10 research outputs found

    ANALISIS KONTRIBUSI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENDANAAN USAHA BAGI PERUSAHAAN SERTA MULTIPLIER EFFECT YANG DITIMBULKANNYA DALAM PEREKONOMIAN

    Get PDF
    The needs of business towards capital is bigger for production activities. Therefore, to facilitate the public and producers in getting a capital, government with economic institutions conducting a capital markets. The development of capital market be seen of several indicators shows rapid development and have a strategic role in the economy. From the perspective of the company, capital markets help long-term funding through the issuance of stocks and bonds both prime. Capital markets have an important role for the economy because a means of capital markets for funding businesses or as a means for companies to obtain funds from public investors (investors). The multiplier effect caused when companies raise funds from the capital market for business development, expansion, increase working capital. Furthermore, the company can absorb new workers in large amounts so that the unemployment rate could be reduced and height economic growth and better welfare. Based on the condition and the potential, the future of capital markets are expected to have bright prospects in developing national economy so that the support and cooperation of all parties involved in the capital markets need to be improved for the advancement of the capital market in Indonesia. Keywords: capital market, venture financing, multiplier effect.   Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan semakin besar untuk kegiatan produksi. Oleh karena itu, untuk memudahkan masyarakat dan produsen dalam mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama lembaga - lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Perkembangan pasar modal dilihat dari beberapa indikator menunjukkan perkembangan yang pesat dan mempunyai peran yang startegis dalam perekonomian. Dari sudut pandang perusahaan, pasar modal membantu pendanaan jangka panjang melalui penerbitan perdana baik saham maupun obligasi. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian karena pasar modal menjadi sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Multiplier effect yang ditimbulkan ketika perusahaan memperoleh dana dari pasar modal yakni untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja. Selanjutnya, perusahaan dapat menyerap tenaga kerja baru dalam jumlah yang besar sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan dan pertumbuhan ekonomi yang tingi serta kesejahteraan yang lebih baik. Berdasarkan kondisi dan potensi tersebut, pasar modal ke depan diharapkan mempunyai prospek yang cerah dalam memajukan perekonomian nasional sehingga dukungan dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat di pasar modal perlu ditingkatkan demi kemajuan pasar modal di Indonesia. Kata Kunci : pasar modal, pendanaan usaha, multiplier effect

    Pengembangan modul pembelajaran tentang teori hamburan sebagai bahan pengayaan pada mata kuliah Mekanika Kuantum untuk mahasiswa Pendidikan Fisika S-1

    Get PDF
    Teori hamburan adalah salah satu pokok bahasan mekanika kuantum yang menarik dan bermanfaat untuk dipelajari, tetapi tidak diberikan pada kuliah karena di luar silabus mata kuliah. Bahan ajar tentang teori hamburan yang ringkas dan sesuai, serta mengunakan bahasa Indonesia perlu dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan modul pembelajaran yang layak digunakan untuk sumber belajar mandiri sebagai pengayaan. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri atas 5 tahapan, yaknianalisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian ini adalah 30 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika S-1 Universitas Ahmad Dahlan angkatan 2016, 2017, dan 2018 yang sudah menempuh mata kuliah Mekanika Kuantum dengan nilai minimal B. Subjek dipilih berdasarkan purposive sampling. Uji kepuasan mahasiswa terhadap modul dilakukan setelah modul diuji kelayakannya (divalidasi) oleh 2 dosen ahli. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket. Tingkat kelayakan dan kepuasan terhadap modul yang diberikan oleh dosen ahli dan mahasiswa berturut-turut adalah sebesar 86,92% dan 91,17%. Oleh karena itu, modul sangat layak digunakan untuk sumber belajar mandiri sebagai bahan pengayaan.Development of a learning module on scattering theory as an enrichment material for an Undergraduate Physics Education Quantum Mechanics course. Scattering theory is one of the interesting and useful topics of quantum mechanics to study, but it is not given in lectures because it is outside the syllabus. Teaching materials on scattering theory that are concise and appropriate and using Indonesian need to be developed. This research aims to produce learning modules suitable for use as independent learning resources as an enrichment. This study uses the ADDIE development model of 5 stages: analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subjects of this study were 30 students of the Ahmad Dahlan University Undergraduate Physics Education Study Program batch 2016, 2017, and 2018 who had taken Quantum Mechanics courses with a minimum score of B. The subjects were selected using purposive sampling. The student satisfaction test for the module is carried out after the module has been tested for feasibility (validated) by two expert lecturers. The research instrument used was a questionnaire. The level of eligibility and satisfaction with the modules provided by expert lecturers and students were 86.92% and 91.17%, respectively. Therefore, the module is suitable for being used as an independent learning resource as an enrichment material

