196 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN SMA NEGERI 1 KALASAN Bogem, Tamanmartani, Kalasan, Sleman

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mengenal serta menghayati seluk beluk lembaga pendidikan dengan segenap permasalahannya. Baik yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun kegiatan adminitrasi pendidikan. Melalui PPL mahasiswa dapat menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh di kampus untuk diterapkan kedalam lingkungan pendidikan, baik formal maupun non formal. PPL juga berfungsi sebagai salah satu cara melatih mental mahasiswa didepan dan diluar kelas. Selain itu, PPL dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam proses KBM, agar nantinya mahasiswa mempunyai bekal untuk terjun kedalam dunia pendidikan sebagai tenaga pendidik. Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan bekal mengajar secara operasional di sekolah, sehinggga mahasiswa tidak hanya belajar secara teoritis saja. Kegiatan PPL dilaksanakan di sekolah mulai tanggal 18 Juli2016 sampai 15 September 2016 di SMAN 1 KALASAN dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik sekolah, perguruan tinggi, maupun mahasiswa. Kegiatan atau program PPL yang dilaksanakan antara lain; melaksanakan pembelajaran langsung di kelas, pembuatan perangkat pembelajaran, serta pemberian tugas kepada peserta didik. Dalam kegiatan PPL di SMAN 1 KALASAN , penyusun mendapat kesempatan praktik mengajar mata pelajaran Tari Hegong di kelas XI MIPA 1-XI MIPA 5. Mahasiswa melakukan praktek mengajar Tari Hegong , setiap hari Senin jam ke 8-9 untuk kelas XI MIPA 4, untuk kelas IX B, Rabu jam ke 8-9 untuk kelas XI MIPA 5, Kamis jam ke 8-9 untuk kelas XI MIPA 3, dan Jumat jam ke 1-2 untuk kelas XI MIPA 1 serta jam ke 4-5 untuk XI MIPA 2 . Hasil yang diperoleh dari kegiatan PPL yaitu mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata berkaitan dengan perencanaan, penulisan perangkat pembelajaran, pengetahuan penerapan kurikulum baru, proses pembelajaran, pengolahan kelas, cara mengevaluasi hasil belajar, dan pengelolaan hasil belajar. Mahasiswa telah dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu serta keterampilan yang dimiliki sesuai dengan program studi masing-masing

    Pendioikan Sejarah dan Nasionalisme

    Full text link
    This article aims at reviewing how far history instruction has been ableto build nationalism spirit among the learners. Diversities of Indonesianpeople asan objective condition, especially in terms of ethnics, religions,cultures,and languages have been very susceptible to and potential causesof disintegrationof Indonesian people..History education laden withvalues of the· national struggles .for independence is considered as strategicmedia for rebuilding the nationalism spirit among the learners. Reinventingnationalism spirit among the learners ·as representatives for youthgeneration is very crucial for maintaining Indonesian integrity asanintegrated nation

    Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Pembelajaran Sejarah Berbasis Nilai-nilai Budaya Lokal Minangkabau di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perencanaan pendidikan karakter bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal Minangkabau dalam pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Rambatan; (2) Pelaksanaan pendidikan karakter bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal Minangkabau dalam pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Rambatan; (3) Evaluasi pendidikan karakter bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal Minangkabau dalam pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Rambatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Rambatan sebagai objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara obeservasi, wawancara dengan kepala sekolah, waka kurikulum, guru sejarah, siswa, dan pengumpulan dokumen yang relevan. Pemilihan sumber data ditentukan dengan tekniksnowball sampling. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dengan menggunakan panduan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan model interakitf dengan urutan sebagai berikut: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drwaing/verification). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan pendidikan karakter bangsa dalam pembelajaran sejarah berbasis nilai-nilai budaya lokal Minangkabau di SMA N 1 Rambatan disusun dalam perangkat pembelajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan rencana pembelajaran memuat nilai-nilai karakter bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal Minangkabau. (2) Pelaksanaan pendidikan karakter bangsa berbasis nilai-nilai budaya lokal Minangkabau dalam pembelajaran sejarah menggunakan beberapa metode pembelajaran diantaranya ceramah, diskusi, presentasi, dan tanya jawab. Dengan menggunakan metode-metode tersebut guru mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa dengan mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai karakter tersebut kepada siswa/i. (3) Evaluasi pendidikan karakter bangsa berbasis nilai- nilai budaya lokal Minangkabau dalam pembelajaran sejarah dilakukan guru dengan melakukan penilaian untuk melihat hasil dan ketercapaian kompetensi yang terdiri dari kompetensi pengetahuan (kognitif), kompetensi sikap (afektif), dan kompetensi keterampilan (psikomotorik) dan guru selalu melakukan penilaian melalui pengamatan secara objektif

