29 research outputs found

    Optimalisasi Pengembangan Produk Unggulan Desa (OVOP) Melalui Wawasan Kewirausahaan Dan Pembuatan Laporan Keuangan Sederhana Bagi UMKM

    Get PDF
    Besarnya potensi UMKM ternyata tidak serta merta menyebabkan UMKM mampu mengembangkan potensi usahanya. Kendala utama yang sering  muncul adalah keterbatasan modal yang dimiliki serta kesulitan dalam memperoleh akses sumber permodalan misalnya ke perbankan dan sumber pembiayaan lainnya. Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki UMKM membuat mereka sering terjebak dengan sumber-sumber dana informal, yang sekali lagi disebabkan oleh kerumitan persyaratan pemenuhan dana yang bersumber dari sektor keuangan formal. Salah satu dari persyaratan yang paling sulit untuk dilengkapi adalah persyaratan untuk melampirkan laporan keuangan usaha. Kemudahan akses modal perbankan dapat diperoleh apabila para pelaku UMKM dapat memberikan rincian informasi mengenai keadaan usaha UMKM yang tercermin pada laporan keuangannnya.  Peraturan Pemerintah RI No 17 Tahun 2013 tentang pelaksanaan UU No 20 tahun 2008 menyatakan adanya kewajiban bagi usaha kecil untuk melakukan pencatatan akuntansi. Namun demikian, adanya peraturan tersebut tidak serta merta membuat pelaku UMKM melakukan pencatatan dikarenakan berbagai keterbatasan. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman, pengetahuan dan wawasan mengenai berwirausaha dengan mengembangkan potensi desa serta memberikan pendampingan dalam implementasi sistem pencatatan akuntansi manual dengan melakukan aktivitas pembuatan laporan keungan sederhana untuk memberikan kemudahan mendapatkan akses permodalan dari perbankan. Metode pengabdian yang digunakan yaitu ceramah, workshop, praktik, dan evaluasi kegiatan. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa pengembangan produk unggulan desa (OVOP) dan keterampilan pembuatan laporan keuangan sederhana

    Penguatan UMKM Melalui Pemanfaatan Media Sosial dalam Meningkatkan Jangkauan Pemasaran Produk Handcraft Desa Babakanmulya Kuningan Jabar

    Get PDF
    Permasalahan UMKM handcraft di Desa Babakanmulya adalah kesulitan dalam media pemasaran dan masih rendahnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana dalam memasarkan produk handcraft. Adanya permasalahan tersebut menjadi perlu adanya sebuah pelatihan terkait optimalisasi penggunaan media sosial sebagai upaya memperluas jangkauan pemasaran produk. Tujuan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman, pengetahuan dan wawasan mengenai optimalisasi penggunaan media sosial dalam upaya meningkatkan jangkauan pemasaran produk handcraft . Metode pengabdian yang digunakan yaitu ceramah, workshop, praktik, dan evaluasi kegiatan. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat ini berupa terciptanya media promosi produk sebagai sarana pemasaran serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pemilik UMKM dalam pemanfaatan media sosial sebagai strategi  meningkatkan jangkauan pemasaran produk handcraft

    SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW: TATA KELOLA KOLABORATIF DALAM SEKTOR PUBLIK

    Get PDF
    AbstractIncreasingly complex and interdependent issues in the public sector make the need for cooperation andcollaboration even more urgent. Innovation through collaboration is the essence of the concept of openinnovation which must seek interaction with external agents to create ideas and improve services. Thiswork consists of 25 systematic literature review articles to synthesize and critically reviewcollaborative governance in the public sector. The detailed objectives are as follows: to summarize theevidence on the phenomena and characteristics of collaborative governance; analyze the supportingvariables of collaborative governance; and analyze the field of application of collaborative governancein the public sector. The authors' findings show that: First, in recent years there has been an increasinginterest in collaborating on public policy; Responding to the interconnected and complex nature of theissues currently facing governments, academics and practitioners alike have focused on governanceprocesses that blur the boundaries between the public, private, and community sectors; Second, thereare many characteristics of collaborative governance as collaborative innovations that have not beenused as research variables; Most of the variables used are more dominant to external organizationalfactors. Third, collaborative governance alludes a lot to technology and there are still many areas ofpublic service that have not been studied in its application; as many as 19 areas of application ofcollaborative governance have been analyzed in this work.Abstrak Meningkatnya masalah yang kompleks dan saling bergantung pada sektor publik menyebabkankebutuhan akan kerja sama dan kolaborasi menjadi semakin mendesak. Inovasi melalui kolaborasimerupakan esensi dari konsep inovasi terbuka yang harus mencari interaksi dengan agen eksternaluntuk menciptakan ide dan meningkatkan pelayanan. Karya ini terdiri dari 25 artikel tinjauansistematis literatur untuk mensintesis dan meninjau secara kritis tentang collaborative governancepada sektor publik. Tujuan secara rinci sebagai berikut: meringkas bukti tentang fenomena dankarakteristik collaborative governance; menganalisis variabel pendukung collaborative governance;dan menganalisis bidang penerapan collaborative governance pada sektor publik. Temuan penulismenunjukkan bahwa: Pertama, beberapa tahun terakhir ini minat untuk berkolaborasi dalamkebijakan publik semakin meningkat; Menanggapi sifat yang saling berhubungan dan kompleks dariisu-isu yang sekarang dihadapi pemerintah, para akademisi dan praktisi sama-sama memusatkanperhatian pada proses tata kelola yang mengaburkan batas antara sektor publik, swasta, danmasyarakat; Kedua, banyak karakteristik collaborative governance sebagai inovasi kolaboratif yangbelum dijadikan variabel penelitian; Sebagian besar variabel yang digunakan lebih dominan ke faktoreksternal organisasi. Ketiga, collaborative governance banyak menyinggung teknologi dan masihbanyak bidang layanan publik yang belum diteliti dalam penerapannya; sebanyak 19 bidangpenerapan collaborative governance telah dianalisis dalam karya ini

    Peran Kepemimpinan Kiai Iwan Hermawan dalam Meningkatkan Motivasi Jemaah Majelis Taklim : Studi Deskriptif di Majelis Iqra Al-Mu‟awanah Kampung Lio Warunggede Desa Cibiru Wetan Kec. Cileunyi Kab. Bandung

    Get PDF
    Majelis Iqra merupakan lembaga dakwah yang fokus pada pengkajian kitab iqra. Majelis Iqra ini khusus diikuti oleh masyarakat lokal usia lanjut yang terletak di Desa Cibiru Wetan. Hal ini belum begitu umum ditemukan apalagi diminati, sebab pada dasarnya usia lanjut mengalami penurunan baik dari segi jasmani maupun daya ingatnya. Namun, di balik semangatnya masyarakat, ada seorang kiai yang melaksanakan aktifitas dakwahnya dan memiliki peran sebagaibsuri tauladan di masyarakat serta mampu memotivasi dan menginspirasi mereka untuk tetap berpartisipasi mengikuti program yang diselenggarakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepemimpinan Kiai Iwan Hermawan dalam meningkatkan motivasi jemaah. Terdapat beberapa peranan yang telah dijalankan pemimpin: pertama, peranan interpersonal yaitu peran sebagai tokoh, pemimpin dan penghubung. Kedua, peranan informational yaitu peran sebagai pemonitor, pembagi informasi dan juru bicara. Ketiga, peranan decision making. Teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu teori Henry Mintbergz (2009) yang mengemukakan bahwa terdapat tiga peran yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin yaitu peranan interpersonal, peranan informational dan peranan decision making. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam proses pengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, display data, dan verifikasi atau pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Kiai Iwan Hermawan dalam meningkatkan motivasi dijalankan dengan baik. Terdapat tiga peran yang telah dilaksanakan:1) Peranan interpersonal, tokoh menjadi figur yang baik dengan gaya karismatiknya, pemimpin memberikan motivasi dengan prinsip egaliternya, penghubung dengan menghubungkan beberapa pihak dengan prinsip partisipatif. 2) Peranan informational, monitor dengan cara khas, pembagi informasi dengan menyampaikan informasi berdasarkan dua jenis informasi, dan juru bicara dengan menyampaikan materi.3) Peranan decision making atau pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah bersama dengan prinsip egaliter

