248 research outputs found

    GAMBARAN PERILAKU KADER DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI DESA DUKO KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA

    Get PDF
    Pelayanan posyandu di Desa Duko Kecamatan Tambelangan masih banyak Kader yang kurang aktif sebesar (14%). Salah satu faktor penyebab ketidakaktifan kader tergantung dari perilaku, peran, dan motivasi kader tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu di Desa Duko Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang Desain penelitian ini adalah deskripftif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kader di Desa Duko Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang. Besar sampel sebesar 22 responden cara pengambilan sampel dengan cara total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan proses editing, coding, processing, cleaning dan tabulating. Variabel penelitian perilaku kader dalam posyandu. Instrumen yang digunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan dari 22 responden sebagian besar (68%) memiliki perilaku baik, dari 22 responden sebagian kecil (18%) memiliki perilaku cukup, dan dari 22 responden sebagian kecil (14%) memiliki perilaku yang kurang aktif dalam melaksanakan tugasnya. Simpulan dari penelitian ini adalah perilaku kader dalam pelaksanaan posyandu di Desa Duko Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang sebagian besar memiliki perilaku baik dalam pelaksanaan posyandu. Diharapkan semua kader dapat memberikan pelayanan yang terbaik dalam melaksanakan tugasnya

    ANALISA TINGKAT KEBISINGAN PERALATAN PRODUKSI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS: PT PLN KOTA SABANG)

    Get PDF
    Proses produksi yang menggunakan mesin dan alat kerja memiliki potensi menimbulkan kebisingan. Kebisingan adalah terjadinya suara yang tidak dikehendaki sehinggan mengganggu pendengaran manusia. Penelitian dilakukan bertujuan untuk menganalisa pengaruh tingkat kebisingan terhadap kinerja karyawan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi dan penyebaran kuesioner pada karyawan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pengujian nilai t untuk mengetahui tingkat kebisingan dan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh t hitung 5,074 lebih besar dari tabel 1,761. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0 lebih kecil dari nilai ? sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kebisingan yang terjadi pada area kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kota Sabang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari pengolahan data yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kebisingan yang terjadi pada area kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kota Sabang menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang ditetapkan pemerintah untuk suatu area kerja industri, yaitu 85 dB. Sedangkan tingkat kebisingan yang terjadi yaitu, 103,1 dB

    PENTINGNYA MANAJEMEN INOVASI PADA PRODUK PERBANKAN SYARIAH AGAR BISA BERSAING DENGAN BANK KONVENSIONAL

    Get PDF
    Perbankan Syariah hadir mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1992. Sedangkan sebelumnya sudah lama Perbankan yang memakai sistem konvensional telah hadir di Indonesia. Perbankan syariah telah tertinggal jauh oleh perbankan konvensional. Adanya 2 sistem perbankan di Indonesia tentu saja menyebabkan adanya persaingan. Di mana dalam persaingan menuntut agar pengelolaan manajemen ditingkatkan kinerjanya, dengan opsi adanya inovasi dalam berbagai aspek termasuk juga pada produk bank yang akan dijual kepada masyarakat. Saat ini perbankan syariah masih jauh tertinggal dengan perbankan yang memakai sistem konvensional. Meskipun Indonesia adalah negara yang mayoritas muslim, tetapi masih banyak yang memakai sistem konvensional ketimbang syariah. Padahal sudah jelas konvensional memakai sistem riba yang diharamkan dikonsumsi oleh muslim. Faktor lain juga dikarenakan kurangnya inovasi pada produk perbankan syariah, sehingga banyak masyarakat awam yang menganggap sistem syariah merupakan hanya salinan dari sistem konvensional. Agar dapat bersaing dengan perbankan konvensional maka perbankan syariah tentu saja memerlukan perkembangan inovasi produk agar masyarakat tertarik dengan perbankan syariah

    Analisis Pengelolaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar di Kota Semarang Tahun 2011