    PENGARUH KETELADANAN GURU DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER: TINJAUAN PERSPEKTIF PESERTA DIDIK

    Get PDF
    Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh keteladanan guru terhadap upaya implementasi penanaman pendidikan karakter ditinjau dari perspektif peserta didik. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah studi literatur dan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan dan mengolah sumber bacaan seperti buku dan refrensi lain yang terkait dengan topik penelitian. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan empat peserta didik dari gender, sekolah, dan daerah yang berbeda. Setelah melakukan penelitian, peneliti menemukan bahwa keteladanan yang diperlihatkan oleh guru memberi persepsi dan pengaruh terhadap cara berpikir dan perilaku peserta didik. Penanaman pendidikan karakter tidak cukup jika hanya sebatas retorika dari guru karena peserta didik juga mengharapkan adanya sinkronisasi antara perkataan dan tindakan guru itu sendiri untuk memberi inspirasi keteladanan. Empat narasumber juga mengaku bahwa ada cara berpikir dan perilaku dalam dirinya yang terpengaruh dari keteladanan guru.Abstract:  This study aims to obtain information about the influence of teacher model on efforts to implement character education in the perspective of students. A literature review and descriptive research are the research methods used by the researcher. Collecting and analyzing reading sources such as books and other references relating to the research topic are used as data gathering approaches. In addition, the researcher conducted interviews with four students of various genders, schools, and geographical locations. After performing the investigation, the researcher discovered that the teacher's model had an impact on the students' way of thinking and behavior. Character education is insufficient if it is restricted to rhetoric from the teacher, because students need the teacher's words and deeds to be in sync in order to encourage exemplary behavior. Four interviewees also admitted that there are ways of thinking and behavior in them that are influenced by the teacher's model

    THE DESCRIPTION OF QILINS AT MASJID GEDHE MATARAM IN KOTAGEDE: AN ART ARCHAEOLOGICAL STUDY

    Get PDF
    Interaksi antarbudaya dalam kajian arkeologi seni memungkinkan corak budaya tertentu muncul di artefak budaya lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang kemunculan ornamen figur qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede, beserta teknik penggambaran dan prinsip-prinsip seni yang melekat padanya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan arkeologi seni dan ikonografi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ornamen qilin merupakan pemberian dari Sultan Palembang. Ornamen ini menjadi bukti adanya pengaruh Tiongkok di Nusantara. Qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede digambarkan dengan teknik denaturalistis atau stilasi. Penggambaran qilin memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kesatuan, keseimbangan, irama, dan kesebandingan simbol.   Intercultural interactions, in relation to the study of art archeology, have allowed certain cultural features to appear in other cultural artefacts. The aim of this study was to put forward the reasons behind the appearance of the qilins on the pulpit of the Masjid Gedhe Mataram in Kotagede, along with the depiction techniques and art principles attached to it. The research method used in this study was descriptive qualitative with an art archaeological and iconographical approach. The study indicated that the pulpit was a gift from Sultan of Palembang, demonstrating Chinese influence in this archipelagic nation (Nusantara). The qilins were portrayed using denaturalization or stylized techniques, highlighting the principles of fine art such as unity, balance, rhythm, and proportionality of symbol.Interaksi antarbudaya dalam kajian arkeologi seni memungkinkan corak budaya tertentu muncul di artefak budaya lain. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui latar belakang kemunculan ornamen figur qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede, beserta teknik penggambaran dan prinsip-prinsip seni yang melekat padanya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan arkeologi seni dan ikonografi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa ornamen qilin merupakan pemberian dari Sultan Palembang. Ornamen ini menjadi bukti adanya pengaruh Tiongkok di Nusantara. Qilin pada mimbar Masjid Gedhe Mataram Kotagede digambarkan dengan teknik denaturalistis atau stilasi. Penggambaran qilin memperhatikan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kesatuan, keseimbangan, irama, dan kesebandingan simbol.   Intercultural interactions, in relation to the study of art archeology, have allowed certain cultural features to appear in other cultural artefacts. The aim of this study was to put forward the reasons behind the appearance of the qilins on the pulpit of the Masjid Gedhe Mataram in Kotagede, along with the depiction techniques and art principles attached to it. The research method used in this study was descriptive qualitative with an art archaeological and iconographical approach. The study indicated that the pulpit was a gift from Sultan of Palembang, demonstrating Chinese influence in this archipelagic nation (Nusantara). The qilins were portrayed using denaturalization or stylized techniques, highlighting the principles of fine art such as unity, balance, rhythm, and proportionality of symbol

