194 research outputs found

    ANALISIS PREFERENSI PETANI TERHADAP ATRIBUT BENIH KEDELAI (Glycine max L) di Kec. Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi preferensi petani di 3 desa (Desa Jatiwaras, Desa Ciwarak dan Desa Kersagalih) di Kecamatan Jatiwaras terhadap atribut benih kedelai dalam pemilihan benih kedelai. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfication Index (CSI). Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA) diperoleh preferensi petani terhadapbenih kedelai menunjukkan bahwa atribut paling penting adalah atribut produktivitas, atribut harga benih kedelai, atribut ukuran biji, atribut hama dan penyakit dan atribut harga jual. Benih kedelai yang memiliki atribut produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit dan ukuran biji besar merupakan ciri benih kedelai yang disukai pasar menurut preferensi petani kedelai di KecamatanJatiwaras. Berdasarkan Customer Satisfication Index (CSI) diperoleh petani responden merasa kurang puas terhadap kinerja dari atribut benih kedelai.Kata kunci: Kedelai, Preferensi, Kepuasan, Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfication Index (CSI)Kata kunci : Preferensi Petani, Benih, Kedela

    Analisis Keberlanjutan Agribisnis Paprika di Bandung Barat

    Get PDF
    Kabupaten Bandung Barat merupakan wilayah sentra produksi paprika. Penurunan kualitas dan kuantitas produksi, ketergantungan benih impor serta sulitnya akses terhadap lembaga keuangan dapat berimplikasi terhadap keberlanjutan agribisnis paprika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keberlanjuntan agribisnis paprika di Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan pengambilan sampel secara sensus, penelitian ini menggunakan kuesioner dan diskusi dengan pihak terkait dalam pengambilan data. Dimensi ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi dan kelembagaan dianalisis dengan menggunakan indeks rata-rata persepsi petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja keberlanjutan agribisnis paprika di Kabupaten Bandung Barat secara umum termasuk kategori cukup dengan nilai tertinggi dimensi sosial dan terendah dimensi teknologi. Kinerja keberlanjutan ini dapat meningkat dengan perbaikan setiap dimensi. Oleh karena itu di dalam perencanaan kebijakan untuk pengembangan keberlanjutan agribisnis paprika sebaiknya memprioritaskan pada peningkatan indikator yang berpengaruh besar terhadap dimensinya.Â

    MODEL PENGARUH GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DAN STRATEGI ALTERNATIF KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANDUNG SAAT PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Kondisi kerawanan pangan suatu desa disebabkan oleh kombinasi dari berbagai dimensi kerawanan pangan. Strategi untuk mengatasi kerawanan pangan suatu wilayah terkadang hanya berdasarkan nilai indeks ketahanan pangan secara simultan dengan bantuan yang sifatnya jangka pendek, tidak sesuai dengan faktor utama yang menjadi masalah kerawanan pangan di suatu wilayah yang dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik setiap wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sebaran indikator ketahanan pangan mana yang paling berpengaruh terhadap komposit ketahanan pangan di setiap desa Kabupaten Bandung menggunakan Geographically Weighted Regression (GWR) dan mengetahui strategi alternatif ketahanan pangan yang prioritas dan efektif menggunakan Multi Criteria Decision Analysis (MCDA) dengan alat bantu Promethee. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder pada 280 Desa di Kabupaten Bandung saat Pandemi Covid-19. Nilai koefisien indikator ketahanan pangan paling tinggi adalah rasio lahan pertanian terhadap luas wilayah desa dengan koefisien 114,209881 hingga 114.229999 yang berarti setiap peningkatan 1 satuan rasio lahan pertanian akan memberi nilai tambah terhadap komposit ketahanan pangan akibat peningkatan luas lahan pertanian sebesar 114,2098809 - 114,2299989. Nilai koefisien lokal R2 pengaruh Indikator dalam perhitungan komposit ketahanan pangan paling tinggi terdapat di Kecamatan Nagreg. Strategi peningkatan ketahanan pangan yang paling optimal adalah Tipe III sebagai pendukung indikator rasio jumlah penduduk dengan kesejahteraan terendah yaitu dengan memaksimalkan pemberdayaan usaha hasil pertanian untuk mengembangkan bisnis dan industri pangan lokal

    Geographically Weighted Regression (GWR) Model of Bandung Regency Food Security during the Covid-19 Pandemic