    Konsep suluk perspektif al-janabadhi: telaah tafsir bayan al-sa'adah fi maqamat al-ibadah

    Get PDF
    Latar belakang dilakukan penelitian ini yaitu jika pada umumnya tafsir corak sufi banyak bermunculan ketika abad pertengahan (abad 3-9 H/ 9-15 M) seperti Tafsir al-Quran karya al-Tustari (abad ke-3 H), Haqaiq al-Tafsir karya al-Sulami (abad ke-5 H), Lataif al-Isharat karya al-Qushairi (abad ke-5 H), dan lain sebagainya, yang kemudian mengalami kemandegan pada abad ke 7-8 H dengan semakin sedikitnya kemunculan karya-karya tafsir yang bercorak sufi.Ternyata pada periode modern sejarah perkembangan tafsir (abad ke12-14 H/ 18-21 M) muncul suatu tafsir yang bercorak sufi dari kalangan Shi’ah Ithna ‘Ashariyyah yaitu tafsir Bayan al-Sa’adah fi Maqamat al-‘Ibadah karya al-Janbadhi (14 H). Selain tokoh dari Shi’ah, al-Janabadhi juga merupakan seorang tokoh sufi dari salah satu Tariqah, dimana umumnya ajaran-ajaran Tariqah adalah pelatihan diri secara lahir dan batin untuk ‘menemukan Allah SWT secara hakiki’ atau yang sering disebut sebagai ma’rifah. Pelatihan-pelatihan itu umumnya diibaratkan sebagai suatu perjalan yang panjang yang dilakukan Hamba (‘Abd) menuju kepada Tuhannya (Allah SWT) hingga akhirnya menemui titik puncak perjalanan yaitu menemukan dan mengetahui Allah SWT dengan sebenar-benarnya pengetahuan. Perjalanan itulah bagi kalangan sufi disebut sebagai suluk. Dengan telaah tafsir dari al-Janabadhi menggunakan pendekatan sufi atau tasawuf, ternyata dapat ditemui suatu pemikiran al-Janabadhi dalam tafsirnya mengenai pemahaman atas suluk.Penjelasan yang ia berikan dalam memaknai ayat-ayat Alquran yang berkenaan dengan suluk dijabarkan dengan istilah-istilah atau berbagai konsep para sufi terdahulu—seperti konsep fana’, baqa’— kemudian dipaparkan pembahasannya secara filsafat yang ia anggap sebagai isharat yang diterimanya langsung dari Allah SWT, hingga akhirnya memunculkan suatu pemikiran suluk yang murni tergolong pembahasan tasawuf tanpa memasukkan pandangan dari madzhab yang ia anut sedikit pun

    IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DI MI MA’ARIF NU CANDIWULAN PURBALINGGA

    Get PDF
    Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberi dampak baik berupa pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap. Pendidikan karakter religius adalah proses transformasi nilai-nilai agama untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat, serta menjadi suatu yang sangat penting dimiliki oleh setiap individu yang dapat menuntun kehidupan. Oleh karena itu implementasi pendidikan karakter religius memiliki kedudukan sangat penting dalam pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter religius pada siswa MI Ma’arif NU Candiwulan Purbalingga. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian data dianalisis dengan menggunakan model Milles and Huberman. yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter religius pada siswa MI Ma’arif NU Candiwulan Purbalingga adalah melalui program pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan-kegiatan rutin di madrasah meliputi (kegiatan rutin harian, mingguan, dan tahunan), kegiatan spontan yang dilakukan guru pada siswa, keteladanan yang diberikan guru, dan pengkondisian sekolah yang diciptakan sedemikian rupa. Kemudian implementasi melalui mata pelajaran rumpun pendidikan agama Islam dan mata pelajaran umum. Selanjutnya melalui budaya sekolah yang terdiri dari budaya yang ada di kelas, sekolah, dan luar sekolah