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Program Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Minat Manajemen Kesehatan Ibu dan Anak 2012 ABSTRAK Amirul Mukminin Analisis Pengelolaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Dasar di Kota Semarang Tahun 2011 xiv + 139 halaman + 18 tabel + 4 gambar + 13 lampiran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sangat penting sebagai wahana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. Pengelolaan program UKS belum optimal, yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi tidak berjalan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan fungsi pengawasan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah pada Sekolah Dasar di Kota Semarang Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 4 guru pembina UKS SD, dengan kriteria: SD yang memiliki program UKS baik dan SD yang memiliki program UKS kurang baik sebagai Informan utama, serta 3 orang petugas UKS Puskesmas dan 1 Orang petugas UKS Dinas Pendidikan sebagai Informan triangulasi. Hasil Penelitian menunjukan, pengelolaan program UKS belum maksimal: Fungsi perencanaan belum dilaksanakan dengan baik, karena sebagian besar sekolah tidak membuat perencanaan jenis kegiatan, perencanaan jadwal kegiatan, perencanaan pembiayaan serta belum membuat perencanaan kebutuhan alat dan obat-obatan. Namun demikian semua sekolah membuat perencanaan jumlah sasaran dan ketenagaan. Fungsi pengorganisasian belum berjalan baik. Walaupun semua sekolah telah melakukan kegiatan penentuan sumber daya, pendelegasian wewenang dan melakukan koordinasi, namun belum semua sekolah melakukan penyusunan kelompok kerja dan belum melakukan pembagian tugas kelompok kerja. Fungsi pelaksanaan program UKS belum berjalan baik. Walaupun semua sekolah ada persiapan petugas; persiapan siswa dan ada layanan, namun sebagian besar sekolah belum memberikan layanan dengan maksimal. Layanan hanya kalau ada program dari Puskesmas seperti. Fungsi pengawasan belum baik, karena sebagian besar sekolah belum mendapatkan supervisi, tidak ada evaluasi serta tidak melakukan pelaporan program UKS. Disarankan Ketua Pelaksana dan Dewan Pembina UKS melakukan pengawasan secara intensif terhadap pelaksanaan program UKS, sehingga dapat memotivasi sekolah untuk melaksanakan program UKS secara baik dan benar. Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Dinas Pendidikan Kota Semarang agar meningkatkan kerjasama lintas sektoral. Kata kunci : Manajemen dan UKS Kepustakaan : 34, 1996 – 2010. Diponegoro University Postgraduate Program Master’s Program in Public Health Majoring in Health Policy Administration Sub Majoring in Maternal and Child Health Management 2012 ABSTRACT Amirul Mukminin Analysis on the Management of School Health Program (UKS) in Semarang Elementary Schools, 2011 xiv, 139 pages + 18 tables + 4 figures + 13 enclosures School health program (UKS) is important as a learning tool to improve the ability to live healthy, and to build healthy living behavior for school age children at school. Management of UKS was not optimal. Planning, organizing, actuating and evaluation had not run well. The objective of this study was to explain planning, organizing, implementation and monitoring functions of the school health program in elementary schools of Semarang city. This was an observational study using qualitative approach. Data collection was done by conducting in-depth interview to four elementary school UKS teachers as main informants, 3 primary healthcare UKS workers, and 1 UKS worker from district education office as triangulation informants. Elementary schools included in this study were the schools with good and not good UKS program. Results of the study showed that management of UKS program was not maximal. Planning function was not done adequately due to most of the schools did not make planning for the type of activity, activity schedule, budgeting, facilities and medicine. All schools made planning for the number of target and staffs. Organizational function was still insufficient. Although all schools did activities for human resource determination, delegated an authority and conducted coordination, but not all schools formed work groups and performed work groups task division. UKS implementation function was still insufficient. Although staff preparation, student preparation and services were performed; majority of schools did not give maximal services. A service was only given when there was a program from the primary health care center. Monitoring function was still insufficient. The majority of schools were not supervised, not evaluated and did not report the UKS program. It is suggested that the Executive Director and Supervisor of UKS conduct intensive supervision towards the implementation of the UKS program in order to motivate schools to run the good UKS program. Education Office of Semarang City and Health Office of Semarang city have to improve cross sector collaboration. Key words : Management and UKS Bibliography : 34, 1996 – 2010

