153 research outputs found
Koordinasi dalam Pendistribusian Gas Liquefied Petroleum Gas (Lpg) 3 Kg di Kota Pekanbaru
The need for LPG gas, nowadays, being a very important needs in life, whether in the household or in the bisnis development. Besides decrease in economical, LPG also become one of these targets the government to replace the use of kerosene in society, namely by conversion program of kerosene to LPG 3 kg. for people who low levels of economic and micro businesses. Pekanbaru City, since in 2009, including the carrying out of the program. This distribution of LPG 3 kg gas requires a clear and explicit coordination. The purpose of this research is to find out how coordination in distributing gas LPG 3 kg in the city of Pekanbaru and to know what factors affect coordination in distributing gas LPG 3 kg.In theory Hasibuan, there are 4 (four) indicator of coordination, namely: the division of work, discipline, communication and unity of action.Research method used in this research is research qualitative. With technique done; namely snowball sampling, to key informer on this research is dept. of industry and trade and pertamina and informer appendages is agent LPG 3 kg. And this research result analysis and managed with techniques used.Based on the research that has been conducted, the results of this study indicate that coordination in distributing gas LPG 3 kg has done is still not going well. There are some indicators that are still not walking by the unity which shows that there is coordination. Factors that affect coordination in distributing this is a managerial hierarchy in the distribution mechanisms, procedures and applicable rules and plan and purpose that have been made in the distribution of gas LPG 3 kg
LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALMAN LAPANGAN DI SMK N 4 SURAKARTA
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan kegiatan terpadu dan saling mendukung satu dengan lainnya dalam rangka
mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau tenaga kependidikan yang
profesional. Penyelengaraan program KKN-PPL secara terpadu bertujuan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bagus dan bermutu, memperluas wawasan, melatih dan
mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan,
kemandirian, tanggungjawab, dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Tujuan lain adalah
memberikan gambaran dan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam hal alokasi waktu,
perencanaan program, pengelolaan, dan pendanaan yang efisien dan efektif. Program yang
dikembangkan mahasiswa dalam praktik KKN-PPL disesuaikan dengan program sekolah
sehingga dapat mendukung program-program yang ada di sekolah.
KKN-PPL ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Surakartayang berlokasi di Jalan LU
Adisucipto No.40. Kegiatan KKN-PPL dilaksanakan mulai tanggal 15 Maret 2014 sampai
dengan 19 September 2014. Berdasarkan analisis situasi dan observasi baik sekolah maupun
kelas, telah dilaksanakan berbagai program. Dalam kegiatan praktek mengajar, mahasiswa
dibimbing oleh guru pembimbing mata pelajaran. Pelaksanaan praktek mengajar sesuai dengan
jadwal guru pembimbing mata pelajaran.
Dari program KKN-PPL ini mahasiswa telah memperolah manfaat baik dari praktek
maupun kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan KKN-PPL ini. Dari kegiatan
tersebut mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses kegiatan belajar
disekolah
Restructuring Of Students’ Thinking in Junior High School Through Defragmentation for Solving Mathematical Problems
Problem-solving in math is still a problem today. Studies show that students still make mistakes in answering math problems. Errors in answering the questions indicate that there is fragmentation in the thinking structure of students. This article uses a systematic review method. Researchers selected articles according to the criteria and found 9 articles with a total of 25 research subjects. Data collection was carried out in two main stages, namely the search and selection stages. The results show that students experience many obstacles at the stage of re-checking the integrity of the completion steps because of the habit of students who skip the re-examination and are sure that the answer is correct. A common type of error in the construction of a mathematical concept is a construction hole. Construction holes can be overcome by the emergence of schemes to complement the imperfections of students' thinking structures in solving mathematical problems. The type of defragmentation that is most often given is scaffolding. Scaffolding is considered the most effective for all types of mistakes made because it can be done and later reduced so that students can solve math problems independently
Restructuring Of Students’ Thinking in Junior High School Through Defragmentation for Solving Mathematical Problems
