Jurnal Kesehatan Komunitas
Not a member yet
    478 research outputs found

    Distribusi Stunting dan Determinan Stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia Tahun 2021: Analisis Spasial

    Get PDF
    The problem of stunting is still fundamental in Indonesia's human development. East Nusa Tenggara Province is an archipelago dryland area with the highest prevalence of stunted children under five in Indonesia. This study aims to determine the relationship of child characteristics with the prevalence of stunting. This type of research is an observational study with a cross-sectional design. This study used individual secondary data from the Indonesian Nutritional Status Survey in 2021 consisting of 7,835 children under five. The results of the spatial analysis showed that in the child's characteristic factor, there was a relationship between short birth length and low birth weight with stunting prevalence. It is hoped that there will be a special model of stunting control interventions that are integrated and of high quality through multisectoral cooperation in the dryland areas of the islands of East Nusa Tenggara Province.Permasalahan stunting masih menjadi permasalahan mendasar dalam pembangunan manusia Indonesia. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah lahan kering kepulauan yang memiliki angka prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor karakteristik anak dengan kejadian stunting. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder individu Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang terdiri dari 7.835 balita. Hasil analisis spasial menunjukkan terdapat hubungan antara faktor karakteristik anak terhadap stunting. Diharapkan adanya model khusus intervensi pengendalian stunting pada terkait pencegahan kejadian stunting sejak dini di wilayah lahan kering kepulauan Provinsi NTT

    Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan IMD

    Get PDF
    Early Initiation of Breastfeeding is the process of breastfeeding the baby immediately after birth, where the baby is left to find his own mother's nipple which is done at least one hour immediately after birth. Nationally, the percentage of newborns who received IMD was 82.7% and in North Lampung Regency it reached 95.1%, and at RSD Mayjend HM Hospital. Ryacudu only 33.04% of mothers who successfully perform IMD. Unsuccessful implementation of IMD can have an impact on increasing the high mortality and morbidity rates. This study aimed to determine the factors related to the implementation of IMD at RSD Mayjend HM. Ryacudu, North Lampung Regency in 2023. This research was quantitative with a cross-sectional design. The population in this study were all mothers giving birth at RSD Mayjend HM. Ryacudu, North Lampung Regency in February-March 2023, with a total of 93 people. The sample in this study used a total sampling of 93 people. The research instrument used was a questionnaire and an observation sheet. Data analysis in this study used univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (multiple logistic regression). The results of this study indicate that there was a relationship between education (p-value 0.040 and OR 2.630), type of delivery (p-value 0.005 and OR 3.860), knowledge (p-value 0.027 and OR 2.856), attitude (p-value 0.020 and OR 2.951), and support health workers (p-value 0.000 and 5.438) with implementation. There was no relationship between parity (p-value 0.427) and family support (p-value 0.138) with the implementation of IMD. The dominant factor most related to the implementation of IMD was the variable type of delivery with an OR of 12.535. Advice for mothers giving birth either by sectio caesarea or vaginally can play an active role in carrying out IMD, that Mothers can also find information from both print and online media.Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera setelah lahir. Secara nasional persentase bayi baru lahir yang mendapat IMD adalah 82,7%, Kabupaten Lampung Utara mencapai 95,1%, dan di RSD Mayjend HM. Ryacudu hanya 33,04% ibu yang berhasil melakukan IMD. Tidak berhasilnya pelaksanaan IMD dapat memberi dampak meningkatkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan IMD di RSD Mayjend HM. Ryacudu Kabupaten Lampung Utara tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu bersalin di RSD Mayjend HM. Ryacudu Kabupaten Lampung Utara pada bulan Februari-Maret tahun 2023 dengan jumlah 93 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu 93 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisis data dalam penelitian menggunakan univariat, bivariat (chi-square), dan multivariat (regresi logistic berganda). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pendidikan (p value 0,040 dan OR 2,630), jenis persalinan (p value 0,005 dan OR 3,860), pengetahuan (p value 0,027 dan OR 2,856), sikap (p value 0,020 dan OR 2,951), dan dukungan tenaga kesehatan (p value 0,000 dan 5,438) dengan pelaksanaan. Tidak ada hubungan paritas (p value 0,427) dan dukungan keluarga (p value 0,138) dengan pelaksanaan IMD. Faktor dominan yang paling berhubungan dengan pelaksaan IMD adalah variabel jenis persalinan dengan OR 12,535. Saran ibu bersalin baik secara sectio caesarea ataupun pervaginam dapat berperan aktif dalam melakukan IMD, selain itu ibu juga dapat mencari informasi baik dari media cetak ataupun media online

