174 research outputs found

    Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kandungan Zat Dalam Makanan Dengan Model Contexstual Teaching and Learning (Ctl)

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 5 Peusangan pada Materi Kandungan Zat Dalam Makanan dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 5 Peusangan tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang. Metode pengumpulan data menggunakan tes, observasi, dan wawancara. Data yang dikumpulkan meliputi data hasil belajar siswa, aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengan ketuntasan 64,75% menjadi 82,35% pada siklus II. Aktivitas guru pun mengalami peningkatan dari siklus I dengan persentase 77,77% menjadi 87,77% pada siklus II. Demikian juga dengan aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I dengan persentase 76,66 menjadi 86,66 pada siklus II. Selain itu, respon siswa dalam pembelajaran pada materi Organ Pencernaan Manusia dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada kedua siklus secara umum siswa memberikan respon yang baik, 88,23% menyatakan senang dengan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 5 Peusangan.Kata kunci: Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), Hasil Belajar, Kandungan Zat Dalam Makanan. PENDAHULUANDalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan Perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada aspek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada aspek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam. Pada aspek ini difokuskan pada aspek Biologi, yaitu tentang Kandungan Zat Dalam Makanan. Pemilihan metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan, sebab materi ini menyangkut pengetahuan terhadap bagaimana cara menjaga pencernaan dengan makanan yang bergizi bagi manusia serta fungsinya yang harus dipahami siswa dengan cara melakukan suatu penyelidikan langsung, baik dilakukan perseorangan maupun kelompok. Dengan cara demikian, tentu saja akan memberikan kemudahan belajar bagi siswa, diperlukan pemberian contoh-contoh secara langsung di depan kelas oleh guru kepada siswa, karena tanpa ada peragaan atau pemberian contoh nyata kepada siswa, siswa akan kesulitan dalam materi Kandungan Zat Dalam Makanan dengan salah satu indikatornya yaitu mengenal zat-zat bergizi yang terdapat pada makanan. Oleh karena itu, peneliti memilih model CTL sebagai model pembelajaran yang digunakan sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA pada konsep Kandungan Zat Dalam Makanan pada siswa kelas V SDN 5 Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen

    PERAN FUNGSI DAN TUGAS BINMAS DIWILAYAH DESA BERDASARKAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN DASAR STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PEMOLISIAN MASYARAKAT DALAM MENYELENGGARAKAN TUGAS POLRI

    Get PDF
    Kepolisian di tingkat kantor polisi adalah untuk melayani orang-orang yang umumnya berada pada tingkat yang lebih rendah (orang pada umumnya). Pada tingkat ini, banyak konflik atau gangguan keamanan di jalan terjadi (kejahatan jalanan) yang khawatir orang menimbulkan rasa takut dan bahkan mengganggu atau merusak produktivitas rakyat. Pada tingkat polisi, polisi diharapkan untuk menjadi mitra masyarakat dan untuk mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, dalam hal ini, polisi dapat bekerja berdampingan dengan masyarakat untuk mengatasi masalah sosial terjadi di masyarakat, polisi selalu melakukan upaya untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut gangguan terhadap ketertiban di masyarakat. Salah satu yang tidak kalah penting adalah upaya polisi untuk pro-aktif bertindak dan memprioritaskan pencegahan gangguan terhadap ketertiban di masyarakat dan mencoba untuk menjaga ketertiban sosial dan untuk mengembalikan tatanan sosial terganggu. Dan polisi memiliki kesepakatan di kepolisian yang selalu membuat upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Masalah yang diambil adalah peran dan fungsi dan tugas Binmas sekitar desa di bawah Kepala Peraturan Kapolri Nomor 7, 2008 tentang Pedoman Strategi dan Implementasi Polmas. Penulisan ini adalah deskriptif analitis dengan menggunakan metode yuridis normatif pendekatan yaitu pendekatan atau penelitian hukum menggunakan sumber data primer, sekunder, dan tersier seperti peraturan, sejarah hukum, perbandingan hukum, teori hukum dan doktrin terkait. Hal ini kemudian dianalisis menggunakan metode kualitatif yuridis, artinya, bahwa data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif tanpa menggunakan data atau rumus statistik, hanya deskripsi pada kepastian hukum. Dari penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Sat Binmas memiliki tugas dan fungsi untuk mendidik dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam pendidikan keamanan, ketertiban, kerjasama, hubungan baik dengan masyarakat, pendidikan dalam bentuk Pam swakarsa dalam kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap hukum yang berlaku di Indonesia, pendidikan dilakukan untuk komponen masyarakat seperti orang tua, remaja, wanita, anak-anak, dan pendidikan pada pendidikan teknis, koordinasi dan pemantauan Polsus dan penjaga keamanan dan kegiatan pemberdayaan di masyarakat, hambatan ditangani dalam melaksanakan Babinkamtibmas adalah dalam operasi rutin yang dilakukan oleh anggota yang sering hanya sekitar administrasi yang mendukung pelaksanaan operasi rutin atau mengabaikan fungsi manajemen sehingga hasilnya tidak efektif dan tidak efisien. Selain itu, operasi rutin yang dilakukan sering keluar dari tugas untuk melaksanakan dan hanya dilakukan minimumly tanpa target atau tujuan yang jelas. Kata kunci: Polisi, Binmas, Des