    Pengembangan LKS Sejarah Berbasis Pendidikan Karakter Bagi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui bagaimana proses mengembangkan Lembar Kegiatan Siswa Sejarah berbasis pendidikan karakter, dan (2) tingkat kelayakan Lembar Kegiatan Siswa berbasis pendidikan yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan dengan mengadaptasi langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall (1983). Desain pengembangan Lembar Kegiatan Siswa menggunakan tujuh langkah awal, yang meliputi: (a) pengumpulan informasi, (b) perencanaan, (c) pengembangan produk awal, (d) uji coba produk awal, (e) revisi produk awal, (f) uji coba lapangan, dan (g) revisi produk lapangan. Subjek uji coba terbatas terdiri dari 9 siswa kelas X SMA N 1 Depok. Subjek uji coba lapangan melibatkan seluruh siswa kelas X yang berjumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara, angket, lembar observasi check list guru dan buku, sedangkan penilaian produk dilakukan melalui validasi ahli, guru, dan lembar ujicoba siswa. Hasil penelitian ini adalah seperangkat lembar kerja siswa berbasis pendidikan karakter. LKS ini terdiri dari 6 bab, masing-masing bab terdapat aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta memuat penanaman nilai karakter. Untuk menguji kelayakan, materi divalidasi oleh ahli materi dan media. Hasil validasi menunjukkan nilai rata-rata 4.3 sesuai dengan rentang skor 4.2 ≤ X ≤ 5 yang berarti “sangat baik”. Hasil uji coba baik terbatas maupun lapangan menunjukkan nilai 4.0 yang sesuai dengan rentang skor 3.4 ≤ X ≤ 4.19 memenuhi kriteria “baik”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan layak untuk digunaka

    Uji kualitas air pada sumber mata air Desa Sumberbening Kabupaten Malang Selatan

    Get PDF
    Desa Sumberbening Kabupaten Malang Selatan memiliki 3 sumber mata air yakni sendang ngentup, sumber trubus dan kedung trubus yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan higiene sanitasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas air berdasarkan indikator bakteriologis, bioindikator plankton, parameter kimia, dan parameter fisik. Penelitian dilakukan di Desa Sumberbening Kabupaten Malang Selatan. Penelitian menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menujukkan nilai Most Probable Number seluruh sumber mata air mengalami pencemaran oleh bakteri Coliform menjadikan pemanfaatan sumber mata air untuk kebutuhan konsumsi perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan indeks keanekaragaman fitoplankton dan zooplankton menunjukkan sumber mata air Desa Sumberbening terjadi pencemaran dengan nilai indeks keanearagaman <2,00. Hasil menunjukkan berdasarkan parameter fisik dan kimia yakni suhu bau warna TDS dan pH dari seluruh sumber mata air yang dilakukan penelitian hanya kadar TDS sumber mata air sendang ngentup dan pH dari sumber mata air kedung trubus yang nilainya melebihi baku mutu air minum Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 yakni TDS sebanyak 519 mg/l dan pH dibawah 6,5, namun seluruh sumber mata air memenuhi syarat air bersih untuk sanitasi higiene karena nilainya tidak melebihi 1000 mg/l berdasarkan baku mutu air bersih Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017. Parameter kimia COD menunjukkan seluruh sumber mata air tercemar ringan dengan nilai antara 6-9 mg/l. Paremeter BOD menunjukkan sumber trubus dan kedung trubus mengalami pencemaran ringan dengan nilai antara 1-3mg/l, pencemaran sedang terdapat pada sumber mata air sendang ngentup dengan nilai 3,14 mg/l

    Kajian Konsep Pendidikan Karakter Menurut K.H. Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara: Suatu Refleksi Historis Kultural

