11 research outputs found

    Elderly Visit Routines to Elderly Integrated Service Post in the Working Area of Payung Sekaki Community Health Center, Pekanbaru City 2017

    Full text link
      Posyandu elderly is integrated service kanggo general public wis agreed, sing dikendakan dening ngendi people they can get health services. In Indonesia based on Health Facilities Research (Rifaskes) in 2011 the national kanthi percentage of pus nenwsh health center posyandu elderly yaiku 78.8%. The number of posyandu elderly in the city of Pekanbaru yaiku 92 posyandu elder saka 20 puskesmas sing ana ing Pekanbaru city. The purpose of this research is to know the factors related to routine visit of elderly to posyandu elderly that is knowledge factor, attitude, family support, role of health worker, role of cadre, work, education and age. The type of research used is quantitative analytic observasional. The research design used was analytic cross sectional study. The population is all elderly in working area of health center of sekas kota Pekanbaru with sample of 210 people. The results showed that low knowledge had 4 times more risk to not regularly visit to posyandu elderly. The results showed that low knowledge had 4 times more risk to not regularly visit to posyandu elderly. The conclusion in this research is there is a causal relationship between knowledge with routine visit of elderly to posyandu elderly. It is recommended that the elderly improve the knowledge of posyandu elderly and the benefits of visiting elderly parachute services and suggested to Payung Sekaki Health Center Pekanbaru to provide counseling and socialization about posyandu elderly to elderly people. &nbsp

    Ta'widh bagi nasabah wanprestasi pada pembiayaan murabahah Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Rancaekek

    Get PDF
    Risiko gagal bayar atau wanprestasi merupakan hal yang akan dialami oleh bank syariah dalam melakukan pembiayaan. Setiap risiko memang harus diminimalisir untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam ketentuan pembiayaan murabahah warung mikro, apabila nasabah gagal bayar masih dalam itikad baik untuk melunasi pembiayaannya, maka akan dilakukan tindakan penyelamatan pembiayaan. Tindakan ini membebankan nasabah dengan biaya ganti rugi karena perpanjangan masa bayar. Biaya ganti rugi (ta’widh) ini harus diperhitungkan dengan jelas karena akan mengurangi perhitungan keuntungan pihak bank dan harus dicantumkan dalam addendum akadnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui (1) prosedur pembiayaan murabahah warung mikro di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Rancaekek, (2) pelaksanaan ta’widh pada pembiayaan murabahah warung mikro Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Rancaekek, dan (3) harmonisasi dengan Fatwa DSN-MUI No.43/DSN-MUI/VIII/2004 tentang penetapan ta’widh pada produk pembiayaan murabahah warung mikro di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Rancaekek. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan segala aspek dalam pengenaan ta’widh yang mengacu pada asas-asas muamalah, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Undang-Undang dan Fatwa DSN-MUI dalam kegiatan operasionalnya yaitu dalam pembiayaan murabahah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mengetahui pemaparan atau menjelaskan fenomena di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Rancaekek dengan sumber data primer berupa standar operasional produk serta sumber data sekunder berupa buku, Undang-Undang dan fatwa. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini (1) setelah data terkumpul prosedur selanjutnya yakni mengajukan permohonan pembiayaan, penerimaan berkas permohonan, analisis pembiayaan, pemutusan pembiayaan,compliance dan signing, persiapan akad, pelaksanaan akad, (2) pelaksanaan ta’widh yakni apabila nasabah yang wanprestasi dengan itikad baik untuk melunasi pembiayaan yang tersisa. Kemudian bersedia akan memperpanjang masa bayarnya, lalu akan dikenakan ta’widh dengan menghitung berdasarkan overhead cost yang sesuai dengan biaya ril yang dikeluarkan pihak bank, dan (3) secara keseluruhan pihak bank telah melaksanakan ketentuan yang sesuai dengan fatwa DSN No.43/DSN-MUI/VIII/2004, namun besaran rinci dan peruntukannya tidak dijelaskan dalam addendum akadnya

