41 research outputs found
Analisis Kebangkrutan dengan Model Altman Z-score Sektor Aneka Industri di Bei Periode 2013-2014
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebangkrutan Perusahaan sektor aneka industri sebanyak 36 Perusahaan dengan menggunakan model ALTMAN Z-Score pada tahun 2013-2014. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yakni berupa data Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia dan diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui website: www.idx.com. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil index Z-Score pada Perusahaan sektor aneka industri tahun 2013 diduduki oleh PT. SAT Nusa Persada Tbk pada subsektor elektronika dan tahun 2014 diduduki oleh PT. Kmi Wire Cable Tbk pada subsektor kabel dengan peringkat pertama tertinggi dengan kondisi sehat, sedangkan yang menduduki peringkat paling terakhir dan terendah di Perusahaan sektor aneka industri di BEI tahun 2013 dan 2014 adalah PT. Asia Pacific Fiber Tbk pada subsektor tekstil & garmen dengan kondisi bangkrut. Serta hasil penelitian ini tidak konsisten/ sesuai dengan Kenyataan sebenarnya yang menunjukkan bahwa metode altman tidak dapat dijadikan alat untuk mengindikasikan kecendrungan terhadap kebangkrutan. Implikasi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk perbaikan dan koreksi sehingga terhindar dari kebangkrutan
Analisis Kebangkrutan dengan Model Altman Z-score pada Perusahaan Subsektor Logam & Sejenisnya di Bei Periode 2014
Kebangkrutan Perusahaan merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi dalam dunia USAha baik dipengaruhi oleh pihak internal maupun eksternal Perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebangkrutan Perusahaan subsektor logam & sejenisnya sebanyak 15 Perusahaan dengan menggunakan model ALTMAN Z- Score pada tahun 2014. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yakni berupa data Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia dan diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui website: www.idx.com. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil index Z-Score pada Perusahaan subsektor logam dan sejenisnya tahun 2014 diduduki oleh PT. Alaska Industrindo Tbk dengan peringkat pertama tertinggi dengan kondisi sehat, sedangkan yang menduduki peringkat paling terakhir dan terendah adalah PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk dengan kondisi bangkrut. Serta hasil penelitian ini tidak konsisten/ sesuai dengan Kenyataan sebenarnya yang menunjukkan bahwa metode altman tidak dapat dijadikan alat untuk mengindikasikan kecendrungan terhadap kebangkrutan
Analisis Kebangkrutan dengan Model Altman Z-score Sektor Aneka Industri di Bei Periode 2013-2014
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebangkrutan Perusahaan sektor aneka industri sebanyak 36 Perusahaan dengan menggunakan model ALTMAN Z-Score pada tahun 2013-2014. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yakni berupa data Laporan Keuangan Publikasi Perusahaan yang diterbitkan Bursa Efek Indonesia dan diperoleh dari media internet dengan mendownload melalui website: www.idx.com. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil index Z-Score pada Perusahaan sektor aneka industri tahun 2013 diduduki oleh PT. SAT Nusa Persada Tbk pada subsektor elektronika dan tahun 2014 diduduki oleh PT. Kmi Wire Cable Tbk pada subsektor kabel dengan peringkat pertama tertinggi dengan kondisi sehat, sedangkan yang menduduki peringkat paling terakhir dan terendah di Perusahaan sektor aneka industri di BEI tahun 2013 dan 2014 adalah PT. Asia Pacific Fiber Tbk pada subsektor tekstil & garmen dengan kondisi bangkrut. Serta hasil penelitian ini tidak konsisten/ sesuai dengan Kenyataan sebenarnya yang menunjukkan bahwa metode altman tidak dapat dijadikan alat untuk mengindikasikan kecendrungan terhadap kebangkrutan. Implikasi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk perbaikan dan koreksi sehingga terhindar dari kebangkrutan
PENGARUH KINERJ A PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN JENIS CONSUMERGOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
This study aimed to examine the effect of firm performance and firm size on the
stock return of consumer goods company which listed in Indonesian Stock
Exchange, which firm performance focus on Earning Per Share (EPS), Debt to
Equity Ratio (DER), and Price
to Book Value (PBV). The sample used in this
study are consumer goods companies which listed in Indonesia Stock Exchange
period 2011
-
2015. The sample consist 16 consumer goods companies.This study
used purposive sampling method in determining sample and m
ultiple linear
regression analysis to examine the effect of independent variables on the
dependent variable.This result show that Price to Bool Value (PBV) has positive
significant effect on stock return ,EPS and firm size have negative and
insignificant
to stock return,while DER has positive and insignificant to stock
return. The research has implication that investor should consider PBV when
invest on stock.