    Get PDF
    The Covid-19 pandemic has had an impact on changes in people's economic activities, leading to an increase in the poverty rate. This has an impact on people's ability to obtain safe and sufficient food. The food security status of the city/district does not always guarantee that each individual is food secure because each region has different characteristics. The diversity of each village has the effect of variance in food security results. This study aims to model the influence of the Covid-19 Pandemic and food security indicators in Bandung Regency using Geographically Weighted Regression (GWR). This research was conducted in Bandung Regency in 280 villages. The design used in this research is descriptive quantitative. The data source used was secondary data on food security in Bandung Regency. The results showed that the influence of the percentage of the population infected with Covid-19 on food security was greatest in the southern area of Bandung Regency, and the value of the Local R2 coefficient of the influence of indicators in the calculation of the food security composite was highest in Nagreg District

    Ketahanan Pangan Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19 di Kabupaten Bandung

    Get PDF
    The World Food Programme said that in 2020 there were 768 million people who experienced chronic hunger due to the increase in world poverty during the Covid-19 pandemic. In facing the spread of Covid-19, the agricultural sector is a priority because it is directly related to national food security. As a national food barn, West Java is affected by the increase in poor people. Pada in 2021, Bandung Regency experienced extreme poverty, which is 2.64%;  this will affect food security in particular, in terms of affordability. Therefore, the availability of accurate and fast food security information is needed to prevent and handle food insecurity in order to provide direction and recommendations for preparing programs and policies, especially during the Covid-19 pandemic. This study was based on analyzing differences in food security before and during the Covid-19 Pandemic in Bandung Regency regarding food availability, affordability, and utilization. The analysis used a descriptive quantitative method with a paired sample t-test. The data source is secondary data from the Food Security and Vulnerability Atlas report of Bandung Regency. The analysis shows a noticeable difference between the food security of Bandung Regency before and during the Covid-19 pandemic, namely the decrease in the composite value of food security, especially in affordability. The most significant average increase occurred in the lowest welfare ratio indicator in 2020.    Keywords: food security, Covid-1

    ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI POLONG TUA DAN POLONG MUDA DI KECAMATAN JATIWARAS, KABUPATEN TASIKMALAYA, JAWA BARAT

    Get PDF
    Kedelai merupakan salah satu pangan utama dengan permintaan yang tinggi karena meupakan sumber protein dengan harga terjangkau. Permintaan akan kedelai sangat tinggi namun belum mampu terpenuhi oleh produksi nasional. Usahatani kedelai di Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmlaya berdasarkan periode produksi dan bentuk panen dibedakan atas kedelai polong tua dan kedelai polong muda. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji perbedaan caraproduksi, pendapatan usahatani, dan analisis RC rasio kedelai polong tua dan kedelai polong muda. Responden dalam penelitian ini berjumlah 42 orang yang diambil secara purposive. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan alat analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan usahatani,dan analisis RC rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan cara produksi antara usahatani kedelai polong tua dan polong Perbedan tersebut terletak pada kegiatan pemanenan, pasca panen, dan pemasaran. Kedelai polong tua dipanen pada 90-100 hst sementara kedelai polong muda pada60-70 hst. Pada usahatani kedelai polong tua terdapat kegiatan pasca panen, sementara pada usahatni kedelai polong tua tidak. Pendapatan usahatani kedelai polong tua dan polong muda positif dengan jumlah masing-masing Rp. 4.005.516,30 dan Rp. 6.527.857,21. Hasil analisis RC rasio, kedua usahatani kedelai tersebut dapat dikatakan layak dengan nilai kedelai polong tua 2,04 dannilai kedelai polong muda 3,96. Kesimpulan dari kedua analisis tersebut adalah bahwa usahatani kedelai polong muda lebih menguntungkan dan efisien dibandingkan usahatani kedelai polong tua. Kata kunci : pendapatan usahatani, RC rasio, kedelai polong tua, kedelai polong mud

