11 research outputs found

    Work climate and employee performances: a literature observation

    Get PDF
    This article mainly discusses the relationship between work climate and employee performance. Research on the relationship between work climate and employee performance still shows mixed results. The purpose of this study was to determine the relationship between work climate and employee performance by comparing the results of primary research on these two variables. The method used is a conceptual analysis of various previous studies in the last ten years. The results show that there is a significant and positive relationship between work climate and employee performance, especially in the Indonesian context where social relations take priority in society. This implies that managers must be able to create a favorable work climate to encourage employee performance improvement, although this is not the only thing that must be considered

    Analisis Pengaruh Teknologi SRAN (Single Radio Access Network) Terhadap Modernisasi Arsitektur Jaringan Telekomunikasi

    Get PDF
    Gagasan dibalik SRAN (Single Radio Access Network) sangat sederhana yaitu dapat mengoperasikan berbagai teknologi radio pada satu platform hardware multiguna. Dalam bentuk pengembangan terbaru, SRAN terdiri dari satu instalasi radio dengan common transport dan sistem operasional dan manajemen dengan keamanan terpadu di seluruh RATs (Radio Access Technologies). Selain itu, SRAN dapat mengoordinasikan dan mengoperasikan berbagai RAT secara terpadu serta mampu menggunakan RAT yang ada untuk menghasilkan kinerja terbaik dengan mengoordinasikan keuntungan masing-masing RAT. Modularitas adalah enabler utama yang meningkatkan kapasitas sesuai dengan permintaan dan spektrum baru dan spektrum yang ada dapat digunakan lebih efisien. Sumatra Utara – site DRDTOBINJAI2 adalah lokasi yang dipilih untuk dimodernisasi dengan solusi SRAN. Hasil implementasi pada site tersebut setelah diuji dan dianalisa, SRAN dapat menyederhanakan penggunaan hardware dari 5 modul sistem dan 5 modul transmisi menjadi 3 modul sistem dan 2 modul transmisi dengan menambahkan teknologi LTE di band 900 dan 2100 pada site tersebut. Efisiensi pada operasional meningkat melalui network sharing, efisiensi energi jaringan radio meningkat sekitar 27% dan software dapat digunakan untuk menentukan fungsi hardware agar lebih fleksibel, performa lebih baik dan meningkatkan efektifitas biaya. Dengan melakukan drive test, SRAN terbukti meningkatkan throughput pada uplink hingga 10 Mbps dan mengurangi waktu delay dari >70 ms menjadi 40 ms

    Investasi yang bijak: membedah literasi keuangan dan faktor demografi yang mempengaruhi keputusan investasi

    Get PDF
    Investment is the activity of storing goods and money in order to get a profit in the form of a greater return. In 2019, the official website of the Financial Services Authority (OJK) stated as much as 38.03% as an index of financial literacy and 70.19% as an index of financial inclusion, which means that Indonesian's people still have not understand of products and services provided by financial institutions. Therefore, this study aims to determine the level of literacy and demographic factors on investment decisions, especially students of the Batam International University (UIB). Respondents in this study amounted to 40 students from the Faculty of Business and Management of class 2019. The method used in this study using multiple linear tests with IBM SPSS software. The results of this study indicate that financial literacy has a significant effect on student investment decisions. Meanwhile, demographic factors have no significant effect on investment decisions

    Analisis Kesulitan Siswa Dalam Proses Pemecahan Masalah soal cerita bilangan pecahan kelas V SD Negeri Karangtempel Semarang