Key Words
:
Effect on Stock Return, Firm Performance, EPS, DER, PBV,
Firm Siz
STUDI KOMPARASI ANTARA METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2009 - 2010
Pendidikan adalah suatu usaha untuk membantu dan membimbing
anak didik untuk mencapai kedewasaan. Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar
dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang berlangsung di sekolah
adalah adanya interaksi aktif antara siswa dan guru. Guru bukan hanya menjadi
pusat dari kegiatan belajar mengajar, namun keterlibatan siswa aktif menjadi hal
yang tidak kalah pentingnya. Agar dapat memancing siswa untuk terlibat aktif
dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, diantaranya adalah dengan menguasai
dan dapat menerapkan pendekatan serta metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang akan disampaikan, sehingga dapat tercipta kondisi pembelajaran yang
baik di kelas dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan
baik.
SMP Negeri 2 Mojolaban pada tahun 2009 telah menerapkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pembelajaran. Berdasarkan observasi peneliti sebelum melakukan
penelitian di SMP Negeri 2 Mojolaban, diketahui data sekunder hasil belajar
geografi siswa masih kurang maksimal karena rata-rata nilai mid semester mata
pelajaran geografi pada Kelas VIII sebesar 57 sedangkan Kriteria Ketuntasan
Minimum di SMP Negeri 2 Mojolaban adalah 60. Hal tersebut dikarenakan
metode pembelajaran yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah
dan kurang bervariasi sehingga membuat siswa merasa bosan. Adanya rasa bosan
dari siswa terlihat dari indikator sikap siswa diantaranya siswa mengantuk saat
pelajaran berlangsung, siswa bercanda satu sama lain saat diterangkan oleh guru
bahkan mengganggu teman yang lain yang menyebabkan materi yang
disampaikan guru tidak sepenuhnya terserap oleh siswa sehingga hasil belajarnya
kurang maksimal.
Siswa yang merasa cocok dengan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan guru dalam mengajar akan merasa senang, sehingga menjadibersemangat dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Materi
yang disampaikan guru menjadi mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh
siswa.
Metode pembelajaran yang digunakan guru erat hubungannya dengan
hasil belajar. Dengan metode mengajar yang tepat dan bervariasi, maka
pemahaman siswa mengenai konsep materi yang disampaikan guru menjadi lebih
baik. Jika siswa memiliki pemahaman konsep yang baik, maka mereka akan
dengan mudah mengerjakan berbagai macam variasi soal yang pada prinsipnya
mempunyai konsep yang sama. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik. Menurut Sudjana (2005: 22) hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal, salah satunya
dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini menitikberatkan
proses belajar dalam kelompok. Proses belajar dalam kelompok membantu siswa
menemukan dan membangun pemahaman tentang materi pelajaran yang
dipelajari.
Pada dasarnya setiap metode mengajar memiliki kelebihan dan
kelemahan oleh karena itu dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode
sesuai dengan materi yang diinginkan. Jadi perlu adanya suatu metode lain yang
dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, yaitu metode yang didalamnya
bisa memacu siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini
menggunakan metode pembelajaran kooperatif. Slavin (1995:2) menyatakan
bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode belajar dimana
siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu
sama lainnya dalam dunia pendidikan”. Metode kooperatif menurut Slavin
dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu: Students Teams Achievement Division
(STAD), Teams Games Tournament (TGT), Teams Assited Individualization
(TAI), Cooperatif Intregrated Reading And Compositions (CIRC), dan Jigsaw.
Pada penelitian ini menggunakan metode Teams Games Tournament
(TGT). Pendekatan pembelajaran metode TGT ini memiliki kesamaan dalam
pembentukan kelompok dan pembagian materi pada STAD, namun kuis- kuisdiganti dengan tournament-tournament, seperti bekerja dalam kelompok. Dalam
pembelajaran pada pendekatan Teams Games Tournament (TGT) ini semua
kelompok memiliki peluang yang sama untuk sukses (mendapatkan nilai yang
tinggi). Pada penggunaan metode pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) ini menggunakan bentuk teka- teki silang. Upaya itu dapat dilakukan
dengan memberi variasi cara mengajar dalam kegiatan belajar mengajar
agar tidak menimbulkan kebosanan siswa pada metode pembelajaran yang sudah
biasa digunakan, dan membantu siswa agar berlatih berpikir kritis dan analisis
dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Metode pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) juga memiliki keterbatasan yaitu masih adanya siswa yang
berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada
siswa lainnya, selain itu suasana kelas terkesan ribut dan kurang tertib.
