36 research outputs found

    Kandungan Logam Berat Cu Dalam Ikan Bandeng, Studi Kasus Di Tambak Wilayah Tapak Semarang

    Get PDF
    ABSTRACT The declining of river environmental quality due to pollution would impact on inland pond environment in the coastal areas. In order that milkfish culture in the coastal areas could produce healthy fish the water and the clean unpolluted inland ponds are required. The quality of the environment impacts and determines the quality of the cultured fish. The currect study aimed to determine the content of heavy metal Cu in the body of milkfish cultured in the inland ponds along Tapak area, Semarang. By knowing the content of Cu in the pond water, the feasibility of the inland ponds for the culture of milkfish may be determined. Result showed that the content of Cu in the milkfish body ranged from <0,01 to 3.28 mg/kg, whereas the content of Cu in the pond water was <0,01 mg/l (undetected). This means that Cu content in the body of milkfish and in the pond water in Tapak Area Semarang was still lower than the threshold value. Milkfish cultured in Tapak Area is considered consumable. Inland ponds in Tapak Area is feasible for milkfish culture. Keywords: Cu, heavy metal, milkfish inland pond, Tapak Are

    Improving Non-wheat Flour Quality As a Form of Local Food Conservation

    Get PDF
    The growth rate of Indonesian population increases the communityā€™s dependence on wheat ļ¬‚our which is wholly made from imported wheat. Local carbohydrate sources that can function strategically as food reserves are Indonesian traditional tubers and roots.Tubersandrootsalsocontainsomebioactivecompoundsthathavephysiological effects as antioxidants. The bioactive compounds found in these inferior local tubers are dioscorin, diosgenin, and phenol. These three types of bioactive compounds have been shown to have the ability to ward off free radicals. This study aims to developtuberproductsandincreaseaddedvaluethroughtheutilizationofappropriate technology and diversiļ¬cation of processed products. The study used sixteen types of traditional Indonesian tubers. The method used is to reduce the size of the tubers usingcrystallizationmethodandutilizetheblowersystemtocreatethewindfordrying system. The blowing facilitates the process of reducing the water content to improve the durability of the ļ¬‚our. The research applied the mixed method approach. The study was carried out in the laboratory. Data were analyzed using proximate analysis to determine moisture content, ash content, carbohydrate content, protein content and fat content. The results showed that the chemical content of Suweg ļ¬‚our with pregelatinization method at 70 āˆ˜C for 60 min had the highest water, ash, and ļ¬ber content at 5.79%, 2.49%, and 43.73%, respectively; while the highest carbohydrate content obtained by heating for 10 minutes at 25.80%. In conclusion, traditional tuber ļ¬‚ours are sufļ¬cient for the use of raw materials for the food industry. &nbsp; &nbsp; Keywords: traditional Indonesian tubers, non-wheat flours, local foo

    PERANAN MANGROVE SEBAGAI BIOFILTER PENCEMARAN AIR WILAYAH TAMBAK BANDENG TAPAK, SEMARANG (Role of Mangrove as Water Pollution Biofilter in Milkfish Pond, Tapak, Semarang)