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the existence of learning difficulties experienced by students of SD Negeri KarangTempel seen in the ability to solve mathematical problems in the subject of Fractions and determine the factors that affect the ability to solve mathematical problems of fraction material in fraction numbers of grade V SD Negeri KarangTempel Semarang. This research uses qualitative methods with a descriptive approach. Data collection in the study was carried out by means of observation, questionnaires, questions, interviews and documentation. Based on the results of research at SD Negeri Karang Tempel, there are learning difficulties in Fraction Numbers material seen from the ability to solve mathematical problems. The results of the research were as follows: (1) difficulties in learning to solve mathematical problems in the material of Fractions including: difficulties in understanding problems, difficulties in planning solutions, difficulties in implementing plans, and difficulties in re-examining or drawing conclusions. (2) factors that influence learning difficulties in solving mathematics problems include factors from the school environment and the family environment. Based on this research, the advice given to the teacher is to pay more attention to students who have difficulty learning math problem solving, especially Fraction material, besides that the teacher should use a variety of media or methods so that students are interested and don't feel bored. Suggestions to students when working on questions should not be in a hurry so as not to experience errors in working on questions laterstudents should be more active in asking questions during learning activities so that they don't make mistakes again in working on multiplication problems.Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui adanya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa SD Negeri KarangTempel dilihat pada kemampuan pemecahan masalah matematika materi Bilangan Pecahan serta mengetahui faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika materi pecahan materi Bilangan Pecahan siswa kelas V SD Negeri KarangTempel Semarang. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara observasi, angket, soal, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan guru kelas V dan siswa kelas V SD Negeri KarangTempel Semarang.Berdasarkan hasil penelitian di SD Negeri KarangTempel, terdapat kesulitan belajar pada materi Bilangan Pecahan dilihat dari kemampuan pemecahan masalah matematika. Ditemukan hasil penelitian sebagai berikut: (1) kesulitan belajar pemecahan masalah matematika materi Bilangan Pecahan meliputi : kesulitan dalam memahami masalah, kesulitan dalam merencanakan pemecahan, kesulitan dalam melaksanakan rencana, dan kesulitan dalam memeriksa kembali atau menarik kesimpulan. (2) faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar pemecahan masalah matematika antara lain faktor dari lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Berdasarkan penelitian ini, saran yang disampaikan kepada guru yaitu agar lebih memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan belajar pemecahan masalah matematika khusunya materi Bilangan Pecahan selain itu sebaiknya guru menggunakan media atau metode yang bervariatif agar siswa tertarik dan tidak merasa bosan. Saran kepada siswa ketika mengerjakan soal sebaiknya tidak terburu-buru agar tidak mengalami kesalahan dalam pengerjaan soal kemudian siswa sebaiknya lebih aktif bertanya saat kegiatan pembelajaran agar tidak melakukan kesalahan lagi dalam mengerjakan soal perkalian

    Aplikasi Seedballs untuk Pertumbuhan Benih Nangka (Artocarpus heterophyllus), Bisbul (Diospyros blancoi), dan Merbau (Intsia bijuga)

    Get PDF
    The area of ​​critical land in Indonesia is increasing. Critical land rehabilitation has been carried out by one of the methods used is direct planting. However, direct planting has drawbacks, namely the seeds are very prone to be eaten by insects and birds, and the seeds are easily damaged due to environmental factors. One method that can be tested is the application of seedballs using adaptive plants, such as jackfruit (Artocarpus heterophyllus), bisbul (Diospyros blancoi), and merbau (Intsia bijuga). The purpose of this study was to formulate seedballs and their application for the growth of jackfruit (A. heterophyllus), bisbul (D. blancoi), and merbau (I. bijuga) plants. This study used a quantitative descriptive analysis method with 3 types of seedballs’ formulas. The results showed the fastest germination rate was produced by formula 1 (clay) on bisbul, formula 2 (clay: topsoil) on jackfruit, and formula 3 (clay: topsoil: husk charcoal: palm waste) on merbau. The highest seed germination capacities were formulas 1 and 3 for jackfruit species, formulas 2 and 3 for bisbul species, as well as formulas 1 and 2 for merbau species. Formula 3 is generally able to increase the height, diameter, and number of leaves of plants. Keywords: acceleration of rehabilitation, adaptive plant, oil palm wasteLuasan lahan kritis di Indonesia semakin meningkat. Rehabilitasi lahan kritis telah dilakukan dengan salah satu metode yang digunakan adalah penanaman langsung. Akan tetapi, penanaman langsung memiliki kelemahan yaitu benih sangat rawan dimakan oleh serangga dan burung, serta benih mudah rusak karena faktor lingkungan. Salah satu metode yang dapat diujicobakan adalah aplikasi seedballs dengan menggunakan tanaman adaptif, seperti Nangka (Artocarpus heterophyllus), bisbul (Diospyros blancoi), dan merbau (Intsia bijuga). Tujuan penelitian ini adalah membuat formula seedballs dan aplikasinya untuk pertumbuhan tanaman nangka (A. heterophyllus), bisbul (D. blancoi), dan merbau (I. bijuga). Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan 3 jenis formula seedballs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan komposisi formula seedballs menyebabkan perbedaan pertumbuhan tanaman. Laju perkecambahan tercepat dihasilkan oleh formula 1 (tanah liat) pada jenis bisbul, formula 2 (tanah liat : topsoil) pada jenis nangka, dan formula 3 (tanah liat : topsoil : arang sekam : limbah kelapa sawit) pada jenis merbau. Daya kecambah benih tertinggi adalah formula 1 dan 3 pada jenis nangka, formula 2 dan 3 pada jenis bisbul, serta formula 1 dan 2 pada jenis merbau. Formula 3 secara umum mampu meningkatkan tinggi, diameter dan jumlah daun tanaman. Kata kunci: limbah kelapa sawit, percepatan rehabilitasi, tanaman adapti

