasari. Pada proses pembelajaran siklus II siswa terlihat lebih aktif ketika mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terbukti ketika guru bertanya tentang cerita Asal-usul Candi Singasari semua siswa mampu menjawab pertanyaan guru, dan keseriusan siswa terlihat ketika mereka menulis teks eksplanasi. Tidak ada siswa yang berteriak-teriak memanggil-manggil temannya dan tidak ada siswa yang berjalan-jalan untuk melihat tulisan temannya. Semua siswa terlihat serius dan fokus menuliskan cerita berjudul Asal-usul Candi Singasari dalam bentuk teks eksplanasi. Kemudian untuk aspek ketelitian siswa terlihat ketika siswa sedang membaca buku cerita bergambar, siswa terlihat menandai bagian-bagian yang penting, dan bagian yang akan mereka tuliskan. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Berjudul Asal-usul Candi Singasari Menggunakan Media Wayang Beber Analisis data hasil diperoleh berdasarkan kualitas teks eksplanasi yang ditulis siswa menggunakan media wayang beber berdasarkan aspek kesesuaian, kelengkapan, kepaduan, keruntutan, dan ejaan, serta tanda baca yang digunakan. Kemampuan menulis teks eksplanasi siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 100% bila dibandingkan dengan siklus I yaitu 64,52%. Berikut hasil dari setiap kemampuan menulis teks eksplanasi siswa. Pertama, hasil peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber aspek kesesuaian cerita pada siklus I terdapat 4 siswa (12,90%) mendapat skor 5, 18 siswa (58,06%) mendapat skor 4,  8 siswa (25,81%) mendapat skor 3, dan 1 siswa (3,23%) mendapat skor 2. Hasil peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media slide show wayang beber dan buku cerita bergambar pada aspek kesesuaian cerita pada siklus II terdapat 21 siswa (67,74%) mendapat skor 5, dan sisanya 10 siswa (32,26%) mendapat skor 4, dan tidak ada siswa yang mendapatkan skor di bawah 4. Kedua, hasil penelitian menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul candi singasari dengan menggunakan media wayang beber aspek kelengkapan cerita sesuai dengan deskripsi tokoh, latar, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada siklus I, terdapat 1 siswa (3,23%) yang mendapat skor 5, 19 siswa (61,29%) mendapat skor 4, 10 siswa (32,25%) mendapat skor 3, 1 siswa (3,23%) mendapat skor 2. Hasil penelitian menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media slide show wayang beber dan buku cerita bergambar aspek kelengkapan cerita sesuai dengan deskripsi tokoh, latar, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada siklus II, terdapat 17 siswa (54,84%) yang mendapat skor 5, 14 siswa (45,16%) mendapat skor 4, tidak ada siswa yang mendapatkan skor dibawah 4. Ketiga, hasil kemampuan siswa dalam memadukan cerita (pernyataan umum-deretan penjelas-interpretasi). Hasil penelitian menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul candi singasari berdasarkan aspek kepaduan cerita pada siklus I, terdapat 1 siswa (3,23%) medapat skor 5, 18 siswa (58,06%) yang mendapat skor 4, 11 siswa (35,48%) yang mendapat skor 3, dan 1 siswa mendapatkan nilai 2 (3,23%). Hasil kemampuan siswa dalam memadukan cerita (pernyataan umum-deretan penjelas-interpretasi). Hasil penelitian menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari berdasarkan aspek kepaduan cerita pada siklus II, terdapat 10 siswa (32,26%) medapat skor 5, 18 siswa (58,06%) yang mendapat skor 4, 3 siswa (9,68%) yang mendapat skor 3. Keempat, hasil penelitian menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari berdasarkan aspek keruntutan cerita secara logis cerita pada siklus I, terdapat 2 siswa (6,45%) mendapat skor 5, 18 siswa (58,06%) yang mendapat skor 4, 10 siswa (32,26%) menapat skor 3, 1 siswa (3,23%) yang mendapat skor 2. Jadi sebagian besar siswa sudah tepat dalam menuliskan keruntutan cerita secara logis sesuai dengan urutan cerita dan peristiwa yang terjadi. Peristiwa penting, penanggalan, dan bukti sejarah sudah ditulisakan dengan jelas. Hasil penelitian menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari berdasarkan aspek keruntutan cerita secara logis cerita pada siklus II, terdapat 2 siswa (64,52%) mendapat skor 5, 28 siswa (59,38%) yang mendapat skor 4, 1 siswa (31,25%) menapat skor 3 Kelima, hasil penelitian kemampuan menulis kemampuan menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber tahap penggunaan ejaan dan tanda baca siklus I, sebagian besar siswa belum mampu menulis dengan ejaan dan tanda baca yang tepat. Terdapat 14 siswa mendapat nilai 4 (45,16%), tetapi juga masih terdapat 17 siswa (54,84%) yang masih mengalami kesalahan dalam menuliskan ejaan dan tanda baca dan mendapatkan skor 3. Kebanyakan kesalahanejaan yang dilakukan siswa adalah pada penggunaan huruf capital, penyingkatan kata yang tidak tepat, dan peletakan tanda (.) dan tanda (,) yang kurang tepat. Hasil penelitian kemampuan menulis kemampuan menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan media wayang beber tahap penggunaan ejaan dan tanda baca siklus II, sebagian besar siswa belum mampu menulis dengan ejaan dan tanda baca yang tepat. Terdapat 18 siswa mendapat nilai 4 (58,06%), tetapi masih terdapat 13 siswa (42,94%) yang mengalami kesalahan penulisan ejaan dan tanda baca dengan mendapatkan skor 3. Kebanyakan kesalahan ejaan yang dilakukan siswa adalah pada penggunaan huruf kapital dan peletakan tanda (.) dan tanda (,) yang kurang tepat. PEMBAHASAN Bagian pemabahasan ini berisi penjelasan tentang peningkatan kualitas proses dan hasil kemampuan menulis eksplanasi berjudul Asal-usul Candi Singasari dengan menggunakan wayang beber pada siklus I dan sillus II. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Berjudul Asal-usul Candi Singasari Menggunakan Media Wayang Beber Pembahasan pada peningkatan proses menulis teks eksplanasi berjudul Asal-usul Can
    corecore