    Pengalaman keagamaan remaja yang ditinggal kerja ibunya ke luar negeri: studi deskriptif pada masyarakat kampung Manganti desa Rancabango kecamatan Patokbeusi kabupaten Subang

    Get PDF
    Agama merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap manusia, agama menjadi pedoman dan sandaran bagi penganutnya dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran agama. Dengan begitu muncullah pengalaman keagamaan dari setiap orang ketika menjalankan ajaran agama tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengalaman keagamaan remaja yang ditinggal kerja ibuna ke luar negeri ang ditinjau dari tiga aspek yaitu pemahaman atau pengetahuan yang kedua dari aspek pengalaman keagamaan dan yang terakhir yaitu ditinjau dari aspek ke-Ilahian. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Ini dilakukan dalam rangka pengumpulan data secara primer dengan cara observasi dan wawancara. Pengumpulan data juga dilengkapi dengan penggunaan data sekunder yang berupa referensi dalam bentuk buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini guna mendukung dan menunjang data yang lainnya. Pengalaman keagamaan remaja yang ditinggal kerja ibunya ke luar negeri dapat dilihat dari segi pemahaman atau pengetahuan, dari segi pemahaman atau pengetahuan remaja yang ditinggal kerja ibunya ke luar negeri masih sebatas pemahaman atau pengetahuan secara umum, mereka mengetahui ajaran agama yang mereka yakini tetapi tidak mengetahui secara mendalam. Dari segi pengalaman masih banyak diantara remaja yang ditinggal kerja ibunya ke luar belum melaksanakan atau tidak melaksanakan ibadah maupun ritual keagamaan seperti halnya sholat lima waktu masih banyak diantara mereka yang meninggalkan sholat lima waktu

    PELAKSANAAN BIMBINGAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL LANSIA DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL UPT PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KHUSNUL KHOTIMAH MARPOYAN DAMAI PEKANBARU

    Get PDF
    ABSTRAK Neni Nurhayati, (2022): Pelaksanaan Bimbingan Agama Islam Dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Lansi di Lingkungan Tempat Tinggal UPT Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Marpoyan Damai Pekanbaru Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan agama Islam dan bagaimana kontribusi pembimbing agama Islam dalam meningkatkan kesehatan mental di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Marpoyan Damai Pekanbaru. Adapun yang melatarbelakangi penelitian ini adalah adanya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi yang menyebabkan para lansia timbul gangguan mental seperti ketenangan batin, kecemasan, kesepian, merasa kehilangan makna hidup, dan kurangnya rasa penerimaan pada diri sendiri karena dianggap tidak berguna oleh keluarga maupun orang terdekat. Sumber data peneliti ini adalah pembimbing agama, psikologi, pramu lansia dan lansia. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik yang digunakan untuk menganalisis data yaitu menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama pelaksanaan bimbingan agama Islam di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Khusnul Khotimah Marpoyan Damai Pekanbaru secara umum metode yang digunakan pembimbing agama untuk meningkatkan kesehatan mental pada lansia menggunakan metode langsung dengan penerapan metode kelompok kegiatannya berupa metode ceramah dan dzikir dilakukan secara berjamah di mushola materi yang berkaitan sesuai al-qur’an dan hadist materi secara umum yaitu Tazkiyatun Nafz yang meliputi materi Aqidah, ibadah, akhlak dan Nafz al- mutmainnah(menggapai ketenangan jiwa) dengan tujuan memotivasi agar meminimalisir gesekan-gesekan yang tidak diinginkan antar lansia sehingga menumbuhkan hidup sehat jasmani maupun mental agar selalu tumbuh semangat hidup dan lebih giat dalam beribadah, lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta-Nya di hari tua. Kedua, kontribusi pembimbing agama Islam dalam meningkatkan kesehatan mental lansia yaitu dengan menjalankan fungsi dan tujuan bimbingan agama Islam yaitu memenuhi kebutuhan rohani lansia sehingga menjadi pendorong motivasi agar para lansia dapat menjalankan syariat agar mencapai tujuan yaitu ketenangan didunia maupun diakhirat. Kata kunci: Bimbingan agama Islam, kesehatan mental, Lansi

