12 research outputs found

    Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Media Kertas Gantung Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Dasar Tentang Jajanan Sehat

    Get PDF
    Saat ini masih banyak anak sekolah yang tidak peduli terhadap apa yang mereka makan. Anak-anak cenderung membeli jajanan tanpa memperhatikan kebersihannya. Sehingga sering terjadi mereka menjadi korban dari jajanan yang tidak sehat. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang bagaimana mengenali jajanan yang aman. Pendidikan kesehatan diperlukan kepada anak usia sekolah dasar dengan media yang menarik seperti kertas gantung sehingga materi yang diberikan dapat diterima dengan baik dan lebih mudah dipahami. Tujuan penelitian mengidentifikasi pengaruh Pendidikan kesehatan melalui media kertas gantung terhadap pengetahuan anak sekolah dasar tentang jajanan sehat. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan pre-test dan post-test. Sampel penelitian ini yaitu seluruh siswa di SDN Margacinta dengan Teknik menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunaka kusioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan skor pengetahuan siswa setelah intervensi (p-value ?0,05). Kertas gantung dapat digunakan sebagai media yang menarik untuk meningkatkan pengetahuan tentang jajanan  sehat. Pendidikan kesehatan sebaiknya dilakukan secara berlanjut dengan menggunakan media-media menarik lainnya untuk memberikan edukasi hingga anak sekolah dasar dapat memiliki pengetahuan hingga perilaku yang baik dalam memilih jajanan yang dikonsumsinya

    Kecemasan Siswa SMA terhadap Perubahan Seleksi SBMPTN menjadi SNBT Tahun 2023

    Get PDF
    Seleksi masuk perguruan tinggi negeri adalah hal yang penting dilakukan untuk menyeleksi siswa SMA yang akan meneruskan ke perguruan tinggi negeri (PTN), salah satunya adalah seleksi SBMPTN. Tahun 2023, Kemendikbudristek mulai memberlakukan perubahan khususnya pada seleksi SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) menjadi SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes). Peserta SNBT tahun 2023 wajib mengikuti UTBK terlebih dahulu seperti tahun-tahun sebelumnya namun untuk materi tesnya, UTBK 2023 terdiri atas Tes Potensi Skolastik (TPS), tes literasi, dan dihapuskannya tes untuk mata pelajaran. Fakta tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada siswa SMA yang disebabkan oleh perubahan situasi dalam hidupnya. Siswa bukan hanya sekedar mempersiapakan diri semaksimal mungkin, namun diharapkan mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Siswa harus melakukan ujian yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran kecemasan siswa SMA terhadap perubahan seleksi SBMPTN menjadi SNBT tahun 2023. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner ZSAS sebanyak 20 pernyataan dengan hasil uji validitas di rentang 0,397-0,794 dan uji reliabilitas 0,906. Hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan ringan 92,9 % dan kecemasan sedang 7,1 %. Dapat disimpulkan bahwa perubahan tersebut dapat menimbulkan kecemasan pada siswa SMA khususnya kecemasan ringan dan sedang karena suatu perubahan menjadi pemicu timbulnya kecemasan

    PENGARUH LOGOTHERAPY TERHADAP KEPUTUSASAAN PADA NARAPIDANA WANITA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN WANITA KELAS IIA BANDUNG