    RASIONALITAS PETANI PADI SAWAH DI DAERAH RAWAN BANJIR

    Get PDF
    Desa Ciganjeng terletak di hilir DAS Citanduy yang mengalami permasalahan banjir akibat dari adanya penyusutan kawasan hutan di bagian hulu DAS dan muara sungai yang mengalami pendangkalan. Lahan sawah di Desa Ciganjeng 95% tergenang banjir setiap tahunnya akibat dari luapan DAS Citanduy. Namun petani padi sawah di Desa Ciganjeng masih tetap mengusahakan lahan sawahnya meskipun tergenang banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk rasionalitas petani padi sawah yang tetap mengusahakan lahannya meskipun terendam banjir. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jumlah informan sebanyak 11 orang yang ditentukan dengan cara purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani padi sawah di Desa Ciganjeng memiliki empat bentuk yaitu rasionalitas instrumental terlihat dalam strategi mengendalikan risiko banjir dan memaksimalkan keuntungan ekonomi, Rasionalitas afektif tercermin dalam perilaku petani menghadapi banjir, rasionalitas nilai tercermin dalam penghargaan terhadap tradisi, identitas petani, dan nilai-nilai sosial, dan rasionalitas tradisional tercermin dalam usahatani padi sawah yang turun temurun, penerapan norma dan nilai-nilai masyarakat, serta penggunaan benih padi lokal. Kata kunci: Rasionalitas, Petani, Padi, Lahan Sawah, Banjir.ABSTRAKDesa Ciganjeng terletak di hilir DAS Citanduy yang mengalami permasalahan banjir akibat dari adanya penyusutan kawasan hutan di bagian hulu DAS dan muara sungai yang mengalami pendangkalan. Lahan sawah di Desa Ciganjeng 95% tergenang banjir setiap tahunnya akibat dari luapan DAS Citanduy. Namun petani padi sawah di Desa Ciganjeng masih tetap mengusahakan lahan sawahnya meskipun tergenang banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bentuk rasionalitas petani padi sawah yang tetap mengusahakan lahannya meskipun terendam banjir. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dan jumlah informan sebanyak 11 orang yang ditentukan dengan cara purposive sampling dan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani padi sawah di Desa Ciganjeng memiliki empat bentuk yaitu rasionalitas instrumental terlihat dalam strategi mengendalikan risiko banjir dan memaksimalkan keuntungan ekonomi, Rasionalitas afektif tercermin dalam perilaku petani menghadapi banjir, rasionalitas nilai tercermin dalam penghargaan terhadap tradisi, identitas petani, dan nilai-nilai sosial, dan rasionalitas tradisional tercermin dalam usahatani padi sawah yang turun temurun, penerapan norma dan nilai-nilai masyarakat, serta penggunaan benih padi lokal. Kata kunci: Rasionalitas, Petani, Padi, Lahan Sawah, Banjir

    ANALISIS PREFERENSI RUMAH TANGGA TERHADAP PRODUK JAMU SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH TANGGA, KELURAHAN BAKTIJAYA KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK

    Get PDF
    Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) or commonly referred to as the Corona Virus is a disease outbreak that is currently a concern all over the world, one of which is Indonesia. Covid-19 is a disease that comes from a virus, when the virus enters the body it will be detected by the body's immune system. If the body's immune system is strong enough, the virus can be resisted by the body's antibodies by itself. Therefore, the right way while waiting for an antiviral is to increase the body's immunity so that the possibility of contracting Covid-19 infection is smaller. Jamu is a traditional medicine that is believed to increase the body's immunity. Jamu is part of traditional medicine that has been used by Indonesians for generations as a treatment. The purpose of this study was to analyze the category of attributes that became household preferences for herbal products during the Covid-19 Pandemic in RT 09 and 10 (Keluruhan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya RW 021) Depok City. The analytical methods used in this research are Importance Performance Analysis (IPA) and the Customer Satisfaction Index (CSI). Based on the results of IPA, it was obtained that household preferences for herbal products showed that the most important attribute categories in each attribute were herbal medicine in liquid form, the properties of herbal medicine to maintain health, the price of jamu <5,000 and 5,000 - 10,000 rupiah, and the bitter taste of herbal medicine. Based on the CSI results, the majority of household were satisfied with the performance of the attributes of the medicinal products consumed

    KORBAN ALIH FUNGSI LAHAN DI KELURAHAN SETIANAGARA, KECAMATAN CIBEUREUM, KOTA TASIKMALAYA, JAWA BARAT

    Get PDF
    Cibeureum District is one of the four sub-districts in the City of Tasikmalaya with the highest reduction in paddy fields area. The study was conducted in Setianagara which is included in the LP2B (Sustainable Food Agricultural Land) area but is still experiencing lang conversion. This study aims to determine the profile of victims of land use change, push and pull factors switching land use, and the condition of the victims before and after land use change. The design in this study used a qualitative descriptive design and research techniques using case studies. The information obtained comes from interviews and observations. Informants in this study are victims of land use change. The results showed that the factors driving the conversion of land originated from self and coercion, while the pull factors came from the buyers of the paddy fields and coercion. The situation of farmers before and after land use change has changed for the worse, more stable, and better
    corecore