    Analisa Pengaruh Kepadatan, Kesesakkan dan Sosial Ekonomi Terhadap Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) Ibu Rumah Tangga

    Get PDF
    The level of psychological well-being is a form of mental health through the achievement of the individual's relationship with the surrounding environment, consisting of social interactions, personal relationships, and life satisfaction. The purpose of this study was to analyze the effect of density, tightness, and socioeconomic status on the psychological well-being of housewives (IRT). The research method is correlated with a cross-sectional design and sampling technique using simple random sampling totaling 171 IRT. The place of research is in one of the coastal areas of Pekanbaru City, Riau. The questionnaire used is divided into 4, namely density, tightness, socio-economic, and Ryff's Psychological Well-Being Scale (RPWB). The results of the study found that there were problems of density (62.6%), social congestion (5.3%), and space congestion (6.4%) as well as low economic problems (58.5%). The results of this study indicate that there is no relationship between density (p = 0.158) of crowding (p = 0.693) and socioeconomic (p = 0.777), with the level of psychological well-being (p > 0.05). The researcher suggests that further studies are needed on the factors that influence people living in densely populated areas based on the values ​​and culture they hold.Tingkat kesejahteraan psikologis (psychological well-being) merupakan suatu bentuk kesehatan mental melalui pencapaian antara hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya, terdiri atas interaksi sosial, hubungan personal, dan kepuasan hidup. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis pengaruh kepadatan, kesesakkan dan sosial ekonomi terhadap kesejahteraan psikologis (Psychological well-being) pada ibu rumah tangga (IRT). Metode penelitian yaitu korelasi dengan desain cross sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yang berjumlah 171 IRT. Tempat penelitian adalah pada salah satu wilayah pesisir Kota Pekanbaru, Riau. Kuesioner yang digunakan terbagi atas 4 yaitu kepadatan, kesesakkan, sosial ekonomi, dan Ryff’s Psychological Well-Being Scale (RPWB). Hasil penelitian didapatkan adanya masalah kepadatan (62,6%), kesesakan sosial (5,3%), dan kesesakan ruang (6,4%) serta masalah ekonomi rendah (58,5%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kepadatan (p = 0,158) kesesakkan (p = 0,693) dan sosial ekonomi (p = 0,777), dengan tingkat kesejahteraan psikologis (psychological well-being) (p > 0,05). Peneliti menyarankan perlu dilakukan studi lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat tinggal di wilayah padat penduduk berdasarkan nilai dan budaya yang dianut

    Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode HIRARC pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSI Ibnu Sina Pekanbaru

    Get PDF
    Nurses in carrying out their duties have the risk of having a work accident or getting an occupational disease. Based on data from RSI Ibnu Sina Pekanbaru it was recorded that work accidents that occurred to nurses included cases of being stabbed by a needle, slipping, officers being squeezed by a stretcher, and slashing. The purpose of this study was to analyze hazard identification, risk assessment, and risk control using the HIRARC Method for Nurses at the Inpatient Installation of RSI Ibnu Sina Pekanbaru with 10 informants. Data collection used in-depth interviews, observation, and document review methods. Data was processed using the triangulation method. The results showed the identification of dangers, namely needle stick wounds, contracting Hepatitis A, Hepatitis B, HIV/AIDS, wrong posture and anxiety about contracting infectious diseases, high-risk assessment of drug injection, infusion, blood sampling, and control. Risk, namely substitution, administrative, and personal protective equipment. The conclusion of this study states that the identification of hazards in inpatient installations are mechanical hazards, biological hazards, ergonomic hazards, and psychosocial hazards. The highest risk value is mechanical hazards, namely needle sticks resulting in needle stick wounds and contracting infectious diseases. The existing hazard controls are SOP and personal protective equipment. Suggestions need to be increased monitoring of officer compliance, socialization of SPOs, monitoring of incident reporting, ergonomic training, and routine health check programs.Perawat dalam pelaksanaan tugasnya memiliki risiko mengalami kecelakaan kerja atau mendapatkan penyakit akibat kerja. Berdasarkan data dari RSI Ibnu Sina Pekanbaru tercatat kecelakaan kerja yang terjadi pada perawat antara lain kasus tertusuk jarum suntik, terpeleset, petugas terjepit brankar, tersayat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko dengan Metode HIRARC pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSI Ibnu Sina Pekanbaru. Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dilakukan di RSI Ibnu Sina Pekanbaru dengan 10 orang informan.  Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Data diolah dengan menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan identifikasi bahaya yaitu luka tertusuk jarum suntik, tertular penyakit Hepatitis A, Hepatitis B, HIV/AIDS, postur tubuh yang salah dan cemas tertular penyakit menular, penilaian risiko tinggi pada pemberian obat injeksi, pemasangan infus, pengambilan sampel darah, dan pengendalian risiko yaitu substitusi, administratif dan alat pelindung diri.  Simpulan penelitian ini menyatakan identifikasi bahaya di Instalasi Rawat Inap yaitu bahaya  mekanikal, bahaya biologi, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial. Nilai risiko tertinggi adalah bahaya mekanikal yaitu tertusuk jarum berdampak luka tertusuk jarum dan tertular penyakit menular. Pengendalian bahaya yang ada yaitu SPO dan alat pelindung diri. Saran perlu ditingkatkan pengawasan kepatuhan petugas, sosialisasi SPO, pemantauan pelaporan insiden, training ergonomic dan program pemeriksaan kesehatan rutin