    Analisis Perilaku Nilai-nilai Agama Dan Moral Anak Usia 4-5 Tahun Di Paud Al-wahdah

    Full text link
    How common is the problem behavior analysis of religious values ​​and morals of children aged 4-5 years in early childhood Al-Wahdah District of Pontianak city? Of the common problems in the review of specific problem: the behavior a.Bagaimana know God through religious affiliation of children aged 4-5 years? B.Bagaimana worship movement mimics the behavior of a child? C.Bagaimana behavior say prayers before and / or after doing something children aged 4-5 years? D.Bagaimana recognize good behavior / polite and bad children? E.Bagaimana familiarize themselves well behaved children? F.Bagaimana greeting behavior and returned the greeting children. The method used in the study analyzes the behavior of the values ​​of the Religious and Moral child is a method of qualitative research techniques, tools, analysis, instrument and test its credibility through observation, interviews and documents. The results of the study showed behavioral analysis of religious values ​​and morals which describe the behavior of children with developmental aspects of behavior grouping of religious values ​​and morals through indikaor-development indicators that are aligned with the example of the prophet civilized attitude

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SIKAP SISWA SMA NEGERI 2 GERUNG

    Get PDF
    ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sikap siswa antara kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif STAD pada pembelajaran biologi sistem pencernaan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gerung pada siswa kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Alam semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan Type Between Group Design dengan Posttest Only Design. Populasi penelitian berjumlah 44 siswa terdiri atas dua kelas, dimana keseluruhan populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Melalui teknik simple random sampling ditentukan dua kelas eksperimen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu dengan menghitung rata-rata dari jawaban yang diberikan kemudian dinyatakan dalam bentuk angka persentase dari setiap pernyataan. Angka persentase yang menggambarkan sikap pada indikator: rasa ingintahu, tanggungjawab, dan disiplin diuji hipotesisnya menggunakan analisis uji-t dengan bantuan program SPSS versi 20 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar sikap yang signifikan antara kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT dan model pembelajaran kooperatif STAD dimana diperoleh nilai thitung ≤ ttabel (p>0.05) pada setiap indikator sikap. Kata kunci:      Model pembelajaran kooperatif NHT, STAD, hasil belajar sikap siswa.      ABSTRACT: This study aims to determine differences of student’s attitude learning outcomes between groups of students who receive NHT cooperative learning model and STAD cooperative learning model treatment for biology digestive system learning. This research was conducted at SMAN 2 Gerung in class of XI. This study is a quasi-experimental research using Type Between Group Design with Posttest Only Design. The number of population was 44 students consit of two classes, and all member of population used to sample study. By using simple random sampling obtained two classes of experiments. Data were analyzed using descriptive statistical and than with count the average of data, obtained scaling data and than hypothesis was tested using t-test analysis with SPSS version 20 for Windows. The results showed there was no significant difference about attitude learning outcome between the group the of students using NHT cooperative learning model and group of students using STAD cooperative learning model in all indicators of attitude that gained tcount ≤ ttable (p> 0.05). Key words:          NHT cooperative learning model, STAD, model, student’s attitude, learning outcome

    Genetic Parameters Estimation on Functional Dryness Traits of Crossed Black Paddy Rice "Baas Selem Cultivar X Situ Patenggang” Variety

    Full text link
    The aims of this study were to elucidate heritability and the role of drought traits genes of black paddy rice for determination base of the selection method to obtain drought tolerant and high yield potential of black paddy rice. The study was conducted through two experiments during February-November 2013. The first experiment was the establishment of populations from crosses carried out in the hybridization room. The second trial was evaluation of the genetic diversity of drought properties held in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, University of Mataram. Planting was carried out in pots without experiment design. Population of P1 (parental-Situ Patenggang), P2 (parental-Baas Selem) were 50 plants of each; population of F1, F1BC.1.2, and F1BC.1.1 were 25 plants of each, and 250 plants of F2, as well as control of drought susceptible variety (IR20) was 10 plants. To determine the heritability and the role of genes controlling drought traits were used index of bud dry and cure of IRRI standard. The results showed that crossing of black paddy rice "Baas Selem x Situ Patenggang” had relatively moderate heritability in broad sense and low heritability in narrow sense. In the crossed F1 population was found that gene action of drought trait was not perfectly dominan

    Genetic Diversity of Red Rice (Oryza Sativa L.) Population M2 Results of G16 Rice Genotype Mutations with 200gy and 300gy Gamma Ray Iradiation

