601 research outputs found
Cara Pandang Baru atas Perbedaan Agama Kristiani dan Islam (Sumbangan Strukturalisme Levi-Strauss dalam menganalisis Perbedaan Agama)
In dealing with problems of modernity, religious communities should developa cooperation which is enable to construct a system based on common ethics,which gives support to the implementation of the mandate of humanity, in linewith the vision of all religions. This article offers an alternative of the way ofthinking on the differences between Christianity and Islam.Based on Levi-Strauss structuralism, there are two points offered in this article.The first is the paradigm and methodology needed to find out alternative wayof thinking on the religious differences. The second is the application of themethodology which produces new insights of these differences.The new point presented in this article are that the differences of religions canbe traced from the reality that each culture has beliefs on the Absolute whichhas a relationship with the human being with its implications. Differences doesnot mean negation to one another if we can understand the various parts of thedoctrines in the whole context and in the relationship with other elements of thewhole system
LAPORAN KEGIATAN PPL LOKASI SEKRETARIAT BANGDIK DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA
Akreditasi sekolah merupakan sebuah kegiatan penilaian dalam
menentukan kelayakan suatu program satuan pendidikan baik pendidikan
formal maupun pendidikan non formal berdasarkan kriteria yang dilakukan
oleh pemerintah atau lembaga yang berwenang untuk menentukan kualitas
dan kinerja sekolah. Pemerintah dalam melakukan akreditasi pada setiap
jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan
atau satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara
objektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen
dan kriteria yang mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan.
Tujuan dilaksanakannya akreditasi untuk memeriksa kesesuaian atau
ketidaksesuaian unsur-unsur sistem mutu pendidikan dengan standar yang
telah ditentukan, memeriksa keefektifan pencapaian tujuan mutu pendidikan
yang telah ditentukan, memberi kesempatan terakreditasi memperbaiki sistem
mutu pendidikan, dan memenuhi syarat-syarat/peraturan/perundangan.
Sedangkan, komponen dalam sistem pendidikan yang diakreditasi minimal
memuat antara lain organisasi dan pengelolaan, SDM, sarana prasarana,
sistem informasi, kesiswaan, kurikulum, sistem pembelajaran, penelitian,
publikasi, pengabdian masyarakat, sistem penjamin mutu, suasana akademis,
dan lulusan.
Sekolah dapat ikut serta dalam akreditasi apabila sekolah memiliki
surat kelembagaan (UPT), memiliki siswa yang berada dalam setiap
tingkatannya; dan memiliki sarana prasarana pendidikan seperti lahan,
ruang kelas, tempat beribadah, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang
pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, laboratorium, ruang bengkel
kerja, tempat berolah raga; memiliki tenaga kependidikan; melaksanakan
kurikulum nasional; serta telah menamatkan siswanya
PENGGUNAAN MEDIA BLACKBOARD BERPETAK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN BIASA
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Matematika merupakan ilmu yang bersifat deduktif dan juga ilmu yang bersifat abstrak. Matematika yang bersifat deduktif dan juga bersifat abstrak tersebut harus diajarkan pada anak sekolah dasar. Disisi lain, anak Sekolah Dasar belum dapat berpikir secara formal dan berada pada tahap operasi konkret. Maka dari itu perlu adanya suatu yang menjembatani antara karakteristik anak dengan karakteristik matematika tersebut. Materi yang sulit dipelajari pada anak Sekolah Dasar salah satunya adalah materi operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa. Dengan media blackboard berpetak diharapkan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik disesuaikan dengan cara berpikir anak. Pada penelitian ini, kemampuan yang akan peneliti ukur adalah pemahaman konsep siswa terhadap materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan biasa. Karena materi disini merupakan konsep yang berkembang dari konsep dasar. Konsep dasar yang telah mereka pelajari pada tahap penanaman konsep merupakan suatu materi prasyarat untuk materi yang akan diajarkan pada tahap pemahaman konsep. Materi prasyarat untuk materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan biasa seperti bilangan pecahan, konsep penjumlahan, konsep pengurangan, dll. Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas IV, SDN Cisalasih, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dimana terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari hasil test siswa yang menujukan peningkatan dari tes siklus I ke tes siklus II. Meningkatnya hasil tes siswa, maka meningkat pula pemahaman konsep siswa terhadap materi. Dengan begitu, jika penggunaan media blackboard berpetak ini digunakan dengan tepat, maka dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa.
