19 research outputs found

    PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH: FOKUS PADA INOVASI PENDIDIKAN TK

    Get PDF
    Semenjak tahun 2003, pola pendidikan pra-sekolah di Indonesia telah berkembang dan berubah lebih cepat dari sebelumnya. Minat meningkatkan kualitas pendidikan pra-sekolah terbukti dalam pengenalan kebijakan baru dan implementasi inisiatif baru dalam dekade terakhir. Perkembangan kebijakan ini telah menghasilkan perubahan signifikan dalam berbagai aspek standar kualitas pendidikan pra-sekolah di Indonesia. Makalah ini menyajikan konteks pendidikan dan praktek pendidikan pra-sekolah di Indonesia dan menyoroti kreativitas sebagai kunci untuk mempromosikan taman kanak-kanak yang berkualitas. Dimulai dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai landasan yuridis pendidikan anak usia, perkembangan kurikulum, standar tenaga pendidik, manajerial kelembagaan paud dan perkembangan metode pembelajaran. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khusunya pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal. Kunci keberhasilan upaya ini adalah inovasi-inovasi yang terus dilakukan dan diupayakan oleh berbagai pihak dalam pendidikan. Inovasi-inovasi dalam berbagai komponen pendidikan terus dilakukan dan disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan masyaraka

    Pengaruh Transfer pricing, Kepemilikan Institusional dan Komisaris Independen terhadap Tax Avoidance (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016)

    Get PDF
    Pendapatan perusahaan manufaktur yang semakin meningkat merupakan sumber pendapatan terbesar bagi negara, namun tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan tersebut melakukan tax avoidance untuk meminimalisir pengeluaran pembayaran pajak guna menambah pendapatan. Jika perusahaan melakukan tax avoidance maka pendapatan yang akan diterima oleh negara pun berkurang. Perusahaan terkadang melakukan tax avoidance dengan mengandalkan praktik transfer pricing. Maka dari itu dibutuhkan adanya pengendalian yang baik oleh Good Corporate Governance. Melalui penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi Tax avoidance antara lain Transfer pricing, Kepemilikan institusional, dan Komisaris independen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data laporan keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Teknik pemilihan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dan diperoleh 41 perusahaan dengan periode penelitian pada tahun 2012-2016. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan menggunakan software Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Transfer pricing, kepemilikan institusional dan komisaris independen berpengaruh terhadap tax avoidance. Sedangkan secara parsial Transfer pricing berpengaruh terhadap tax avoidance, kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Penulis ingin memberikan saran agar perusahaan multinasional menghindari melakukan kegiatan tax avoidance dengan mengandalkan praktik transfer pricing. Dan dari sisi komisaris independen persentase jumlah komisaris independen dalam perusahaan dapat dikatakan masih kurang, sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk meningkatkan jumlah komisaris independen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci : Tax avoidance, Transfer pricing, Kepemilikan institusional, Komisaris independent