    Get PDF
    ABSTRAKMangrove yang tumbuh di ujung sungai besar berperan sebagai penampung terakhir bagi limbah dari industri di perkotaan dan perkampungan hulu yang terbawa aliran sungai. Area hutan mangrove mempunyai kemampuan mengakumulasi logam berat yang terdapat dalam ekosistem tempat tumbuhnya. Tujuan yang hendak dicapai dariĀ  penelitian ini adalah mengkaji peranan mangrove sebagai biofilter pencemaran air danĀ  mengetahui jenis mangrove yang terbaik berperan sebagai biofilter pencemaran air di di lingkungan tambak bandeng Tapak Kota Semarang. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Berdasarkan hasil penelitian tentang akumulasi logam berat Cu antara air dan sedimen tambak, diperoleh hasil telah terjadi akumulasi Cu dengan Faktor Konsentrasi antara 43-400.Ā  Pada stasiun 3 dan 4 terdapat akumulasi Cu dengan nilai Faktor Konsentrasi 3 dan 0,3. Hal ini menunjukkan akumulasi Cu dari sedimen ke akar mangrove relatif masih kecil. Perbedaan akumulasi dari tiap stasiun penelitian yang diamati menunjukkan adanya perbedaan jenis mangrove yang tumbuh pada masing-masing stasiun penelitian. Mangrove yang berada di lingkungan tambak bandeng wilayah Tapak Kota Semarang disimpulkan dapat berperan sebagai biofilter pencemaran air yang ada di perairan tersebut. Mangrove dari jenis Avicennia marina mempunyai peranan yang lebih baik dari jenis Rhizophora sp sebagai biofilter pencemaran air di lingkungan tambak bandeng Tapak Kota Semarang.Ā ABSTRACTMangroves,Ā  that is growing at the end of a great river, has a role as the last place for the waste water from urban and domestic industry at the upstream that were carried by the flow of river. Mangrove areaĀ  hasĀ  ability to accumulate a heavy metalsĀ  which is contained in it. TheĀ  goalsĀ  from this research is to assess role of mangrove as biofilter of water pollution and to find out the best species of mangrove as biofilter of water pollution in milkifish pond in Tapak, Semarang. This research used exploratory descriptiveĀ  design. The result showed that the accumulation ofĀ  Cu in the location has concentration factor of 43-400.Ā  Whereas at station 3 and 4 there is accumulation of Cu with concentration factor value 3 and 0.3. It wasĀ  showed that accumulation ofĀ  CuĀ  from sediment to mangrove roots relatively small. The big difference in the accumulation from each station is due to differences of mangrove species that is growing at each research station. The conclution of this researchĀ  is; mangrove are located in milkfish pond can be role as biofilter of existing water pollution in these teritory. The mangrove species of Avicennia marina having a better role as biofilter of water pollution in milkfish pond in Tapak Semarang than Rhizophora sp

    PEMANFAATAN INDIGO SEBAGAI PEWARNA ALAMI RAMAH LINGKUNGAN BAGI PENGRAJIN BATIK ZIE

    Get PDF
    Utilization of Indigo as Eco-Friendly Natural Dyes for Zie Batik CraftsmenAbstract. Batik is a cultural identity of Indonesian society which currently developing dynamically. The use of natural dyes by utilizing plants is being developed by several batik artisans. This service activity aims to facilitate partners to be able to utilize indigo as natural dyes of environmentally friendly batik and be able to compete in the international market. The activities are conducted with Batik Zie as partners in Kampung Malon, Gunungpati District, Semarang, by facilitating partners to negotiate and collaborate with suppliers of natural dye raw materials, conduct training and mentoring indigo pasta making. Besides that, it also promotes products through exhibitions and documentation of activities. While the use of Indigofera Tinctoria L extract, Crusia Strobilantes could produce light blue, turquoise blue and dark blue. The collaboration with UKM ISUGA makes the availability of indigo pasta as a natural dye became well maintained. While indigo has a role in staining light blue to dark blue natural dyes. Utilization of natural dyes is eco-friendly and does not harm/pollute the environment. Partner participation in 3 exhibitions, makes the batik products could compete in the international market.Keywords: Natural dye, batik, indigo, eco-friendlyAbstrak. Batik merupakan identitas budaya masyarakat Indonesia saat ini berkembang secara dinamis. Penggunaan pewarna alami dengan memanfaatkan tanaman sedang dikembangkan oleh beberapa pengrajin batik. Kegiatan ini bertujuan untukĀ  memfasilitasi mitra agar mampu memanfaatkan indigo sebagai pewarna alami batik ramah lingkungan dan mampu bersaing di pasar internasional. Kegiatan dilakukan dengan Mitra Batik Zie yang berada di Kampung Malon, Kecamatan Gunungpati, Semarang, dengan memfasilitasi mitra untuk negosiasi dan kerjasama dengan suplier penyedia bahan baku pewarna alami, melakukan pelatihan dan pendampingan pembuatan pasta indigo. Di samping itu juga mempromosikan produk melalui pameran serta melakukan dokumentasi kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penggunaan ekstraksi indigo (Indigofera tinctoria L, strobilantes crusia) dapat menghasilkan warna biru muda, biru kehijauan serta biru tua. Adanya kerjasama dengan UKM ISUGA, menjadikan ketersediaan pasta indigo sebagai pewarna alami selalu terjaga. Sedangkan indigo mempunyai peran dalam pewarnaan biru muda hingga biru tua. Penggunaan pewarna alami tersebut bersifat ramah lingkungan dan tidak mencemari lingkungan. Keikutsertaan mitra dalam 3Ā  pameran, menjadikan produk batik mitra turut bersaing di pasar internasional.Kata kunci. Pewarna alami, batik, indigo, ramah lingkunga