    Disabilitas dan Keselamatan Pasien : Studi Literatur

    Get PDF
    Improving the safety of vulnerable patient groups in health care is a priority. Patients with disabilities are among the most vulnerable groups. Persons with disabilities have more complex and extensive healthcare needs than non-disabled patients. This literature review aims to identify the types of patient safety incidents that can be used in patients with disabilities. The keywords "patient safety" and "disability" were used to search the Pubmed and Google Scholar databases for articles. The final results revealed four articles that met the inclusion criteria. The findings revealed that patients with disabilities are still frequently subjected to patient safety incidents such as falls, medication errors, infections, burns, and fluid leaks beneath the skin. According to the findings of the analysis using the Donabedian framework, there are still many problems that occur in structural components and processes, which can have an impact on the results obtained. Because of their vulnerability and uniqueness, patients with disabilities are more vulnerable to patient safety incidents. Furthermore, the issue of disability and patient safety remains the primary concern, so studies on disability and patient safety are still limited.Meningkatkan keselamatan pasien terhadap populasi rentan di pelayanan kesehatan merupakan sebuah prioritas. Pasien dengan disabilitas merupakan salah satu populasi yang rentan. Penyandang disabilitas memiliki kebutuhan perawatan kesehatan yang lebih besar dan lebih kompleks dibandingkan dengan pasien yang bukan sebagai penyandang disabilitas. Studi literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis insiden keselamatan pasien yang dapat terjadi pada pasien penyandang disabilitas. Pencarian artikel dilakukan dengan menggunakan database Pubmed dan Google Scholar dengan kata kunci “patient safety” dan “disability”. Hasil akhir ditemukan 4 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil temuan mengungkapkan bahwa pasien dengan disabilitas mengalami kejadian insiden keselamatan pasien berupa jatuh, kesalahan pengobatan, infeksi, luka bakar, dan kebocoran cairan pada bawah kulit. Berdasarkan analisis menggunakan kerangka kerja Donabedian, temuan mengungkapkan bahwa masih banyaknya masalah yang terjadi pada komponen struktur dan proses sehingga dapat berdampak pada terjadinya insiden seperti pasien jatuh, kesalahan pengobatan, infeksi, cedera tekanan, luka bakar, dan kebocoran cairan pada bawah kulit serta kerusakan fisik, atau penambahan lama hari rawat inap.  Kerentanan dan keunikan yang dimiliki oleh pasien dengan disabilitas menyebabkan populasi ini lebih berisiko mengalami insiden keselamatan pasien. Selain itu, isu disabilitas dan keselamatan pasien masih belum menjadi isu utama sehingga kajian terkait disabilitas dan keselamatan pasien masih terbatas

    Pengetahuan tentang Hipertensi dan Hubungannya dengan Kepatuhan Minum Obat di Kalangan Masyarakat Hipertensi

