Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Not a member yet
1035 research outputs found
Sort by
EFEKTIVITAS PROGRAM KREDIT TAKSI ALAT MESIN PETANIAN DI INDONESIA
Program kredit taksi alsintan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi production loss melalui peningkatan akses petani terhadap alat dan mesin pertanian (alsintan). Penelitian ini mengevaluasi efektivitas program tersebut menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) dan analisis Break Even Point (BEP) luas lahan. Hasil analisis menunjukkan bahwa program ini menghadapi beberapa tantangan utama. Pertama, ketidaksesuaian antara jenis alsintan yang dibiayai dengan skala usaha petani kecil yang mendominasi di Indonesia. Alat-alat besar seperti traktor roda 4 dan combine harvester memiliki BEP yang tinggi (9,48 Ha dan 11,28 Ha) serta Return on Investment (ROI) dan Gross Benefit-Cost Ratio (B/C) yang rendah, sehingga kurang cocok untuk petani dengan lahan sempit (<1 ha). Sebaliknya, alat-alat seperti handsprayer, pompa air, dan cultivator lebih sesuai karena memiliki BEP rendah serta ROI dan B/C yang lebih tinggi. Kedua, kurangnya pelatihan teknis menyebabkan penggunaan alsintan yang tidak optimal. Ketiga, prosedur birokrasi yang rumit membatasi akses petani kecil terhadap kredit. Akibatnya, program ini berisiko menciptakan vicious circle, di mana petani kesulitan mencapai titik impas dan membayar kredit. Untuk meningkatkan efektivitas program, diperlukan penyesuaian jenis alsintan yang dibiayai dengan luas lahan petani, peningkatan pelatihan teknis, penyederhanaan prosedur birokrasi, serta pengawasan yang lebih ketat untuk menghindari moral hazard dan penggunaan kredit yang tidak produktif.
ANALISIS PENDAPATANA USAHATANI JAGUNG ( Zea Mays L.) DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1) Biaya yang dikeluarkan usahatani jagung untuk satu kali musim tanam. 2) Penerimaan dan Pendapatan yang diterima Usahatani Jagung untuk satu kali musim tanam. 3) kelayakan usahatni jagung untuk satu musim tanam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dengan penarikan sampel secara sengaja atau teknik sampel purposive. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : 1) besarnya biaya usahatani jagung dalam satu kali musim tanam adalah Rp. 11.325.880,91 2). Besarnya pendapatan usahatani jagung adalah Rp.20.171.119,09 dan penerimaan usahatani jagung adalah Rp. 31.500.000 3). Nilai R/C Rasio 2,78 artinya usahatani jagung di Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis layak untuk dijalankan.Disarankan usahatani jagung hendaknya melakukan pengklasifikasian biaya ke dalam komponen biaya tetap dan biaya variabel secara tepat. Dengan pengklasifikasikan biaya tersebut usahatani jagung dapat menyusun laporan
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS (Ananas comosus L.) POLA TANAM MONOKULTUR DI KECAMATAN PRINGGASELA KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Industri tanaman hortikultura sangat penting bagi pertumbuhan pertanian di Indonesia, Komoditas hortikultura seperti nanas dapat dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Penelitian ini bertujuan: 1) Mengetahui biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela, 2) Kelayakan usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan menggunakan teknik survey. Lokasi penelitian ini dilakukan di tiga desa yaitu Desa Jurit, Desa Pringgasela dan Desa Pengadangan Barat, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur dipilih secara purposive. Penentuan responden menggunakan quota sampling sebanyak 30 orang. Data dianalisis dengan analisis biaya, penerimaan, pendapatan, dan R/C Ratio. Kesimpulan penelitiaan yaitu, rata-rata biaya produksi usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela sebesar Rp46.618.450/LLG/musim tanam atau Rp74.193.025/Ha/musim tanam, jumlah penerimaan Rp30.788.083/LLG/musim tanam atau Rp208.150.796/Ha/musim tanam, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp84.169.633/LLG/musim tanam atau Rp133.957.771/Ha/musim tanam, Nilai R/C ratio 2,8, artinya usahatani nanas pola tanam monokultur di Kecamatan Pringgasela layak untuk diusahaka
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SAYURAN SELADA HIDROPONIK DI KOTA PADANG