Kata kunci :Blackboard Berpetak, Pemahaman Konsep
Mathematics as one of the subjects taught in primary schools. Mathematics is a science that is both deductive and abstract science. Mathematics that is deductive and also the abstract should be taught in elementary school children. On the other hand, elementary school children have not been able to think formally and at the concrete operations stage. Trush the need for a bridge thing among the characteristics of children with mathematical characteristics. The material is difficult to learn the children one of them is matter of operation of additon and subtraction of fractions ordinary. By using terraced blackboard it is expected that the learning can be delivered by either in accordance with the child’s way of thingking. In this research, investigatigators will measure is concept understanding ability of students of operation of addition and subtraction of fractions ordinary. Because the material here as evolving concept from basic concept. Basic concept they have learned at concept planting stage is a prerequisite material to the material being taught at concept planting stage. Material preconditions to opation of addition and subtraction of fractions ordinary like fractions, additional concept, subtraction concept, etc. Classes are used as research subject is IV class, Cisalasih Elementary School,
Lembang Subdistrict, West Bandung District. This research was conducted in two cycle. There is increased from I cycle to II cycle. It can be seen from the test results of students who showed improvement of the I cycle test to II cycle test. Increased students test results, so also increase student’s concept understanding of the material. With so, if use this terraced blckboard used appropriately it can improve student’s concept understanding in operation of addition and subtraction of fractions ordinary.
Keywords: Terraced Blackboard, Concept Understandin
Starting from an Empty Plate: A Semiotic Study of Instant Noodle Advertisements during the Fasting Month of Ramadan in the Covid-19 Pandemic
From the beginning of the Covid-19 pandemic in 2020 until 2022, Indomie
has consistently issued advertisements during the fasting month of Ramadan.
During this period, it is a challenge for food manufacturers to promote their
products. In the case of Indomie�s advertisement, which started with an idea
that visually displays an empty plate and is broadcast during the fasting
month, is quite viral because it dares to advertise without displaying the
products it sells. Interestingly, Indomie is still holding up empty plates for
their advertisement in 2021. The continuity of the story that started with
empty plates is what prompted me to continue the analysis of Indomie instant
noodle ads that were aired during the fasting months of Ramadan during the
pandemic in 2020, 2021, and 2022. The purpose of this research is to reveal
the meaning and ideology of what is to be conveyed through these ads.
Rolland Barthes semiotic analysis method is considered suitable to analyze
the mythology and ideology behind them. The presence of an empty plate
shows the meaning of tolerance for fasting Muslims. Each advertisement
describes this form of tolerance differently. Even though it is covered by
religious, social, cultural, and economic discourses, the ideology of capitalism is
still sensed in all the advertisements that are displayed
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. ADHI KARYA (PERSERO), TBK
Kehadiran Sistem Informasi Akuntansi tidak dapat diabaikan begitu saja.
Perusahaan tidak dapat memilih untuk memiliki SIA atau tidak, karena
keberadaan SIA merupakan suatu keharusan. Sistem informasi akuntansi pada PT.
Adhi Karya menggunakan sistem ADHIMIS. Sitem ini mulai diterapkan tahun
2008. Sistem informasi akuntansi yang ada sudah terkomputerisasi dan terpusat
Local Area Network (LAN). Namun dari sistem tersebut masih ada beberapa
pengguna sistem informasi yang kurang menguasai dan mengalami kesulitan
dalam pengoperasiannya. Terutama di PT. Adhi Karya Divisi Konstruksi IV ini,
pengembangannya sempit dan sistemnya terbatas karena programer berada di
kantor pusat. Selain itu kecepatan akses internetnya juga sering terganggu, banyak
pengguna mengeluhkan hal yang sama.
Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Adhi Karya yang berjumlah
140 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu
teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan sampel
berdasarkan atas tujuan tertentu. Sampel dari penelitian ini berjumlah 30 orang
karyawan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah didapatkan: 1).Partisipasi
pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT. Adhi
Karya (Y). 2)Kemampuan teknik personal berpengaruh terhadap kinerja sistem
informasi akuntansi di PT.Adhi Karya (Y). 3)Dukungan manajemen puncak
berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT.Adhi Karya (Y).