    Pengelolaan Instagram @set.dprd.jabar di masa pandemi Covid-19

    Get PDF
    INDONESIA : Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu instansi pemerintah yang aktif membagikan kegiatan-kegiatannya di media sosial Instagram. Adapun pengelolaan akun @set.dprd.jabar dikelola oleh Tim khusus dibawah naungan sub bagian Humas Publikasi dan Perundang-Undangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pengelolaan media sosial Instagram @set.dprd.jabar melalui empat tahapan yang diawali dari tahap membagikan konten, tahap mengoptimalkan pesan, tahap mengelola informasi hingga tahap mengikutsertakan publik. Konsep dalam penelitian ini menggunakan The Circular Model of Some for Social Communications. Konsep ini digunakan karena sesuai dengan dengan proses tahapan yang digunakan oleh Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat. Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat dalam mengelola media sosial Instagram @set.dprd.jabar sebagai kegiatan online PR. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pengumpulan data-data penelitian dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep The Circular Model of Some for Social Communications yang dilakukan oleh Sekretariat DPRD Provinsi jawa Barat dalam mengelola akun media sosial Instagram di masa pandemi covid-19 diawali dengan tahap (1) membagikan konten, meliputi a) berpartisipasi dalam menggunakan media sosial, b) saling terhubung, c) membangun kepercayaan. Tahap (2) mengoptimalkan pesan, meliputi listen and learn a) mengetahui perbincangan publik, b) mengoptimalkan konten dengan fitur Instagram, take part in authentic conversations c) menetapkan waktu jadwal unggahan konten, d) konten khusus. Tahap (3) mengelola informasi, meliputi media monitoring a)pemantauan Instagram, Quick Response a) respon cepat, b) mengadakan quiz dan challange, Real-Time Interactions a) mengadakan live streaming. Tahap (4) mengikutsertakan public engage,meliputi influencer relations a) kerjasama influencer, where is audience b) mengetahui audiens, how to reach them c) meraih target audiens. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat melalui humas publikasi dan Tim khusus melakukan pengelolaan akun media sosial Instagram belum sesuai dengan konsep The Circular Model of Some for Social Communication. ENGLISH : The Secretariat of West Java Provincial DPRD is one of the government agencies that actively shares its activities on media social such as Instagram. The management of @set.dprd.jabar account is managed by a special team under the Sub-section of Public Relations and Legislation. The main aim of this research is to find out the management process on social media Instagram @set.dprd.jabar through four stages that began with content sharing, message optimization, information management, and public participation. The concept in this research uses The Circular Model of Some Social Communications. This concept is used because it is appropriate for the stages of the process used by the Secretariat of West Java Provincial DPRD. Secretariat of West Java Provincial DPRD in managing Instagram social media @set.dprd.jabar as online PR activities. The paradigm in this research uses the constructivism paradigm with descriptive qualitative research methods and research data collection by conducting in-depth interviews, observations, and documentation. The results showed that the concept of The Circular Model of Some Social Communications carried out by the Secretariat of West Java Provincial DPRD in order to manage Instagram social media accounts during the Covid-19 the pandemic began with stages (1) content sharing, including a) participating in social media usages, b) connected, c) building trust. Stage (2) optimizing messages, including listening and learning a) knowing public conversation, b) optimizing content with Instagram features, taking part in authentic conversations c) set a schedule for content uploads, d) special content. Stage (3) Information management, including media monitoring a) monitoring Instagram, Quick Response a) quick response, b) holding quizzes and challenges, Real-Time Interactions a) holding live streaming. Stage (4) includes public engagement includes influencer relations a) influencer collaboration, where is the audience b) knows the audience, how to reach them c) reaches the audience target. Based on the research result, the conclusion that came is the Secretary of the West Java Provincial DPRD via Public Relations and Publication section and Special The team managing Instagram social media accounts is not appropriate with the concept of The Circular Model of Some for Social Communication

    PROFIL KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TERBUKA DI WILAYAH JAKARTA TIMUR (Survei pada Siswa SMP Terbuka Kelas VIII di Wilayah Jakarta Timur)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kemandirian belajar siswa SMP Terbuka kelas VIII di Wilayah Jakarta Timur. Populasi penelitian berjumlah 736 siswa dengan menggunakan incidental sampling dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 297 siswa. Pengumpulan data menggunakan instrumen kemandirian belajar yang merujuk pada teori Philip C. Candy. Uji coba instrumen dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas butir instrumen penelitian menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil uji validitas 80 butir pernyataan dengan kriteria r-tabel yang digunakan sebesar 0,142 menghasilkan 71 butir pernyataan yang valid dan 9 butir dinyatakan tidak valid. Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dan di dapatkan hasil 0,968 yang berarti bahwa instrumen memiliki reliabilitas tinggi. Analisis dalam penelitian dilakukan secara deskriptif kuantitatif dengan menggunakan alat analisis mean dan standar deviasi untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa SMP Terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kemandirian belajar siswa SMP Terbuka berada pada kategori sedang. Berdasarkan data diketahui bahwa sebanyak 46 siswa (15,49%) berada pada kategori tinggi, 227 siswa (76,43%) berada pada kategori sedang dan 24 siswa (8,08%) berada pada kategori rendah. Sebagian besar siswa SMP Terbuka tengah menuju pada penguasaan kemandirian belajar yang tinggi akan tetapi belum menunjukkan konsistensi perilaku dalam menunjukkan indikator-indikator kemandirian belajar. Oleh karena itu, dapat diketahui masalah yang dialami oleh siswa dalam hal kemandirian belajar dan guru BK dapat memberikan layanan BK, seperti konseling individu, bimbingan klasikal, maupun bimbingan kelompok sesuai dengan kebutuhan siswa