    Get PDF
    Angka kriminalitas setiap tahunnya mengalami peningkatan. Seseorang yang melakukan tindakan kriminalitas, dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan yaitu kerugian materil maupun imateril. Dengan tinggal di lapas, narapidana wanita akan mengalami loss  of family, loss of control, loss of model dan lack of stimulation sehingga dapat mengakibatkan keputusasaan. Dampak dari keputusasaan apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan depresi dan bunuh diri. Logotherapy adalah psikoterapi yang bertujuan untuk membantu individu menemukan makna hidup pada situasi apapun termasuk dalam situasi yang tidak menyenangkan. Tahapan dari logotherapy ini dilakukan 4 sesi yaitu pengkajian, stimulasi imajinasi kreatif, memproyeksikan makna hidup dalam kehidupan sehari-hari dan evaluasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh logotherapy terhadap keputusasaan pada narapidana wanita di Lapas wanita kelas IIA Bandung. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pre-post test non equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua narapidana wanita yang mengalami keputusasaan dan tidak mengalami depresi berat sebanyak 57 orang. Cara pengambilan sampel adalah secara total sampling. Penelitian dilakukan terhadap 57 responden yang terdiri dari 29 orang kelompok intervensi dan 28 kelompok kontrol. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner Beck Hopelessness Scale (BHS). Analisa data univariat yaitu dengan menghitung distribusi frekuensi dan sentral tendensi. Analisa bivariat menggunakan Paired  t-test dan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh logotherapy pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan logotherapy dengan nilai p value 0,001 dan t hitung 14,61. Rekomendasi hasil penelitian adalah perlunya pelaksanaan logotherapy dalam program pembinaan mental para narapidana yang mengalami keputusasaan di lapas wanita.Â

    Hubungan Kecemasan Dengan Pencapaian Target Kompetensi Praktek Klinik Keperawatan Dasar Mahasiswa Prodi Keperawatan UPI Kampus Sumedang

    Get PDF
    Dalam pendidikan keperawatan banyak metode yang dapat digunakan untuk mencetak perawat agar mempunyai sikap profesionalisme. Salah satu metode pembelajaran keperawatan yang digunakan pada saat mahasiswa dapat melihat pasien secara langsung di lapangan disebut pembelajaran praktek klinik keperawatan. Seringkali mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di rumah sakit akan mengalami kecemasan di awal praktik. Penyebab kecemasan antara lain tidak bisa berkomunikasi dengan pasien, tidak bisa melaksanakan tindakan keperawatan, target kompetensi tidak tercapai dan karena baru pertama kali praktek di Rumah Sakit. Selama praktek di Rumah Sakit mahasiswa harus dapat mencapai target kompetensi yang sesuai dengan kurikulum. Dengan adanya kecemasan yang dialami oleh mahasiswa dapat mempengaruhi terhadap pencapaian target kompetensi yang harus dicapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan pencapaian target kompetensi dalam praktik klinik keperawatan dasar pada mahasiswa Tingkat II Prodi Keperawatan UPI Kampus Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan deskriptif korelasional. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan questioner ZSAS untuk kecemasan dan lemar checklist untuk pencapaian target kompetensi. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata tingkat kecemasan pada mahasiswa berada pada kecemasan ringan, rata-rata mahasiswa saat praktek klinik keperawatan dasar menunjukan pencapaian kompetensi baik dan  tidak ada hubungan antar kecemasan dengan pencapaian kompetensi  dengan nilai sig 0,687. Oleh karena masih adanya mahasiswa yangmengalami kecemasan, disarankan agar dilakukan terapi modalitas untuk mengatasi masalah kecemasan dalam menghadapi praktek klinik keperawatan.. Kata kunci: Kecemasan, Target pencapaian Kompetensi, Keperawatan dasa

    Upaya Peningkatan Kesehatan Jiwa Masyarakat Melalui Pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)