    Get PDF
    Non-adherence of hypertensive patients in the treatment of their disease has an impact on uncontrolled blood pressure which can worsen the patient's health status and even death. One important factor that must be considered in efforts to improve hypertension compliance is patient knowledge about the disease and the necessary management. This study aimed to determine the relationship between knowledge in supporting practice and compliance with hypertension sufferers in taking antihypertensive drugs. The research design used was cross-sectional descriptive analysis. The sample size for this study was 220 respondents who were recruited using purposive sampling techniques. Analysis of research data was carried out using the chi-square statistical test. A total of 51.8% of hypertensive patients had sufficient knowledge and 65.9% of hypertensive patients admitted that they were not compliant in taking the recommended medication. The value of the test results < α 0.05 (p= 0.000), which means that knowledge is significantly related to adherence to taking medication. Knowledge is the most important component that sufferers must have so that they can be actively involved in compliance practices. It is hoped that these findings can be used as material for consideration in formulating treatment interventions for people with hypertension about efforts to increase patient compliance in terms of taking anti-hypertensive medication.Ketidakpatuhan penderita hipertensi dalam pengobatan penyakitnya berdampak pada tidak terkontrolnya tekanan darah yang dapat memperburuk status kesehatan dan bahkan kematian. Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan kepatuhan hipertensi adalah pengetahuan penderita tentang penyakitnya dan penatalaksanaan yang diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dalam mendukung praktik kepatuhan penderita hipertensi dalam mengkonsumsi obat anti-hipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis deskritif cross sectional. Besar sampel penelitian ini sebanyak 220 responden, direkrut melalui teknik purposive sampling. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square. Sebanyak 51,8% penderita hipertensi memiliki pengetahuan cukup dan 65,9% penderita hipertensi mengaku tidak patuh dalam meminum obat yang dianjurkan. Nilai hasil uji < α 0,05 (p= 0,000), artinya pengetahuan berhubungan signifikan dengan kepatuhan minum obat. Pengetahuan adalah komponen terpenting yang harus dimiliki penderita agar mereka dapat terlibat aktif dalam praktik kepatuhan. Diharapkan temuan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan intervensi pengobatan bagi penderita hipertensi kaitannya dengan upaya meningkatkan kepatuhan penderita dalam hal meminum obat anti-hipertensi

    Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Infeksi Soil Transmitted Helminth Pada Siswa Sekolah Dasar

    Get PDF
    Soil-transmitted helminth (STH) is a group of intestinal nematodes that are transmitted through the soil. STH infection can affect all ages, but the highest rate is found in elementary school children, which is 60-80%. The purpose of this study was to determine the relationship between risk factors and STH infection. This type of research is an analytical survey with a Cross-Sectional approach. Examination of worm eggs using the Kato-Katz method. The population is 197 students. The sample is public elementary school students with a total sample of 100. The inclusion criteria are grade 4 and 5 elementary school students in Lalan sub-district. The exclusion criteria are not grade 4 and 5 elementary school students in Lalan sub-district. The test was performed with a Chi-square test with an alpha of 0.05. The results of the study were 28 (28%) infected with STH. Chi-Square statistical test showed a relationship between gender (p-value 0.016, OR 3.545), the habit of defecation (p-value 0.017, OR 3.317), and the habit of using footwear (p-value 0.005, OR 13.50) with STH infection. Then there is no relationship between nail habits (p-value 0.118) with STH infection.Soil Transmitted Helminth (STH) adalah kelompok nematoda usus yang penularannya melalui tanah. Infeksi STH dapat menyerang semua umur namun angka tertinggi didapatkan pada anak SD yakni 60-80%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko dengan infeksi STH. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pemeriksaan telur cacing menggunakan Metode Kato-Katz. Populasi berjumlah 197 siswa. Sampel siswa sekolah dasar negeri sebanyak 100. Kriteria inklusi adalah siswa kelas 4 dan 5 SDN di Kecamatan Lalan. Kriteria ekslusi adalah bukan siswa SDN kelas 4 dan 5 di Kecamatan Lalan. Pengujian dilakukan dengan uji Chi square dengan alpa 0,05. Hasil penelitian sebanyak 28 (28%) yang terinfeksi STH. Uji Chi-Square ada hubungan antara jenis kelamin (p value 0,016, OR 3,545), kebiasaan tempat defekasi (p value 0,017, OR 3,317), kebiasaan menggunakan alas kaki (p value 0,005, OR 13,50) dengan infeksi STH. Kemudian tidak ada hubungan antara kebiasaan memotong kuku (p value 0,118) dengan infeksi STH

    Dampak Pemberian Es Krim Buah Bit dan Jambu Biji Merah terhadap Kadar Haemoglobin Remaja Putri

