Hubungan Karakteristik Sosiodemografi dengan Pengetahuan, Sikap Dan prilaku Pengguna Antibiotik Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Universitas Andalas

Resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah serius yang tengah dihadapi pada saat sekarang ini, dan ketaatan pasien merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan terapi. Kesalahan pengonsumsian antibiotik dapat memicu terjdinya resistensi antibiotik .Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pengetahuan, sikap dan Perilaku pasien di Rumah Sakit Universitas Andalas Padang serta hubungannya terhadap penggunaan antibiotik dengan metode cross sectional. Metode cross-sectional menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu untuk melihat data demografis responden, 22 pertanyaan yang terdiri dari 11 aspek pengetahuan responden, 5 pertanyaan untuk mengidentifikasi aspek sikap responden dan 6 Pertanyaan untuk mengidentifikasi aspek perilaku responden dengan jumlah responden sebanyak 214 orang. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat chi square. Hasil penelitian menunjukkan (44,39%) atau 95 responden memiliki pengetahuan tinggi, sedangkan (72,89%) 156 responden dikategorikan memiliki sikap positif dan 151 responden (70,56%) memiliki perilaku positif. Menurut hasil penelitian di peroleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien dimana nilai p value <0,05. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap pasien terhadap penggunaan antibiotika dalah pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan dan riwayat keluarga yang bekerja di bidang kesehatan. Kata Kunci: Antibiotik, Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Pasie

DETERMINAN ALOKASI BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ketergantungan Keuangan Daerah, Efektivitas Keuangan Daerah, dan Ruang Fiskal terhadap Alokasi Belanja Modal baik secara simultan dan parsial pada Pemerintah Provinsi di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pemerintah Provinsi di Indonesia. Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 34 Pemerintah Provinsi dengan periode penelitian tiga tahun, yaitu tahun 2015-2017. Data penelitian ini berupa data sekunder dalam bentuk Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi di Indonesia yang diperoleh dari BPK RI. Hasil dari uji normalitas menyatakan bahwa model regresi terdistribusi normal, tidak ada masalah dengan multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan Ketergantungan Keuangan Daerah, Efektivitas Keuangan Daerah, Efisiensi Keuangan Daerah, dan Ruang Fiskal berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Modal secara simultan dengan koefisien determinasi sebesar 40,9%. Ketergantungan Keuangan Daerah berpengaruh negatif terhadap Alokasi Belanja Modal dan Ruang Fiskal berpengaruh positif terhadap Alokasi Belanja Modal. Efektivitas Keuangan Daerah tidak berpengaruh pada alokasi Belanja Modal secara parsial

PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA COFFEE SHOP DI BANDUNG

Keanekagaraman kuliner yang semakin berkembang dengan baik memicu potensi wisata kuliner, salah satunya yaitu kopi yang merupakan minuman favorit masyarakat Indonesia khususnya Kota Bandung. Hal ini terlihat dari banyaknya bisnis coffee shop di Bandung. Para pembisnis berlomba-lomba menciptakan suasana yang unik dan nyaman terutama pada Kopi Ireng dan Kopi selasar yang menawarkan pemandangan alam yang indah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Store Atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Kopi Ireng dan Kopi Selasar Sunaryo. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini masing-masing 100 responden pada Kopi Ireng dan Kopi Selasar Sunaryo dengan nonprobability (purposive sampling). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil uji parsial (Uji T) Exterior (X1), General Interior (X2), dan Interior Display (X4) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan pada Store Layout (X3) berpengaruh positif namun tidak signifikan. Secara simultan (Uji F) diketahui bahwa Store Atmosphere berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Kopi Ireng dan Kopi Selasar Sunaryo. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi store atmosphere memiliki pengaruh sebesar 57% terhadap keputusan pembelian sedangkan 43% dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney tidak terdapat perbedaan Store Atmosphere pada Kopi Ireng dan Kopi Selasar Sunaryo