    STRATEGI PENGEMBANGAN SCHOOL BASED-ENTERPRISE DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

    Get PDF
    Abstrak: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didorong untuk mampu mengembangkan kompetensi kewirausahaan baik bagi peserta didik maupun lembaganya. Salah satu bentuk pengembangan kompetensi kewirausahaan tersebut adalah dengan membangun unit usaha sebagai sarana belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa strategi peningkatan usaha berbasis sekolah untuk meningkatkan kualitas lulusan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah Teknik triangulasi. Subjek dalam penelitian adalah Kepala SMK Cendekia Paseh Bandung, Wakasek dan Kepala Program. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa efektivitas usaha berbasis sekolah sangat dipengaruhi oleh aspek (1) kepemimpinan, (2) sumber daya, dan (3) kurikulum. Kepala sekolah dituntut untuk membuat gagasan strategis tentang rencana dan program sekolah. Kurikulum yang dikembangkan harus sejalan dengan kebutuhan DUDIKA agar tercipta relevansi antara Pendidikan di SMK dengan kebutuhan DUDIKA. Sehingga untuk meningkatkan efektivitas usaha berbasis sekolah diperlukan kriteria kepemimpinan yang memiliki komitmen, kompetensi serta kreatif dalam mengelola sumber daya yang ada dan menciptakan inovasi-inovasi dalam program sekolah. Abstract:  Vocational high schools (SMK) are encouraged to be able to develop entrepreneurial competencies for both students and their institutions. One form of developing entrepreneurial competence is to build a business unit as a means of student learning. The purpose of this research is to analyze strategies for improving school-based businesses to improve the quality of graduates. This study uses a qualitative research model. The subjects in the study were the head of SMK Cendekia Paseh Bandung, the vice principal, and the head of the program. The results of this study concluded that the effectiveness of school-based enterprises is strongly influenced by aspects of (1) leadership, (2) resources, and (3) curriculum. Principals are required to make strategic decisions about school plans and programs. The developed curriculum must be in line with DUDIKA's needs in order to create relevance between education in SMK and DUDIKA's needs. So to increase the effectiveness of school-based businesses, leadership criteria are needed that are committed, competent, and creative in managing existing resources and creating innovations in school programs

    KEPEMILIKAN TANAH ABSENTEE DIPEROLEH DARI WARISAN DIHUBUNGKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NO 41 TAHUN 1964 PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN

    Get PDF
    Konsep dari Negara Hukum Kesejahteraan adalah negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya, berupa campur tangan dalam menerbitkan perundangundangan. Pengaturan Perolehan hak atas tanah milik berasal dari peristiwa pewarisan yang terjadi di masyarakat, menjadi krusial manakala terbentur dengan larangan pemilikan tanah yang bersifat absentee. Permasalahan kepemilikan tanah absentee asal pewarisan menjadi menarik untuk dikaji. Dalam Penelitian ini penulis mempertanyakan bagaimana keberadaan penguasaan tanah pertanian secara absentee di Kecamatan Cimaragas Kabupaten Ciamis, serta perlu mencari kendala serta solusi dalam penguasaan pemilikan tanah absentee, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaturan dan penguasaan tanah absentee serta kendala dan solusi yang perlu dilakukan pemilik tanah absentee. Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum deskriptif analitis melalui pendekatan yuridis normatif. Data diperoleh melalui penelitian kepustakaan sebagai sumber hukum primer kemudian dianalisis dengan tidak menggunakan rumus matematis pelaksanaannya melalui kajian peraturan hukum, asas hukum ataupun doktrin hukum yang terdapat dalam buku-buku kepustakaan, misalnya peraturan perundang-undangan, buku jurnal hukum, website dan makalah hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan kepemilikan tanah absentee sudah lengkap berbentuk peraturan dasar sampai peraturan pelaksanaannya baik Peraturan Pemerintah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964 merupakan perubahan dan tambahan atas Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 tentang tentang pelaksanaan pembagian tanah dan pemberian ganti kerugian, sampai kepada peraturan menteri No 18 Tahun 2016 tentang pengendalian penguasaan tanah pertanian. Penguasaan terhadap tanah absentee berasal dari pewarisan yang terjadi baik pewaris maupun ahli waris berada di luar kecamatan letak tanahnya atau sejak pewarisan ahli waris bertempat tinggal di luar kecamatan letak tanahnya atau ahli waris setelah peristiwa pewarisan meninggalkan kecamatan tempat asal dan letak tanahnya. Kendala yang dimiliki oleh pemilik tanah absentee disebabkan kurangnya kesadaran hukum masyarakat disebabkan tidak mengetahui dan tidak memahami mengenai ketentuan hak kepemilikan tanah absentee serta nihilnya pengawasan maupun pengendalian dari pihak pemerintah terhadap keberadaan tanah yang bersifat absentee. Solusi yang perlu dilakukan oleh para pemilik tanah yang bersifat absentee adalah pindah ke Kecamatan letak tanah beradadengan mengerjakan tanahnya secara aktif sesuai dengan peruntukannya serta senantiasa mencari informasi dan mendalamai pengetahuan untuk memahami tentang hak kepemilikan atas tanah secara umum. Kata Kunci : Hak milik, Pewarisan, Tanah absentee

    Pengaruh Pemberian Konsumsi Cairan terhadap Status Hidrasi dan Kadar Laktat Setelah Aktivitas Aerobik.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui perbedaan dari konsumsi cairan yaitu jus semangka, minuman isotonik dan air mineral dalam menjaga status hidrasi dan kadar laktat setelah aktivitas aerobik; 2) membandingkan pengaruh dari ketiga jenis minuman tersebut dalam menjaga status hidrasi dan kadar laktat setelah aktivitas aerobik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan pemberian perlakuan satu kali menggunakan pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah member sanggar senam yang berjumlah 37 orang. Sampel penelitian berjumlah 30 member yang diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu member yang berusia 20-25 tahun dan bersedia menjadi sampel penelitian. Status hidrasi dilihat dari berat jenis urin menggunakan strip tes urin, sedangkan kadar laktat darah diukur menggunakan accutrend laktat yang diukur sebelum dan sesudah aktivitas aerobik.Teknik analisis data yang digunakan adalah uji paired t-test untuk membandingkan status hidrasi dan kadar laktat sebelum dan sesudah aktivitas aerobik dan One-way ANOVA membandingkan status hidrasi dan kadar laktat dari ketiga kelompok sesudah aktivitas aerobik pada taraf signifikan α = 0.05. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu: 1) uji paired t-test pada semua kelompok menunjukkan bahwa status hidrasi cairan setelah latihan menurun (p < 0.00), uji anova menunjukkan perbedaan status hidrasi setelah aktivitas aerobik pada ketiga kelompok (p = 0.037), dan analisis post hoc menunjukkan cairan isotonik lebih baik dalam menjaga status hidrasi dibandingkan air (p= 0.031) sedangkan tidak ada perbedaan antara kelompok jus semangka dan isotonik pada status hidrasi (p = 0.616); 2) uji paired t-test pada semua kelompok menunjukkan bahwa kadar laktat setelah latihan meningkat (p < 0.00), uji anova menunjukkan perbedaan kadar laktat setelah aktivitas aerobik pada ketiga kelompok (p = 0.00), dan analisis post hoc menunjukkan jus semangka lebih baik dalam menjaga kadar laktat dibandingkan air (p = 0.00) sedangkan tidak ada perbedaan antara kelompok jus semangka dan minuman isotonik pada kadar laktat (p=0.449). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa: 1) minuman isotonik lebih baik dalam menjaga status hidrasi setelah aktivitas aerobik dibandingkan air putih dan jus semangka lebih baik dalam menjaga kadar laktat setelah aktivitas aerobik dibandingkan dengan air putih; 2) tidak terdapat perbedaan antara jus semangka dan minuman isotonik dalam menjaga status hidrasi dan kadar laktat setelah aktivitas aerobik