Problem-solving in math is still a problem today. Studies show that students still make mistakes in answering math problems. Errors in answering the questions indicate that there is fragmentation in the thinking structure of students. This article uses a systematic review method. Researchers selected articles according to the criteria and found 9 articles with a total of 25 research subjects. Data collection was carried out in two main stages, namely the search and selection stages. The results show that students experience many obstacles at the stage of re-checking the integrity of the completion steps because of the habit of students who skip the re-examination and are sure that the answer is correct. A common type of error in the construction of a mathematical concept is a construction hole. Construction holes can be overcome by the emergence of schemes to complement the imperfections of students' thinking structures in solving mathematical problems. The type of defragmentation that is most often given is scaffolding. Scaffolding is considered the most effective for all types of mistakes made because it can be done and later reduced so that students can solve math problems independently
PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK DI CHACHA MILKTEA JL. GEJAYAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh faktor internal secara bersama-samaterhadap keputusan konsumen dalam membeli produk di ChaCha MilkTea Jl Gejayan, 2) Faktor internalyang paling mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk di ChaCha MilkTea Jl Gejayan.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yangmembeli minuman di ChaCha MilkTea Jl Gejayan kurang lebih sebesar 500 orang per harinya. Sampelditentukan dengan referensi dari Riduwan dan Kuncoro dengan taraf kesalahan 5% sehingga sampeldalam penelitian ini sebanyak 83 konsumen.Metode analisis data ini menggunakan regresi bergandadengan alat analisis uji F dan uji t pada tingkat signifikansi sebesar 5 %, sumbangan efektif (SE) dansumbangan relatif (SR). Hasil Penelitian ini adalah 1) Faktor internal yang terdiri dari motivasi,pengamatan, belajar, kepribadian dan sikap secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikanterhadap keputusan pembelian yang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 8,535. 2) Faktor internal belajarmerupakan faktor yang paling mempengaruhi diantara keempat faktor yang lainnya (faktor internalmotivasi, pengamatan, kepribadian dan sikap) dengan nilai sumbangan efektif (SE) dan sumbanganrelatif (SR) masing-masing sebesar 7,9% dan 24,9% terhadap keputusan konsumen dalam membeliproduk di ChaCha MilkTea Jl. Gejayan.Kata kunci: Faktor Internal, Keputusan Pembelian, ChaCha MilkTe
Defragmentasi Lubang Konstruksi siswa Sekolah Menengah Pertama dalam menyelesaikan masalah Geometri menggunakan Scaffolding Building BLocks
ABSTRAK
Masalah geometri yang juga memiliki banyak cara untuk menyelesaikannya. Terkait hal tersebut diketahui siswa memahami masalah dengan baik, namun ketika merencanakan penyelesaian dan menyelesaikan soal, ia justru tak mampu memecahkannya. Selain itu, siswa bahkan bisa salah dalam menjawab soal yang diberikan. Hal ini diakibatkan siswa tidak mampu menggunakan konsep-konsep yang ia ketahui sebelumnya dengan tepat ketika menyelesaikan masalah. Hal tersebut dapat diatasi dengan defragmentasi Proses tersebut dapat dilakukan melalui scaffolding, salah satunya seperti building blocks.
Alat tersebut dipilih sebagai alat bantu defragmentasi karena benda tersebut dapat membangun visualisasi bangun ruang yang menjadi masalah. Penelitian ini berfokus pada satu kesalahan struktur berpikir siswa, yaitu lubang konstruksi. Lubang konstruksi terjadi akibat ketidaklengkapan atau ketidaksempurnaan siswa dalam proses pembentukan konsep matematika. Oleh karena itu, defragmentasi dengan pemunculan skema dilakukan untuk mengisi ketidaklengkapan tersebut menggunakan scaffolding building blocks.
Subjek dalam penelitian ini sebanyak tiga belas siswa kelas VIII SMP yang tersebar di tiga sekolah, yaitu SMP Islam Sabilurrosyad, SMP Islam Terpadu Insan Permata Malang, dan MTs Daruttauhid. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat partisipan. Sumber data berasal dari 13 subjek terpilih yang diambil dari lembar jawaban siswa, hasil wawancara, dan hasil pengamatan. Pengumpulan data dari tes tulis, wawancara semi terstruktur, dan pengamatan. Teknik analisis dilakukan dengan mentranskip dan mengkodekan, mengkategorisasikan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Triangulasi yang dilakukan dengan triangulasi metode.
Lubang konstruksi terdiri atas 4 kelompok berdasarkan penyebab utama kesalahan struktur berpikir tersebut. Kelompok 1 disebut dengan Skipped the Step, sedangkan kelompok 2 dinamakan Incomplete the Steps. Dua kelompok teratas ini tidak menggunakan scaffolding building blocks dalam proses defragmentasinya. Sementara itu, dua kelompok lainnya yaitu kelompok 3 (Uncleared the Steps) dan kelompok 4 (Unfinished the Steps) menggunakan scaffolding building blocks memerlukan scaffolding building blocks dalam proses defragmentasi. Hal ini disebabkan ketidakmampuan dalam mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan serta memperbaiki secara mandiri. Perbedaan antara keduanya terletak pada fungsi penggunaan scaffolding building blocks serta peran pembimbing dalam membantu siswa. Siwa di tingkat ketiga hanya memerlukan building blocks untuk mengonfirmasi kebenaran penjelasan yang diterima dan bimbingan boleh diberikan oleh ahli maupun tidak. Siswa di tingkat keempat membutuhkan building blocks sebagai alat peraga selama proses bimbingan untuk mendefragmentasi kesalahan-kesalahan yang dibuat dan bimbingan harus diberikan oleh pengajar atau ahli materi terkait.