Keyword : Partisipasi Pemakai, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan
Manajemen Puncak dan Kinerja sistem informasi Akuntans
KONTRIBUSI USAHATANI KAKAO TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA REULEUT KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYA
KONTRIBUSI USAHATANI KAKAO TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI DESA REULEUT KECAMATAN ULIM KABUPATEN PIDIE JAYAOLEHErniListia/ Agribisnis UnsyiahABSTRAKPenelitian ini bertujuan Untuk mengetahui seberapa pendapatan petani kakao di Desa Reuleut Kecamatan Ulim Kabupaten Pidie Jaya serta untuk mengetahui seberapa besar kontribusi usahatani kakao terhadap total pendapatan rumah tangga petani di Desa Reuleut Kecamatan Ulim Kabupaten Pidie Jaya. Metodeanalisi yang digunakan menggunakan rumus pendapatan total rumah tangga dan menggunakan rumus kontribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga petani dari usahatani kakao adalah sebesar Rp. 19.920.000,-per tahun. Pendapatan usahatani kakao merupakan sumber pendapatan yang paling besar saat ini di Desa Reuleut Kecamatan Ulim Kaabupaten Pidie Jaya. Dapat dilihat bahwa usahatani kakao memberikan keuntungan yang besar terhadap rumah tangga petani di Desa Reuleut Kecamatan Ulim Kabupaten Pidie Jaya. Dilihat dari hasil penelitian bahwa kontribusi usahatani kakao terhadap pendapatan rumah tangga petani dikatakan dalam kategori sedang dikarnakan >35%.Kata Kunci: kontribusi, Pendapatan, Pendapatan Rumah TanggaCOCOA FARMING CONTRIBUTION TO HOUSEHOLD INCOME LEVEL IN THE VILLAGE REULEUT PIDIE JAYA DISTRICT DISTRICT ULIMBy: ErniListia / Agribusiness / UNSYIAHABSTRACTThis study aims to determine how the income of cocoa farmers in the village Reuleut Ulim District of Pidie Jaya and to know how big contribution to the total income of farming cocoa farming households in the village Reuleut Ulim District of Pidie Jaya district. Metodeanalisi used using the formula of total household income and use formulas contributions. The results showed that household income from farming cocoa farmer is Rp. 19.92 million, -per year. Cocoa farm income is the greatest source of income is currently in Desa Reuleut Ulim Kaabupaten District of Pidie Jaya. It can be seen that cocoa farming provides a great advantage to the farmer households in the village Reuleut Ulim District of Pidie Jaya district. Judging from the findings that cocoa farming contribute to the income of farm households in the medium category because> 35%.Keywords: contributions, income, Household Incom
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL ) DI SMA NEGERI 1 PLERET
Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan
(
PPL
)
merupakan mata kuliah wajib
bagi mahasiswa yang mengambil jalur kependidikan. Pelaksanaan PPL bertujuan
sebagai bekal untuk meningkatkan profesionalisme calon tenaga pendidik. Dengan
adanya kegiatan PPL ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh bekal pengalaman
dalam rangka meningkatkan profesionalisme di dunia kerja khususnya dalam bidang
kependidikan.
Kegiatan PPL dilaksanakan kurang lebih 1 bulan, yaitu dari tanggal 10
Agustus 2015 – 12 September 2015 yang berlokasi di SMA Negeri 1 Pleret.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka PPL di SMA Negeri 1 Pleret antara lain:
observasi pembelajaran di kelas, persiapan mengajar, praktik mengajar, serta
kegiatan di luar mengajar
(
kegiatan persekolahan)
. Program penunjang PPL yaitu
pembuatan Silabus, RPP, Modul pembelajaran untuk siswa. Program Insidental
yaitu: Mengisi pelajaran di kelas kosong, menata perpustakaan, membersihkan
laboraturium fisika, lomba 17an memperingati kemerdekaan RI, Upacara Bendera 17
Agustus 2015, dan PEMILOS. Praktik Pengalaman Lapangan
(
PPL
)
sebanyak 6 kali
pertemuan, mengajar kelas XI IPS 3.