    Get PDF
    The emergence of nutritional problems in children is closely related to the preparation of a woman's health and nutrition to become a prospective mother, in this case, a young woman. The results of the Nutrition International survey in 2018 found cases of anemia in young women in West Java by 41.93%, this is in line with the target coverage of giving blood-added tablets to adolescent girls which is still low (25.2%) and still below the target of West Java. (52%). Intervention efforts are needed to prevent anemia by optimizing the provision of iron-containing foods in addition to giving blood-added tablets. The purpose of this research is to determine the effect of beetroot ice cream and red guava on the hemoglobin levels of adolescent girls. The method used is a quasi-experimental approach with a one-group pre-post design approach. The sample in this study was 30 respondents with a purposive sampling technique with inclusion criteria of mild and moderate anemia who did not suffer from a disease that could cause anemia. Determination of anemia by measuring hemoglobin levels using the POCT (Point of Care Testing) method. The analysis technique uses frequency distribution, normality test, and bivariate test using the Wilcoxon test through SPSS computer software. The results showed that all respondents (100%) had mild anemia before being given beetroot and red guava ice cream. There is a significant change with p-value 0.000 < alpha value (0.05). It can be concluded that giving beetroot ice cream and red guava if consumed regularly and appropriately can reduce the incidence of anemia, so it is hoped that this can be used as a policy toward intervention in adolescent girls with anemia.Perkembangan masalah gizi pada anak-anak terkait erat dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang remaja putri untuk menjadi seorang ibu. Sesuai dengan target cakupan pemberian pil penambah darah pada remaja putri yang masih rendah (25,2%) dan masih di bawah target Jawa Barat (52%), data survei Nutrition International tahun 2018 menemukan kasus anemia pada perempuan di Jawa Barat sebesar 41,93%. Selain pemberian pil penambah darah, diperlukan tindakan intervensi untuk menghindari anemia dengan memaksimalkan ketersediaan makanan yang mengandung zat besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana buah bit dan jambu biji merah dalam sediaan es krim mempengaruhi kadar hemoglobin remaja putri. Teknik yang digunakan adalah one-group pre-post design quasi-experimental method. Anemia dengan tingkat keparahan ringan sampai sedang tanpa kondisi yang dapat menyebabkan anemia merupakan kriteria inklusi untuk sampel 30 peserta dalam penelitian ini, yang menggunakan pendekatan purposive sampling. Pengukuran anemia menggunakan POCT (Point of Care Testing), menentukan adanya anemia dengan menguji kadar hemoglobin. Metode analisis menggunakan distribusi frekuensi program komputer SPSS 20.0, uji normalitas, dan uji Wilcoxon bivariat. Sebelum menerima es krim bit dan jambu biji merah, semua responden (100%) mengalami anemia sedang, menurut temuan tersebut. Dengan p-value 0,000 dan nilai alpha (0,05)., terjadi pergeseran yang cukup besar Hal ini dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai kebijakan intervensi pada remaja purii dengan anemia karena dapat disimpulkan bahwa pemberian es krim bit dan jambu biji merah, jika dikonsumsi secara konsisten dan benar, dapat menurunkan kejadian anemia

    Pendidikan Kesehatan Berbasis Audio Visual untuk Meningkatkan Pemahaman Keluarga tentang Pencegahan Luka Tekan