ABSTRACT
Geometry problems also have many ways to solve them. Regarding this, it is known that students understand the problem well, but when planning solutions and solving problems, they are not able to solve them. In addition, students can even be wrong in answering the questions given. This is because students are not able to use the concepts that they know before correctly when solving problems. This can be overcome by defragmentation. This process can be carried out through scaffolding, one of which is building blocks. The tool was chosen as a defragmentation tool because it can build a visualization of the spatial structure that is the problem. This study focuses on one error in students' thinking structures, namely construction holes. Construction holes occur due to incompleteness or imperfection of students in the process of forming mathematical concepts. Therefore, defragmentation with schema appearance is carried out to fill in the incompleteness using scaffolding building blocks.
The subjects in this study were thirteen grade VIII junior high school students spread across three schools, namely Sabilurrosyad Islamic Junior High School, Insan Permata Integrated Islamic Junior High School Malang, and Daruttauhid MTs. The presence of the researcher in this study was as a participant-observer. Sources of data came from 13 selected subjects taken from student answer sheets, interviews, and observations. Collecting data from written tests, semi-structured interviews, and observations. The analysis technique is done by transcribing and coding, categorizing data, reducing data, presenting data, and drawing conclusions. Triangulation is done by the triangulation method.
The construction hole consists of 4 groups based on the main cause of the thinking structure error. Group 1 is called Skipped the Step, while group 2 is called Incomplete the Steps. The top two groups do not use scaffolding building blocks in their defragmentation process. Meanwhile, two other groups, namely group 3 (Uncleared the Steps) and group 4 (Unfinished the Steps) using scaffolding building blocks require scaffolding building blocks in the defragmentation process. This is due to the inability to identify the mistakes made and correct them independently. The difference between them lies in the function of using scaffolding building blocks and the role of mentors in helping students.
Students at the third level only need building blocks to confirm the correctness of the explanations received and guidance may or may not be given by experts. Students at the fourth level need building blocks as teaching aids during the guidance process to defragment the mistakes made and guidance must be given by the teacher or related material expert.
مستخلص البحث
وللمسائل الهندسية أيضًا طرق عديدة لحلها. فيما يتعلق بهذا ، من المعروف أن الطلاب يفهمون المشكلة جيدًا ، لكن عند التخطيط للحلول وحل المشكلات ، لا يمكنهم حلها. بالإضافة إلى ذلك ، قد يكون الطلاب مخطئين في الإجابة على الأسئلة المطروحة. هذا لأن الطلاب غير قادرين على استخدام المفاهيم التي كانوا يعرفونها من قبل بشكل صحيح عند حل المشكلات. يمكن التغلب على هذا عن طريق إلغاء التجزئة ، ويمكن تنفيذ هذه العملية من خلال السقالات ، أحدها هو اللبنات الأساسية. تم اختيار الأداة كأداة لإلغاء التجزئة لأنها يمكن أن تبني تصورًا للهيكل المكاني الذي يمثل المشكلة. تركز هذه الدراسة على خطأ واحد في هياكل تفكير الطلاب وهو الثقوب الإنشائية. تحدث ثقوب البناء بسبب عدم اكتمال أو نقص الطلاب في عملية تكوين المفاهيم الرياضية. لذلك ، يتم تنفيذ إلغاء التجزئة بمظهر المخطط لملء النقص باستخدام وحدات بناء السقالات.
كانت المواد في هذه الدراسة من طلاب الصف الثالث عشر من الصف الثامن الإعدادية موزعين على ثلاث مدارس ، وهي مدرسة الإسلامية الإعدادية ، ومدرسة المتكاملة الإسلامية الإعدادية ، و حضور الباحث في هذه الدراسة كان كمراقب مشارك. جاءت مصادر البيانات من 13 موضوعًا تم اختياره مأخوذة من أوراق إجابات الطلاب والمقابلات والملاحظات. جمع البيانات من الاختبارات الكتابية والمقابلات شبه المنظمة والملاحظات. تتم تقنية التحليل عن طريق النسخ والترميز ، وتصنيف البيانات ، وتقليل البيانات ، وتقديم البيانات ، واستخلاص النتائج. يتم التثليث عن طريق طريقة التثليث.