    PENERAPAN TEKNOLOGI PEMILAH SAMPAH HELIX BERSUSUN UNTUK OPTIMASI DAUR ULANG DAN KOMERSIALISASI PRODUK ECOPRINT BERBASIS PEWARNA ALAMI

    Get PDF
    Abstrak: Desa Kemutug Lor, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah berlokasi diarea penyangga wisata ikonik baturaden, dengan banyaknya aktifitas wisata dan pengunjung dan industry wisata harus menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan produktifitas Masyarakat. Upaya mengelola sampah dilakukan dengan memilah dengan mendirikan TPST, tetapi memiliki keterbatasan teknologi terutama proses pemilahan yang masih manual. Aktifitas ekonomi sesuai potensi wisata berupa produk unggulan yang dikembangkan berupa produk ecoprint masih terkendala model dan teknologi konvensional. Tujuan penerapan teknologi adalah untuk meningkatkan volume daur ulang sampah dan meningkatkan produktifitas produk ecoprint. Mitra kegiatan adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Cemerlang, pengelola sampah wisata dan usaha rumahan di bawah pengelolaan BUMDES Wanatirta Mukti yang mengembangkan produk ecoprint. Upaya peningkatan keberdayaan kelompok terhambat permasalahan utama yaitu pengetahuan SDM, kebutuhan teknologi tepat guna dan pemasaran produk. Metode yang diaplikasikan adalah penerapan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra pengelola sampah berupa optimasi pemilahan dan daur ulang, sedangkan pada usaha ecoprint diterapkan penguatan corak tulang daun, model busana dan teknologi table - steamer kain. Hasil penguatan kelompok pengelola sampah dengan mesin pemilah 4 ton/jam mampu mendaur ulang sampah sebesar 95%, dari sebelumnya hanya 35%. Produksi ecoprint mampu meningkatkan kapasitas produksinya 60%, dan variasi produknya meningkat 55%. Pemasaran dengan website mampu mempromosikan produk dan layanan penjualan secara online.Abstract: Kemutug Lor Village, Banyumas Regency, Central Java Province is located in the iconic Baturaden tourist buffer area, with many tourist activities and visitors and the tourism industry must maintain environmental cleanliness and increase community productivity. Efforts to manage waste are carried out by sorting it by establishing a TPST, but this has technological limitations, especially the sorting process which is still manual. Economic activities in accordance with tourism potential in the form of superior products developed in the form of ecoprint products are still constrained by conventional models and technology. The aim of applying technology is to increase the volume of waste recycling and increase the productivity of ecoprint products. The activity partners are the Cemerlang Community Waste Manajemen, tourism waste management and home businesses under the management of Village Enterprise Wanatirta Mukti which develops ecoprint products. Efforts to increase group empowerment are hampered by the main problems, namely knowledge of human resources, the need for appropriate technology and product marketing. The method applied is the application of technology adapted to the needs of waste management partners in the form of optimizing sorting and recycling, while in the ecoprint business, strengthening leaf bone patterns, clothing models and table - fabric steamer technology are applied. The results of strengthening the waste management group with a 4 ton/hour sorting machine were able to recycle 95% of waste, from previously only 35%. Ecoprint production was able to increase production capacity by 60%, and product variety increased by 55%. Marketing with a website is able to promote products and sales services online