DETERMINAN ALOKASI BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH PROVINSI DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ketergantungan Keuangan Daerah, Efektivitas Keuangan Daerah, dan Ruang Fiskal terhadap Alokasi Belanja Modal baik secara simultan dan parsial pada Pemerintah Provinsi di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pemerintah Provinsi di Indonesia. Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian terdiri dari 34 Pemerintah Provinsi dengan periode penelitian tiga tahun, yaitu tahun 2015-2017. Data penelitian ini berupa data sekunder dalam bentuk Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi di Indonesia yang diperoleh dari BPK RI. Hasil dari uji normalitas menyatakan bahwa model regresi terdistribusi normal, tidak ada masalah dengan multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan Ketergantungan Keuangan Daerah, Efektivitas Keuangan Daerah, Efisiensi Keuangan Daerah, dan Ruang Fiskal berpengaruh terhadap Alokasi Belanja Modal secara simultan dengan koefisien determinasi sebesar 40,9%. Ketergantungan Keuangan Daerah berpengaruh negatif terhadap Alokasi Belanja Modal dan Ruang Fiskal berpengaruh positif terhadap Alokasi Belanja Modal. Efektivitas Keuangan Daerah tidak berpengaruh pada alokasi Belanja Modal secara parsial

Microbiological Evaluation of Water Quality from Urban Watersheds for Domestic Water Supply Improvement

Agricultural and urban runoffs may be major sources of pollution of water bodies and major sources of bacteria affecting the quality of drinking water. Of the different pathways by which bacterial pathogens can enter drinking water, this one has received little attention to date; that is, because soils are often considered to be near perfect filters for the transport of bacterial pathogens through the subsoil to groundwater. The goals of this study were to determine the distribution, diversity, and antimicrobial resistance of pathogenic Escherichia coli isolates from low flowing river water and sediment with inputs from different sources before water is discharged into ground water and to compare microbial contamination in water and sediment at different sampling sites. Water and sediment samples were collected from 19 locations throughout the watershed for the isolation of pathogenic E. coli. Heterotrophic plate counts and E. coli were also determined after running tertiary treated water through two tanks containing aquifer sand material. Presumptive pathogenic E. coli isolates were obtained and characterized for virulent factors and antimicrobial resistance. None of the isolates was confirmed as Shiga toxin E. coli (STEC), but as others, such as enterotoxigenic E. coli (ETEC). Pulsed field gel electrophoresis (PFGE) was used to show the diversity E. coli populations from different sources throughout the watershed. Seventy six percent of the isolates from urban sources exhibited resistance to more than one antimicrobial agent. A subsequent filtration experiment after water has gone through filtration tanks containing aquifer sand material showed that there was a 1 to 2 log reduction in E. coli in aquifer sand tank. Our data showed multiple strains of E. coli without virulence attributes, but with high distribution of resistant phenotypes. Therefore, the occurrence of E. coli with multiple resistances in the environment is a matter of great concern due to possible transfer of resistant genes from nonpathogenic to pathogenic strains that may result in increased duration and severity of morbidity

Genetic Diversity and Antimicrobial Resistance of Escherichia coli from Human and Animal Sources Uncovers Multiple Resistances from Human Sources

Escherichia coli are widely used as indicators of fecal contamination, and in some cases to identify host sources of fecal contamination in surface water. Prevalence, genetic diversity and antimicrobial susceptibility were determined for 600 generic E. coli isolates obtained from surface water and sediment from creeks and channels along the middle Santa Ana River (MSAR) watershed of southern California, USA, after a 12 month study. Evaluation of E. coli populations along the creeks and channels showed that E. coli were more prevalent in sediment compared to surface water. E. coli populations were not significantly different (P = 0.05) between urban runoff sources and agricultural sources, however, E. coli genotypes determined by pulsed-field gel electrophoresis (PFGE) were less diverse in the agricultural sources than in urban runoff sources. PFGE also showed that E. coli populations in surface water were more diverse than in the sediment, suggesting isolates in sediment may be dominated by clonal populations.Twenty four percent (144 isolates) of the 600 isolates exhibited resistance to more than one antimicrobial agent. Most multiple resistances were associated with inputs from urban runoff and involved the antimicrobials rifampicin, tetracycline, and erythromycin. The occurrence of a greater number of E. coli with multiple antibiotic resistances from urban runoff sources than agricultural sources in this watershed provides useful evidence in planning strategies for water quality management and public health protection

Identification of cellulolytic bacteria isolated from the termite coptotermes curvignathus (Holmgren)