    Implementasi Kebijakan Penyusunan Daftar Pemilih Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Implementasi Kebijakan Verifikasi Daftar Pemilih Tetap Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Batu Tahun 2012)

    No full text
    Persoalan tentang penyusunan data pemilih sering kali mendapatkan sorotan oleh banyak kalangan baik oleh peserta pemilu, pengamat serta oleh masyarakat sebagai pemilih. Proses pelaksanaan pendataan pemilih yang kurang maksimal sehingga banyak pemilih yang tidak terfasilitasi hak pilihnya dalam pemilukada. Pada penelitian ini landasan yuridis yang dipakai adalah Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang perubahan kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan KPU Nomor 12 tahun 2010 tentang Tehnis Penyusunan Daftar Pemilih Pemilihan Kepala daerah Dan Wakil Kepala Daerah. Penelitian mengenai implementasi kebijakan pendaftaran pemilih untuk pemilihan umum Kepala Daerah di Kota Batu tersebut memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan mengenai Implementasi Pelaksanaan Verifikasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Batu. (2) Mendeskripsikan tentang faktor-faktor pendukung dan penghambat Verifikasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Batu. Metode penelitian ini menggunakan Kualitatif pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi dan dokumen. Sementara analisis data yang digunakan adalah analisis data model interaktif (Miles dan Huberman) Temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah; pertama, implementasi kebijakan Penyusunan data pemilih pemilihan umum kepala daerah di Kota Batu pada tahun 2012 belum barjalan maksimal terutama karena berhimpitnya tahapan penyusunan daftar pemilih dengan verifikasi dukungan calon perseorangan, Kedua Persoalan SDM, sosialisasi tahapan Penyusunan Daftar Pemilih, serta dukungan anggaran verifikasi data yang kurang proposional. Ketiga adalah tidak adanya standarisasi aplikasi system pendataan pemilih yang berpayung hokum, dan alur komunikasi penyelenggara pemilu kurang terbangun dengan baik. Ketiga factor pendukung dan penghambat implementasi kebijakan penyusunan daftar pemilih pemilukada Kota Batu. Factor pendukung meliputi : Partisipasi Masyarakat, Terbentuknya struktur kelembagaan sosial (RT/RW), Sistem manajemen Informasi yang terintegrasi dengan baik. Sedangkan faktor penghambat meliputi : Kurang tersedianya Sumber Daya Manusia. Belum maksimalnya pemanfaatan Teknologi system pengolahan data pemilih, Dukungan anggaran pelaksana lapangan yang belum memadai. Peneliti juga berusaha menyajikan gambaran terkait dengan argumentasi aktor yang terlibat dalam pemilukada kota Batu dari berbagai sudut pandang menurut latar belakang masing-masing

    Konsep suluk perspektif al-janabadhi: telaah tafsir bayan al-sa'adah fi maqamat al-ibadah