    Uji antioksidan dan bioaktivitas fraksi etil asetat batang jarak tintir (Jatropha multifia L.)

    Get PDF
    Abstrak Latar Belakang: Jatropha multifida L. atau jarak tintir merupakan tanaman yang digunakan secara empiris getahnya sebagai obat luka oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai batang jarak tintir yang telah diuji toksisitas dengan metode BSLT dan peredaman antioksidan dengan metode DPPH yang secara berturut memberikan nilai LC50 terendah 3,69 ”g/mL dan IC50 56,85 ”g/mL pada ekstrak etil asetat. Metode: Penelitian meliputi tahap-tahap pengumpulan bahan uji batang jarak tintir, penyiapan simplisia, pembuatan ekstrak dengan 3 pelarut yang berbeda kepolarannya penapisan fitokimia dari simplisia, fraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dari ekstrak etil asetat menjadi 4 fraksi. Hasil: Hasil pengujian antioksidan metode peredaman DPPH memberikan IC50 terhadap f1 (n-heksan 75%:etil asetat 25%), f2 (n-heksan 50%:etil asetat 50%), f3 (n-heksan 25%:etil asetat 75%), dan f4 (etil asetat 100%) secara berturut-turut adalah 3759,79 ”g/mL; 790,94 ”g/mL; 167,41 ”g/mL; dan 164,82 ”g/mL. Hasil pengujian BSLT terhadap fraksi etil asetat memberikan hasil LC50 sebesar f1 64,43 ”g/mL; f2 37,54 ”g/mL; f3 41,94 ”g/mL; dan f4 25,70 ”g/mL. Kesimpulan: F4 merupakan fraksi dengan nilai IC50 dan LC50 yang paling rendah dari seluruh fraksi, yang menunjukkan f4 merupakan fraksi yang paling aktif sebagai antioksidan dan BSLT serta diduga golongan flavonoid yang diketahui dari profil kromatogram KLT dengan Rf 0,57 yang memberikan hasil positif terhadap penampak bercak FeCl3 dan AlCl3 merupakan senyawa aktif dari kedua aktifitas tersebut. Kata kunci: Antioksidan, Brine Shrimp Lethality Test, DPPH, Jatropha multifida L.   ANTIOXIDANT AND BIOACTIVITY ASSAYS OF ETHYL ACETATE FRACTION OF JARAK TINTIR STEM (Jatropha multifida L) Abstract Background: Jatropha multifida L. or jarak tintir was empirically used as wound treatment for the sap by Indonesian people for a long time ago. The toxicity and antioxidant capacity of the jarak tintir stem was done by brain shrimp lethality test (BSLT) with LC50 3,69 ”g/mL and DPPH scavenging activity with IC50 56,85 ”g/mL for ethyl acetate extract. Method: Extraction was  performed  by  continuous  extraction  with Soxhlet  apparatus  using  various polarity  solvents  (n-hexane, ethyl acetate, and methanol) and ethyl acetate extract was fractioned by vacuum liquid chromatography (VLC) into 4 fraction with gradien eluen of n-hexane and ethyl acetate. Results: Antioxidant assay gave IC50 for f1 (n-hexane 75%:ethyl acetate 25%), f2 (n-hexane 50%: ethyl acetate 50%), f3 (n-hexane 25%: ethyl acetate 75%), and f4 (ethyl acetate 100%) respectively as 3759,79 ”g/mL; 790,94 ”g/mL; 167,41 ”g/mL; and 164,82 ”g/mL. BSLT assays for each fractions gave LC50 as f1 64,43 ”g/mL; f2 37,54 ”g/mL; f3 41,94 ”g/mL; and  f4 25,70 ”g/mL. Conclusion: Fraction 4 was the best fraction with the lowest IC50 and LC50 with flavonoid was suspected as responsible compound for both assays after TLC analysis that gave spot with Rf 0.57 and gave positive result after sprayed with FeCl3 dan AlCl3 spray reagent. Keywords: Antioxidant, Brine Shrimp Lethality Test, DPPH, Jatropha multifida