    HUBUNGAN NU DAN MASYUMI (1945-1960) Konflik Dan Keluarnya NU Dari Masyumi

    Get PDF
    Hubungan NU dan Masyumi tahun 1945-1960 memang sangat menarik untuk dikaji. Seperti Skripsi yang ditulis oleh Noor Ishaq tentang Pergerakan Partai Masyumi di Indonesia, dan Tesis yang ditulis oleh Ichwan Arifin tentang Kiai dan Politik. Dari situ kemudian peneliti membuat penelitian yang berbeda dengan penelitian diatas yang lebih memfokuskan pada konflik dan keluarnya NU dari Masyumi. Adapun sumber utama yang didapat adalah dokumen sezaman tentang putusan hasil Muktamar NU ke-19 pada 8 Mei 1952 di Palembang tentang keluarnya NU dari Masyumi, dan dokumen teks hasil perundingan NU dan Masyumi pada 22-23 Mei 1952 di Jakarta. Beberapa rumusan masalah antara lain: bagaimana struktur kelembagaan NU dalam Masyumi, mengapa NU keluar dari Masyumi tahun 1952, dan bagaimana peran NU setelah keluar dari Masyumi hingga tahun 1960. Berdasarkan hasil analisis data bahwa Diawal pembentukanya, Masyumi menerapkan dua macam keanggotaan yaitu perseorangan dan organisasi. NU menjadi salah satu anggota istimewa Masyumi dan Kedudukan Majlis Syuro (pimpinan tertinggi) yang mempunyai wewenang menentukan kebijakan partai dipegang oleh tokoh NU yaitu KH. Hasyim Asy’ari sehingga NU cukup puas walaupun pimpinan partai didominasi oleh kelompok intelektual. Seiring berjalannya waktu sistem keanggotaan Masyumi ternyata sangat lemah, hal itu terbukti dengan ketidak tegasan pimpinan Masyumi menghadapi sebuah masalah baik internal maupun eksternal karena perbedaan kubu didalam partai. Sehingga satu persatu anggota yang kurang terakomodir seperti SI yang memilih keluar karena  mempunyai pemikiran berbeda yang menurut mereka benar.  Usaha untuk memencilkan para ulama di dalam percaturan politik terus di galakan oleh kelompok intelektual Masyumi bahkan mereka merubah wewenang Majlis Syuro yang awalnya bertugas menentukan kebijakan akhirnya hanya sebagai penasehat semata sehingga hal itu yang  membuat NU memisahkan diri dari Masyumi lewat Muktamar NU ke-19 di Palembang dan menjelma menjadi sebuah partai politik sendiri dengan nama Partai NU yang berkiprah dalam Pemilu pertama tahun 1955. Berdasarkan hasil Pemilu tahun 1955, NU menempati 4 partai besar sehingga banyak tokoh-tokoh NU yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Setelah pemilu tahun 1955 ada 5 pemikiran yang memancar dari dua arus yaitu arus pengaruh Barat dan tradisi Hindu-Jawa, Islam); PNI dan NU sama-sama disentuh besarnya pengaruh oleh tradisionalisme Jawa, tetapi pengaruh alam pemikiran Barat sangat kuat pada PKI dan Masyumi. Dalam waktu kurang lebih sepuluh tahun dua saingan NU yang dipengaruhi dengan kuat oleh alam pemikiran Barat tersingkir dari panggung politik. Masyumi dibubarkan pada tahun 1960 karena keterlibatan beberapa tokohnya dengan pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Rakyat Indonesia). Kata Kunci : Konflik, Nahdlatul Ulama, Masyum

    Pengembangan Media Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup Terintegrasi dengan Ajaran Islam Tentang Lingkungan di SDIT Al-Azhar Jambi