Variasi metode pembelajaran yang lain adalah metode diskusi. Metode
diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar
memecahkan masalah. Metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki
arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan
pendapatnya secara bebas dan mandiri. Metode diskusi memiliki keterbatasan
yaitu memerlukan waktu yang tidak terbatas, pembicaraan atau pembahasan
sering meluas dan mengambang, dan didominasi oleh orang-orang tertentu yang
biasanya aktif
Kedua metode pembelajaran di atas tidak dapat dikatakan mana yang
paling baik karena masing-masing metode memiliki karakteristik tertentu dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing, oleh karena itu, berdasarkan
perbandingan konsep kedua metode pembelajaran di atas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian untuk membandingkan penggunaan metode pembelajaran
Teams Games Tournament (TGT) dengan metode diskusi pada kompetensi dasar
Mendiskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya
dalam pembangunan berkelanjutan. Hasil perbandingan penggunaan kedua
metode tersebut, akhirnya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar geografi antara yang menggunakan Metode Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT dengan Metode diskusi. Berdasarkan hal tersebut maka penulismengadakan penelitian yang berjudul : “Studi Komparasi Antara Metode
Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dan Diskusi Terhadap Hasil
Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Mojolaban Tahun Ajaran 2009
- 2010”
Ajiansembogo dalam merias pengantin dan implikasinya terhadap aqidah Islam di Desa Ngadimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung
Kebudayaan merupakan warisan tradisi dari nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun. Dalam kebudayaan Jawa sistem religi atau agama memiliki pengaruh yang besar. Religi animisme-dinamisme yang menjadi akar budaya asli Indonesia cukup memiliki daya tahan yang kuat terhadap pengaruh kebudayaan yang telah berkembang maju. Ciri khas religi animisme-dinamisme adalah menganut kepercayaan roh dan daya gaib yang bersifat aktif. Salah satu bentuk kebudayaan zaman dahulu yang masih dilakukan hingga sekarang adalah ajian Sembogo.
Sembogo adalah salah satu ajian pengasihan warisan leluhur yang memiliki khasiat ampuh. Biasanya ajian Sembogo ini diterapkan sesuai kebutuhan, salah satunya digunakan oleh pengantin wanita guna terlihat sempurna di pelaminan. Penerapan Sembogo dalam pengantin ini dilakukan oleh perias pengantin saat sedang merias calon pengantin wanita yang disebut dukun Manten. Sebelum melaksanakan tugasnya, biasanya dukun Manten menjalankan beberapa ritual agar saat merias nanti hasil yang diperoleh memuaskan. Ritual tersebut ada yang sesuai dengan ajaran Islam ada pula yang tidak. Karena itu, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana filosofi dan implikasi ajian Sembogo terhadap akidah Islam di Desa Ngadimulyo Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung.
Metode yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Sumber data yang digunakan adalah para informan baik yang terlibat maupun yang dianggap mengerti tentang tradisi tersebut, yaitu dukun manten, tokoh agama dan juga masyarakat serta buku-buku yang menunjang dalam penelitian tersebut. Sedangkan metode analisis data dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa filosofi penggunaan ajian Sembogo adalahmeneruskan warisan nenek moyang, agar terlihat manglingi, mendapat keselamatan dan sebagai penglaris. Selama mendatangkan manfaat yang baik maka ajian Sembogo boleh digunakan dalam pandangan Islam.Implikasi ajian Sembogo pengantin terhadap aqidah masyarakat Desa Ngadimulyo adalah sebagai seorang muslim diharapkan masyarakat bersikap arif dan bijaksana untuk mempertahankan nilai lama atau tradisi semacam iniagar keimanan-Nya tidak rusak sehingga menjadi manusia yang selalu bertakwa
PENGARUH PERSEPSI TENTANG SANKSI PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAPA KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK BADAN
Suci Kurniawati, 2011; The Influence of Perceptions of Taxation Sanctions, Taxpayer Awareness, and Corporate Financial Condition to Reporting Compliance of Corporate Taxpayer.
Self Assessment System implemented in Indonesia requires the taxpayer compliance rate is high. Many factors influence the level of taxpayer compliance, both from within and outside the taxpayer itself, such as understanding the taxpayer, fiskus attitudes, and environmental conditions that may encourage taxpayers to obey or disobey in taxation obligations.
This research is intended is to analyze the factors that influence the reporting compliance of corporate taxpayer on companies. This research focused on three things that affect the level of taxpayer compliance reporting, namely the perception of taxation sanctions, taxpayer awareness, and financial condition. Questionnaire was used to be the instrument of this research with the unit of analysis of 3382 companies listed in the KPP Menteng Tiga. The unit of observation of 100 respondents consisting of tax professionals and accounting who represent corporate taxpayers to report the SPT in the KPP Menteng Tiga. Respondents should meet predefined criteria, that are ever fill SPT and knowing about taxation sanctions and corporate financial condition.