    Eksplorasi Anyaman Bambu Untuk Pengembangan Produk Fashion. Studi Kasus : Tas Wanita

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara penghasil bambu terbesar ketiga di dunia dengan 85% bahan baku bambu di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia (Kemenperin, 2015). Diperlukan adanya pengembangan bamboo untuk meningkatkan karakteristik serta keindahan bambu agar nilai jualnya menjadi eksklusif sehingga kedepannya dapat mengangkat kearifan lokal Indonesia. Bambu dapat diolah dengan cara di anyam, namun beberapa tahun terakhir bisnis anyaman bambu mulai menurun. Bambu di Indonesia dikembangkan menjadi produk apparel dan furniture. Sedangkan ada ceruk yang masih perlu dikembangkan yakni sebagai produk fesyen, dimana industri fesyen merupakan subsektor industri ekonomi kreatif yang memiliki kontribusi besar dalam peningkatan perekonomian negara. Dalam era globalisasi, diperlukan kreativitas untuk membawa tradisi dalam bentuk modern yang diterima secara luas dalam masyarakat. Dengan dasar tersebut, ada beberapa metode yang dilakukan untuk pengembangan bamboo pada produk fesyen salah satunya dengan teknik anyaman. Metode desain diawali dengan observasi, wawancara dan dilanjutkan eksplorasi material bilah anyaman bambu. Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembuatan dan kebutuhan anyaman dalam fesyen. Kemudian wawancara dilakukan kepada pemerhati bambu dan fesyen. Metode eksplorasi dan eksperimen yang dilakukan adalah eksplorasi bentuk serta karakteristik anyaman bambu dan sistem sambungan untuk inovasi baru. Hasil dari eksperimen adalah anyaman bambu dengan berbagai macam variasi yang menghasilkan banyak pilihan bentuk untuk produk fesyen. Pada riset ini, penulis menggunakan kombinasi anyaman bamboo dengan kulit dan kayu. Penulis menggunakan metode eksperimental untuk mendapatkan variasi pada anyaman yang mampu menghasilkan sebuah produk fesyen

    INHIBITORY EFFECT OF Sansevieria trifasciata L ON AERIAL PATHOGENIC MICROFUNGI IN TUTORIAL ROOMS

    No full text
    Background: Air pollutants in a room can be caused by several things, such as microorganisms in the form of fungi. Fungi that dispersed in air with concentration>700 CFU/m3 can be categorized as air pollution which could lead to many symptoms of various human diseases An effort that may improve indoor air pollution is using anti pollutant plant such as Sansevieria trifasciata L. This study aims to determine the effectiveness of Sansevieria trifasciata L on the concentration of aerial pathogenic microfungi in the tutorial room in Faculty of Medicine Swadaya Gunung Jati University and identify the aerial pathogenic microfungi species in the tutorial room.  Methods: This study was a quasi experimental research with pre and post-test group design. Eight tutorial rooms with 4 repetitions were tested for species microfungi growth using Saburoud Dextrose Agar (SDA) media in 32 petri discs. After 7 days of incubation, microfungi were identified and the colony form unit (CFU) number was counted. The data was analyzed using paired T test. Results: Ten aerial pathogenic microfungi growth were significantly (p = 0.000) inhibited by Sansevieria trifasciata L demonstrated by CFU number reduction from 54.18 – 204.94 CFU/m3 to 16.48 – 44.75 CFU/m3.  Conclusions: Sansevieria trifasciata L effectively inhibited aerial pathogenic microfungi growth in tutorial rooms

    Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Oleh Pemulung Di Bantargebang, Kota Bekasi Tahun 2020