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan menggunakan air yang telah diperkaya dengan nutrisi dan oksigen dalam kadar tertentu. Selada hidroponik dikenal memiliki kualitas yang lebih unggul dibandingkan sayuran konvensional karena bebas dari pestisida dan lebih higienis. Peningkatan permintaan terhadap selada hidroponik memberikan peluang besar bagi pelaku usaha untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan produksi. Keputusan pembelian merupakan proses yang dilalui individu dalam memilih dan membeli suatu produk berdasarkan pertimbangan tertentu. Di Kota Padang, keputusan pembelian selada hidroponik dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya harga, kualitas produk, promosi, dan kualitas pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian selada hidroponik di Kota Padang, dengan latar belakang meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat dan kebutuhan akan produk pertanian yang aman dikonsumsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 102 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, promosi, dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan kualitas produk tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Nilai Adjusted R² sebesar 0,610 mengindikasikan bahwa 61% variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh keempat variabel tersebut. Temuan ini menekankan pentingnya strategi pemasaran yang komprehensif, khususnya dalam hal penetapan harga, peningkatan kualitas layanan, dan promosi yang tepat sasaran guna meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk hidroponik.Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Perilaku Konsumen, Hidroponi
ANALISIS DAYA SAING USAHA KOPI INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL UNI EMIRAT ARAB
Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting dalam ekonomi Indonesia dan menjadi komoditas ekspor utama ke beberapa negara, termasuk Uni Emirat Arab. Pasar kopi ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan menjanjikan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik petani dan usahatani komoditas pertanian kopi di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dari usahatani kopi tersebut di pasar internasional Uni Emirat Arab. Dalam analisis menggunakan model Policy Analysis Matrix (PAM), ditemukan nilai keunggulan kompetitif atau PCR sebesar 0,030 dan keunggulan komparatif atau DRCR sebesar 0,017. Hal ini menunjukkan bahwa kopi yang diproduksi di Desa Girimekar memiliki daya saing di pasar internasional Uni Emirat Arab
ANALISIS KELAYAKAN AGROINDUSTRI KUE SIPUT BERBAHAN DASAR TEPUNG HANJELI (Coix lacryma-jobi var mayuen) DI DESA CIOMAS KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai layak tidaknya suatu usaha untuk dijalankan dan apakah usaha tersebut dapat memberikan keuntungan bagi pemilik usaha. Dalam menjalankan suatu usaha olahan kue siput berbahan dasar tepung hanjeli pemilik usaha memiliki beberapa kendala yang dihadapi seperti tidak dilakukannya pencatatan khusus terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan dalam agroindustri, keuangan agroindustri yang bersatu dengan keuangan rumah tangga, pemasaran produk yang hanya disekitar agroindustri saja, sehingga tidak dapat diketahui secara pasti terkait dengan besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankannya karena pemilik hanya merasa mendapatkan keuntungan apabila produknya laku terjual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan pada agroindustri kue siput berbahan dasar tepung hanjeli, 2.Kelayakan agroindustri kue siput berbahan dasar tepung hanjeli. Jenis penelitian yang digunakan termasuk kedalam penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik penarikan sampel yang dilakukan yaitu purposive sampel (secara sengaja) dengan pertimbangan bahwa Desa Ciomas menjadi salah satu tempat yang memiliki agroindustri unik karena memproduksi olahan kue siput berbahan dasar tepung hanjeli. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa untuk satu kali proses produksi biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 503.809,17, dengan hasil penerimaan sebesar Rp 720.000 dan pendapatan sebesar Rp 216.190,83, sehingga mengahasilkan analisis R/C ratio sebesar 1, 42 yang artinya bahwa agroindustri olahan kue siput berbahan dasar tepung hanjeli ini menjadi suatu usaha yang layak untuk dijalankan karena mampu memberikan keuntungan bagi pemilik usahanya
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI DESA MANDALASARI KECAMATAN PUSPAHIANG KABUPATEN TASIKMALAYA