    Improvement of Nutritional Quality of Tuber Flour as Local Food Resource

    Get PDF
    Tuber plants are sources of carbohydrates which could be used as strategic national food reserves. Beside high carbohydrates, tubers also contain a number of bioactive compounds which have physiological effects as antioxidants. This research aimed to develop tuber flour products and increase additional value through the use of appropriate technology and diversification of processed products. Research samples were 16 tuber species. The method was crystallisation by utilization of blower system to accelerate the process of water content reduction. The data were analyzed using proximat analysis. Water content was 5.61-15%, ash content was 0.4-5.31%, carbohydrate content was 82-88%, protein content was 0.67-6.32%, and fat content was 1-7%. The result showed that chemical content of Suweg flour with pragelatinization method at 70ĀŗC for 60 minutes had the highest water, ash, and fiber content which were 5.79%, 2.49%, and 43.73%, respectively. Meanwhile, the highest carbohydrate content obtained by heating for 10 minutes was 25.80%. Tubers flour is worthy to be used as raw materials for food industry

    PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING BERPENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

    Get PDF
    Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampun berpikir kreatif siswa melalui penerapan problem based learning (PBL) berpendekatan saintifik pada materi perubahan lingkungan. Penelitian dilakukan di SMA N 2 Magelang. Jenis penelitian pre experimental design dengan desain penelitian one-group pretest-posttest design. Populasi penelitian adalah kelas X SMA N 2 Magelang semester 2 tahun ajaranĀ 2017/2018, sample penelitian kelas X IPA 2 dan 4 yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas berupa model PBL dan variabel terikat berupa kemampuan berpikir kreatif siswa. Data dianalisis dengan uji paired sample t test dan uji n-gain. Hasil uji paired sample t test menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah penerapan PBL. Berdasarkan uji n-gain diketahui bahwa 76% siswa peningkatan kemampuan berpikir kreatifnya termasuk pada kategori sedang, dan 24% siswa berada pada kategori rendah. Hasil observasi menunjukkan bahwa jumlah siswa kreatif dan sangat kreatif dari pertemuan 1 sampai 3 semakin meningkat dan 98% siswa menunjukkan sikap kreatif dan sangat kreatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PBL berpendekatan saintifik mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi perubahan lingkungan.Ā  Ā Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, problem based learning, pendekatan saintifi

    Analisis Kualitas Fisiko Kimia dan Kadar Logam Berat pada Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus L.) di Perairan Kaligarang Semarang

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas fisiko kimia air sungai Kaligarang dan kandungan logam berat pada ikan mas dan ikan nila yang hidup di sungai tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen lapangan, menggunakan Karamba Jaring Apung.Ā  Parameter fisiko-kimia yang diukur adalah suhu, pH, DO,Ā  alkalinitas, kesadahan, kecerahan dan kecepatan arus serta kandungan logam berat di air sungai, menggunakan metodeĀ  Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS).Ā  Kadar logam berat Cd, Pb dan Hg juga dianalisis pada ikan mas dan ikan nila Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu, pH, DO, alkalinitas, kesadahan, kecerahan dan kecepatan arus masih berada dalamĀ  kisaran yang layak bagi kehidupan ikan. Kadar Cd, Pb dan Hg di perairan masing-masing adalah sebesar 0,006 mg/L, 0,01 mg/L dan 0,0006 mg/L.Ā  Kadar Cd, Pb dan Hg pada hati ikan nila berturut-turut 0,000407 mg/kg, 0,000812 mg/kg dan 0,000575 mg/kg, sedangkan pada ikan mas 0,000307 mg/kg, 0,000269 mg/kg dan 0,000349 mg/kg. Kesimpulan; air sungai KaligarangĀ  terkontaminasi logam berat Cd, Pb dan HgĀ  dan ikanĀ  yang hidup diĀ  sungai tersebut telahĀ  mengakumulasikan ketiga logam beratĀ  tadi.Ā Ā The aim of this study is to determine the quality of water in Kaligarang based on the physicochemical characteristics and heavy metal content in carp and tilapia fish live in the river. This study is a field experiment, by using Karamba floating net; the fish were caught and maintained. The physicochemical parameters of the water measured were temperature, pH, oxygen, alkalinity, hardness and brightness, speed of the flow and content of heavy metals. The heavy metal content was measured using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Levels of heavy metals (Cd, Pb and Hg) were also analyzed in carp and tilapia. The results showed that temperature, pH, oxygen, alkalinity, hardness, brightness and speed of the flow were still within the appropriate range for the life of the fish. Levels of Cd, Pb and Hg in water were amounted to 0.006 mg/L, 0.01 mg/L and 0.0006 mg/L, respectively. Surprisingly, the levels of Cd, Pb and Hg in liver of tilapia were 0.000407 mg/kg, 0.000812 mg/kg and 0.000575 mg/kg, respectively, whereas in carp were 0.000307 mg/kg, 0.000269 mg/kg and 0.000349 mg/kg, respectively. It can be concluded that, Kaligarang River was contaminated with heavy metals Cd, Pb and Hg. This contamination leads to the accumulation of heavy metals in fish that live in the river.Ā </table