    Get PDF
    Latar belakang dilakukan penelitian ini yaitu jika pada umumnya tafsir corak sufi banyak bermunculan ketika abad pertengahan (abad 3-9 H/ 9-15 M) seperti Tafsir al-Quran karya al-Tustari (abad ke-3 H), Haqaiq al-Tafsir karya al-Sulami (abad ke-5 H), Lataif al-Isharat karya al-Qushairi (abad ke-5 H), dan lain sebagainya, yang kemudian mengalami kemandegan pada abad ke 7-8 H dengan semakin sedikitnya kemunculan karya-karya tafsir yang bercorak sufi.Ternyata pada periode modern sejarah perkembangan tafsir (abad ke12-14 H/ 18-21 M) muncul suatu tafsir yang bercorak sufi dari kalangan Shi’ah Ithna ‘Ashariyyah yaitu tafsir Bayan al-Sa’adah fi Maqamat al-‘Ibadah karya al-Janbadhi (14 H). Selain tokoh dari Shi’ah, al-Janabadhi juga merupakan seorang tokoh sufi dari salah satu Tariqah, dimana umumnya ajaran-ajaran Tariqah adalah pelatihan diri secara lahir dan batin untuk ‘menemukan Allah SWT secara hakiki’ atau yang sering disebut sebagai ma’rifah. Pelatihan-pelatihan itu umumnya diibaratkan sebagai suatu perjalan yang panjang yang dilakukan Hamba (‘Abd) menuju kepada Tuhannya (Allah SWT) hingga akhirnya menemui titik puncak perjalanan yaitu menemukan dan mengetahui Allah SWT dengan sebenar-benarnya pengetahuan. Perjalanan itulah bagi kalangan sufi disebut sebagai suluk. Dengan telaah tafsir dari al-Janabadhi menggunakan pendekatan sufi atau tasawuf, ternyata dapat ditemui suatu pemikiran al-Janabadhi dalam tafsirnya mengenai pemahaman atas suluk.Penjelasan yang ia berikan dalam memaknai ayat-ayat Alquran yang berkenaan dengan suluk dijabarkan dengan istilah-istilah atau berbagai konsep para sufi terdahulu—seperti konsep fana’, baqa’— kemudian dipaparkan pembahasannya secara filsafat yang ia anggap sebagai isharat yang diterimanya langsung dari Allah SWT, hingga akhirnya memunculkan suatu pemikiran suluk yang murni tergolong pembahasan tasawuf tanpa memasukkan pandangan dari madzhab yang ia anut sedikit pun

    Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Peningkatkan Motivasi Kerja Guru di MA Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri

    No full text
    KThe head of a madrasa is a person who leads an educational institution where one of the duties is a Motivator. The results showed that: The principal of madrasah increased teacher motivation. Namely a) Motivating morale through providing good infrastructure in accordance with the capabilities of the madrasah and holding general recitation, b) Creating togetherness between teachers and friends. c) Disciplinary fostering, this is done through meetings or deliberations with teachers and employees. d) Giving awards this is done through giving praise and giving gifts or rewards to teachers who are considered to have achievements. e) Creating security in the environment. f) Building active and creative working groups. g) Developing the teaching profession. The inhibiting factor arises from the existence of personal problems in terms of personality such as from the side of his family, the learning that comes in the morning and those that enter the afternoon, must know the ability of each teacher so that when giving assignments according to their abilities, each person's behavior is different so they must also respond in different ways. , the morale of the teachers is sometimes great, sometimes it also decreases. The supporting factors are: Always motivating and motivating each other, providing facilities, and understanding the differences in the character of each teacher

    Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Peningkatkan Motivasi Kerja Guru di MA Al-Mahrusiyah Lirboyo Kediri

    No full text
    KThe head of a madrasa is a person who leads an educational institution where one of the duties is a Motivator. The results showed that: The principal of madrasah increased teacher motivation. Namely a) Motivating morale through providing good infrastructure in accordance with the capabilities of the madrasah and holding general recitation, b) Creating togetherness between teachers and friends. c) Disciplinary fostering, this is done through meetings or deliberations with teachers and employees. d) Giving awards this is done through giving praise and giving gifts or rewards to teachers who are considered to have achievements. e) Creating security in the environment. f) Building active and creative working groups. g) Developing the teaching profession. The inhibiting factor arises from the existence of personal problems in terms of personality such as from the side of his family, the learning that comes in the morning and those that enter the afternoon, must know the ability of each teacher so that when giving assignments according to their abilities, each person's behavior is different so they must also respond in different ways. , the morale of the teachers is sometimes great, sometimes it also decreases. The supporting factors are: Always motivating and motivating each other, providing facilities, and understanding the differences in the character of each teacher
    corecore