    Full text link
    Penelitian ini didasarkan pada Kenyataan bahwa belum tersedianya media ajar PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) khusus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Azhar Jambi yang telah mendapatkan predikat adiwiyata, yakni sebagai sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan yang di dalamnya tidak hanya berisikan materi tentang Pendidikan lingkungan hidup semata akan tetapi melainkan telah teritegrasi dengan ajaran Islam tentang lingkungan. Tentunya karakteristik siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) berbeda dengan siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN). Latar belakang keagamaan menjadi faktor penting di Sekolah Dasar Islam Terpadu untuk menanamkan dan membina karakter peduli lingkungan pada diri siswa, sehingga media atau sarana pembelajaran harus disusun menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Dengan demikian, perlu adanya inovasi dalam sarana belajar sebagai penunjang pembelajaran, salah satunya dengan mengembangkan media ajar PLH yang terintegrasi dengan ajaran Islam tentang lingkungan. Dalam pengembangan media ajar ini, pengembang menggunakan model desain pengembangan Dick and Lou Carey. Prosedur pengembangan model ini terdiri dari sepuluh tahap Akan tetapi, pada pengembangan ini hanya Sembilan tahap yang dilaksanakan. Pengembangan ini menghasilkan produk berupa media ajar PLH kelas V yang dapat digunakan oleh guru dan siswa. Produk pengembangan ini diujicobakan melalui beberapa tahap secara berurutan yakni, (1) Validasi ahli materi, ahli media/desain pembelajaran, dan ahli bahasa, (2) Validasi dan uji coba guru PLH kelas V, (3) Uji coba perorangan, kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Hasil penelitian menunjukkan media ajar Pendidikan Lingkungan Hidup yang terintegrasi dengan ajaran Islam tentang lingkungan memenuhi kriteria sangat layak digunakan sebagai Media Ajar Pendidikan Lingkungn Hidup kelas V SDIT Al-Azhar Jambi. Kata

    PENGARUH BEBAN KERJA DAN KESEHATAN KESELAMATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN DOMPU

    Get PDF
    This study aims to find out and analyze the effect of workload and occupational health and safety (K3) on employee performance at the Office of the National Land Agency, Dompu Regency. Types of associative research. research instrument using a Likert scale questionnaire. The population used was all employees at the Dompu Regency National Land Agency office as many as 53 people with details of 32 civil servant employees and 21 non-employee government employees (PPNP), the sample in this study were 32 civil servants. The sampling technique used is porposive sampling. Data collection techniques in this study were observation, interviews, questionnaires and literature study. Data analysis techniques using validity test, reliability test, classical assumption test, multiple regression, multiple correlation coefficient, t test and f test. The results of the study show that workload and occupational health and safety (K3) have a simultaneous effect on employee performance at the Office of the National Land Agency, Dompu Regency

    Gaya Kepemimpinan Demokrasi Kepala Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik

    Get PDF
    Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu peningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah mempunyai wewenang dan peraturan yang berbeda-beda dalam menentukan sebuah keputusan yang efektif guna peningkatan hasil belajar peserta didik. Tentunya gaya kepemimpinan kepala sekolah juga memiliki banyak peran dan pengaruh yang besar dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur dengan menggunakan 20 jurnal yaitu 10 jurnal internasioanl dan 10 jurnal nasional. Dari beberapa jurnal tersebut maka dapat diketahui bahwasanya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dalam pelaksanaannya adalah gaya kepemimpinan demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis merupakan tipe atau model kepemimpinan yang sederhana, gaya kepemimpinan demokratis tidak selamanya menjamin kepemimpinan seseorang. Dalam hal ini, kepemimpinan kepala sekolah perlu memandang situasi dan kondisi, maka bisa saja tipe atau model kepemimpinan lainnya harus disiapkan oleh seorang kepala sekolah. Implikasi kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik harus terlihat baik mulai dari prestasi, hasil belajar, prestasi akademik maupun non akademik

    The Diffusion of Innovations Model: Applications to Education Policymaking and Critique

    Get PDF
    The origins of the diffusion of innovations theory are varied and span across various disciplines, and in a sort of contexts. The diffusion of Innovation framework is a theory of how, why, and at what rate new ideas, concepts, technology, technical information, and actual practices spread or diffuse through cultures or system. When innovations happen, innovations may be spread from the innovator (a state or government) to any other groups (states or governments). The inquiries of state policy innovation have been a foremost subject in political science and public policy. Political and policy academics and scholars are attracted in looking at how and why a policy or program spreads (diffusion) from one state government to another and what make happen a government or state to adopt a new program or policy. This paper will focus on (1) the diffusion of innovations model’s general characteristics,  its theoretical origins and application across fields, (2) the history of its application to policy and politics and the central premise, (3) the dominant methodological tradition in policy and political science, (4) applications to education policymaking, and (5) the limitation
    • …
    corecore