    Get PDF
    Mutational breeding can be used to obtain superior varieties by improving some of the desired traits, without changing most of the good traits. The purpose of this study was to determine the genetic diversity of brown rice through segregation of traits in rice mutants due to gamma ray irradiation at doses of 200 gy and 300 gy. The method used is an experimental method carried out from May to September 2021 with a single plant. The distribution of the data was tested by the Kolmogorov-Smirnov test using software and the segregation ratio suitability test using the Chi-Square method with a 5% significance level. The results showed that the data distribution was normally distributed, meaning that it was controlled by many genes (polygenic). on the quantitative trait whose data distribution is not normally distributed, it indicates that the trait is controlled by simplegenic. The results of the Mendel's ratio suitability test using Chi-Square for quantitative traits that follow the Mendelian ratio, which shows a segregation ratio of 9: 7 (double recessive epistasis) where the same phenotype is produced by both homozygous recessive genotypes and two recessive genes are epistatic to the dominant allele. For traits that do not follow the Mendelian ratio or their modifications, it is assumed that they are controlled by many genes (minor genes) so that individual effects are difficult to distinguish

    Rerata Durasi Penderita Diabetes Melitus Terkena Nefropati Diabetik Sejak Terdiagnosis Diabetes Melitus pada Pasien di Poliklinik Geriatri Rsup Sanglah

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rerata durasi penderita diabetes melitus terkena nefropati diabetik sejak penderita terdiagnosis diabetes melitus. Subyek penelitian diambil secara consecutive sampling di poliklinik Geriatri RSUP Sanglah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah setuju untuk ikut serta dalam penelitian dengan menandatangani lembar informed consent. Data penelitian diperoleh dari hasil wawancara dengan subyek penelitian, pemeriksaan fisik, dan melihat rekam medis pasien. Didapatkan 30 subyek penelitian yang terdiri dari 18 (60%) laki–laki dan 12 (40%) perempuan dengan rentang usia 61 sampai 80 tahun. Rata–rata onset diabetes 13,97±6,322 tahun yang lalu dan didapatkan rerata durasi subyek penelitian terdiagnosis diabetes sampai terkena nefropati diabetik adalah 11,90±4,852 tahun. Dari keseluruhan subyek penelitian, sebanyak 10 (33,3%) dengan kontrol gula darah (HbA1c) kategori baik (<6,5%), 11 (36.7%) kategori sedang (6,5-8%) dan 9 (30%) termasuk kategori buruk (>8%). Pada 11 subyek dengan kontrol gula darah kategori sedang yang dianggap optimal untuk lansia, 9 (81,9%) menggunakan insulin, dan 2 (18,1%) menggunakan obat anti diabetes (OAD). Sedangkan pada 9 subyek dengan kontrol gula darah yang buruk, 2 (22,2%) menggunakan insulin, 3 (333%) menggunakan OAD, dan 4 (44,5%) tidak menggunakan terapi apapun

    A comparative study on wear and corrosion behaviour of tungsten carbide-nickel and tungsten carbide-cobalt high velocity oxy-fuel (HVOF) for carbon steel blade

    Get PDF
    Nowadays, the demand of high wear and corrosion resistance of the components in various industry is increasing from time to time. Therefore, high velocity oxy-fuel (HVOF) thermal spray was introduced to protect machine components from wear and corrosion, to restore worn components and to improve the durability of the components. HVOF is one of the process of depositing a material layer over a base metal or substrate with characteristics of high flame velocity and moderate temperature. The main purpose of this present study is to characterize the structure of the tungsten carbide 10 wt.% nickel (WC-10Ni) and tungsten carbide 12 wt.% w cobalt (WC-12Co) coating deposited by means of HVOF thermal spray onto a continuous digester (CD) blade that made up from carbon steel. The morphology and chemical composition of the coating were characterized by scanning electron microscope (SEM), electron dispersive spectrometer (EDS), and x-ray diffraction (XRD). The hardness test was carried out by using Vickers micro-hardness tester with load of 490.3 mN (0.05 HV). The wear and corrosion behavior and mechanism for both coatings was compared. Three body wear test was carried out in term of weight loss and electrochemical test was performed in acidic media (mixture of sulfuric acid, H2SO4 and ilmenite) to obtain the corrosion rate of the coating. From the result, it shows that WC-12Co coating has finer grain size that is around 2.3 μm. WC-12Co has higher wear resistance due to high volume friction, low mean free path, high hardness and lower porosity distribution compared to WC-10Ni. Besides, the formation of secondary phase, W2C also affected the hardness of both coating, where this phase is harder than WC phase. For corrosion test, WC-12Co shows good corrosion resistance with small differences of corrison rate with WC-10Ni, that is only 0.7016 mm/y. As a conclusion, WC-12Co HVOF coating shows high potential on replacement of CD blade
    corecore