    ELIMINASI LOGAM Cu OLEH SERASAH Avicennia marina DI LINGKUNGAN TAMBAK BANDENG WILAYAH TAPAK TUGUREJO, SEMARANG (Cu Metal Elimination by Avicennia marina Litter Leaf in the Environment of Milkfish Fishpond in Tapak Village, Tugurejo Semarang)

    Get PDF
    ABSTRAKSerasah mempunyai peran penting dalam transfer logam dari tanaman ke dalam media lingkungan hidupnya. Tujuan penelitian mengkaji tingkat eliminasi logam Cu melalui proses defoliasi serasah daun Avicennia marina di tambak bandeng. Bahan penelitian terdiri dari air dan sedimen tambak serta serasah daun mangrove dari jenis A. marina. Destruksi logam Cu pada air, sedimen dan serasah menggunakan Tefflon bomb extraction, dilanjutkan dengan pengukuran logam Cu menggunakan AAS. Penelitian dilakukan selama 90 hari pada tambak bandeng wilayah Tapak Semarang, di dalamnya terdapat tumbuhan mangrove A. marina. Kadar logam Cu pada air tambak penelitian antara 0,02Ā±0,007 - 0,05Ā±0,008 mg/L. Konsentrasi logam Cu pada sedimen tambak penelitian berkisar antara 15,20Ā±1,77 - 25,03 Ā±4,77 mg/kg, Faktor Konsentrasi (FK) air dan sedimen tambak penelitian antara 500.52 - 897,70. Serasah daun A. marina mengandung logam Cu 2,346Ā±0,536 ā€“ 5,285Ā±2,091 mg/kg. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kemampuan serasah A. marina dalam mengembalikan logam Cu ke lingkungan hidupnya. Perbandingan antara serasah dengan air dan sedimen menunjukkan bahwa kemampuan serasah dalam mengembalikan Cu ke perairan (46,92 - 228,72) lebih besar dari pada ke sedimen lingkungan hidupnya (0,094 - 0,318).ABSTRACTAvicennia marina litter plays an important role in the heavy metal transfer from the plant into its environment. It occurs due to its ability in eliminating the metal from its tissue, as its adaptation to metal ā€“ polluted environment. The purpose of this research was to examine the elimination level of Cu through a defoliation process of A. marina into milkfish pond. The objects of the research were water, sediment and A. marina litter. The destruction of Cu in water, sediment and litter was accomplished using Tefflon bomb extraction, followed by measurement of Cu using AAS. The study was conducted in milkfish pond in Tapak region at Semarang city for 90 days, in which the A. marina plants grow. The value of copper content in the water pond was between 0.02 Ā± 0.007 to 0.05 Ā± 0.008 mg / L. The concentration of Cu in the sediment ranged from 15.20 Ā± 1.77 to 25.03 Ā± 4.77 mg / kg, the concentration factor (CF) of water and waste sediment with water and sediment ranged from 500.52 - 897, 70. The content of Cu in A. marina litter was 2.346 Ā± 0.536 to 5.285 Ā± 2.091 mg / kg. The result of the research showed the ability of A. marina litter to reconstruct copper to its environment. The comparison between the ability of A. marina litter to reinstate Cu to water (46.92 to 228.72) is greater than that of the sediment to its environment (.094-.318)