    Rutinitas Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru Tahun 2017

    Get PDF
    ABSTRAK     Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lanjut usia yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan.Di Indonesia berdasarkan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011 secara nasional persentase puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah 78,8%. Sedangkan jumlah posyandu lansia di kota Pekanbaru yaitu 92 posyandu lansia dari 20 puskesmas yang ada di kota Pekanbaru. Penelitianbertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rutinitas kunjungan lansia ke posyandu lansia yaitu faktor pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, peran tenaga kesehatan, peran kader, pekerjaan, pendidikan dan umur.Jenis penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif analitik observasional.Desain penelitian yang digunakan adalah analytic cross sectional study. Populasi adalah seluruh lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas payung sekaki kota pekanbaru dengan jumlah sampel 210 orang. Analisis data dilakukan secara univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda.Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan rendah berpengaruh 4 kali lebih beresiko untuk tidak rutin melakukan kunjungan ke posyandu lansia.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan sebab akibat antara pengetahuan dengan rutinitas kunjungan lansia ke posyandu lansia. Direkomendasikan supaya lansia lebih meningkatkan pengetahuan tentang posyandu lansia serta manfaat melakukan kunjungan keposyandu lansia dan disarankan kepada Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekanbaru untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang posyandu lansia kepada masyarakat lanjut usia

    Polyhydroxyalkanoate granules quantification in mixed microbial cultures using image analysis: Sudan Black B versus Nile Blue A staining

    Get PDF
    Polyhydroxyalkanoates (PHA) can be produced and intracellularly accumulated as inclusions by mixed microbial cultures (MMC) for bioplastic production and in enhanced biological phosphorus removal (EBPR) systems. Classical methods for PHA quantification use a digestion step prior to chromatography analysis, rendering them labor intensive and time-consuming. The present work investigates the use of two quantitative image analysis (QIA) procedures specifically developed for PHA inclusions identification and quantification. MMC obtained from an EBPR system were visualized by bright-field and fluorescence microscopy for PHA inclusions detection, upon Sudan Black B (SBB) and Nile Blue A (NBA) staining, respectively. The captured color images were processed by QIA techniques and the image analysis data were further treated using multivariate statistical analysis. Partial least squares (PLS) regression coefficients of 0.90 and 0.86 were obtained between QIA parameters and PHA concentrations using SBB and NBA, respectively. It was found that both staining procedures might be seen as alternative methodologies to classical PHA determination.The authors thank the Fundacao para a Ciencia e a Tecnologia (FCT) Strategic Project PEst-OE/EQB/LA0023/2013 and the Project "BioEnv - Biotechnology and Bioengineering for a sustainable world", REF. NORTE-07-0124-FEDER-000048, co-funded by the Programa Operacional Regional do Norte (ON.2 - O Novo Norte), QREN, FEDER. The authors also acknowledge the financial support to Daniela P. Mesquita through the postdoctoral grant (SFRH/BPD/82558/2011) and the project PTDC/EBB-EBI/103147/2008 provided by FCT

    Quantitative image analysis of polyhydroxyalkanoates inclusions from microbial mixed cultures under different SBR operation strategies

    Get PDF
    Polyhydroxyalkanoates (PHAs) produced from mixed microbial cultures (MMC), regarded as potential substitutes of petrochemical plastics, can be found as intracellular granules in various microorganisms under limited nutrient conditions and excess of carbon source. PHA is traditionally quantified by laborious and time-consuming chromatography analysis, and a simpler and faster method to assess PHA contents from MMC, such as quantitative image analysis (QIA), is of great interest. The main purpose of the present work was to upgrade a previously developed QIA methodology (Mesquita et al., 2013a, 2015) for MMC intracellular PHA contents quantification, increase the studied intracellular PHA concentration range and extend to different sequencing batch reactor (SBR) operation strategies. Therefore, the operation of a new aerobic dynamic feeding (ADF) SBR allowed further extending the studied operating conditions, dataset, and range of the MMC intracellular PHA contents from the previously reported anaerobic/aerobic cycle SBR. Nile Blue A (NBA) staining was employed for epifluorescence microscope visualization and image acquisition, further fed to a custom developed QIA. Data from each of the feast and famine cycles of both SBR were individually processed using chemometrics analysis, obtaining the correspondent partial least squares (PLS) models. The PHA concentrations determined from PLS models were further plotted against the results obtained in the standard chromatographic method. For both SBR the predicted ability was higher at the end of the feast stage than for the famine stage. Indeed, an independent feast and famine QIA data treatment was found to be fundamental to obtain the best prediction abilities. Furthermore, a promising overall correlation (R2 of 0.83) could be found combining the overall QIA data regarding the PHA prediction up to a concentration of 1785.1 mgL-1 (37.3 wt%). Thus, the results confirm that the presented QIA methodology can be seen as promising for estimating higher intracellular PHA concentrations for a larger reactors operation systems and further extending the prediction range of previous studies.This study was supported by the Portuguese Foundation for Science and Technology (FCT) under the scope of the strategic funding of UID/BIO/04469/2013 unit and COMPETE 2020 (POCI-01-0145-FEDER-006684) and BioTecNorte operation (NORTE01-0145-FEDER-000004) funded by European Regional Development Fundunder the scope ofNorte2020 - ProgramaOperacional Regional do Norte.The authors also acknowledge the financial support to Cristiano S. Leal (PTDC/EBB-EBI/103147/2008, FCOMP-01-0124-FEDER009704) and Daniela P. Mesquita through the FCT postdoctoral grant (SFRH/BPD/82558/2011).info:eu-repo/semantics/publishedVersio