    Pengaruh Pengalaman Pelanggan Terhadap Niat Berprilaku (Studi Pada Pengguna Aplikasi Quipper Di Indonesia)

    Get PDF
    Desain/metodologi/pendekatan - Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif. Metode yang digunakan simple random sampling dengan ukuran sampel sebanyak 200 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis Structure Equation Model (SEM)-Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan program SMARTPLS versi 3.2.9. Temuan - Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran pengalaman pelanggan berada pada kategori sedang/netral dan pengalaman pelanggan berada pada kategori baik. Orisinalitas/nilai - Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada objek penelitian, waktu penelitian, alat ukur, literatur yang digunakan, teori yang digunakan dan hasil penelitian. Kata Kunci : Niat Berperilaku ; Pengalaman Pelangga

    Strategi Pengembangan Pariwisata dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kuningan

    Get PDF
    Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten konservasi senantiasa fokus terhadap pelestarian lingkungan hidup dan keseimbangan alam, menolak segala bentuk pembangunan industri yang merusak keseimbangan alam. Maka pengembangan pariwisata menjadi salah satu prioritas pembangunan, hal ini didukung dengan tingginya potensi pariwisata di Kabupaten Kuningan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Namun, fakta di lapangan bertolak belakang dengan harapan yang ada, Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata masih relatif kecil, sehingga diperlukan strategi pengembangan Pariwisata untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kuningan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis strategi pengembangan pariwisata guna meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Kuningan. Metode yang digunakan deskriptif analisis, penelitian dilakukan dengan teknik observasi. Berdasarkan hasil penelitian, Kabupaten Kuningan harus memiliki kawasan unggulan destinasi wisata yang menjadi prioritas pengembangan dengan pertimbangan multiflyer efek secara ekonomi. Strategi yang dapat dilakukan adalah komitmen pemerintah mengenai fokus pembangunan pariwisata daerah, meluncurkan konsep City branding sebagai ikon pariwisata yang khas, meningkatkan kemitraan dan hubungan antar lembaga dalam pengelolaan pariwisata, dukungan regulasi serta pengembangan Sumber Daya Manusia. Strategi tersebut dapat dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah dari sektor Pariwisata di Kabupaten Kuningan

    FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas sumber daya manusia, pengawasan Badan Permusyawaratan Desa dan partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dengan sistem keuangan desa sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah desa se-Kecamatan Talaga dan Kecamatan Maja. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM), pengawasan Badan Permusyawaratan Daerah (BPD), partisipasi masyarakat, dan sistem keuangan desa secara parsial berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Kualitas SDM dan pengawasan BPD berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa sedangkan partispasi masyarakat tidak berpengaruh terhadap sistem keuangan desa. Sistem keuangan desa mampu memediasi kualitas SDM, pengawasan BPD dan partisipasi masyarakat terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan desa. Implikasi dari penelitian ini untuk mewujudkan asas pengelolaan keuangan desa yang akuntabel diperlukan SDM yang berkualitas, Badan Permusyawartan Desa bertugas mengawasi secara baik dan selalu melibatkan masyarakat dalam rapat perencanaan pembangunan maupun pelaksanaan pembangunan desa jangka pendek maupun jangka panjang dan mengungkapkan penggunaan dana secara akuntabel dan transparan. ABSTRACTThis study aims to analyze the influence of the quality of human resources, supervision of the Village Consultative Body and community participation on the accountability of village financial management with the village financial system as an intervening variable. This research uses descriptive and verification methods. The population in this study is the village government in Talaga and Maja sub-districts. The data analysis technique used multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the quality of human resources (HR), supervision of the Regional Consultative Body (BPD), community participation, and the village financial system partially have a positive effect on village financial management accountability. The quality of human resources and supervision of the BPD has a positive effect on the accountability of village financial management, while community participation has no effect on the village financial system. The village financial system is able to mediate the quality of human resources, BPD supervision and community participation in the accountability of village financial management. The implication of this research is that to realize the principle of accountable village financial management, quality human resources are needed. The Village Consultative Body is tasked with supervising properly and always involving the community in development planning meetings and implementing short and long-term village development and disclosing the use of funds in an accountable and transparent manner
    corecore