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji gagasan pembaharuan pendidikan yang diajukan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara pada masa kolonial Belanda di Indonesia, serta kiprah mereka berdua dalam perjuangan pendidikan saat itu; (2) mengkaji dimensi pendidikan karakter dalam konsep pendidikan Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara sebagai dasar menghadapi situasi pada zamannya; (3) mengkaji lebih lanjut peluang perpaduan konsep pendidikan karakter menurut Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara, dengan basis nilai keagamaan dan kebudayaan bangsa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan historis. Penelitian ini menggunakan studi dokumen sebagai metode utama. Studi dokumen dilakukan terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder. Selain studi dokumen, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara sebagai metode pelengkap. Wawancara dilakukan terhadap beberapa praktisi pendidikan Muhammadiyah dan Tamansiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama: kondisi pendidikan pemerintah kolonial yang diskriminatif dan kondisi pendidikan Islam yang memprihatinkan, mendorong Kyai Haji Ahmad Dahlan untuk menyelenggarakan sekolah Muhammadiyah, yang memadukan pengetahuan umum dengan pengajaran agama. Hal ini bertujuan untuk memberi keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual siswa. Ki Hadjar Dewantara lebih menekankan pada pendidikan yang berbasis pada budaya lokal. Perguruan Tamansiswa yang didirikannya dengan azas utama Kemerdekaan Diri dan dengan Dasar Nasionalisme, bertujuan mewujudkan pendidikan yang mengembangkan kebudayaan nasional untuk melawan kebudayaan kolonial, dengan menanamkan jiwa merdeka. Kedua, pendidikan karakter Kyai Haji Ahmad Dahlan didasarkan pada ajaran Islam, yaitu iman, ilmu, dan amal. Pada prinsipnya, agama bukan sekedar sebagai pengetahuan saja, tetapi harus sampai pada amalan. Di sisi lain, menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan harus memperhatikan keseimbangan antara tumbuhnya budi pekerti, intelek, serta jasmani anak, demi sempurnanya tumbuh kembang anak. Pendidikan dilaksanakan dengan konsep ngerti, ngroso, nglakoni yang dipadukan dengan sistem among. Baik Kyai Haji Ahmad Dahlan maupun Ki Hadjar Dewantara sama-sama menolak sistem pendidikan pemerintah kolonial Belanda saat itu, yang diskriminatif dan sangat intelektualis. Ketiga, Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Ki Hadjar Dewantara sama-sama menganggap penting dilaksanakannya pendidikan yang bersifat menyeluruh, yang dilaksanakan dalam sistem pondok, dan dikelola dengan prinsip kekeluargaan. Melalui sistem pondok, dengan kebersamaan guru dan murid setiap harinya, secara tidak langsung anak tidak hanya belajar dari buku-buku pelajaran, tetapi juga melalui kehidupan yang mereka alami sehari-hari. Pendidikan karakter berbasis agama dalam pendidikan akhlak menurut Kyai Haji Ahmad Dahlan, dan pendidikan budi pekerti berbasis budaya dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara mempunyai konsep yang hampir sama. Kesederhanaan, kedisiplinan, jiwa bebas/merdeka, serta akhlak yang mulia yang ditunjukkan dengan perilaku sesuai tuntunan agama, menjadi tujuan utama dalam konsep pendidikan keduanya. Mengenai proses pembelajaran keduanya sangat mementingkan prinsip keteladanan, dialog sebagai usaha penyadaran, serta prinsip amalan dalam keseharian untuk membentuk kebiasaan berperilaku yang baik. Konsep pendidikan karakter kedua tokoh ini masih relevan diterapkan saat ini serta selaras pula dengan desain induk pendidikan karakter yang dikembangkan oleh pemerintah

    Penggunaan Handphone dan Hubungan Teman pada Perilaku Sosial Siswa SMP Muhammadiyah Luwuk Sulawesi Tengah

    Full text link
    This study aims to investigate social behavior students of SMP Muhammadiyah Luwuk Central Sulawesi, the effect of use mobile phones among students of SMP Muhammadiyah Luwuk, factors which are encourage students of SMP Muhammadiyah Luwuk to use mobile phones, and effect of peer relation on social behavior among students of SMP Muhammadiyah Luwuk Central Sulawesi. This research used naturalistic qualitative research method, which was description natural condition. Meanwhile the sampling technique was used is incidental sampling that is based on coincidence. The results of this study show that; (1) student of SMP Muhammadiyah Luwuk have behavior not agree with value and norm; (2) students of SMP Muhammadiyah Luwuk are free to do anything they want such as using mobile phones; (3) mobile phone is a part of the needs of young people, many of them to obtain information, make lots of friends and eliminate boredom; (4) the student of SMP Muhammadiyah Luwuk prefer friends who are able to maintain the confidence, able to maintain solidarity among friends, but it leads to negative things
    corecore