The aim of the present research was to isolate and identify cellulolytic bacteria from the gut of the local termite Coptotermes curvignathus (Holmgren) present in the vicinity of the University of Putra Malaysia. The isolates were cultured in a medium containing carboxymethyl-cellulose and cellobiose. The bacterial species were tentatively identified by using the Biolog reader as well as the Bergey's manual and later confirmed by 16S rRNA sequence homology. The species were all novel strains and identified as Bacillus cereus strain Razmin A, Enterobacter aerogenes strain Razmin B, Enterobacter cloacae strain Razmin C, Chryseobacterium kwangyangense strain Cb and Acinetobacter strain Raminalimon. Biolog reader was not able to identify one of the bacterial species in which it was identified as C. kwangyangense strain Cb by 16S rRNA sequence homology. The GenBank NCBI-EMBL accession numbers for the bacterial strains are EU294508, EU305608, EU305609, EU169201 and EU332791 for B. cereus Razmin A, E. aerogenes strain Razmin B, E. cloacae strain Razmin C, C. kwangyangense strain Cb and Acinetobacter strain Raminalimon, respectively. PRACTICAL APPLICATIONS The experiment describes the isolation and identification of cellulolytic bacteria from termites, using Biolog reader and polymerase chain reaction technique. Termites are common insects in tropical regions and thrive on wood and cellulolytic materials. Hence, the bacteria isolated may be useful in the degradation of cellulosic materials to increase their digestibility and possibly production of metabolites and enzymes

Escherichia coli Bacteriocins: Antimicrobial Efficacy and Prevalence among Isolates from Patients with Bacteraemia

Bacteriocins are antimicrobial peptides generally active against bacteria closely related to the producer. Escherichia coli produces two types of bacteriocins, colicins and microcins. The in vitro efficacy of isolated colicins E1, E6, E7, K and M, was assessed against Escherichia coli strains from patients with bacteraemia of urinary tract origin. Colicin E7 was most effective, as only 13% of the tested strains were resistant. On the other hand, 32%, 33%, 43% and 53% of the tested strains exhibited resistance to colicins E6, K, M and E1. Moreover, the inhibitory activity of individual colicins E1, E6, E7, K and M and combinations of colicins K, M, E7 and E1, E6, E7, K, M were followed in liquid broth for 24 hours. Resistance against individual colicins developed after 9 hours of treatment. On the contrary, resistance development against the combined action of 5 colicins was not observed. One hundred and five E. coli strains from patients with bacteraemia were screened by PCR for the presence of 5 colicins and 7 microcins. Sixty-six percent of the strains encoded at least one bacteriocin, 43% one or more colicins, and 54% one or more microcins. Microcins were found to co-occur with toxins, siderophores, adhesins and with the Toll/Interleukin-1 receptor domain-containing protein involved in suppression of innate immunity, and were significantly more prevalent among strains from non-immunocompromised patients. In addition, microcins were highly prevalent among non-multidrug-resistant strains compared to multidrug-resistant strains. Our results indicate that microcins contribute to virulence of E. coli instigating bacteraemia of urinary tract origin

Evaluación de programas educativos : un diagnóstico retrospectivo de las necesidades formativas de los profesores de ciencias en la enseñanza preuniversitaria de Zimbabue