Secara umum, program-program yang telah direncanakan telah berjalan
dengan baik dan lancar. Munculnya hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
merupakan hal yang wajar. Praktikan berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak
PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA (Kajian Terhadap Sistem Pemilihan Umum Orde Baru ke Reformasi Tahun 1997-2009)
Permasalahan pokok dalam skripsi ini adalah “Bagaimana PerubahanSistemPemilihan Umum dariOrdeBarukeReformasi di Indonesia?”. Dari permasalahan tersebut, kemudian dijelaskan secara deskriptif-analitis mengenai gambaran umum pemilihan umum di Indonesia, proses penyelenggaraan pemilihan umum pada masa pemerintahan Orde Baru, proses penyelenggaraan pemilihan umum pada masa Reformasi, dan perbandingan sistem pemilihan umum Orde Baru dengan sistem pemilihan umum masa Reformasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang meliputi pengumpulanpengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa selama pemerintahan Orde Baru, setiap pemilihan umum yang diselenggarakan yaitu mulai tahun 1971 hingga tahun 1997, jika dilihat secara umum memiliki pola yang sama. Pemilihan umum yang dilaksanakan tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997 itu menggunakan sistem pemilihan umum yang sama yaitu sistem proporsional daftar tertutup. Kemudian peserta yang dapat dipilih oleh masyarakat dalam pemilihan umum tersebut berjumlah sama, yaitu tiga organisasi. Hanya pada pemilihan umum tahun 1971 yang memiliki peserta berbeda. Selain itu, tidak terdapat perbedaan besar pada tata cara dan proses penyelenggaraan dalam setiap pemilihan umum tersebut. Bahkan hingga menghasilkan pemenang yang sama. Baru pada pemilihan umum pertama masa Reformasi tahun 1999 terdapat perubahan penting, jumlah peserta yang dapat dipilih melonjak dari tiga menjadi 48peserta. Hal ini merupakan perubahan baik, karena pemerintah tidak mengekang lagi pertumbuhan organisasi dan membebaskannya untuk ikut serta dalam pemilihan umum. Namun sayangnya belum terjadi perubahan dalan sistem pemilihannya. Perubahan pada sistem pemilihan baru terjadi pada pemilihan umum tahun 2004, yaitu dengan menggunakan sistem proporsional daftar terbuka dan terus digunakan pada pemilihan umum tahun 2009. Alasan terjadinya perubahan ini disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk mengubah pemerintahan yang pada saat itu bersikap otoriter dan kemudian dengan berubahnya penguasa dalam pemerintahan tersebut, sikap politik yang diambil mulai ikut berubah termasuk pada penyelenggaraan pemilihan umum. Selain itu, Amandemen UUD 1945 secara hukum mengubah sistem pemilihan umum di Indonesia.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber literatur mengenai pemilihan umum di Indonesia. ---------- A primary issue in this thesis is "How to Change Electoral Systems from New Order to Reform in Indonesia?".Of these problems, then described in a descriptive-analytic about the general picture general election in Indonesia, the process of holding elections in the New Order government, the process of election of the Reformation, and the comparison of the electoral system New Order with the electoral system during the Reformation. The method used in this study is the historical method which involves collecting the collection of sources, source criticism, and historiography interpretation. The results of this study indicate that during the New Order government, every election held, ie from 1971 until 1997, when viewed in general have the same pattern. General elections were held in 1971, 1977, 1982, 1987, 1992 and 1997 using the same electoral system is a closed list proportional system. Then the participants can be chosen by the public in general elections the same amount, the three organizations. Only in the 1971 general elections that have different participants. In addition, there are no major differences in the procedures and processes of the organization in any elections. Even to produce the same winner. Only in the first general election of the Reformation in 1999 there were significant changes, the number of participants that can be chosen jumped from three to 48 participants. This is a good change, because the government does not curb further growth of the organization and freeing him to participate in elections. But unfortunately there is a change in role in the election system. Changes to the new electoral system occurs in the general election in 2004, using an open list proportional system and continue to be used in the general election in 2009. The reason for this change is caused by people's desire to change the government at that time to be authoritarian and then with the change of rulers in the government, the political stance taken starting in change, including the holding of elections. In addition, the amendment of the 1945 Constitution legally change the electoral system in Indonesia. The result is expected to increase sources of literature on the general election in Indonesia
Reflecting on Multicultural Relation in Community Outreach Program
Community Outreach Program (COP) is one of Service-Learning programs in Petra Christian University involving many students from Petra and abroad. Becoming a field supervisor in (COP) in 2010 and 2016 made me aware of multicultural relations arose among students and the community. Eventhough COP program mostly focuses on improving the welfare of the population like lack of education, less income, inadequate sanitation, etc., there are always multiple process of cultural learning. This paper is based on my experiences and personal reflections, supported by data through reflection review, field observation, informal interview and interaction with students and the community. For students, being in the multicultural environment are not just give different experiences but also life learning in interacting with society that lives in a peaceful and simple way. For society, they mostly feel the impact of phisical program and the unforgetable moment interacting with foreign students that might not be imagined before. This multicultural relations have some positive impacts on students at the moment of COP and after. In the multicultural relations, I find that students still carry identity as citizens of their country of origin, not only as students of a particular university. It makes this multicultural relations remain on a corridor that respects the culture, beliefs, and attitudes among them
- …