    No full text
    Scavengers are people who have a high risk of exposure to diseases due to unhealthy environmental conditions. This requires scavengers to take advantage of health services in order to get optimal examinations. The purpose of this study was to determine Related Factors To The Utilization Of Health Services By Scavengers At Landfill Area Of Sumurbatu Village, Bantargebang Sub-District, Bekasi City In 2020. The quantitative research method with cross-sectional design used random sampling techniques. The number of samples was 150 families in the landfill area of Sumurbatu Village. Measuring instrument in the form of a questionnaire with data collection techniques in the interviews form. Data analysis used chi-square analysis and multiple logistic regression analysis. The results showed that the variables related to the utilization of health services were knowledge variable (p = 0.001), number of families (p = 0.021), perception of pain (p = 0.001), and family support (p = 0.030). And the variables that were not related to the utilization of health services were ownership of health insurance (p = 0.750), transportation (p = 0.297), distance (0.340), health information (p = 0.538), and attitudes of health workers (p = 1,000). As well as the dominant variable related to the utilization of health services, that is knowledge (p = 0.000) with OR 12.876. It is hope that primary health care and health workers can involve more scavenger groups and communities around the landfill area in their work programs, such as providing health information. Abstrak Pemulung merupakan masyarakat yang memiliki risiko tinggi terpapar penyakit karena berada di kondisi lingkungan yang kurang sehat. Hal tersebut mengharuskan pemulung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan agar mendapatkan pemeriksaan yang optimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pemulung di TPA Kelurahan Sumurbatu Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi Tahun 2020. Metode penelitian kuantitatif dengan design cross-secional, menggunakan teknik random sampling. Jumlah sampel sebanyak 150 KK di wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Sumurbatu. Alat ukur dalam bentuk kuesioner dengan teknik pengambilan data berupa wawancara. Analisis data menggunakan analisis chi-square dan analisis regresi logistik berganda. Hasil menunjukan bahwa variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu variabel pengetahuan (p=0,001), jumlah keluarga (p=0,021), persepsi sakit (p=0,001), dan dukungan keluarga (p=0,030). Dan Variabel yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu kepemilikan jaminan kesehatan (p=0,750), transportasi (p=0,297), jarak (0,340), informasi kesehatan (p=0,538), dan sikap petugas kesehatan (p=1,000). Serta variabel dominan yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu pengetahuan (p=0,001) dengan OR 12,876. Puskesmas dan petugas kesehatan diharapkan dapat lebih banyak melibatkan kelompok pemulung dan masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dalam program kerjanya, seperti pemberian informasi kesehatan dan juga dapat melakukan pengecekan kesehatan agar pemulung mengetahui kondisi kesehatannya. &nbsp

    Stunting is not a synonym of malnutrition

    No full text
    © 2019, The Author(s), under exclusive licence to Springer Nature Limited. Background: WHO documents characterize stunting as, “
impaired growth and development that children experience from poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation.” The equation of stunting with malnutrition is common. This contrasts with historic and modern observations indicating that growth in height is largely independent of the extent and nature of the diet. Subjects: We measured 1716 Indonesian children, aged 6.0–13.2 years, from urban Kupang/West-Timor and rural Soe/West-Timor, urban Ubud/Bali, and rural Marbau/North Sumatra. We clinically assessed signs of malnutrition and skin infections. Results: There was no relevant correlation between nutritional status (indicated by skinfold thickness) and height SDS (hSDS). In total 53% of boys, and 46% girls in rural Soe were stunted, with no meaningful association between mean of triceps and subscapular skinfolds (x̅SF) and height. Skinfold thickness was close to German values. Shortest and tallest children did not differ relevantly in skinfold thickness. The same applied for the association between hSDS and mid-upper-arm circumference (MUAC) using linear mixed effects models with both fixed and random effects. In total 35.6% boys and 29.2% girls in urban Ubud were overweight; 21.4% boys and 12.4% girls obese, but with mean hSDS = −0.3, still short. Relevant associations between hSDS and x̅SF and MUAC were only found among the overweight urban children confirming that growth is accelerated in overweight and obese children. There were no visible clinical signs of malnutrition or chronic infection in the stunted children. Conclusion: The present data seriously question the concept of stunting as prima facie evidence of malnutrition and chronic infection
    corecore