Objetivos generales de la investigación: 1.- Evaluación formativa. Proporcionar información para: a.- Los responsables del programa y de la comunidad científica educativa interesada por el tema. b.- Contribuir al desarrollo y expansión del programa, así como a su planificación. c.-Ayudar a configurar nuevas políticas sobre el programa y la formación del profesorado en general. 2.- Estimar los beneficios del programa y establecer su valía y aplicación del mismo en el contexto de Zimbabwe de cara a satisfacer las necesidades formativas de los docentes en cuestión. 3.- Analizar los problemas, cuestiones y características principales del Programa SEITT. Objetivos específicos: a.- Identificar las características de los participantes con respecto a sus intereses, necesidades y expectativas formativas. b.- Identificar algunas características del contexto en función de las posibilidades existentes, limitaciones y necesidades. c.- Analizar las motivaciones de los profesores para la participación en las actividades formativas. d.- Conocer la opinión de los profesores sobre algunos componentes del Programa SEITT. e.- Valorar la pertinencia y adecuación del programa. Muestra no aleatoria, mediante un muestreo de conveniencia por resultar el más económico para el objeto de la investigación así como por las características del programa de evaluación, constituida por 61 profesores. Tres tipos de variables: 1.- Variables de entrada: a.- Características personales: titulación, formación inicial, experiencia docente y sexo. b.- Aspectos Contextuales: tipo de centro, sistema de enseñanza, ubicación geográfica y asignaturas que imparte. 2.- Variables de proceso: motivación para la formación, áreas de formación requerida, modalidad de formación, tiempo de formación, formación universitaria, uso de algunos servicios del Programa, calidad de la educación, disponibilidad de recursos para la enseñanza, incentivos para la formación continua y apoyo para la formación continua. 3.- Variables de producto: detección de necesidades, propuesta para mejora y cambio y propuesta para la investigación. Cuestionario de diagnóstico de necesidades, adaptación del Listado de Cuestiones Relevantes en Evaluación de Programa, L.C.R.E.P., de Fernández-Ballesteros (1995). Estadística descriptiva: frecuencias, máximos, mínimos y porcentajes. Recoge el sentimiento de nacimiento del Programa por partes externas (Ministerio de Educación) y no como una propia demanda por parte del profesorado. Los docentes consideran que el Programa SEITT presenta componentes y áreas importantes para su formación continua; las más valoradas son: el perfeccionamiento didáctico y la actualización científica. El profesorado acude a la formación continua para mejorar o superar los problemas reales de su práctica docente, sin embargo no ven la necesidad de participar en la elaboración de materiales curriculares ni didácticos, prefiriendo los confeccionados por especialistas del Ministerio; tampoco muestran interés por desarrollar procesos de investigación-acción, sino que prefieren solucionar los problemas a partir de soluciones ya experimentadas. La posibilidad de utilización de las tecnologías de la información y la comunicación en los centros educativos son muy limitadas, debido a la carencia de infraestructuras necesarias. Es necesario desarrollar programas formativos por parte de los Centros de Profesores, las iniciativas desarrolladas han sido escasas, es conveniente incrementar el número de actividades de formación continua. Es preciso contar con el apoyo de los directores de los centros, concebir la formación continua como un componente de la labor del maestro, con asignaciones de tiempo para ello y no como una tarea aparte. La formación preferida por los docentes es una formación continua formal, sistemática y preferiblemente universitaria con reconocimiento y valorada por el Ministerio de Educación. El Programa SEITT ofrece un modelo adecuado y aceptado por los profesores de ciencias de nivel pre-universitario. Son considerados necesarios los contenidos del mismo y algunas áreas didácticas que el programa ofrece. Al frente de las actividades de formación continua de los docentes, deben estar sus colegas de trabajo y los especialistas universitarios. Se establecen las recomendaciones siguientes: las administraciones deben favorecer la formación permanente del profesorado y establecer una regulación clara de la formación continua; es preciso ofrecer varias modalidades de formación continua para abordar las diferentes necesidades del profesorado y atender a las necesidades formativas de cada región, centro o profesor.Castilla y LeónES

Pengaruh Persepsi Keamanan, Kualitas Informasi dan Kepercayaan terhadap Keputusan Pembelian Online : Studi Kasus pada Konsumen Shopee di Kota Lhokseumawe

Trade through electronic media (e-commerce) is currently increasingly mushrooming in Indonesia. This study aims to analyze the partial and simultaneous effect of the variables perceived security, quality of information and trust on the purchasing decisions of shopee consumers in Lhokseumawe city. The research method used is descriptive quantitative method, there are two research data, namely primary data and secondary data which are designed comprehensively to answer the hypotheses built, namely to determine the effect of Security Perception, Information Quality and Trust on online shopee consumer purchasing decisions in Lhokseumawe City. The population in this study were all Shopee consumers in Lhokseumawe City and the research sample was determined by probability sampling, totaling 100 samples. This study used multiple linear regression analysis, and data processing was carried out using SPSS version 20.0 for validity, reliability, and multiple linear regression. The results of the study concluded that simultaneously perceived security, information quality and trustworthiness had an effect on purchasing decisions, while partially security perceptions had no effect on purchasing decisions, while information quality had an effect on purchasing decisions