    Get PDF
    Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa yang ditandai dengan adanya klien gangguan jiwa yang belum melakukan pengobatan, dan ada klien yang tidak melakukan pengobatan secara teratur ke puskesmas sehingga terjadi kekambuhan serta ditemukannya perilaku klien yang mengancam keamanan dan kenyamanan warga masyarakat. Upaya penanganannya dengan memberikan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa berbasis masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa guna untuk memberdayakan masyarakat menuju kemandirian berupa masyarakat sadar, mau dan mampu mencegah serta mengatasi masalah kesehatan jiwa warganya. Kegiatan ini bertujuan untuk terbentuknya Desa Siaga Sehat Jiwa, terdeteksinya kondisi kesehatan jiwa masyarakat, dilakukannya pelatihan kader kesehatan jiwa untuk memberdayakan warga masyarakat, dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga tentang pentinganya kesehatan jiwa. Metodologi dilakukan dengan menggunakan kaji tindak untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat tentang masalah kesehatan jiwa. Adapun yang dihasilkan adalah terbentuknya Desa Siaga Sehat Jiwa, adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan jiwa dalam deteksi setelah 5 kali pendampingan, dan hasil deteksi menunjukan peningkatan jumlah ODGJ sebesar 19 dan hampir setengahnya kelompok risiko mengalami hipertensi. Kata kunci: Desa Siaga Sehat Jiwa, Kesehatan jiwa, Kader Kesehatan Jiw

    Interprofessional Education (IPE) dalam Keperawatan

    Get PDF
    This study aims to complete data articles related to interprofessional education in nursing so that accurate and comprehensive data can be obtained and are expected to be used as the basis for further research, especially in the development of interprofessional education. Research methods related to interprofessional education in nursing from 2010-2019 are based on data from Scopus, using the Publish or Perish (POP) search application, and using content analysis methods systematically. The results showed that the number of article publications had increased every year. This indicates that interprofessional competence in nursing education gets more attention from scientists and researchers. In conclusion, there is an increase in research tending to this topic every year. The highest search results of citations per article are 132. The journal that publishes interprofessional education the most used is bibliometrics. It is expected to see a map of research globally. Many are Journal of Interprofessional Care.   Keywords: Learning, Bibliometrics, Interprofessional Education, Nurs

    ENHANCING TEENAGERS’ KNOWLEDGE ABOUT MENARCHE CARE IN ELEMENTARY SCHOOL AGE THROUGH AUDIOVISUAL MEDIA

    Get PDF
    Teenagers are defined as the transition period from childhood to adulthood. In Indonesia, according to population projection data (2014), the number of teenagers reaches around 65 million or 25 percent over the 255 million population (Ministry of Health, 2015). In the 2014-2019 health development target, teenager reproductive problems are one of the biggest issues that must be a concern, one of which is the understanding of menarche or menstruation experienced. Data shows that a quarter of teens never talks about menstruation before experiencing menarche. Insufficient knowledge about menarche causes anxiety problems in adolescents, unpreparedness in dealing with menarche, and poor personal hygiene during menstruation which can have an impact on reproductive health. Based on this analysis, it is considered important to carry out community service to improve understanding and knowledge of menarche care at elementary school age. Audiovisual teaching media was used as a material and method. The sample size for community services was 50 participants, from 4 to 6-grade students. A self-administered questionnaire was used for pre and post-test data collection. The results showed differences between pre and post-test about knowledge of menarche care. Before applying the community service, there were 18% of girls were aware of menarche and menstrual hygiene. Meanwhile, the post-test result showed an improvement to 64%. Significant differences were observed among girls in terms of knowledge and perception related to menarche care. The promotion of health through education is expected to be able to increase the knowledge of young girls, so they can achieve both physical and psychological care and health

    Readiness Of Community Health Centers Nurse In Implementing Psychosocial Nursing Care During The COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    The COVID-19 pandemic has an impact on psychological changes: anxiety, depression, and fear which can cause psychosocial problems in the community. So, nurses are needed as holistic health care providers in carrying out psychosocial nursing care to help the recovery process of patients with psychosocial health problems during the COVID-19 pandemic as to reduce the risk of mental disorders. This study aims to determine the level of readiness of community health centers nurse in carrying out nursing care on psychosocial problems. This research uses quantitative descriptive research with a survey design. Respondents in this study were 105 health center nurses, using a simple random sampling technique. The descriptive data univariat analysis using SPSS Statistics 26 and the Behavioral Health Care Competency Survey instrument. The results showed that 57 respondents had high readiness (54.3%), 40 respondents had moderate readiness (38.1%), and as many as 8 respondents had low readiness (7.6%) in carrying out nursing care for psychosocial problems. Community Health Center nurses are ready to provide nursing care for psychosocial problems, as evidenced by the results of the nurse readiness survey at a high level. It shows that nurses can identify patients' psychosocial problems and provide appropriate interventions to people with psychosocial problems during the COVID-19 pandemic