    DINAMIKA LOGAM Cu DALAM TAMBAK BANDENG: INTERAKSI ANTARA MEDIA LINGKUNGAN, Avicennia marina DAN IKAN BANDENG (Chanos chanos)

    Get PDF
    Avicennia marina merupakan tumbuhan pionir yang terdapat banyak di wilayah pesisir Kota Semarang. A.marina mempunyai kemampuan yang baik dalam mengakumulasi logam Cu dari media lingkungan hidupnya. Adanya dinamika Cu dari proses absorpsi dan akumulasi pada media (air dan sedimen), tumbuhan A. marina (akar, daun dan serasah)dan ikan bandeng dalam ekosistem tambak di wilayah pesisir perlu dipelajari. Tujuan dari penelitian adalah (1)Untuk mengetahui konsentrasi logam Cu dalam air dan sedimen pada tambak bandeng di Dukuh Tapak; (2)Untuk mengetahui translokasi logam Cu dalam tumbuhan A. marina (akar, daun dan serasah); (3)Untuk mengetahui tingkat eliminasi logam Cu melalui proses defoliasi serasah daun tumbuhan A. marina; (4)Untuk mengetahui pola akumulasi logam Cu ikan bandeng selama periode pertumbuhan di tambak; dan (5)Untuk merencanakan strategi pengelolaan lingkungan tambak bandeng yang baik di Dukuh Tapak terkait dengan keberadaan mangrove dan pencemaran logam. Adapun orisinalitas dari penelitian adalah mengkaitkan kemampuan tumbuhan A. marina dalam mengakumulasi logam Cu dari media lingkungan hidupnya, serta hubungannya dengan dinamika logam di perairan dan ikan bandeng. Penelitian dilakukan selama 7 bulan untuk mengetahui konsetrasi logam Cu pada air, sedimen, A. marina (akar, daun dan serasah) dan ikan bandeng. Analisi logam Cu pada sampel penelitian dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan 8 kali ulangan, pada tambak tanpa A. marina (Tambak 1) dan tambak dengan A. marina (Tambak 2). Analisis logam Cu dalam air, sedimen, A. marina dan ikan bandeng menggunakan AAS. Teknik analisis data dengan megunakan uji regresi linear dan non linear. Konsentrasi logam Cu dalam ikan bandeng dievaluasi berdasarkan model toksikokinetika kompartemen tunggal.Selanjutnya data akumulasi logam Cu pada air, sedimen, A. marina dan ikan bandeng dihitung FK, BCF dan TF. Air, sedimen, A. marina (akar, daun dan serasa)dan ikan bandeng di tambak Dukuh Tapak mengandung logam Cu dengan konsentrasi yang bervariasi, dengan pola kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu. Konsentrasi logam Cu di air melebihi baku mutu air laut yang ditentukan pemerintah. Terdapat akumulasi logam Cu pada sedimen tambak.Akar A. marina mampu mengakumulasi logam Cu dari sedimen tambak, yang selanjutnya ditranslokasikan ke daun. Melalui proses defoliasi, serasah mengeliminasi logam Cu dari A. marina ke lingkungan hidupnya. Terdapat akumulasi logam Cu pada ikan bandeng selama pertumbuhan 12 minggu penelitian. Akumulasi logam Cu pada ikan bandeng Tambak 1 > Tambak 2. Kesimpulan dari penelitian adalah: (1) Sedimen tambak bandeng mempunyai konsentrasi logam Cu yang lebih tinggi dari konsentrasi logam Cu pada perairan tambak. (2) Tumbuhan A. marina mempunyai kemampuan dalam mentranslokasi logam Cu dalam jaringan tubuhnya, secara berurutan konsentrasi logam Cu dalam akar < daun < serasah. (3) Serasah daun mempunyai kemampuan dalam mengeliminasi logam dari tumbuhan melalui defoliasi serasah. (4) Pola akumulasi logam pada ikan bandeng menunjukkan kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu. (5) Diperlukan strategi pengelolaan lingkungan tambak bandeng yang baik dengan penanaman A. marina dalam tambak (wanamina), untuk mengurangi tingkat pencemaran logam dan terjadinya akumulasi pada ikan yang dipelihara.Untuk mencegah kembalinya logam dari A. marina ke lingkungan tambak, sebaiknya serasah daun ditangkap dengan menggunakan