    ISOLASI SENYAWA STEROID DARI FRAKSI AKTIF ANTI BAKTERI BUAH MELUR (Brucea javanica (L) Merr)

    No full text
    Isolasi senyawa steroid dari buah melur (Brucea javanica (L) Merr) telah dilakukan. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksan dan etil asetat. Fraksi etil asetat dikromatografi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam sedangkan fasa geraknya n-heksan dan etil asetat secara SGP (Step Gradien Polarity). Senyawa hasil isolasi berupa kristal bening dengan titik leleh 122,8-124,1 oC. Pengujian dengan pereaksi Liebermann-Burchard menunjukkan hasil positif senyawa steroid. Hasil dari uji KLT dua dimensi dan juga dengan berbagai perbandingan pelarut memperlihatkan noda tunggal. Data spektroskopi UV memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 206,60 nm. Spektrum IR memberikan serapan pada angka gelombang: 3443.28 cm-1, 2933.2 cm-1, 2863.77 cm-1, 1729.83 cm-1, 1458.89 cm-1, 1375.96 cm-1, 1277.61 cm-1 dan 1070.3 cm-1. Hasil analisis dari titik leleh, uji Liebermann-Burchard, spektrum UV, dan spektrum IR diperkirakan senyawa hasil isolasi adalah senyawa steroid. Hasil uji antibakteri dari senyawa hasil isolasi dengan konsentrasi 5% memiliki persen zona hambat terhadap bakteri S. aureus 10,653% dan E. coli 13,126% serta jumlah bakteri yang dapat dihambat masing-masing sebesar 27,697 cfu/mL dan 34,127 cfu/mL. Kata kunci : Brucea javanica (L) Merr, Steroid, Uji Liebermann-Burchard dan Antibakter

    PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

    No full text
    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Standar Kompetensi 1. Memahami sejarah, kenampakkan alam dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi. Kompetensi Dasar 1.4. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat kabupaten/kota, provinsi di sekolah dasar khususnya pada kelas IV. Penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil temuan masalah dengan kegiatan observasi di kelas IV SDN Batukarut 02 Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung yang menggambarkan kurangnya sikap percaya diri dalam pembelajaran sehari-hari yang menimbulkan peseta didik yang kurang kondusif dan pembelajaran lebih terpacu kepada guru sehingga berujung pada kurangnya hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penulis menerapkan model Inkuiri Terbimbing dengan harapan dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa sebagai imbasnya. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SDN Batukarut 02 Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung berjumlah 30 peserta didik. Alat pengumpulan data beurpa soal pretest dan postest yang berkaitan dengan materi keanekaragaman suku bangsa dan budaya, Lembar Kerja Siswa (LKS) serta wawancara siswa. Perhitungan data dilakukan dengan menghitung hasil tes dan nilai afektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada sikus I, pretest memperoleh rata-rata 59 presentase ketuntasan 16,66% postest memperoleh rata-rata 67,5 presentase ketuntasan 60%. Selanjutnya siklus II pretest memperoleh rata-rata 69 presentse ketuntasan 70% postest memperoleh rata-rata 86,16 presentase ketuntasan 100%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing mempu menumbuhkan sikap percaya diri dan hasil belajar siswa. Dengan demikian penggunaan model tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk diterapkan dalam semua pembelajaran S

    Effect of temperature and Chlorella density on growth and metamorphosis of Chironomus circumdatus (Kieffer) (Diptera)

    No full text
    Growth and matamorphosis of the midge larva Chironomus circumdatus were studied in relation to different temperature (22, 27, 32 and 37&#176;C) and food densities (13, 17, 21 and 25 &#215; 10<SUP>6</SUP> Chlorella ml<SUP>-1</SUP>). Larval duration was significantly influenced by both temperature and food density while temperature alone influenced the pupal duration. Metabolic rate increased with increasing temperature but decreased with increasing food density. Temperature did not affect metamorphic efficiency
    corecore