    Navigating The Flow of Challenges: Problematics of Implementing Kurikulum Merdeka in Sociological Subject at SMAN 1 Tumpang - Malang

    Get PDF
    The Merdeka Curriculum aims to empower students with a more independent and innovative learning approach. However, the process of implementing the Independent Curriculum in sociology learning at SMAN 1 Tumpang was faced with several problems. This article aims to identify and analyze the challenges, difficulties, solutions, and strategies for implementing the Merdeka curriculum in the context of learning sociology at SMAN 1 Tumpang. The method used is descriptive qualitative research with data collection techniques through observation, interviews, and documentation. The research subjects were selected using a purposive sampling technique, namely one of the Sociology teachers at SMAN 1 Tumpang who was involved in the learning process and school staff related to implementing the independent curriculum. The study results show that implementing the independent curriculum at SMAN 1 Tumpang brings several challenges that require the active role of educators in identifying the needs and abilities of individual students. Making teaching modules, teacher difficulties in implementing P5, and learning administration. In dealing with these difficulties, the Sociology teacher at SMAN 1 Tumpang took various strategic solutions, such as integrating technology in education, providing training and coaching to teachers, and creating collaboration between teachers and students.Menavigasi Arus Tantangan : Problematika Pengimplementasian Kurikulum Merdeka dalam Pembelajaran Sosiologi di SMAN 1 Tumpang - MalangKurikulum Merdeka bertujuan untuk memberdayakan peserta didik dengan pendekatan pembelajaran yang lebih mandiri dan inovatif. Namun, proses implementasi Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran sosiologi di SMAN 1 Tumpang dihadapkan pada sejumlah problematika. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tantangan, kesulitan, solusi dan strategi penerapan kurikulum Merdeka dalam konteks pembelajaran sosiologi di SMAN 1 Tumpang. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling yaitu salah satu guru Sosiologi SMAN 1 Tumpang yang terlibat dalam proses pembelajaran dan staf sekolah yang terkait dengan implementasi kurikulum merdeka. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Implementasi kurikulum merdeka di SMAN 1 Tumpang membawa sejumlah tantangan yang memerlukan peran aktif tenaga pendidik dalam mengidentifikasi kebutuhan dan kemampuan siswa secara individual, tidak hanya itu berbagai kesulitan juga muncul diantaranya yaitu sulit mengubah kebiasaan siswa yang dituntut belajar mandiri, kesulitan dalam pembuatan modul ajar, kesulitan guru dalam penerapan P5, serta kesulitan dalam melakukan administrasi pembelajaran. Dalam menghadapi berbagai kesulitan tersebut, guru Sosiologi SMAN 1 Tumpang mengambil berbagai solusi strategis, seperti mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, memberikan pelatihan dan pembinaan kepada guru, dan menciptakan kolaborasi antara guru dan siswa

    Principal managerial creativity to increase teacher performance and student outcome

    Get PDF
    This paper aims to discuss the influence of critical thinking, collaboration, school vision, emotional intelligence, and school environment on principals' managerial creativity variables, then their effect on teacher performance and student learning outcomes. This paper is the result of a study of 112 school principals at the public and private elementary school, junior high school, and high school levels. Data collection was carried out by distributing questionnaires as one of the Google Docs applications. The research analysis uses the SEM 8.70 program technique, especially to see the effect between variables and the contribution of indicators to each variable. This study found that the variables of critical thinking, collaboration, vision, emotional intelligence, and the school environment had a significant positive effect on the managerial creativity of school principals. Efforts to build the managerial creativity of school principals need to pay attention to the variables that influence these, and the indicators that have the strongest contribution to each of the variables described in this study
    corecore