jaring penampung. Disamping itu dapat juga dilakukan penanaman A. marina yang terpisah dengan kolam pemeliharaan ikan, sehingga fungsi A. marina sebagai fitoremediasi logam dapat berfungsi dengan baik. Kata kunci: Avicennia marina, ikan bandeng, logam Cu, serasah, defoliasi, toksikokinetik, wanamina Dukuh Tapak Avicennia marina is the pioneer plant of coastal regions, such as at Dukuh Tapak, Semarang city, Indonesia. This is evoked by A. marina capability in percolating heavy metals which exist around its rhizosphere. The dynamics of Cu via absorption and accumulation processes over milkfish pond ecosystem of Semarang coast which consists of media (water and sediment), A. marina plants (roots, leaves and litter), and fish was a matter that should be studied. Furthermore, the detail purposes of the study were (1)analysing the Cu metal content in the water and sediments of milkfish ponds at Dukuh Tapak; (2) analysing the Cu metal translocation within A. marina plants (roots, leaves and litter); (3) analysing elimination level of A. marina Cu metal bydefoliation mechanism by using the plants' litter as the measurement substances; (4) analysing accumulation pattern of the ponds milkfish Cu metal during the fishes growth period; and (5) planning a good implementable milkfish pond environment management strategy in relation to the mangrove sustainability and heavy metal adjusment. The capabililty of A. marina regarding Cu metal accumulation as a constituent of heavy metal dinamics against the pond and milkfish has become the research novelty. The study was conducted in 7 mounts observation at ponds of Dukuh Tapak by measuring metal Cu contents in water, sediments, A. marina (roots, leaves and litter) and milkfish. The detections were taken every 2 weeks in 8 repetitions by comparing ponds without (1st pond) and with (2nd pond)A. marina. Cu metal analysis was done by AAS and data analysis were done by linear and non linear regresion. The Cu metal contents were used to measure FK, BCF and TF. Additional evaluation by one compartment toxicokinetic was applied toward milkfish Cu metal content. The data showed gradual increase of Cu metal contents among water, sediment, A. marina (roots, leaves, and litter) and milkfish at Dukuh Tapak ponds. Cu metal content of the water passed the sea water standar grade settled by the government, while the sediment seemed to have a saturated Cu metal. Cu was eliminated by A. marina of defoliation litter to envorinment. The metal Cu was also accumulated within the milkfishes of both ponds during 12 weeks of experiment. The 1st pond fishes metal was higher than the 2. The conclusion of this study are (1) the pond sediment had more Cu metal content than the water, (2)A. marina had an ability in Cu metal translocation which encompasses through organs with the metal level decreases from litter, leaves and roots, (3) litter had an ability in Cu metal elimination through defoliation, (4) Cu metal content had an increasing tendency from time to time, (5) an environment management strategy should be implemented to decrease metal pollution and prevent its accumulation within the cultivated milkfish by cultivating A. marina in the pond area (Silvofishery). Leaf litter was captured by using container nets to prevent the return of metal from A. marina to the pond areas. The planting of A marina which is separated from fish-breeding pond was do well. Therefore, A. marina can function as well as metal fitoremidiasi. Keywords: Avicennia marina, milkfish, Cu metal, litter, defoliation, toxicokinetic, Dukuh Tapak, Silvofisher
    corecore