    Get PDF
    Introduction: Bed rest patients have a high risk of damage to the integrity of the skin caused by pressure and immobilization (bed rest), known as decubitus ulcers or pressure sores. The occurrence of pressure sores is heavily influenced by the level of education and knowledge of patients and families, research objectives: to analyze the effect of providing audio-visual-based health education in increasing family knowledge about pressure sore prevention, method: quasi-experimental research design with pre-test and post-test designs. The population was families who had patients with a high risk of developing pressure sores at PKU Gamping Hospital. The process of taking samples with a quota sampling technique was 15 people for the control group and 15 people for the intervention group. The instruments used were questionnaires and educational media in the form of audio-visual media. Data were collected using a questionnaire and analyzed using the Wilcoxon Test and Mann-Whitney Test, results: family knowledge in the intervention group after being given health education experienced a significant change with p-value = 0.001 (p <0.05), whereas in the control group, it did not have a change with p-value = 0.314 (p>0.05). Audio-visual-based health education influences the level of family knowledge about pressure sore prevention, p-value 0.000 (p <0.05), conclusion: Audio-visual-based health education has a good impact on increasing family knowledge about pressure sore prevention.  Pendahuluan: Pasien tirah baring memiliki risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit yang disebabkan oleh tekanan dan imobilisasi (bed rest), dikenal dengan luka dekubitus atau luka tekan. Terjadinya luka tekan banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien dan keluarga, tujuan penelitian: untuk melihat pengaruh pemberian pendidikan kesehatan berbasis audio visual dalam meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan luka tekan, metode: desain penelitian quasy experiment dengan rancangan pre test dan post test. Populasi penelitian adalah keluarga yang memiliki pasien dengan risiko tinggi terjadinya luka tekan di Rumah Sakit PKU Gamping. Sampel diambil dengan teknik sampling kuota, 15 orang untuk kelompok kontrol dan 15 orang untuk kelompok intervensi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner serta media edukasi berupa media audio visual. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Test dan Mann Whitney Test, hasil: pengetahuan keluarga pada kelompok intervensi setelah diberikan pendidikan kesehatan mengalami perubahan yang signifikan dengan p value = 0,001 (p<0,05), sedangkan pada kelompok kontrol tidak p value = 0,314 (p>0,05). Pendidikan kesehatan berbasis audio visual memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan luka tekan, p value 0,000 (p<0,05), simpulan: Pendidikan kesehatan berbasis audio visual berdampak baik terhadap peningkatan pengetahuan keluarga tentang pencegahan luka tekan

    Efektivitas Psikoedukasi Melalui Musik terhadap Peningkatan Self Esteem Remaja Beresiko

    Get PDF
    The development of adolescence is very important throughout the life cycle. At this time, there is a change in adolescents' experience of fundamental physical and psychological. They also do not yet have effective coping experiences, causing difficulties in managing their emotions and behavior. The low self-esteem in adolescents causes them to be unable to maximize their potential. This study aimed to see an increase in self-esteem in at-risk adolescents by applying psychoeducation through music at SMPN 39 Padang. This quantitative study was designed in a "Quasi-experimental pre-posttest control group" by applying psychoeducational therapy through music using social media. The results of the analysis showed that there was an effect of psychoeducation through music on changes in the self-esteem of at-risk adolescents before and after the intervention in the treated group. The results of the statistical test can be concluded that there was a significant increase in self-esteem before and after giving psychoeducational therapy through music (Pvalue <0.05). The average self-esteem of at-risk adolescents in the group that received psychoeducation through music was 1.85 lower than the group that did not receive psychoeducation through music. Self-esteem in adolescents at risk differed significantly between the group that received psychoeducation through music and the group that did not receive psychoeducation through music.Perkembangan masa remaja sangat penting sepanjang daur kehidupan, dimana pada masa ini remaja mengalami perubahan fisik dan psikologis yang mendasar dan belum memiliki pengalaman koping yang efektif  sehingga  menimbulkan kesulitan dalam  mengelola emosi dan  perilaku. Harga diri rendah (low self esteem) pada remaja menyebabkan remaja tidak dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Penelitian ini  bertujuan untuk melihat peningkatan self esteem pada remaja yang berisiko dengan menerapkan  psikoedukasi melalui musik di SMPN 39 Padang. Penelitian kuantitatif ini didesain secara ”Quasi-experimental pre-post test kontrol group” dengan menerapkan terapi psikoedukasi melalui musik dengan menggunakani media sosial. Waktu penelitian 8 bulan dengan jumlah sampel adalah 64 yang terdiri dari 32 orang kelompok intervensi dan 32 orang kelompok kontrol. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji T. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh psikoedukasi melalui musik terhadap perubahan self esteem remaja berisiko sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok yang diberikan perlakuan. Hasil uji statistik dapat disimpulkan ada peningkatan yang bermakna antara self esteem sebelum dan sesudah pemberian terapi psikoedukasi melalui musik (Pvalue<0,05). Rata-rata self esteem remaja berisiko pada kelompok yang mendapatkan psikoedukasi melalui musik lebih rendah 1,85 dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan psikoedukasi melalui musik. Self esteem pada remaja berisiko berbeda secara bermakna antara kelompok yang mendapatkan psikoedukasi melalui musik dengan kelompok yang tidak mendapatkan psikoedukasi melalui musik. Guru BK disekolah perlu meningkatkan kualitas dan kesinambungan penerapan terapi psikoedukasi  melalui musik untuk meningkatkan self-esteem remaja

    377

    full texts

    478

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Kesehatan Komunitas
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