Researchers using quantitative analysis, so that the numbers listed to represent the results of this research. In testing the hypothesis, researchers used multiple linear regression analysis test using SPSS 17 for Windows. The results of this research indicate that (1) Perseptions of taxation sanctions have a positive effect to reporting compliance of corporate taxpayer significantly, (2) Taxpayer awareness has a positive effect to reporting compliance of corporate taxpayer significantly, (3) Corporate financial condition has no effect to reporting compliance of corporate taxpayer.
The research was supported by past research has been done by Muliari and Setiawan (2010, Jatmiko (2006), and Elmanizar (2004)
EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN PIUTANG PAJAK (STUDI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA TEGALSARI)
Penagihan pajak yang efektif merupakan sarana yang tepat untuk mencapai target penerimaan pajak yang maksimal. Penagihan pajak merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong masyarakat agar bertanggung jawab dan ikut berperan dalam perkembangan pembangunan ekonomi. Penagihan pajak diawali dengan penerbitan Surat Teguran atau surat peringatan atau sejenis, yang kemudian dilanjutkan dengan penerbitan Surat Paksa apabila sudah mencapai jatuh tempo yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas dari pelaksanaan penagihan pajak serta mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Tegalsari dalam rangka meningkatkan pencairan piutang pajak.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara kepada pihak terkait dan melakukan dokumentasi untuk memperoleh hasil data Penagihan Pajak mengenai jumlah Surat Teguran dan Surat Paksa yang diterbitkan serta target dan realisasi pencairan piutang pajak pada tahun 2013 dan 2014 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Tegalsari
Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa Penagihan Pajak dengan menerbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa kepada penanggung pajak sebagai upaya untuk meningkatkan pencairan piutang pajak sudah sesuai dengan prosedur Direktorat Jenderal Pajak, Namun hasil menurut
kriteria pengukuran efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa belum dapat dikatagorikan efektif, karena berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus efektivitas menunjukan bahwa antara Surat Teguran dan Surat Paksa yang diterbitkan dengan target dan realisasi pencairan piutang yang dihasilkan kurang dari 50% atau dikatakan tidak efektif. Hal tersebut dikarenakan ditemukannya beberapa kendala antara lain kurangnya sumber daya yang memadai terutama terkait dengan seksi jurusita, Wajib Pajak yang lalai atas kewajibannya membayar utang pajakny
Teaching English Vocabulary By Using Touch And Go Game To The Fifth Grade Students Of Mi Mathaliul Falah 01 Tulakan Donorojo Jepara In 2015/2016 Academic Year
Vocabulary is one of the important aspects in learning English and vocabulary is one of three language components besides grammar and pronounciation. With the limited vocabulary, students will have difficulties in learning and understanding the foreign language. Meanwhile, the students of MI Mathlaliul Falah 01 Tulakan Donorojo Jepara have problems in vocabulary. The teacher only used the student’s worksheet and the reference is students worksheet “KTSP Bahasa Inggris” in teaching learning process. The students also get difficultiesin remembering the words. To solve the problems, the writer tried to use “Touch and Go” game as the alternative technique to teach English vocabulary. The students will get the new vocabulary and memorizing vocabulary. Based on conditional, the writerwant to do the researchwith entitled “Teaching English Vocabulary by using Touch and Go Game To Fifth Grade Students of MI Mathaliul Falah 01 Tulakan Donorojo Jepara in 2015/2016 Academic Year”.
The aim of this research is to find out whether or not there is a signifaicant difference between the vocabulary mastery of fifth grade students of MI Mathaliul Falah 01 Tulakan Donorojo Jepara in 2015/2016 academic year before and after being taught by using Touch and Go Game.
This is a quantitative research. The method of the research is experimental research which uses pre-test and post-test design of the research. The population of this research is the fifth grade students of MI Mathaliul Falah 01 Tulakan Donorojo Jepara that consist of 26 students.
The result of the research shows that the mean score of the vocabulary mastery of fifth grade students before taught by using Touch and Go Game is 62.88and the mean score of the vocabulary mastery of fifth grade students after being taught by using Touch and Go Game is 78.92. it can be concluded that t-obtained 5.21 in the level of significance α= 0.05 and the degree of freedom (df) 25 which is gained from N-1, the t-critical is 2.060. t-obtained is higher than t-critical (to>tt). So, the hypothesis states , “There is a significant difference between the vocabulary mastery of fifth grade students of MI Mathaliul Falah 01 Tulakan Donorojo Jepara in 2015/2016 academic year before and after being taught by using Touch andGo Game.
Based on the research above, the writersuggest thatthe English teacher may use Touch and Go Game in teaching English vocabulary . By using this game the students will not feel bored and the students can be interested in learning English