Indonesia adalah salah satu produsen gula semut yang memiliki kaitan kuat dengan aspek sosial, ekonomi serta budaya masyarakat pedesaan di Indonesia, menawarkan peluang pasar yang semakin luas seiring dengan meningkatnya permintaan dari waktu ke waktu. Penelitian ini mempunyai tujuan guna mengidentifikasi faktor-faktor internal serta eksternal guna memperoleh strategi alternatif dalam pengembangan agroindustri gula semut di Desa Mandalasari Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Adapun permasalahan yang ditemukan terkait dengan pemasaran dan penjualan gula semut adalah cakupan pasarnya yang masih terbatas serta rantai distribusi yang masih pendek. Jenis penelitian ini memanfaatkan metode studi kasus. Variabel yang diamati dan berhubungan dengan penelitian adalah strategi pengembangan, analisis SWOT, Data yang digunakan untuk penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder Teknik penarikan responden dilaksanakan dengan purvosive sampling rancangan analisis data menggunakan analisis SWOT dan Matriks SWOT. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal diperoleh kekuatan dan kelemahan. Kekuatan agroindustri terletak pada ketersediaan bahan baku serta daya tahan produk. Sebaliknya, kelemahan terletak pada keterbatasan alat dalam proses produksi. Faktor External pada penelitian agroindustri gula semut yaitu harga gula semut aren yang menguntungkan. Ancamannya yang dihadapi meliputi produk sejenis yang bersaing dan peningkatan biaya produksi. Alternatif strategi dalam pengembangan agroindustri gula semut mencakup optimalisasi penggunaan teknologi, peningkatan promosi dan menjaga kualitas produksi
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS JERUK INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Jeruk (Citus sp.) khususnya jeruk manis (Citus sinensis) merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki kontribusi terbesar terhadap produksi hortikultura di Indonesia. Selain itu, jeruk manis juga merupakan komoditas yang diekspor. Adapun negara tujuan ekspor utama untuk komoditas jeruk adalah Prancis dan Malaysia. Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang memproduksi jeruk manis dimana terdapat banyak petani yang mengelola lahan jeruk manis disana. Melihat banyaknya pengusaha ataupun petani jeruk manis baik di Indonesia maupun di luar negeri, maka diperlukan penelitian untuk menganalisis keunggulan kompetitif dan komparatif terhadap usahatani jeruk manis di Kecamatan Purba, serta analisis kebijakan pemerintah. Analisis-analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan Policy Analysis Matrix (PAM). Dari hasil analisis ini diketahui bahwa usahatani jeruk manis di Kecamatan Purba memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sehingga jeruk manis yang diproduksi tersebut memiliki daya saing baik di pasar domestik maupun di pasar internasional. Secara keseluruhan kebijakan yang telah diterapkan oleh pemerintah selama ini belum cukup efektif dimana kebijakan tersebut belum memberikan insentif yang signifikan kepada para petani jika dibandingkan dengan tanpa adanya kebijakan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN BAWANG MERAH DI DESA GUNUNG AGUNG KECAMATAN SEMENDE DARAT TENGAH KABUPATEN MUARA ENIM
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani. Namun, produksi bawang merah menghadapi berbagai kendala, seperti keterbatasan lahan, rendahnya adopsi teknologi, dan terbatasnya modal usaha. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi bawang merah di desa tersebut, khususnya variabel luas lahan, tenaga kerja, modal, dan teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Sampel penelitian berjumlah 30 orang petani bawang merah yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lahan (p = 0.000), tenaga kerja (p = 0.040), dan modal (p = 0.008) berpengaruh signifikan terhadap produksi. Sebaliknya, teknologi (p = 0.864) tidak berpengaruh signifikan. Nilai R Square sebesar 1.000 menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan seluruh variasi dalam produksi. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan lahan, efisiensi tenaga kerja, dan akses terhadap modal untuk meningkatkan produksi bawang merah di daerah pegunungan. Temuan ini menegaskan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan lahan secara optimal, efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja, serta ketersediaan dan pengelolaan modal usaha merupakan faktor-faktor kunci dalam meningkatkan produksi bawang merah, khususnya di wilayah dataran tinggi. Sementara itu, rendahnya pengaruh teknologi menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas dan aksesibilitas petani terhadap inovasi pertanian agar teknologi dapat berperan lebih efektif dalam peningkatan produktivitas. Dengan demikian, strategi peningkatan produksi di daerah perbukitan perlu difokuskan pada pendekatan berbasis sumber daya lokal yang diperkuat oleh dukungan kebijakan dan pembinaan teknis yang berkelanjutan.Kata kunci: bawang merah, dataran tinggi, lahan, modal, petani, produksi, teknolog