    Self-Esteem Of Adolescents Who Failed To Be Admitted To Public Universities

    No full text
    Adolescents with failure tend to make self-esteem feel dissatisfied with themselves and their sense of wanting to be someone else, more often experience negative emotions, difficult to accept failure and excessive disappointment when failing. The purpose of this study to see a picture of self-esteem of adolescents who failed to be admitted to public universities, this study uses a quantitative descriptive design with a population of adolescents who failed to be admitted to public universities. The sampling technique in this study using simple random sampling, with a sample of 119 respondents and the method of data collection is by distributing questionnaires survey. The research instrument used Rosenberg self esteem scale that has been modified by the researcher and tested for validity and reliability. Validatas test results showed 0.868 then for the reliability results have a Cronbach Alpha value of 0.760. The results showed 7.57% had self-esteem problems after failing in public college admissions and 92.43% had no self-esteem problems

    Perception and Readiness of Nursing Lecturers on Interprofessional Education

    Get PDF
    ABSTRACT Interprofessional education (IPE) has received increasing attention in the last ten years, and this is because patients need better health services, and health problems are increasingly complex. The Interprofessional team consists of professionals from various health sciences who have specific knowledge, attitudes, skills, and abilities. They have particular goals based on the patient's health care needs. Not all these health workers received good enough IPE when they went to school. In this study, researchers will examine the readiness and perceptions of lecturers in nursing faculty regarding IPE. There are several reasons why the IPE is necessary. This study aims to explore more deeply the perceptions and readiness of nursing lecturers regarding IPE implementation in nursing education. This study used a descriptive comparative and correlational design. The survey had responses from nursing lecturers (n = 53). The total lecturer's scores of RIPLS were high, with a mean score of 75.17 (SD=5.01) and a mean score of 74.55 (SD=8.27) of the IEPS total scores. When comparing the demographic data with the total scores of RIPLS and IEPS quantitatively, there were no significant differences. Also, statistically significant correlations were found between RIPLS and IEPS (p >0.0001). Keywords:  Interprofessional Education (IPE); nursing; perception; readiness     ABSTRAK Pendidikan interprofessional (IPE) mendapat perhatian yang semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir, dan ini karena pasien membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, dan masalah kesehatan yang semakin kompleks. Tim Interprofessional terdiri dari para profesional dari berbagai ilmu kesehatan yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kemampuan tertentu. Mereka memiliki tujuan tertentu berdasarkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien. Tidak semua tenaga kesehatan tersebut mendapatkan IPE yang cukup baik saat mereka bersekolah. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji kesiapan dan persepsi dosen di fakultas keperawatan tentang IPE. Ada beberapa alasan mengapa IPE diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam persepsi dan kesiapan dosen keperawatan terhadap penerapan IPE dalam pendidikan keperawatan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dan korelasional. Survei tersebut mendapat tanggapan dari dosen keperawatan (n = 53). Nilai otal RIPLS dosen tinggi, dengan rerata skor 75.17 (SD=5.01) dan rerata skor 7.,55 (SD=8.27) dari total skor IEPS. Jika membandingkan data demografi dengan total skor RIPLS dan IEPS secara kuantitatif, tidak ada perbedaan yang signifikan. Juga, korelasi yang signifikan secara statistik ditemukan antara RIPLS dan IEPS (p=0,0001). Kata kunci: Pendidikan Interprofessional (IPE); keperawatan; persepsi; kesiapa
    corecore