يتكون ثقب البناء من 4 مستويات بناءً على السبب الرئيسي لخطأ بنية التفكير. المجموعة 1 تسمى تخطي الخطوة ، بينما المجموعة 2 تسمى الخطوات غير مكتملة. لا تستخدم المجموعتان العلويتان اللبنات الأساسية للسقالات في عملية إلغاء التجزئة. وفي الوقت نفسه ، هناك مجموعتان أخريان ، وهما المجموعة 3 (لم يتم توضيح الخطوات) والمجموعة 4 (لم يتم الانتهاء من الخطوات) باستخدام وحدات بناء السقالات ، تتطلب سقالات بناء في عملية إلغاء التجزئة. ويرجع ذلك إلى عدم القدرة على تحديد الأخطاء المرتكبة وتصحيحها بشكل مستقل. يكمن الاختلاف بين المستويين في وظيفة استخدام اللبنات الأساسية للسقالات ودور الموجهين في مساعدة الطلاب. يحتاج الطلاب في المستوى الثالث فقط إلى اللبنات الأساسية لتأكيد صحة التفسيرات التي تم تلقيها وقد يقدم الخبراء أو لا يقدمون التوجيه. يحتاج الطلاب في المستوى الرابع إلى اللبنات الأساسية كمساعدات تعليمية أثناء عملية التوجيه لإلغاء تجزئة الأخطاء التي تم ارتكابها ويجب تقديم التوجيه من قبل المعلم أو خبير المواد ذي الصلة
PENGARUH FAKTOR INTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK DI CHACHA MILKTEA JL. GEJAYAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh faktor internal
secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk di
ChaCha MilkTea Jl Gejayan, (2) Faktor internal yang paling mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli produk di ChaCha MilkTea Jl Gejayan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah konsumen yang membeli minuman di ChaCha MilkTea Jl
Gejayankurang lebih sebesar 500 orang per harinya. Teknik pengambilan sampel
menggunakan teknik insidental sampling dan sampel ditentukan dengan referensi
dari Riduwan dan Kuncoro dengan taraf kesalahan 5% sehingga sampel dalam
penelitian ini sebanyak 83 konsumen. Uji cobapenelitian ini menggunakan angket
tertutup dengan Skala Likert . Uji validitas instrumen menggunakan validitas
konstruk expert judgement , validitas isi dengan korelasi Product Moment dan Uji
reliabilitas menggunakan Alfa Cronbrach . Metode analisis data ini menggunakan
regresi berganda dengan alat analisis uji F dan uji t pada tingkat signifikansi
sebesar 5 %, sumbangan efektif (SE) dan sumbangan relatif (SR).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Faktor internal yang terdiri dari
motivasi, pengamatan, belajar, kepribadian dan sikap secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian yang
ditunjukkan dengan nilai F sebesar 8,535.(2) faktor internal belajar merupakan
faktor yang paling mempengaruhi diantara keempat faktor yang lainnya (faktor
internal motivasi, pengamatan, kepribadian dan sikap) dengan nilai sumbangan
efektif (SE) dan sumbangan relatif (SR) masing-masing sebesar 7,9% dan 24,9%
terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk di ChaCha MilkTea Jl.
Gejayan.
Kata kunci : Faktor Internal, Keputusan Pembelian, ChaCha MilkTe
Pemberian Scaffolding untuk Memperbaiki Proses Berpikir Komputasional Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika
Berpikir komputasional didefinisikan sebagai proses pemecahan masalah menggunakan logika secara bertahap dan sistematis. Kemampuan berpikir ini sangat dibutuhkan untuk membantu dan memudahkan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa siswa belum mampu menggunakan abstraksi terhadap masalah matematika yang diberikan serta melakukan algoritma. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses berpikir komputasional siswa pada pemecahan masalah matematika melalui scaffolding menggunakan soal HOTS model PISA materi program linear kelas XI di MA Daruttauhid Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun data penelitian terdiri atas jawaban siswa, think aloud, dan hasil wawancara semiterstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa scaffolding dapat membantu dan memperbaiki proses berpikir komputasional karena pemberian pertanyaan, petunjuk, pengingat, arahan, atau dorongan membuat berpikir komputasional siswa menjadi aktif secara optimal. Hal ini dibuktikan dari tahapan berpikir komputasional siswa yang sebelumnya hanya mampu mencapai pengenalan pola, menjadi siswa yang dapat mencapai tahap abstraksi dan berpikir algoritma dalam memecahkan masalah masalah matematika
Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Akademik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.
Penggunaan informasi dalam suatu organisasi merupakan hal yang mutlak karena pada dasarnya apa yang dibutuhkan dan apa yang disampaikan oleh suatu organisasi adalah informasi. Agar informasi dapat didayagunakan secara optimal dibutuhkan suatu sistem yang akan mengoptimalkan pendayagunaan informasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem formal tentang golongan, dan penyebaran informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi. Sistem yang telah maju tidak hanya mengerjakan fungsi tata usaha akan tetapi juga memberikan bantuan pengambilan keputusan kepada manajemen. Meskipun jarang terjadi, sistem terprogramkan mampu memonitor dan mengarahkan operasi-operasi tertentu tanpa bantuan manusia.\ud
Penggunaan informasi dalam suatu organisasi berfungsi sebagai suatu pertimbangan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang kemudian diterapkan dalam bentuk pelayana
- …
